PENDAHULUAN
Konsep sehat pada lanjut usia berbeda dengan orang dewasa. Faktor yang berperan terjadinya penyakit pada lanjut usia bersifat kompleks. Penyakit yang muncul merupakan interaksi antara faktor fisik, psikis, sosial, ekonomi, spiritual, dan linkungan. Semua faktor tersebut berinteraksi kuat, terkadang sulit diidentifikasi faktor mana saja yang berkontribusi atau faktor mana saja yang bersifat dominan.
Suatu gangguan disebut sebagai penyakit bila memerlukan perhatian serius atau pengobatan baik secara farmakologis (obat) maupun non farmakologis. Bila belum memerlukan pengobatan tertentu sering hanya disebut sebagai penurunan fungsi organ biasa
~ 29 ~
disebut penuaan. Penyakit pada lanjut usia sering bersifat akut atau mendadak, tetapi sulit dikenali. Penyakit yang muncul menjadi tidak mendapat perhatian dan tidak mendapatkan perawatan atau pengobatan semestinya. Pemburukan mudah terjadi bahkan mengancam nyawa.
Penyakit yang muncul pada lanjut usia adalah kelanjutan dari penurunan fungsi organ. Proses penuaan terjadi pada semua organ sehingga penyakit yang muncul menjadi berbagai macam. Penyakit yang beragam dan penurunan berbagai fungsi organ fungsi organ inilah yang menyebabkan penyakit lanjut usia memiliki gejala dan tanda yang tidak khas (sulit dikenali).
Penyakit-penyakit yang terjadi pada lanjut usia adalah penyakit degeneratif atau kronis, berlangsung lama tidak ada istilah sembuh, hanya bisa dikontrol dengan pengobatan. Pada lanjut usia yang menderita berbagai penyakit mengharuskan mereka mengkonsumsi banyak obat. Kondisi ini kita sebut polifarmasi. Polifarmasi menjadi masalah baru yang harus mendapatkan perhatian. Polifarmasi berpotensi terjadi interaksi obat yang membahayakan lanjut usia.
~ 30 ~
Interaksi obat yang berbahaya ini terjadi karena efek suatu obat berubah akibat adanya obat lain, makanan, atau minuman. Suatu obat memiliki efek yang diinginkan dan tidak diinginkan saat berinteraksi dengan obat lain atau makanan. Sehingga setiap konsumsi obat perlu diketahui obat tersebut tidak cocok dikonsumsi bersamaan dengan obat atau makanan apa.
Gambar 7. Konsep penyakit pada lanjut usia. Pada lanjut usia penyakit terjadi akibat interaksi berbagai faktor secara kompleks dalam waktu bersamaan yang
~ 31 ~
Gambar 8. Konsep penyakit pada dewasa terjadi akibat interaksi berbagai faktor yang jelas dapat diketahui sederhana dan mudah
dikenali.
Penanganan penyakit pada lanjut usia tantangan tersendiri. Penatalaksanaan penyakit pada lanjut usia menggunakan metode khusus dinamakan CGA. Comprehensif Geriatric Assessment (CGA) atau Pengkajian Pasien Geriatri Paripurna adalah metode Penanganan yang dilakukan terhadap pasien geriatri (umur diatas 60 tahun) secara holistik (fisik, psikis,
~ 32 ~
sosial, ekonomi, spiritual, dan lingkungan) dan komprehensif (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dilakukan oleh tim multidisiplin untuk mengembalikan kemandirian lanjut usia seoptimal mungkin. Tujuan penatalaksanaan pasien lanjut usia tidak lagi kesembuhan karena penyakit yang diderita tidak bisa disembuhkan tetapi kemandirian selalu diupayakan pada lanjut usia.
Tim yang multidisiplin bekerja secara interdisiplin artinya tim yang terdiri dari berbagai profesi bekerja sama, berperan aktif, saling berkontribusi untuk tujuan yang sama yaitu kemandirian pasien. Bukan hanya sekedar bekerja, tanpa saling berinteraksi dengan profesi lain.
Proses penatalaksanaan haruslah melibatkan keluarga. Keluarga adalah pilar penting dalam kesehatan lanjut usia. Keluarga harus dilibatkan dalam perawatan pasien geriatri walaupun sudah ada perawat atau care giver. Tetapi peran keluarga tidak bisa diabaikan. Di Rumah Sakit, disamping diperlukan rapat tim profesi yang merawat diperlukan juga rapat atau pertemuan dengan keluarga pasien (family meeting).
~ 33 ~
Dalam topik berikutnya akan dibahas beberapa penyakit yang sering timbul pada lanjut usia. Pembahasan akan disampaikan secara sederhana tentang pengenalan penyakit, cara pencegahan, dan penanganan.
DEMENSIA (PIKUN)
Demensia adalah penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia, dimana terjadi penurunan fungsi kognitif (kemampuan berpikir, mengingat, menganalisis, dan membuat keputusan). Gejala-gejala demensia yang perlu diwaspadai adalah adanya gangguan daya ingat, sulit untuk fokus, sulit melakukan kegiatan yang familiar (misalnya bingung cara mengemudi, sulit mengatur keuangan, sulit menyelesaikan tugas sehari-hari), bingung akan waktu dan tempat, serta gangguan visuospasial yaitu kernampuan untuk menempatkan sebuah benda, objek atau gambar dalam sebuah tempat atau ruangan. Gejalanya seperti kesulitan menuangkan air ke gelas, menabrak cermin saat berjalan, tidak dapat menyusun gambar dan kesulitan membaca peta.
