• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Pembahasan

4.2.2. Peningkatan minat belajar siswa

Hasil penelitian peningkatan minat belajar dengan menerapkan metode Role Play di kelas III SD Kanisius Ganjuran diperoleh dari data observasi di kelas oleh peneliti. Observasi dilakukan oleh peneliti sebanyak 3 kali yaitu sebelum penelitian, siklus I dan siklus II. Peneliti melakukan observasi dibantu oleh teman sejawat agar hasil yang diperoleh lebih akurat dalam memperhatikan tingkah laku siswa. Kondisi awal siswa sebelum menerapkan metode role play rata rata yang dimiliki siswa adalah 62,90.

Untuk memperoleh data minat belajar siswa. peneliti menyususn indikator-indikator minat yang digunkan untuk mengukur tingkat minat siswa pada saat pembelajaran berlangsung di awal sebelum penelitian, siklus I dan siklus II. Kriteria peningkatan minat ditentukan dari indikator-indikator dalam penelitian ini. Indikator tersebut meliputi: (1) Kesiapan siswa; (2) Perhatian dalam belajar; (3) Kemauan untuk berkembang; (4) Ekspresi senang saat belajar; (5) adanya rasa ingin tahu; (6) Keterlibatan siswa dalam pelajaran. Dari masing masing indikator tersebut telah peneliti kembangkan menjadi beberapa item

pernyataan. Pernyataan pernyataan tersebut terdapat dalam lember observasi minat belajar siswa.

Siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 26 Maret dan 27 Maret 2013 dengan materi yang berbeda. Pertemuan I membahas tentang materi kegiatan jual beli yang pernah dilaksanakan siswa sedangkan untuk pertemuan II mengenai pasar tradisional dan modern. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan I maupun pertemuan II relatif sama. Kegiatan diawali dengan membuka pelajaran dengan doa, presensi dan guru melakukan apersepsi. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, dalam kegiatan inti ini guru membentuk kelompok , dalam pertemuan I guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok sedangkan dalam pertemuan II guru hanya membentuk menjadi 2 kelompok saja yang kemudian dipecah menjadi 4 kelompok melalui diskusi antar anggota. Selain jumlah kelompok yang dibentuk dan cara pembentukan kelompok, yang membedakan pertemuan I dan pertemuan II adalah materi yang dibahas pada setiap pertemuan. Minat yang dimiliki oleh siswa sudah tampak ketika guru mulai memberitahukan bahwa hari ini akan belajar dengan metode bermain drama. Siswa tampak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru dengan baik. Mereka tampaknya tidak ingin melewatkan satu bagian pun apa yang telah dijelaskan oleh guru. Siswa juga menjawab pertanyaan guru dengan antusisas. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap siswa yang mengatakan bahwa:

Pelajaran IPS hari ini menyenangkan, ketika bu guru bilang akan bermain drama saya menyukainya, saya tertarik dengan pelajaran IPS hari ini karena tidak seperti biasanya. Saya menjadi lebih bersemangat mengikuti pelajaran IPS apalagi kegiatan pembelajaran dilakukan diluar kelas.

Guru juga merasa tertarik dengan pembelajaran IPS dengan menerapkan metode role play ini, hal tersebut terlihat dalam hasil wawancara yang dilakukan kepada guru :

Penggunaan metode role play tampaknya sangat disenangi oleh siswa, siswa tampak antusias ketika pelajaran akan dimulai. Mereka tampak bersemangat bahkan sebelum pelajaran dimulai ketika saya memberitahukan bahwa kita akan belajar dengan bermain drama.

