• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL PUTRI CINA

3.5 Penokohan

Karena sering diajak menonton, akhirnya Giok Tien juga menyukai ketoprak. ... Tapi entah kenapa, ia tiba-tiba sering membayangkan, alangkah indahnya jika ia boleh menjadi pemain ketoprak.145

Orang-orang Jawa digambarkan sebagai orang yang terkutuk dan terpaksa harus selalu bertengkar dengan sesama. Mereka iri hati karena melihat kekayaan orang-orang Cina, tetapi tergoda oleh kaum perempuan Cina. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa orang Cina dibenci tetapi diinginkan sebagai pasangan.

3.5 Penokohan146

3.5.1 Putri Cina

Putri Cina, tokoh protagonis pertama, adalah tokoh yang sangat kriptis. Dia tampaknya bisa di mana-mana, atau di hanya satu tempat. Dia bisa menggunakan badan orang lain sebagai badannya, atau bisa terbang bebas bagai kupu-kupu. Oleh karena itu, ada beberapa interpretasi tokoh Putri Cina.

Menurut penulis, Putri Cina adalah tokoh yang berdiri sendiri dan tidak merupakan perwujudan tokoh lain. Dia adalah ibu metaforis dari semua orang Cina di Tanah Jawa, dan mewakili perasaan umum kaum Cina pada suatu saat tertentu. Dengan demikian, dia mempunyai kekuatan yang luar biasa yang digunakan untuk menenangkan diri dan mencari informasi.

145 Ibid. Hal. 156 – 157.

146 Di sini hanya akan dijelaskan tokoh-tokoh yang akan ditelit i pada Bab IV. Tokoh-tokoh lain, misalnya Sabdopalon-Nayagenggong, tidak akan dibahas karena tidak men jadi acuan untuk penelitian.

Kemungkinan lain, Putri Cina adalah perwujudan dari Giok Tien. Bila demikian, Putri Cina adalah representasi roh Giok Tien saat Giok Tien mencari jawaban atas pembunuhan kakak-kakaknya. Dalam waktu empat puluh hari di antara pembunuhan Giok Hong dan Giok Hwa, Giok Tien menggunakan pengalamannya dari dunia ketoprak untuk mencari identitasnya dan jawaban mengapa kekacauan dan kerusuhan terjadi. Oleh karena terjadi dalam dunia batin Giok Tien, dia mempunyai kekuatan untuk melakukan apa saja.

Bagaimana pun dia, baik tokoh sendiri maupun perwakilan dari tokoh lain, Putri Cina mempunyai karakterisasi yang khas. Dari segi fisik, dia:

... [dikatakan], ... cantik jelita. Matanya nyaris sipit, tapi menambah wajahnya jadi lebih manis. Hidungnya tak terlalu mancung, tapi ia tampak sebagai gadis opera Peking yang amat anggun. Kulit wajahnya langsat kuning. Indah, meski tak seasli gadis-gadis asli Cina di tanah leluhurnya.

Memang dahulu dia luar biasa. Dia dikenal kaya raya, dengan kecantikan yang luar biasa dan hati baik yang meninggalkan kenikmatan bagi orang-orang yang dijumpainya. Dia harum bagai bunga.147

Namun, akibat trauma dia tidak merasa demikian. Dia merasa bahwa dia jelek dan tidak berguna. Dia selalu kelihatan sedih, dan bahkan wajahnya sudah hilang. Walaupun dia tambah kaya, dia merasa itu atas kehilangan dirinya sendiri.

Pada akhir cerita, Putri Cina menjadi lega dan lepas dari depresinya karena melihat cinta Giok Tien dan Setyoko yang tidak pernah bisa dipisahkan, kendati mereka Cina dan Jawa. Dengan mengetahui bahwa kaumnya akan bisa hidup bersama

147

dengan orang Jawa dengan baik, Putri Cina menjadi bebas dari depresinya dan menjadi bagai kupu-kupu, menyebarkan kehidupan baru di Tanah Jawa.148

3.5.2 Giok Tien

Giok Tien adalah tokoh utama dan protagonis kedua. Dia seorang putri Cina yang menikah dengan Setyoko. Dahulu dia bekerja sebagai pemain ketoprak, tetapi setelah kematian ibunya dia meninggalkan pekerjaan dan tinggal di Ibu Kota bersama suaminya dan kedua kakaknya, Giok Hong dan Giok Hwa.

