• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.4 Penilaian Otentik dalam kurikulum 2013

Penilaian menurut Burhan (2011:22) adalah serangkaian proses yang sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh pencapaian peserta didik terhadap tujuan pendidikan. Penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan kinerja peserta didik yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan. Penilaian merupakan aspek penting dalam pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi diri secara maksimal (Mulyasa, 2013:136-137). Inti dari kegiatan penilaian menurut Supratiknya (2012:2) adalah untuk menentukan nilai dari peserta didik dengan cara membandingkannya dengan kriteria tertentu.

Menurut Burhan (2011:22) penilaian otentik menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan secara nyata dan bermakna melalui berbagai macam keterampilan. Penilaian ini sebenarnya telah diberlakukan saat pelaksnaan KTSP dengan pembelajaran kontekstual yang menunjuk penggunaan

penilaian otentik. Penilaian tersebut mengacu pada Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Proses Penilaian Pendidikaan. Permendikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

Kemendikbud melalui panduan teknis penilaian Kurikulum 2013 mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi yang dilakukan oleh guru mengenai perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan seberapa jauh kompetensi yang dicapai peserta didik. Penilaian otentik menuntut pembelajar dalam hal mendemonstrasikan pengetahuan melalui berbagai keterampilan dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Peserta didik diminta melakukan sesuatu dalam hal penerapan pengetahuan yang telah dikuasai secara teoritis. Hal yang sangat penting dalam penilaian otentik adalah penilaian proses dan sekaligus penilaian hasil/produk. Dalam hal ini tampilan peserta didik dalam suatu pembelajaran akan terlihat dan dapat dinilai secara objektif, apa adanya, dan tidak hanya berdasarkan hasil akhir saja.

2. Prinsip dan Ciri-ciri Penilaian Otentik

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penilaian otentik adalah sebagai berikut (Mendikbud, 2013): (a) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses

pembelajaran. penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah. (b) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. (c) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).

Penilaian otentik memiliki ciri-ciri seperti yang diungkapkan Kunandar (2014:38) antara lain: (1) mengukur semua aspek pembelajaran mulai dari kinerja dan hasil/produk, (2) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung, (3) menggunakan berbagai cara atau teknik penilaian dan sumber, (4) tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian, informasi-informasi lain bisa dijadikan bahan dalam melakukan penilaian, (5) tugas dan kegiatan harus mencerminkan kehidupan nyata peserta didik, (6) penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas).

3. Jenis-jenis Penilaian Otentik

Penilaian otentik digunakan untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi peserta didik secara keseluruhan. Menurut Rusman (2013:277) jenis penilaian yang digunakan dalam pembelajaran tematik dilihat dari segi alatnya adalah tes (test) dan bukan tes (non test). Penilaian dengan menggunakan teknik tes disebut penilaian konvensional. Sistem penilaian dengan teknik tersebut kurang mampu menggambarkan kemajuan belajar siswa secara menyeluruh. Teknik penilaian tes biasanya digambarkan dengan bentuk angka-angka dan huruf-huruf yang gambarannya sangat abstrak. Untuk melengkapi gambaran kemajuan belajar siswa

secara meyeluruh perlu diguankan teknik penilaian lainnya yaitu teknik penilaian bukan tes (non test).

Tes tertulis, yaitu suatu tes yang menuntut jawaban tertulis dari siswa. Menurut Kunandar (2014:40) teknik penilaian ini biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal kognitif atau pengetahuan. Soal-soal tertulis disusun dalam bentuk tes objektif dan tes uraian (essay). Tes objektif terdiri atas tes benar-salah (true-false), tes pilihan berganda (multiple choise), tes menjodohkan (matching test), dan tes isian singkat (short answer). Tes uraian terdiri atas tes uraian terdiri atas tes uraian terbatas/tertutup/terstruktur dan tes uraian yang bebas/terbuka (Rusman, 2013:278).

Uraian di atas merupakan jenis penilaian dengan teknik penilaian berupa tes. Teknik tersebut sudah biasa diguankan dalam pembelajaran konvensional dan tidak dapat menggambarkan kemajuan peserta didik secara keseluruhan. Jenis penilaian dengan teknik non-tes sangat tepat digunakan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik. Menurut Kemendikbud (2013) berbagai penilaian dengan teknik non-tes meliputi: observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal/catatan guru, kinerja atau performance, projek, portofolio.

Observasi, merupakan teknik penilaian yang diguanakan secara berkesinambugan dengan menggunakan indera. Menurut Rusman (2013:279) observasi adalah kegiatan melakukan pengamatan secara teliti dan mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi pada diri siswa dalam proses pembelajaran. observasi harus dilakukan dalam situasi yang alami agar dapat memperoleh data yang sebenarnya.

Penilaian diri, merupakan suatu teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Penilaian ini membantu guru untuk dapat mengetahui kompetensi-kompetensi apa saja yang peserta didik kuasai atau belum mereka kuasai. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

Penilaian antarteman, teknik penilaian ini digunakan dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Penilaian antarteman diguanakan untuk mencocokan persepsi diri siswa dengan persepsi temannya serta kenyataan yang ada. Guru dapat melakukan bimbingan dan motivasi lebih lanjut dengan teknik penilaian ini. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarteman.

Jurnal/catatan guru, merupakan suatu catatan harian yang menggambarkan kegiatan siswa setiap hari (Rusman:2013:279). Penilaian ini diguanakn untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Kemendikbud (2013) menambahkan bahwa jurnal merupakan catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. Penilaian ini dapat digunakan guru untuk memberi pertimbangan, motivasi, dan penguatan kepada peserta didik.

Kinerja atau performance, penilaian ini digunakan dengan cara meminta siswa melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya. Penilaian kinerja digunakan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Penilaian kinerja bisa juga disebut dengan penilaian praktik yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan aktivitas sesuai tuntutan kompetensi. Misalnya tugas

berlari berpasangan, memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya.

Projek, teknik penilaian ini merupakan kegiatan menilai terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan mengkomunikasikan informasi. Penilaian ini dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (Kemendikbud: 2013).

Portofolio, merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama satu semester atau satu tahun. Informasi yang didapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Karya-karya peserta didik dapat berupa karangan, puisi, surat, komposisi, music, dan sebagainya.

2.1.1.5Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal

Dokumen terkait