• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI KOTA TANGERANG A. Implementasi dan Manfaat Perda Pendidikan

1. Peningkatan Kualitas Pendidikan

a. Implementasi Peningkatan Program Kualitas Pendidikan

Implementasi dari peningkatan kualitas pendidikan di kota Tangerang dengan melaksanakan kegiatan sebagai bentuk usaha pemerintah kota Tangerang melalui kantor dinas pendidikan dengan berbagai kegiatan yang menunjang kepada perbaikan kualitas pendidikan baik dari siswa, guru, dan sarana prasarana penunjang belajar, program peningkatan kualitas pendidikan yang berkaitan dengan siswa dapat kita lihat dari tabel di bawah ini yang menggambarkan tentang kegiatan peningkatan mutu pendidikan bagi siswa :

Tabel 4.1

Program Peningkatan Mutu (siswa) tahun 2012

No Program kegiatan Pelaksanaan

1 Pelaksanaan program Wajib

belajar 9 tahun

98,28%

2 Pengadaan alat praktik siswa

dan peraga siswa

98,52%

3 Seleksi siswa teladan

SMA/SMK

98,10%

4 Lomba kompetensi Siswa

SMK

98,81%

5 Olimpiase Sains dan

Olimpiade Olah raga SMA

6 Sertifikasi Bidang keahlian siswa SMK

100%

7 Pembinaan bakat minat dan

kratifitas latihan ujian Nasional UN (Tryout UN SMA/SMK

99,06%

8 Fasilitas Peningkatan

pelayanan pendidikan bagi siswa tidak mampu dan berprestasi

100%

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tangerang

Di Tahun 2012 kinerja program ini dapat dilihat dari fisik dan keuangan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan masing-masing sebesar 100 % dan 96,28%254.

peningkatan mutu pendidik tergambar pada kegiatan para guru lewat organisasi guru seperti KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dengan meningkatkan jumlah peserta, seperti yang terdapat dalam Tabel :

Tabel 4.2

Peningkatan peserta KKG dan MGMP No

Organisasi Tahun 2008 Tahun 2012

1 Kelompok Kerja Guru 300 Orang 1.800 Orang

2 Musyawarah Guru mata

Pelajaran

200 Orang 1.200 Orang

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tangerang

KKG merupakan kegiatan pembinaan kepada kelompok kerja guru jenjang TK/SD, untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan kelompok kerja guru pada tahun 2012 ini pemerintah kota Tangerang

254 Besarnya anggraran yang direalisasikan adalah Rp.1,283.236.550,00 dari

Jumlah keseluruhan 1.332.879.790,00.Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Walikota Tangerang Tahun 2012.h.4.66

menyerap dana sebesar 98,67% dari yang dianggarkan, kelompok kerja guru pada tahun 2012 betambah anggota sebanyak 65 orang.

MGMP merupakan wadah pembinaan terhadap para guru setiap mata pelajaran dengan ruang lingkup pekerjaan peningkatan kompetensi guru setiap mata pelajaran, dalam pelaksanaanya menyerap dana sebesar 89,94% dari yang dianggarkan, dan anggota MGMP pada tahun 2012 meningkat sebanyak 225 orang anggota MGMP.

Tabel 4.3

Peningkatan Pendidikan Formal Pendidik (Jenjang S1)

No Tahun 2008 Tahun 2012

1 Guru SMA/MA 1.241 Orang 2.032 Orang

2 Guru SMK 1.091Orang 1.822 Orang

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tangerang

Pendidikan formal bagi pendidik merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan mutu pendidikan, kota Tangerang pertambahan jumlah pendidik yang berijasah sarjana meningkat dibandingkan tahun 2008 pada jenjang SMA sebanyak 1.241 orang dan bertambah menjadi 2.032 orang pada tahun 2012, dan pada jenjang SMK jumlah guru yang berpendidikan sarjana sebanyak 1.091 orang, dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 1.822 orang peningkatan mutu pendidik juga dilakukan lewat pemilihan guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi sebanyak 11 orang yang akan menjadi utusan ke propinsi, kegiatan ini menyerap dana sebesar 98,29% dari anggran yang ditetapkan untuk pemilihan guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi255.