Dia terkenal cantik jelita, sehingga ketika dia pemain ketoprak ada ratusan lelaki jatuh cinta kepadanya dan merayunya, antara lain Radi Prawiro. Hal itu dan beberapa hal lain membantu dia menjadi terkenal dalam dunia ketoprak:

Dalam waktu yang tak lama, Giok Tien akhirnya menjadi bintang Sekar Kastubo. Penonton amat mengaguminya, karena ia dapat menjiwai peran-perannya. Suaranya indah. Kata-katanya seperti mengalir dari hatinya. Dan tentu saja, semuanya itu menjadi bertambah indah, karena Giok Tien adalah pemain yang cantik jelita. Kulitnya kuning langsat. Matanya sipit. Hidungnya mungil. Alisnya naik menggaris. Ini semua makin menjadikan dia pemain yang lain daripada yang lain.149

Dari segi batin, dia adalah wanita yang kuat dan tahu apa yang diinginkannya. Ketika masih kecil dia berani meminta izin menjadi pemain ketoprak. Saat menjadi pemain ketoprak dia bisa menolak ratusan lelaki yang merayunya, bahkan yang menggunakan guna atau menawarkan harta. Ketika dia selesai digagahi oleh Prabu Murhardo dan Radi Prawiro, dia mampu berdiri

148

Ibid. Hal. 299 – 302.

149

dan menyatakan bahwa dia akan menyebabkan kejatuhan kerajaan itu karena dibuktikan kemunafikan raja dan pejabat.

Cintanya kepada Setyoko tulus dan tidak pernah hilang. Namun, setelah kematian kedua kakaknya dia menjadi bingung akan suaminya yang sebenarnya; Prabu Murhardo dan Radi Prawiro sudah mengatakan bahwa Setyoko telah membunuh mereka dan Giok Tien percaya mereka. Akan tetapi, setelah dia melihat betapa Setyoko berduka cita atas kematian Giok Hong dan Giok Hwa, Giok Tien tidak ragu-ragu lagi dan berani mengorbankan diri demi suami.

3.5.3 Setyoko / Gurdo Paksi

Setyoko (nama pangkat Gurdo Paksi) adalah Senapati Kerajaan Medang Kemulan Baru dan suami Giok Tien; dengan demikian, tritagonis ini mendukung protagonis. Walau dia berketurunan Jawa dan menjadi pejabat negeri, dia tidak peduli tentang etnisitas Giok Tien. Dia bahkan sangat senang bersama orang-orang Cina; kesenangan itu mungkin juga dari harta yang dapat dikumpulkan dari mereka, sebagaimana dikutip di bawah:

‘Benar kau, Joyo Sumengah. Aku bahkan pura-pura menutup mataku, walau aku tahu, Senapati menjadi kaya raya karena kedekatannya dengan orang-orang Cina itu,’ sambung Gurdo Amurco Sabdo.150

150

Walau sebelumnya dia telah menangani kerusuhan dengan kejam dan keras, dia tidak sanggup melanjutkan tugas itu. Dia berusaha untuk menyelesaikan masalah itu dengan lembut, tanpa kekerasan; oleh karena dia merasa dipengaruhi oleh keris sakti Senapati, Kyai Pesat Nyawa. Ini membuat prestasinya jatuh dengan Radi Prawiro dan Prabu Murhardo.

Cinta dia pada Giok Tien tulus. Dari awal pertemuan mereka pertama dia berlangkah pelan dan tidak buru-buru. Akhirnya setelah mereka menikah Giok Hwa dan Giok Hong juga diajak tinggal di kediaman mereka di Ibu Kota. Setelah mengetahui Giok Tien diperkosa Prabu Murhardo dan Radi Prawiro, dia marah besar dan mengancam perang saudara kepada Prabu Murhardo. Namun, ketulusan cinta dia paling kelihatan setelah Giok Tien ditembak dengan panah oleh Radi Prawiro; dia segara menyesal ketidakmampuannya untuk melindungi keluarganya:

‘Giok Tien, akulah yang harus minta maaf padamu. Dulu aku berjanji padamu, tak hendak aku menjadi Tejaningrat yang mengkhianati cintamu. Sekarang, kau mati terlebih dahulu. Itu pun kaulakukan untuk melindungi aku dari sambaran anak panah ini. Tien, seharusnya aku yang melindungimu. Tapi akhirnya kau jugalah yang melindungi aku, sampai kau mati terlebih dahulu. Tien, memang aku tak berbuat seperti Tejaningrat, tapi sebagai lelaki yang pernah menjadi prajurit, aku ternyata demikian lemah dan tak berdaya, melebihi Tejaningrat,’ kata Gurdo Paksi merindih sedih.

