• Tidak ada hasil yang ditemukan

pensiun dan yayasan kesejahteraan.”

Jaringan฀Distribusi฀dan฀Anak฀Perusahaan

Jaringan฀Distribusi฀dan฀Sentralisasi฀ Proses

Selama tahun 2003 telah di buka 43 kantor cabang yang terdiri dari 16 Kantor Cabang Pembantu, 25 Kantor Kas dan 2 Kantor Kas peningkatan dari Kas Mobil. Selain itu juga ada penambahan City Operations sebanyak 5 tempat.

Outlet Tahun 2002 2003 Kantor฀Cabang 241 129 Kantor฀Cabang฀ Pembantu 247 382 Kantor฀Kas 199 219 687 730 Outlet Tahun 2002 2003 BPC 11 11 City฀Operations 1 6 Penjelasan

Konsep dan strategi pengembangan jaringan distribusi Bank Mandiri didasarkan pada dua hal, yaitu pengembangan outlet yang tersebar (distributed outlet) dan sentralisasi proses (centralized processing). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan fungsi prudential banking

dengan cara melakukan pemisahan tugas (segregation of duties), antara fungsi bisnis/marketing dengan fungsi proses.

Jaringan฀Distribusi

Sebagai jaringan distribusi, fungsi kantor cabang difokuskan sebagai point of service and sales, di mana setiap outlet memberikan pelayanan kepada seluruh segmen nasabah (corporate,

commercial, maupun consumer) serta melakukan penjualan produk-produk

consumer dan commercial di cabang-cabang tertentu. Strategi pengembangan outlet dilakukan dengan pembentukan

outlet yang tersebar luas di lokasi-lokasi strategis dan menguntungkan. Oleh karenanya pengembangan jaringan lebih diutamakan dengan membuka Kantor Kas guna meningkatkan coverage area

yang dapat dilayani. Pada akhir tahun 2003. Bank Mandiri telah memiliki 730 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 129 Kantor Cabang, 382 Kantor Cabang Pembantu, dan 219 Kantor Kas yang dikoordinasikan oleh 10 Kantor Wilayah. Selain itu untuk melayani nasabah prima, telah dibuka 17 outlet Prioritas.

Parameter pengembangan jaringan didasarkan pada beberapa hal yaitu:

• Geografis dan Demografi

• Potensi Ekonomi

• Pengembangan Bisnis

• Segmentasi nasabah

• Market Share

Sentralisasi Proses

Strategi sentralisasi proses bertujuan untuk meningkatkan economies of scale, disamping mempercepat penanganan proses transaksi di cabang. Sentralisasi proses dilaksanakan oleh 6 City Operations di kota-kota besar, yaitu: Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. City Operations menangani pekerjaan processing ( back-office) dari cabang-cabang di kota besar tersebut, yang meliputi loan processing,

bills processing (BPC) dan payment processing. Sentralisasi proses juga dilaksanakan di beberapa cabang tertentu yang jauh dari City Operations.

Khusus untuk penanganan transaksi

trade service (L/C), Bank Mandiri memiliki 11 BPC (Bills Processing Centre) yang merupakan bagian dari City Operations di 6 kota besar di Indonesia. Selain itu, BPC juga terdapat di 5 kota

Kinerja 2003

Kami฀memiliki: •฀730฀cabang฀di฀seluruh฀Indonesia •฀6฀City฀Operation •฀11฀Bills฀Processing฀Centre •฀1฀Disaster฀Recovery฀Centre •฀Penyertaan฀langsung฀pada฀9฀ anak฀perusahaan •฀Penyertaan฀tidak฀langsung฀pada฀ 12฀anak฀perusahaan •฀Penyertaan฀melalui฀Debt฀Equity฀ Swap

Jaringan฀Distribusi฀dan฀Anak฀Perusahaan

lainnya, yaitu: Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Samarinda, dan Padang. BPC sebagai unit kerja yang melakukan proses ekspor, impor dan SKBDN dikelola secara profesional oleh tenaga-tenaga spesialis yang terlatih dan berpengalaman. Sebagai unit processing, BPC memiliki independensi dari unit-unit marketing maupun risk management, sehingga prudential banking

dapat berjalan dengan baik. Dengan disentralisasikannya proses di BPC, maka risiko-risiko transaksi dapat dikendalikan secara optimal.

Adanya BPC, memungkinkan bisnis unit/front office dapat memusatkan perhatiannya kepada pengembangan bisnis, baik kepada existing customer

maupun prospective customer tanpa perlu terlibat dalam kegiatan processing yang ditangani oleh BPC. Selain itu, saat ini setiap outlet/cabang dapat melayani kebutuhan transaksi trade service tanpa harus memiliki unit processing sendiri. Di waktu yang akan datang, sentralisasi proses akan terus menerus dilakukan, diperbaiki, dan diarahkan untuk menghasilkan proses-proses yang bersifat

Straight Through Processing yang pada akhirnya dapat menunjang tercapainya

Operation Excellence di Bank Mandiri. Pelaksanaan fungsi bisnis dan fungsi proses dilakukan secara transparan dan dimonitor secara ketat dengan memperhatikan prinsip good corporate governance.

Selain itu untuk menjaga kesinambungan bisnis (business continuity), apabila terjadi suatu bencana (disaster) di Kantor Pusat, telah dibangun Disaster Recovery Centre (DRC) baik untuk data maupun operasional bank yang lokasinya terpisah

(off site) dari Kantor Pusat, sehingga kegiatan bisnis akan tetap berjalan.