255

Besarnya anggraran yang direalisasikan adalah Rp.159.244.000,00,- dari Jumlah keseluruhan Rp.162.000.000,00,-.Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Walikota Tangerang Tahun 2012.h.4.66

b. Dampak Peningkatan kualitas pendidikan

Dampak dari peningkatan mutu pendidikan dapat kita lihat dari hasil yang diperoleh Pemerintah Kota Tangerang, salah satunya adalah keberhasilan belajar mengajar adalah Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) pada tahun 2012 meningkat dibandingkan dengan tahun 2008, rata-rata jumlah nilai ujian akhir nasional yang dicapai siswa di kota Tangerang dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Peningkatan Nilai Ujian Nasional NO

INDIKATOR TAHUN

2008

TAHUN 2012

1 Tingkat rata-rata jumlah nilai

ujian nasional SMA/MA

44,45 55,30

2 Tingkat rata-rata jumlah nilai

ujian SMK

44,45 55,30

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tangerang

Relatif tingginya nilai rata-rata ujian akhir yang diperoleh siswa di kota Tangerang tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai kegiatan yang diselenggarakan pada tahun 2012 antara lain, kegiatan pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa, latihan ujian, pembiayaan ujian SD sampai SMA, pembinaan MGMP (Musyawarah

Guru Mata Pelajaran) dan sertifikasi bidang keahlian siswa SMK256.

Selanjutnya peningkatan kualitas pendidikan akan menyebabkan pendidikan siswa terus berkelanjutan sehingga menurunnya angka putus sekolah siswa yang disebabkan oleh ketidakmampuan siswa tersebut dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Angka putus sekolah di Kota Tangerang mengalami penurunan dibandingkan dengsn tahun 2007. Seperti yang tertera dalam tabel berikut ini :

256 Dinas pendidikan Kota Tangerang LKPJ Walikota Tangerang tahun 2012,

Tabel 4.5

Angka putus Sekolah

NO

INDIKATOR TAHUN 2007 TAHUN 2012

1 Tingkat angka putus sekolah SD/MI 0,06 % 0.02 % 2 Tingkat angaka putus sekolah SMP/MTs 0,29 % 0,01 % 3 Tingkat angka putus sekolah SMA/SMK/MA 0,39% 0,02 %

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tangerang Profil tahun 2008 dan 2012,

Angka putus sekolah257 tahun 2008 di tingkat SD/MI menurun

sedikit dari 0,06% di tahun 2008 menjadi 0,02 % di tahun 2012, hal tersebut karena masyarakat selain kesadaran dalam pendidikan sudah sangat baik, namun masih cukup tinggi pada tahun 2007, berarti ada sejumlah siswa yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya di SMP/MTs, umumnya hal ini terkait dengan ekonomi, baik karena mereka tidak mampu membayar biaya sekolahnya maupun karena harus ikut membantu orang tuanya untuk bekerja hingga harus berhenti dari sekolahnya, namun pada tahun 2012, angka putus sekolah SMP/MTS menurun menjadi 0,01 %, hal tersebut karena kesadaran orang tua semakin baik, serta anggaran pendidikan di Tangerang meningkat, sebagaimana di SMP/MTS, di SMA/MA juga menunjukkan persentase yang cukup tinggi yaitu 0.39 pada tahun 2007, dibandingkan dengan SMP/MTS di SMA/MA angka putus

257 Angka putus sekolah adalah persentase siswa sekolah yang tidak dapat

meneruskan sekolahnya pada jenjang pendidikan yang sama (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA), indikator ini dapat menggambarkan tingkat kemampuan penduduk dalam mengakses pendidikan pada, masing-masing jenjang pendidikan hingga selesai. (Profil Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang , 2008), h.15.

sekolahnya lebih tinggi, umumnya hal ini terkait dengan ekonomi baik karena mereka tidak mampu membayar biaya sekolahnya maupun karena mereka harus ikut membantu orang tuanya untuk bekerja sehingga harus berhenti dari sekolahnya, tetapi pada tahun 2012 angka putus sekolah SMA/SMK/MA menurun menjadi 0.02 % , karena anggaran pendidikan yang terus meningkat.