Air mata Gurdo Paksi terus berlinangan. Diciuminya wajah Giok Tien berulang-ulang. Ia terus menggendong tubuh istrinya itu dan menghadapkannya ke kuburan kakaknya.151

151

3.5.4 Radi Prawiro / Joyo Sumengah

Radi Prawiro (nama pangkat Joyo Sumengah), antagonis pertama, adalah punggawa keamanan istana. Dengan demikian, jabatannya lebih rendah daripada Setyoko. Dia adalah orang yang licik dan terkenal keras, sehingga ditakuti oleh massa. Namun, dia juga menyimpan rasa cinta kepada Giok Tien yang tidak mereda setelah puluhan tahun; rasa cinta ini juga menyebabkan dia mempunyai rasa dendam kepada Setyoko, yang mampu memiliki Giok Tien.

Rasa cinta dan dendam ini menyebabkan dia berbuat hal yang jahat. Dia merencanakan pembunuhan Giok Hong dan Giok Hwa, berusaha untuk memerkosa Giok Tien, lalu akhirnya berhasil setelah diizinkan oleh Prabu Murhardo. Dia juga membunuh Giok Tien (tidak sengaja) dan Setyoko dengan panah.

Namun, setelah kematian Giok Tien cinta tulus Radi Prawiro tampil jelas sekali. Dia segara menyesal kematian Giok Tien, dan akhirnya menusuk diri karena sesal itu. Dia tampaknya tidak sanggup melanjutkan hidupnya dengan pengetahuan bahwa dia sendiri sudah membunuh wanita yang paling dia cintai, biarpun dia dimaafkan Giok Tien.

‘Tien, aku hanya hendak membunuh suamimu untuk melampiaskan dendamku. Bila suamimu sudah tiada, dengan segala cara aku ingin membujukmu untuk mau hidup bersamaku, karena aku amat mencintaimu, Tien. Ternyata kau malah terbunuh mendahului suamimu. Hatiku hancur dan sedih, Tien, karena akhirnya akulah yang membunuhmu,’ rapat Joyo Sumengah. Suaranya pedih menyayat-nyayat. ...

... senyum itu sudah cukup untuk menjadi tanda, bahwa Giok Tien telah memaafkan segala kekejaman yang ia lakukan. ... tanpa berpikir panjang, Joyo Sumengah pun menghunus keris Kyai Pesat

Nyawa dari sarungnya. Lalu secepat kilat, ia menusukkan keris pusaka itu ke dadanya...

Karena tusukan Kyai Pesat Nyawa, darah pun menyembur keras dari dadanya, dan Joyo Sumengah roboh, tergeletak tak bernyawa.152

3.5.5 Prabu Murhardo / Prabu Amurco Sabdo

Prabu Murhardo, antagonis kedua cerita, adalah raja Medang Kamulan Baru. Saat dia menjadi raja, rakyat sangat bahagia. Namun, setelah dia sudah lama berkuasa dan semakin mabuk kuasa rakyat menjadi putus asa dan mencari jawaban dalam minuman keras. Akhirnya mereka beramuk massa, menentang kekuasaan raja.

Prabu Murhardo tidak memikirkan kepentingan orang lain, hanya dirinya sendiri. Walaupun orang Cina telah banyak membantu dan memperkaya dia, dia mengambil keputusan agar amuk massa diarahkan ke mereka agar dia bisa menikmati kekuasaannya.153 Saat perintahnya itu ditolak oleh Setyoko untuk alasan nurani, Prabu Murhardo menjadi marah dan mengancam akan memecat Setyoko sebagai Senapati, seakan itu penghinaan terhadap diri Prabu Murhardo.

Prabu Murhardo juga munafik. Walau dia telah menegaskan kepada Radi Prawiro bahwa Giok Tien tidak boleh digagahi karena akan menyebabkan kekacauan dan urusan pribadi tidak boleh dicampur dengan urusan negara, dia sendiri sanggup memerkosa Giok Tien. Ketika Radi Prawiro menangkap basah perbuatannya, Prabu Murhardo tidak merasa bersalah besar:

‘Bukankah Paduka sendiri yang berkata, negeri sedang berada dalam keadaan gawat, karena itu Paduka mencegah dan menyuruh hamba

152

Ibid. Hal. 295 – 298.

153

menunda nafsu hamba terhadap Putri Cina ini? Padahal hamba sendiri sesungguhnya sudah tidak bisa menguasainya lagi!’ ...