Dalam kegiatan inti, semua siswa mengalami dan terlibat langsung dalam kegiatan bermain drama. Mereka semua mendapatkan peran sesuai bagian masing-masing dalam kelompok. Pembelajaran berjalan dengan lancar walaupun dalam kegiatan bermain peran siswa belum mampu melaksanakan dengan maksimal. Siswa hanya terpaku pada teks yang diberikanoleh guru, sehingga mereka tidak mampu menghayati peran yang mereka perankan. Selain itu karena mereka kurang percaya diri ketika melakukan percakapan didepan kelas, suara mereka tidak terdengar hingga belakang sehingga beberapa anak yang duduk dibelakang tampak sibuk dengan obrolan mereka masing masing. Hal tersebut diperkuat oleh guru dalam waancara:

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dirasa belum maskimal. Siswa hanya menggantungkan pada salah satu siswa saja. Mereka memang terlihat antusias dan bersemangat terhadap pelajaran, akan tetapi mereka belum mau terlibat secara aktif dan maksimal ketika pembelajaran berlangsung.Selain itu siswa masih kesulitan dalam berkonsentrasi dan fokus. Terbukti ketika diberikan ktu berlatih mereka hanya sibuk dengan bermain dan bercanda dengan teman dalam satu kelompok saja. Pembelajaran yang terjadi memang menarik dan membuat siswa antusias, akan tetapi kemampuan mereka belum mencukupi ketika harus terlibat mulai dari perencanaan dan persiapan.

Secara keeluruhan kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar. Pada kegiatan akhir, siswa dan guru bersama sama melakukan refleksi tentang pelajaran hari ini. Hampir semua siswa berkata bahwa pelajaran hari ini sangat menyenagkan dan menarik, mereka sangat tertarik dengan pelajaran menggunaka metode role play ini karena pemelajaran dilakukan diluar kelas dan melibatkan siswa asecara langsung. Setelah itu, siswa menarik kesimpulan dengan difasilitasi oleh guru dan mengerakan soal evaluasi untuk mengukur sampai dimana kemampuan mereka. Hasil rata rata minat belajar seluruh siswa kelas III SD Kanisius Ganjuran pada siklus I adalah 70,4. Hal tersebut di dukung dengan peningkatan minat belajar siswa akibat penggunaan metode role play dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran siklus II berjalan sesuai rencana, langkah-langkah pembelajaran sama seperti pada siklus I. Siklus II ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu 16 April dan 17 Apri 2013 dengan materi berter dan pengelolaan uang. Minat belajar siswa pada siklus II ini lebih tinggi di banding dengan minat belajar pada siklus I. Sama halnya siklus I kegiatan dimulai dengan berdoa, presensi dan apersepsi. Dalam kegiatan apersepsi guru memberikan cerita yang membuat siswa mempunyai gambaran mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan. Langkah-langkah metode role play seperti yang telah termuat pada bab II.

Perbedaan pembelajaran pada siklus II adalah materi yang digunakan dalam pembelajaran. Untuk pembentukan kelompok, jumlah kelompok yang dibentuk sama dengan siklus I hanya saja pada guru tidak menyediakan skenario seperti halnya siklus I tetapi guru hanya memberikan jalan cerita saja. Setiap siswa mempunyai andil peran masing-masing dan bertanggung jawab secara pribadi. Siswa lebih memperhatikan dan mendengarkan siswa lain yang sedang bermain drama sehingga suasana lebih kondusif dalam menganalisa drama. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara kepada guru kelas bahwa: Dalam siklus II ini siswa sangat senang dan tertarik mengikuti pelajaran. Semua siswa terlihat ceria dan aktif selama mengikuti pelajaran. Sebelum dimulai pelajaran pun siswa tampak sudah siap dengan segala perlengkapan yang dibutuhkan dimeja masing masing, mereka tenang menunggu pelajaran yang akan dimulai.