Menurut Anthony Brock, “ Pendidikan seumur hidup

seharusnya merupakan kunci dari kebijakan pendidikan, baik di negara yang telah berkembang atau negara yang sedang

berkembang”258.

Tabel 4.6

Perbandingan Jumlah Guru Tahun 2008-2012

No Sekolah 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI 616 6.313 7.348 9.487 10.091

2 SMP/Mts 3.687 3.383 3.379 4.505 5.023

3 SMA/MA 1.975 2.061 2.038 2.305 2.880

4 SMK 2.185 2.307 2.259 2.317 3.882

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tangerang 2012

Dapat dilihat dalam tabel di atas jumlah guru SMA/MA pada tahun 2008 berjumlah 1.975 orang, kemudian meningkat menjadi 2.061 pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 jumlah guru SMA/MA di kota Tangerang sempat berkurang jumlahnya menjadi 2.038,

258 Konsep pendidikan seumur hidup dapat diterapkan dengan berbagai jalan ,

bagi semua negara persoalan ini merupakan soal genting dimasa kini, Perubahan pendidikan yang diusulkan Peru belum lama berselang, misalnya, memerlukan penyusunan kembali seluruh pendidikan, di dalam maupun di luar sekolah dengan didasari pendidikan seumur hidup, dengan bergerak jauh di luar perubahan pengajaran, usul-usul tersebut langsung diarahkan kepada perubahan struktur secara radikal dalam masyarakat Peru. Gagasan itu menjamin hak tiap orang untuk dapat memilih pendidikan yang diingini dan bertujuan untuk menciptakan pendidikanberdasar pada lingkungan pendidikan yang dirancangkan untuk berdialog dan partisipasi secara tanggung jawab. Untuk memperluas kemungkinan mencapai pendidikan tinggi dan kesempatan mengadakan pilihan yang lebih luas telah

dilakukan di Amerika Serikat dengan programnya”Universitas Tanpa Dinding”,

pendidikan ini diperbolehkan. Anthony Block, Alih Bahasa, Soeparmo, Krisis Dalam Pendidikan Kerangka Masyarakat Belajar, Pendidikan Hari Depan, ( Jakarta, PN Balai Pustaka 1982), h.89-90.

namun kemudian bertambah lagi menjadi 2.305 pada tahun 2011, dan bertambah lagi menjadi 2.880 pada tahun 2012. Menurut Anthony

Brock,”Perkembangan pendidikan sangat memerlukan peningkatan

jumlah guru, yang berwenang harus menyadari bahwa biaya lebih

besar untuk staf guru akan membawa perbaikan dalam hasilnya”259

Tabel 4.7

Penghargaan yang diraih Pemkot Tangerang bidang Mutu Pendidikan

No Penghargaan Tahun Keterangan

1 Kelulusan terbaik se-Banten

Empat tahun berturut-turut

dengan indeks kelulusan

mencapai 99%. 2011 Pripinsi 2 Rangking ke 3 kelulusan UN SMA/SMK/MA tingkat Nasional 2011 Nasional