‘... lelaki mana bisa tahan, bila berhadapan dengan Putri Cina yang cantik dan menggairahkan ini? ... Joyo Sumengah, jangan kau berpura-pura. Diam-diam dengan kata-katamu, kau telah menyalahkan dan menuduh aku. ... Aku adalah rajamu, selayaknyalah kau mendahulukan kemauanku.’154

Akhirnya, sebagai akibat dari perbuatannya dia terpaksa harus mengundurkan diri sebagai raja, dengan persetujuan dengan Setyoko agar semua kerusuhan bisa selesai dengan damai dan tidak terjadi perang saudara.

3.5.6 Korsinah

Korsinah, tokoh tritagonis yang mendukung protagonis, adalah seorang pemain ketoprak Jawa senior yang menjadi teman baik Giok Tien. Korsinah berfungsi sebagai ibu angkat Giok Tien di Sekar Kastubo, memberi saran tentang bermain ketoprak dan juga kehidupan dengan lelaki. Dia sangat khawatir Giok Tien akan mengikuti jalan seperti dia ketika masih muda.

‘Hidupku pernah seperti pengemis-pengemis itu. Ketika aku masih cantik dan terkenal di panggung, aku menjual tubuhku pada para laki- laki yang menyukai aku. Tidakkah aku sama dengan pengemis-pengemis itu? Mereka mengemis dengan batoknya, dan aku mengemis dengan tubuhku. Namanya pengemis, Tien, mana ia bisa bahagia. Sekarang aku sudah tua, tubuhku tak mau lagi kuajak mengemis pada laki- laki. Kalau aku tidak jadi seniwati ketoprak, mungkin aku sudah menjadi pengemis seperti mereka. Maka meski hanya menjadi emban, dan mendapat uang hanya cukup untuk makan, aku sudah bersyukur. Maka kalau kamu tidak hati- hati, Tien, tubuhmu yang molek itu bisa menuntunmu jadi pengemis,’ tutur Korsinah.155

154

Ibid. Hal. 253 – 254.

155

Demi perlindungan Giok Tien, Korsinah mengajar sebuah rapal agar Giok Tien selalu bisa berperan optimal; Korsinah juga menghapus guna-guna Radi Prawiro dengan guna sendiri. Akhirnya, saat mereka berpisah, Giok Tien sangat sedih. Dia memberi Korsinah liontin yang dulu diberi ibu untuk keselamatan. Dengan menangis, mereka harus berpisah.

3.5.7 Keluarga Giok Tien

Ada tiga anggota keluarga Giok Tien yang diperkenalkan di Putri Cina, yaitu ibunya Siok Nio dan kakak-kakaknya Giok Hong dan Giok Hwa; mereka semua berperan sebagai tritagonis pendukung protagonis. Siok Nio adalah seorang janda Cina yang suka menonton ketoprak. Biarpun dia sering dihampiri oleh lelaki, dia memilih berjanda dan membesarkan putri-putrinya.

Tak heran bila banyak laki- laki, lebih- lebih laki- laki pribumi, menyukainya dan ingin meminangnya. Salah satu pengagumnya adalah seorang punggawa kota praja. Kerap punggawa kota praja ini memesankan kursi untuk menonton ketoprak bagi Siok Nio dan anak-anaknya. Tentu maksudnya, agar ia bisa duduk di dekat Siok Nio, ketika mereka bersama menonton ketoprak. Siok Nio tahu, punggawa itu amat menyukainya dan ingin mengambilnya sebagai istri. Namun Siok Nio tetap memilih hidup sendiri, bersama ketiga anaknya.156

Dia paling menyayangi Giok Tien dan memberi hadiah yang sangat berharga. Dia meninggal tak lama setelah pernikahan Giok Tien.

Giok Hong dan Giok Hwa adalah kakak perempuan Giok Tien. Mereka tidak menikah, tetapi memilih tinggal di satu rumah dengan Setyoko dan Giok Tien setelah

156

pernikahan adik mereka. Mereka meninggal, ditusuk Kyai Pesat Nyawa oleh pasukan Radi Prawiro, dalam kerusuhan.

3.5.8 Aryo Sabrang

Aryo Sabrang, salah satu tritagonis, adalah adipati yang menggantikan Prabu Murhardo sebagai raja Medang Kamulan. Biarpun dia dikemukakan sebagai anak buah Prabu Murhardo,157 dia ternyata tidak sependirian. Dia menghapus bekas-bekas dari kerajaan Prabu Murhardo dan mengembalikan Medang Kamulan Baru ke aslinya.158

Dokumen terkait