• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Tinjauan tentang Kinerja Guru

juga harus memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dan diharapkan kebijakan sekolah mendukung pelaksanaan kurikulum 2013.

B. Tinjauan Tentang Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance yang didefinisikan sebagai hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu untuk melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target, atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai, 2005 : 14). Pendapat tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mulyasa (2004 : 136) yang mendefinisikan kinerja merupakan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja. Dari beberapa pendapat tentang kinerja, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi berdasarkan standarisasi yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.

Menurut Supardi (2013:54) kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, Kinerja guru dapat diartikan suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan

19

tugasnya di sekolah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran.

Pencapaian hasil kerja adalah sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja sesuai dengan standar kerja atau melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik. Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan perbandingan terhadap apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan, atau kualitas kinerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efisien.

Berkenaan dengan standar kinerja guru, Supardi (2013: 54) menjelaskan bahwa kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru selama pembelajaran. Kinerja guru tidak hanya ditunjukkan dari hasil kerja, tetapi juga ditunjukkan oleh perilaku dalam bekerja. Basyirudin dan Usman dalam Supardi (2013:54) memaparkan, seorang guru yang memiliki kinerja baik dan profesional dalam implementasi kurikulum memiliki

ciri-ciri: “mendesain program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil hasil belajar peserta didik.”

Berdasarkan definisi dan pemaparan tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja guru merupakan prestasi yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugasnya selama periode tertentu yang diukur berdasarkan

20

kriteria.Dalam penelitian ini kinerja guru diukur berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar sesuai dengan standar kompetensi yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.

2. Kompetensi Guru

Untuk melihat bagaimana kinerja dari seseorang guru harus mengacu pada aktivitas guru tersebut selama melaksanakan tugas pokok atau kewajibannya. Kinerja dari seorang guru ini seperti merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran yang dilandasi oleh sikap profesional yang dimiliki oleh guru. Guru sebagai tenaga profesional dalam bidang pendidikan, harus dapat memiliki dan memahami kompetensi-kompetensi dalam melaksanakan kewajibannya sebagai guru, yaitu dalam pembelajaran maupun hidup atau bersikap di dalam masyarakat.

Kompetensi guru dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Ruang lingkup kinerja guru dapat dilihat dari kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Kompetensi guru dijelaskan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 dan Peraturan Pemerintah disebutkan tentang Standar Nasional Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 4 ditetapkan bahwa kompetensi guru meliputi; (1) kompetensi pedagogik

21

yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik; (2) kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi anak didiknya; (3) kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik, dan (4) kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi yaitu kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat Kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Menurut Suparlan (2005:93), standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang ditetapkan satu dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan ukuran kemampuan yang menjadi syarat dalam melaksanakan kewajiban sebagai seorang guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam penguasaan akademik, pengembangan pembelajaran dan profesinya. Sehingga untuk menjadi seorang guru harus memiliki ke empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.

22 3. Penilaian Kinerja Guru

Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, sehingga dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Noeng Muhadjir (2000: 84-85) membagi empat model pengukuran kinerja guru, kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Model STAG (Standard Teacher Competence Uppraisal Guide), yang mengetengahkan empat komponen evaluasi yang terdiri dari tujuan, penampilan (performance), evaluasi, dan profesionalitas serta kemasyarakatan.

b. Model Rob Norris yang mengetengahkan enam komponen terdiri dari kualitas personal, professional, persiapan mengajar, perumusan tujuan, evaluasi, penampilan di kelas, dan penampilan anak.

c. Model Oregon (OCE CBTE: Oregeon College of Education Competency Based teacher Education), yang mengetengahkan lima komponen, yang terdiri dari perencanaan dan persiapan, kemampuan mengajar (guru) dan kemampuan belajar (anak), kemampuan hubungan interpersonal, kemampuan hubungan dan tanggung jawab profesional terhadap orang tua, kulikuler, administrasi, dan anggaran.

d. Model APKG (Alat peneliti Kinerja Guru) yang telah disadur dari TPAI (Teacher Performance Assesment Instructure) yang mengetengahkan lima komponen yang terdiri dari rencana pengajaran, prosedur mengajar, hubungan antar pribadi, standar profesional, dan persepsi anak.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar yang merupakan bentuk kinerja guru.

23

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru, instrumen sebagai alat penilaian kinerja atau kemampuan guru (APKG) telah dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Harahap dalam Supardi (2013:71), menyebutkan tiga komponen penting bagi seorang guru dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) persiapan pembelajaran, 2) pelaksanaan pembelajaran, 3) hubungan antar pribadi. Bafadal dalam Supardi (2013:71), menjelaskan alat ukur kinerja guru bersifat generic essential yang terdiri dari tiga macam berupa: 1) lembar penilaian perencanaan pembelajaran, 2) lembar penilaian kemampuan pembelajaran, dan 3) lembar penilaian hubungan antarpribadi.

Perencanaan pembelajaran meliputi: (1) perencanaan pengorganisasian bahan pembelajaran, (2) perencanaan pengelolaan kelas, (3) perencanaan penggunaan media dan sumber belajar, (4) perencanaan penilaian prestasi peserta didik untuk kepentingan pembelajaran. Penilaian kemampuan pembelajaran meliputi: (1) penggunaan metode, media, dan bahan latihan, (2) berkomunikasi dengan peserta didik, (3) mendemonstrasikan khazanah metode pembelajaran, (4) mendorong dan menggalang keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, (5) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan relevansinya, (6) pengorganisasian waktu, ruang, bahan dan perlengkapan pembelajaran, dan (7) melaksanakan evaluasi pencapaian peserta didik dalam pembelajaran. Hubungan antar pribadi meliputi: (1) membantu mengembangkan sikap positif peserta didik, (2) bersika terbuka dan luwes terhadap peserta didik atau orang lain, (3) menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam pembelajaran dan pelajaran yang diajarkan, dan (4) mengelola interaksi perilaku dalam kelas. (Usman dalam Supardi, 2013: 71-72).

Berdasarkan uraian diatas memperlihatkan bahwa terdapat sejumlah aspek yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja guru yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian dan tindak lanjut pembelajaran, serta hubungan antar pribadi. Pada penelitian

24

ini aspek yang penilaian yang digunakan untuk mengukur kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah berdasarkan model APKG yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran serta tindak lanjut hasil pembelajaran yang dalam penelitian ini akan menjadi indikator untuk mengukur kinerja guru di sekolah.

C. Tinjauan Tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013

Dokumen terkait