259 Pemerintah tiap negara perlu mempertimbangkan untuk menyisihkan

sebagian dai kenaikan anggaran pendidikan guna mengembangkan jalan-jalan baru dalam membuat sistem pendidikan menjadi lebih tepat guna atau lebih efisien. Strategi pendidikan guru harus disusun dengan mengindahkan faktor-faktor tersebut, program untuk melatih guru sebaiknyasebagai pendidik organisator yang mampu mengajar anak dan orang dewasa di dalam dan diluar sekolah, bahkan jika perlu mendatangkan sukarelawan jika perlu diikutsertakan dalam mengajar di sekolah, juga mahasiswa perlu ikut serta, dengan mendidik diri sambil mengajar orang lain. Sangat banyak sukarelawan dan guru tidak tetap perlu dimnfaatkan dalam sekolah dan dalam sistim pendidikan pada umumnya, mereka dapat melaksanakan bukan hanya tugas non pengajaran seperti membebaskan guru supaya dapat mengajar tetapi setelah mengikuti kursus latihan pendek, juga dapat diikutsertakan dalam pengajaran. Anthony Block, Alih Bahasa, Soeparmo, Krisis Dalam Pendidikan Kerangka Masyarakat Belajar, Pendidikan Hari Depan, ( Jakarta, PN Balai Pustaka 1982), h.111-112.

3 Predikat Pelopor Pendidikan Nasional dari Depdiknas RI,

2008 Nasional

4 Predikat Pembangunan

Sekolah dengan Kualitas

Terbaik Standar Bermutu

Tingkat Nasional dari

Depdiknas RI,

2008 Nasional

5 Pelopor se-Abad Kebangkitan

Nasional dari

Jawa Post, tahun 2008.

2008 Nasional

6 Tanda Penghargaan Lencana

Melati dari Kwartir Nasional,

2008 Nasional

7 Penghargaan Sebagai Pemuda

Pelopor dari Menpora RI

2007 Nasional

9 Penghargaan Ksatria Bakti

Husada Kartika,

2010 Nasional

10 Pelayanan Publik Terbaik dari

Kementerian PAN RI

2007 Nasional

11 Innovative Govermment

Award (IGA)

2012 Nasional

2.Penambahan Jam PAI

a. Implementasi Penambahan Jam PAI menjadi 3 JP

Implementasi kebijakan penambahan jam PAI yang tercantum dalam perda endidikan di kota Tangerang, diapresiasi oleh

sekolah-sekolah dengan memasukan 3 jam PAI ke dalam jadwal pelajaran260. .

Materi PAI setelah menjadi 3 jam pelajaran bertambah seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini, namun peneliti melihat belum ada keseragaman materi setelah penambahan jam PAI, sehingga penambahan materi PAI disampaikan secara berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah, seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8

Perbandingan Jam PAI 2JP dengan 3JP

No PAI 2 Jam pelajaran PAI 3 Jam Pelajaran

1 PAI dengan Kopetensi

pokok: Al-Qur’an,

Akidah, Akhlak,

Muamalah, Tarikh.

Adanya penambahan materi

Tadarus Al-Qur’an,

pemahaman tajwid pada

kompetensi Al-Qur’an,

Akidah, Akhlak, Muamalah dan Tarikh.

2 Intensitas tatap muka

dengan siawa lebih sedikit, sehingga jam

PAI disampaikan

singkat

Intensitas pertemuan dengan siswa lebih lama sehingga

penyampaian materi tidak

terburu-buru

260 Lihat Jadwal Pelajaran di SMA/SMK/MA, di wilayah Kota Tangerang.

Dalam jadwal pelajaran di SMK Negeri 4 Kota Tangerang tampak pada hari Senin jam ke 1, 2, 3 adalah jam PAI dengan guru pengajar Maman Suyaman M.Ag dengan Kode Ag (Agama), dan MAN (Maman Suyaman) di kelas XII RPL 2, serta lihat di jadwal pelajaran SMK Negeri 3 Tangerang pada hari Selasa jam ke 1, 2, 3 adalah jam PAI dengan guru pengajar Kode 49 ( Misbakul Munir M.Pd) di kelas XI Boga 3.

b.Dampak Penambahan Jam PAI

Dampak penambahan jam PAI menjadi 3 Jam Pelajaran, , harapannya adalah siswa SMA/SMK/MA di kota Tangerang bebas

buta huruf Al-Qur’an, namun kenyataannya masih ada siswa

SMA/SMK/MA yang belum bisa membaca Al-Qur’an, seperti yang

tercantum pada tabel hasil angket di bawah ini261:

