• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

D. Pelaksanaan Kurikulum 2013

3. Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Linn dan Gronlund (dalam Hamzah B. Uno 2013: 1) assessment (penilaian) adalah suatu istilah yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa dan format penilaian kemajuan belajar. Menurut Sudrajad (dalam Aunurrahman 2010: 207), penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana ketercapaian kompetensi peserta didik.

Kunandar (2013:35-36) menjelaskan bahwa Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tututan kompetensi yang ada pada

47

Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian bertujuan menjamin agar penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya dan pelaporan hasil penilaian pendidikan peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Penilaian pendidikan sebagai sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Penilaian hasil belajar sebagaimana yang dimaksud dalam Permendikbud Nomor 104 tahun 2014 adalah proses pengumpulan informasi tentang capaian pembelajaran peserta didik yang mencakup kompetensi sikap spiritual dan sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan sesudah poses pembelajaran.

Pada Kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assessment) dan penilaian

non-48

autentik. Abdul Majid (2014:57) menjelaskan bahwa penilaian autentik adalah pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa yang perlu diketahui oleh guru untuk memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Penilaian autentik lebih sering dinyatakan penilaian berbasis kinerja. Selain itu Mueller dalam Abdul Majid (2004: 58) memperkenalkan istilah lain sebagai padanan penilaian autentik, yaitu penilaian langsung (direct assessment). Sebenarnya dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sudah diberi ruang terhadap penilaian autentik tetapi belum berjalan secara optimal. Melalui kurikulum 2013 diharapkan guru dapat melakukan penilaian hasil belajar menggunakan penilaian autentik dengan benar-benar melaksanakan penilaian autentik secara optimal.

Penilaian autentik merupakan pendekatan utama dalam penilaian hasil belajar oleh peserta didik. Menurut Hargreaves dkk dalam Abdul Majid (2014: 63), penilaian autentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat menggunakan berbagai cara dan bentuk, antara lain melalui penilaian proyek atau siswa, portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi.

Sejalan dengan pendapat diatas, dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendiidkan, bentuk penilaian autentik mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, projek, produk,

49

jurnal, kerja laboratorium, dan unjuk kerja, serta penilaian diri. Penilaian diri adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian non-autentik juga dilakukan oleh pendidik, yang mencakup tes, ulangan, dan ujian. Selain itu pendidik juga dapat melakukan penilaian antar teman sebaya untuk memeperkuat penilaian autentik dan non autentik.

Penilaian autentik yang baik menurut Muhammad Yaumi (2013: 186-188) adalah sebagai berikut:

a. Penilaian berorientasi pada proses dan hasil.

b. Penilaian merefleksi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

c. Tugas yang diberikan merujuk pada suatu pekerjaan yang menggabungkan antara konten dengan pengalaman riil di lapangan. d. Penilaian secara actual dan kontekstual, artinya penilaian mengacu

pada tes acuan patokan yang diangkat dari proses belajar actual dan kontekstual.

e. Kriteria atau standar penelitian mencakup kualitsa atau criteria ketuntasan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik setelah selesai mengikuti pembelajaran.

Tujuan dari penilaian hasil belajar sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

50

b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semester, satu tahunan, and masa studi satuan pendidikan.

c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi peserta didik yang diidentifikasi lambat atau cepat dalam belajar dan capaian hasil belajar.

d. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

Teknik dan Instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan sebagai berikut.

a. Penilaian Kompetensi Sikap

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan dalam penilaian antara lain daftar jurnal atau skala penilaian (rating scale) disertai dengan rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus.

1) Observasi

Pengamatan terhadap sikap dan perilaku peserta didik yang terkait dengan proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas, seperti: ketekunan, percaya diri, disiplin, peduli lingkungan.

51 2) Penilaian diri

Penilaian untuk memberikan penguatan terkait kemajuan belajar peserta didik. Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif, terdapat kriteria yang jelas dan obyektif.

3) Penilaian teman sebaya (peer assessment)

Penilaian ini dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi menggunakan lembar pengamatan antar peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya.

4) Penilaian jurnal (anecdotal record)

Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di sekolah terkait dengan sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar pembelajaran. b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

1) Tes Tertulis

Bentuk soal tes tertulis yaitu: a) memilih jawaban, dapat berupa:

(1) pilihan ganda

(2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) (3) menjodohkan

(4) sebab-akibat

52 (a) isian atau melengkapi

(b) jawaban singkat atau pendek (c) uraian

Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti pada soal uraian sehingga siswa dapat mengemukakan gagasannya menggunakan kata-kata sendiri.

2) Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab, dan Percakapan Observasi terhadap diskusi, Tanya jawab, dan percakapan merupakan cerminan dari penilaian autentik.

3) Penugasan

Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

1) Unjuk kerja/kinerja/praktik, penilaian ini dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. 2) Projek, penilaian ini dilakukan dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, sampai pelaporan.

3) Produk, penilaian ini meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk.

53

4) Portofolio, penilaian ini dilakukan dengan menilai karya-karya peserta didik secara individu pada akhir satu periode untuk suatu mata pelajaran.

5) Tertulis, penilaian ini digunakan untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis laporan.

Dokumen terkait