Procurement & Fixed Assets

Pada tanggal 17 Desember 2003, Bank Mandiri memperoleh rekomendasi lulus Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Provision of Records Management atau Manajemen Dokumen setelah dilakukan

final audit oleh assessor Badan Sertifikasi PT Lloyd’s Register Indonesia (LRQA). Ruang lingkup audit sertifikasi ISO 9001 bidang Manajemen Dokumen tersebut meliputi kecukupan manual prosedur dan implementasi Archive Management, Archive Warehousing dan

Mailroom Management.

Penerapan ISO 9001 ini adalah untuk memastikan kebijakan, manual dan sasaran-sasaran mutu manajemen dokumen memenuhi standar

internasional dan peraturan yang berlaku serta terciptanya kepuasan nasabah dan perbaikan sistem mutu secara berkesinambungan.

Perolehan kelulusan sertifikat ISO 9001 merupakan bukti keberhasilan Bank Mandiri memberikan layanan terbaik bagi nasabah. Selain itu sebagai bagian dari implementasi “good corporate governance”, Bank Mandiri sedang mempersiapkan penerapan e-procurement

untuk penyediaan barang dan jasa. Hal ini merupakan refleksi akuntabilitas Bank kepada stakeholders.

Assets Management

Bank Mandiri memiliki penyertaan langsung pada 9 anak perusahaan, penyertaan tidak langsung pada 12 anak perusahaan dan beberapa penyertaan karena debt equity swap maupun penyertaan melalui dana pensiun dan

yayasan kesejahteraan pegawai eks legacy banks. Sejalan dengan paket kebijakan ekonomi pemerintah RI menjelang dan sesudah berakhirnya program kerjasama dengan IMF, maka telah disusun strategi pengelolaan aset secara efisien, antara lain dengan menyusun dan melaksanakan

master plan dalam rangka divestasi anak perusahaan dan perusahaan terafiliasi, serta kelebihan aktiva properti. Divestasi yang dilakukan dengan program-program yang telah tersusun dengan baik melalui penjualan/divestasi atau likuidasi, dengan kriteria masing-masing, yaitu:

a. Kriteria anak perusahaan/perusahaan terafiliasi yang di divestasi atau likuidasi: - Tidak bersinergi dengan core business

Bank Mandiri

- Kepemilikan saham minoritas b. Kriteria kelebihan aktiva properti yang

di divestasi, yaitu bangunan (kantor, rumah instansi, lainnya) maupun lahan kosong yang tidak digunakan.

Dalam mengelola anak perusahaan Bank Mandiri menggunakan beberapa strategi, yaitu:

1. Mengembangkan bisnis anak perusahaan yang masih dalam core business yang ditetapkan Bank Mandiri (perbankan, sekuritas dan syariah). 2. Melakukan sinergi bisnis dengan bisnis

bank, sehingga peluang yang muncul dari bisnis bank dapat dijadikan peluang dalam peningkatan keuntungan anak perusahaan. Sebagai contoh: untuk peningkatan bisnis anak perusahaan sekuritas, saat ini pengembangan usahanya juga dilakukan bersama dengan Corporate Banking. Adapun untuk Bank Syariah dilakukan bersama dengan Consumer Banking.

3. Memberikan target yang sehat pada perusahaan untuk dapat menjadi perusahaan yang memiliki kinerja

terbaik serta dapat menghasilkan sesuai dengan investasi yang telah ditanamkan pada anak perusahaan.

4. Menunjuk tenaga profesional yang dan mempunyai kompentensi tinggi untuk mengelola anak perusahaan baik dari Bank Mandiri maupun dari luar Bank Mandiri.

5. Menempatkan personil/representasi Bank Mandiri di anak perusahaan atau

penyertaan Bank Mandiri di perusahaan lain dalam komite kerja yang ditujukan untuk tetap mempertahankan eksistensi dan pengembangan bisnis dengan perusahaan tersebut.

6. Tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip waktu dan uang dalam setiap investasi yang dilakukan oleh anak perusahaan.

Anak฀Perusahaan฀Bank฀Mandiri

Perusahaan Bidang฀Usaha Kepemilikan฀Efektif

PT.฀AXA฀Mandiri฀Financial฀Services ฀ PT฀Bank฀Mandiri ฀ National฀Mutual฀International฀Pty฀Ltd Asuransi 49% 51% PT.฀Bank฀Syariah฀Mandiri ฀ Bank฀Mandiri ฀ PT.฀Mandiri฀Sekuritas Perbankan 99,99% 0,01% PT.฀Sarana฀Bersama฀Pembiayaan฀Indonesia ฀ Bank฀Mandiri ฀ Bank฀Komersial฀lainnya Keuangan 34,00% 66,00% PT.฀Mandiri฀Sekuritas ฀ Bank฀Mandiri ฀ PT.฀Pengelola฀Investama฀Mandiri Sekuritas 95,68% 4,32% PT.฀Bapindo฀Bumi฀Sekuritas ฀ Bank฀Mandiri ฀ Yayasan฀Kesejahteraan฀Pegawai฀Bapindo ฀ AJB฀Bumiputera฀1912 Sekuritas 26,19% 50,24% 30,76% PT.฀Kustodian฀Sentral฀Efek฀Indonesia ฀ Bank฀Mandiri ฀ Bank฀&฀Sekuritas฀lain Depository 16% 84% Bank฀Mandiri฀(Europe).฀Ltd.,฀London ฀ Bank฀Mandiri Perbankan 100,00% PT.฀Bumi฀Daya฀Plaza ฀ Bank฀Mandiri ฀ Dana฀Pensiun฀–฀Mandiri฀I Properti 93,33% 6,67% PT.฀Usaha฀Gedung฀BDN ฀ Bank฀Mandiri ฀ Yayasan฀Kesejahteraan฀Pegawai—BDN Properti 99,00% 1,00% Jaringan฀Distribusi฀dan฀Anak฀Perusahaan

Dokumen terkait