Tabel 4.9

Kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an Pelajar

SMA/SMK/MA

No Indikator Lancar Kurang

lancar

Tidak bisa

1 Kemampuan

membaca Al-Qur’an 53,23 % 43,55 %

3.23%

2 Kemampuan menulis

ayat Al-Qur’an 86,02 % 11,29 % 2,69%

Dari hasil angket kepada responden siswa SMA/SMK/MA di kota Tangerang didapat hasil 53,23 %, responden menguku telah

lancar membaca Al-Qur’an, kemampuan mereka dapat membaca

Al-Qur’an disebabkan karena mereka berasal dari MTs (Madrasah

Tsanawiyah, tapi ada juga karena di rumah selalu ikut pengajian di mesjid, dan karena bimbingan orang tua selanjutnya sebanyak 43,55

% responden sudah bisa membaca Al-Qur’an namun belum lancar,hal

ini disebabkan karena di rumah orang tua tidak pernah menyuruh mengaji, ada juaga yang mengatakan mengajinya hanya di sekolah saja pas pelajaran BTQ, dan ada juga yang mengatakan mengajinya pada saat bulan puasa saja sehingga tidak terbiasa dan menjadi lupa

cara membaca Al-Qur’an yang benar, jika dilihat persentase

responden yang mengaku tidak lancar membaca Al-Qur’an artinya

masih banyak yang harus dibina dalam kelancaran membaca

261 Jumlah populasi sekolah tingkat SMA/SMK/MA di kota Tangerang pada

akhir tahun 2012 adalah 331 sekolah, dan sekolah yang dijadikan sempel 20% dari jumlah populasi yaitu 66 sekolah SMA/SMK/MA dengan sampel acak.

Qur’an karena sudah dewasa dan sudah baligh, dari tabel di atas

terlihat responden ada yang masih tidak bisa membaca Al-Qur’an

sebanyak 3.23% , ini menunjukan bahwa penambahan jam PAI dalam perda pendidikan masih perlu perbaikan dalam pembinana terhadap pelajar yang belum bisa walaupun secara keseluruhan ada dampak yang positif bagi pendidikan terutama dalam bidang pendidikan.

Idealnya pengawas PAI di kota Tangerang mempunyai data

tentang kemampuan Baca Tulis Al-Qu’an secara keseluruhan yang di

peroleh dari para guru PAI di kota Tangerang, menurut Mukheri

Mukhtar,” pengawasan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan serta mengadakan penyesuaian mengenai tujuan yang ingin dicapai, supaya tujuan itu dapat lebih realistis serta untuk

membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan kegiatan”262.

Sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan dari penambahan jam PAI dilakukan pemetaan terhadap siswa yang tidak bisa baca tulis Al-Qur’an / belum lancar dalam membaca Al-Qur’an sehingga dapat

di tindak lanjuti di setiap sekolah263.

262Agar fungsi pengawasa dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka

dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan: pertama , pemerikasaan, yang dilakukan terhadap setiap satuan kerja di lingkungan organisasi atau lembaga mengenai pelaksanaan program, penataan dan pemanfaatan tenaga, uang, perlengkapan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, secara berdaya guna, berhasil guna, Kedua, penilaian yang dilakukan terhadap hasil yang dilaporkan secara berkala atau sewaktu-waktu dari setiap bagian yang ada pada organisasi atau lembaga tentang bidang kerja di lingkunganya, pengurusan yang dilakukan untuk meneliti mengenai kebenaran laporan atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan atau penyalahguanaan di bidang teknik operasional dan teknik administrasi dan managemen pada setiap satuan kerja di lingkungan organisasi atau lembaga ketiga, peninjauan yang dilakukan dengan menyaksikan langsung pada tempat pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh, tentang program pelaksanaan program, dalam hal ini pengawasan dapat melakukan pengamatan dan pemantauan yang dilakukan dengan menyaksikan langsung pada tempat pelaksanaan kegiatan untuk menampung masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan untuk menampung masalah yang timbul dalam proses pelaksanaan program berdasarkan laporan dan informasi.Mukheri Mukhtar,