Sebagian besar (89%) sudah terlibat sangat aktif ketika pelajaran berlangsung. Mereka membuat skenario dalam kelompok secara bersama sama. Dalam pertemuan II lebih tampak lagi partisispasi yang siswa lakukan. Tidak ada siswa yang hanya diam menonton siswa lain yang sedang membuat sandwich. Kegiatan tanya jawab pun berlangsung menarik karena semua siswa bersemangat dalam menjawab petanyaan yang saya berikan.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini lebih banyak melibatkan siswa, sehingga siswa tidak merasa bosan dan lebih tertarik mengikuti pelajaran. Pada pertemuan I tidak berbeda dari siklus I, siswa diminta untuk bemain peran dengan tema barter. Guru tidak menyediakan skenario untuk siswa, tetapi siswa membuat skenario berdasarkan jalan

cerita yang telah di tentukan oleh guru. Pada pertemuan II siswa melakukan kegiatana pembelajaran tanpa skenario, guru hanya memberikan alur kegiatan pembelajaran saja. Siswa sangat bersemangat dan antusias dalam mengikuti jalannya kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan 80 % kegiatan dilakukan diluar kelas, siswa diminta untuk berperan sebagai seorang penjual sandwich. Kegiatan dilakukan mulai dari membeli bahan bahan, membuat sandwich lalu menjualnya kepada warga sekolah.

Pada pelaksanaan siklus II ini minat belajar siswa lebih meningkat dibandingkan minat pada siklus I. Siswa lebih tertarik dengan pelajaran, lebih bersemangat dan antusias ketika pelajaran berlangsung. Siswa juga lebih tenang dibandingkan pada siklus I, mereka mudah untuk dikendalikan dan tidk membuat ulah ketika teman mereka maju untuk tampil. Kegiatan pembelajarn diakhiri dengan refleksi, menarik kesimpulan, soal evaluasi dan ditutup dengan berdoa.

Pada siklus II ini minat belajar siswa lebih meningkat di banding dengan siklus I. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan metode role play yang membuat siswa lebih berminat dalam belajar. Siswa menjadi lebih bersemangat dan lebih senang dalam mengikuti pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa menjadi lebih berminat mengikuti pelajaran. Rata-rata minat seluruh siswa pada siklus II ini adalah 85,80. Dibawah ini merupakan data minat belajar siswa pada keadaan awal, siklus I maupun siklus II :

Tabel 21. Data Minat Belajar Siswa

No Siswa Nilai

Awal Siklus I Siklus II

1 80,00 80,00 93.30 2 73,30 73,30 86.70 3 66,70 73,30 93,30 4 66,70 80,00 80,00 5 66,70 73,30 86,70 6 66,70 73,30 80,00 7 60,00 66,70 93,30 8 60,00 66,70 100,00 9 53,30 66,70 86,70 10 53,30 86,70 80,00 11 66,70 80,00 80,00 12 66,70 73,30 80,00 13 73,30 80,00 86,70 14 66,70 66,70 93,30 15 60,00 80,00 80,00 16 60,00 73,30 80,00 17 60,00 66,70 86,70 18 60,00 60,00 93,30 19 66,70 73,30 93,30 20 66,70 66,70 86,70 21 66,70 80,00 93,30 22 66,70 66,70 86,70 23 60,00 60,00 80,00 24 66,70 66,70 93,30 25 66,70 66,70 93,30 26 66,70 66,70 73,30 27 66,70 73,30 80,00 28 60,00 60,00 93,30 29 33,30 46,70 66,70 30 53,30 73,30 80,00 31 53,30 66,70 86,70 32 60,00 66,70 80,00 Jumlah 2013,30 2253,30 2736,70 Rata rata 62,90 70,40 85,80

Berdasarkan rekapitulasi data diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan minat belajar dengan menerapkan metode role play yang dilakukan di SD Kanisius Ganjuran. Peningkatan minat belajar dapat

dilihat dari kenaikan rata rata dari setiap siklus. Pada kondisi awal rata rata minat siswa adalah 62,90 dan termasuk dalam kategori cukup. Pada akhir siklus I rata rata minat siswa meningkat menjadi 70,40 dan pada siklus II meningkat menjadi 85,80. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan minat belajar siswa SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode role play dapat meningkat.

Gambar 2. Grafik Peningkatan Minat Belajar Siswa

Dari grafik di atas dapat dilihat peningkatan minat belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Dokumen terkait