Pengawasan Pendidikan(Jakarta, BPJM Press Universitas Negeri Jakarta, 2013)h 48

263 Saat peneliti melakukan observasi ke Kemenag Kota Tangerang dan

bertemu dengan Ibu Ramiati selaku pengawas tingkat SMA/SMK, dan Drs Anwar Mussadad selaku ketua Pokjawas Kota Tangerang mengatakan bahwa laporan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an kepada guru sudah di gabung dalam nilai

Selanjutnya pemerintah daerah tidak hanya memberi kebijakan penambahan jam PAI saja tetapi seharusnya memfasilitasi kepada pengawas PAI dan guru PAI untuk mendesain kurikulum yang disesuaikan dengan 3 jam pelajaran.serta pemantauan terhadap pelaksanaan jam PAI, agar dampak dari kebijakan tersebut dapat menjadikan pelajar di kota tangerang semakin mencintai dan terbiasa

membaca Al-Qur’an. melalui angket berikut ditanyakan tentang

pengalaman responden dalam mengkhatamkan Al-Qur’an, dan

didapatlah hasil seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.10

Pengalaman khatam Al-Qur’an Pelajar SMA/SMK/MA

No Indikator Lebih dari 2

kali 1 kali Belum Pernah 1 Pengalaman Khatam Al-Qur’an 21,51 % 33,87 % 44,62 %

Pengalaman dalam menghatamkan Al-Quran siswa

SMA/SMK/MA di kota Tangerang sangat sedikit yang pernah

menghkhatamkan Al-Qur’an (21,51 %), sehingga perlu pembinaan

supaya para siswa gemar membaca Al-Qur’an, siswa yang belum

pernah menghatamkan Al-Qur’an masih banyak yaitu 44,62 %,

sehingga tugas guru PAI masih panjang supaya siswa cinta dengan

Al-Qur’an,

Pembiasaan yang menunjang pada pembentukan pembiasaan

yang baik selain dari baca tulis Al-Qur’an, di sekolah-sekolah di

lingkungan kota Tangerang diantaranya, pembacaan Surah Yasin atau Shalawat Nabi menjadi rutinitas di sebagian besar sekolah dasar

Negeri yang dilaksanakan setiap jam pertama padahari Jum’at,

termasuk dilaksanakan pula di SMKN 2 kota Tangerang, dan SMKN

3 kota Tangerang.264

264Pengamatan dan keterangan dari Bapak Deden,selaku Koordinator

Di SMPN 2 kota Tangerang dilakukan pembacaan Asmaul Husna oleh guru dan siswa setiap pagi ketika menyambut kedatangan

siswa-siswi dan guru di sekolah265, di SMKN 2 dan SMKN 4

kotaTangerang siswa diwajibkan melaksanakan shalat Jum’at di

sekolah yang mayoritas pelajarnya laki-laki dan mengikuti malam bina iman dan taqwa (Mabit) bagi seluruh siswa tingkat X

(sepuluh)266.

Salah satu upaya menanggulangi kemerosotan moral dan budi pekerti siswa yang diakibatkan berbagai pengaruh di atas diantaranya dengan pembinaan akhlak mulia di sekolah, dalam peraturan daerah nomor 11 tahun 2007 pada pasal 16 alinea kedua berbunyi : mata pelajaran wajib adalah budi pekerti dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan, dalam wawancara dengan dengan kepala sekolah SMKN 8 Tangerang Hj. Endah Resmiati S.Pd M.Si di ruang kerjanya yang beralamat di Jatiuwung Tangerang mengatakan bahwa mata Pelajaran Budi Pekerti di SMKN 8 Tangerang masuk dalam jadwal Pelajaran selama 1 jam pelajaran dan di sampaikan oleh wali kelas sesuai dengan kelas yang menjadi tanggung jawabnya dengan kurikulum yang dibuat oleh tim kurikulum SMKN 8 Kota Tangerang, begitu juga yang terjadi di SMKN 3 kota Tangerang masuk dalam jadwal pelajaran selama 1 jam pelajaran dan di sampaikan oleh wali kelas sesuai dengan kelas yang menjadi tanggung jawabnya dengan kurikulum yang dibuat oleh tim guru Pendidikan Agama Islam SMKN 3 kotaTangerang.

Wawancarapun dilakukan terhadap pengawas PAI pada sekolah di Kementrian Agama kota Tangerang, Hj. Rahmi M.Pd yang mengungkapkan bahwa semua sekolah yang menjadi binaanya ketika

265 Wawancara dengan bapak Kasan S.Pd selaku Guru PAI di SMPN 2

Kota Tangerang

266SMKN 4 Kota Tangerang adalah sebuah sekolah kejuruan yang

didominasi pelajar laki-laki karena program studi yang ada di sekolah tersebut merupakan bidang keahlian yang umumnya dipilih oleh pelajar laki-laki seperti jurusan teknik mesin, listrik, Bangunan sehingga jika pembinanan tidak dilakukan terus menerus bukan tidak mungkin siswa-siaswa SMKN4 Kota Tangerang terlibat dalam tawuran antar sekolah terutama antar SMK yang mayoritas pelajarnya laki-laki. Wawancara dengan Maman Suryaman, M.Ag (Wakil KepalaSekolah bidang Kesiswaan SMKN 4 kotaTangerang). Wawancara dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Juni 2013 pukul 08.44 sampai dengan pukul 10.05.

dilaksanakan supervisi tampak dalam jadwal bahwa budi peketi di

laksanakan sesuai dengan ketentuan267.

SMPN 9 yang berada di jalan Belimbing perumnas 1 Kota Tangerang menerapkan kebijakan budaya baca selama 40 menit

sebelum KBM di pagi hari268 dengan rincian 20 menit baca Al-Qur’an

bagi siswa muslim dan bagi siswa yang non muslim membaca kitab suci sesuai dengan agamanya kemudian 20 menit membaca buku apa saja sesuai dengan keinginan, dampak dari kebijakan tersebut adalah siswa menjadi gemar menbaca dan menjadi sering dibelikan buku sehingga berdampak tidak malas belajar karena merasa suka

membaca,269 dampak yang lain adalah semua siswa setiap hari

memakai busana muslim karena membaca Al-Qur’an tadi dan ini

tidak menimbulkan keberatan dari pihak manapun.270

Hal yang sama terjadi di SMKN 3 Kota Tangerang, pelajaran Budi Pekerti juga masuk dalam jadwal Pelajaran selama 1 jam setiap minggu yang di sampaikan oleh Wali Kelas sesuai dengan kelas yang menjadi tanggung jawabnya dan kurikulumnya dibuat oleh Tim guru Pendidikan Agama Islam SMKN 3 kota Tangerang, hasil wawancara dengan salah seorang pengawas PAI pada sekolah di Kementrian Agama kota Tangerang.

Pelajaran Budi Pekerti ini diberlakukan untuk mencapai visi

kota Tangerang, yaitu: “Kota Tangerang sebagai kota industri,

perdagangan, dan pemukiman yang ramah lingkungan dalam

masyarakat yang Berakhlakul Karimah,”271 hal ini selaras dengan

undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pada bab 1

267 Di SMKN 3 Kota Tangerang jadwal Budi Pekerti tertera jelas dalam

penjadwalan mata pelajaran dengan kode BP ( budi peketi) yang disampaikan oleh wali kelas sesuai dengan tanggung jawabnya.

268 Wawancara dengan Guru PAI ,Ibu Hj. Yusnidar Munaf, budaya baca