~ 34 ~
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya demensia, yaitu melalui aktifitas fisik, melatih pola pikir, dan asupan makanan.
1. Aktifitas fisik
Setiap aktivitas sehari-hari lanjut usia harap menjaga kepala jangan sampai mengalami benturan keras atau luka berat. Latihan fisik saat pagi hari di luar rumah sangat baik untuk oksigenasi otak. Salah satu aktivitas fisik yang dianjurkan untuk mencegah demensia adalah latihan aerobik berkelanjutan. Manfaat dari latihan aerobik ini adalah meningkatkan aliran darah ke otak. Latihan aerobik ini dapat dilakukan dengan cara jalan cepat, jogging, bersepeda, dan renang. Durasi latihan aerobik dilakukan selama 30 menit setiap hari. Aktivitas olah raga saat pagi hari di luar rumah sangat baik untuk oksigenasi otak.
2. Melatih pola pikir
Beberapa kegiatan rutin yang dapat melatih pola pikir seperti membaca dan menulis, melakukan permainan yang merangsang otak
~ 35 ~
(misalnya catur), melakukan permainan yang memerlukan daya ingat (misalnya teka teki silang), melakukan hobi dan aktif dalam kegiatan sosial. Selalu berpikir positif dan menghindari stres dapat menjaga otak tetap sehat di usia senja.
3. Nutrisi
Nutrisi yang tepat pada lanjut usia dapat mencegah terjadinya demensia. Vitamin B, antioksidan, dan omega 3 sangat baik untuk mencegah demensia. Vitamin B baik untuk otak dan saraf. Asupan vitamin B didapat dari konsumsi roti, telur, ikan, susu, kacang tanah, kentang, unggas, kacang kedelai, asparagus, brokoli, beras merah, brussels sprout, buncis, hati, kacang polong, dan bayam. Aktioksidan mencegah demensia dengan cara melawan neurodegenerasi dengan membatasi produksi zat beracun dan mengurangi kerusakan oleh radikal bebas. Aktioksidan didapat pada makanan yang mengandung vitamin C dan E, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian, minyak tumbuhan (jagung, zaitun dan minyak
~ 36 ~
kedelai), bibit gandum, blackcurrant, brokoli, kubis brussel, dan jeruk. Omega 3 sangat penting mencegah penurunan kognitif dan demensia. Sumber omega 3 didapat dari salmon, mackerel, herring, sarden, tuna segar, dan ikan todak, telur, dan daging
DEPRESI
Depresi merupakan gangguan emosional, bisa berupa perasaan tertekan, tidak merasa bahagia, sedih, merasa tidak berharga, tidak punya semangat, tidak berarti dan pesimis terhadap hidup. Depresi sering dialami para lansia. Umumnya mereka memiki perasaan yang lebih peka dan cepat tersinggung. Penyebab umum dari depresi saat usia senja antara lain keadaan ekonomi yang belum baik (masih harus bekerja), tidak diperhatikan dan dipedulikan oleh anak dan cucunya, serta diasingkan oleh keluarganya sendiri (dikirim ke pantai jompo). Gejala-gejala depresi yang harus diperhatikan adalah adanya perasaan sedih, kehilangan minat, mudah lelah, rasa bersalah atau tidak berguna, susah tidur, nafsu makan
~ 37 ~
berkurang dan penurunan berat badan. Gejala depresi berat yang berbahaya adalah adanya pikiran untuk mati atau melukai diri.
Gambar 9. Lansia sangat rentan mengalami demensia, depresi dan cemas.
Bagaimana cara mencegah depresi? Hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan bertemu dan berkumpul dengan komunitas seusia. Kegiatan ini memungkinkan untuk saling bertukar informasi dan saling membangkitkan semangat hidup. Cara lainnya adalah dengan mengisi waktu dengan aktivitas ringan yang dapat menimbulkan perasaan senang dan menghilangkan kebosanan (misalnya mengerjakan hobi, membaca, menulis, atau
~ 38 ~
berolahraga ringan). Yang terpenting adalah tetap berusaha untuk berpikir positif. Ingat segala sesuatunya memiliki hal yang positif walaupun dalam keadaan duka sekalipun.
INSOMNIA (SUSAH TIDUR)
Susah tidur atau sering disebut dengan insomnia juga merupakan akibat dari penurunan fungsi otak saat usia senja. Insomnia bukan merupakan suatu penyakit melainkan gejala yang sering timbul bersamaan dengan gangguan emosional, misalnya cemas, depresi maupun ketakutan. Seiring pertambahan usia, waktu tidur pun cenderung berkurang. Pada akhirnya lansia akan lebih sering terjaga pada semua stadium tidur. Walaupun perubahan ini normal namun sering membuat para lansia beranggapan bahwa mereka tidak cukup tidur. Sebenarnya para lansia yang mengalami perubahan waktu tidur tidak memerlukan pengobatan karena perubahan tersebut adalah suatu hal yang normal.
Sebuah kekeliruan bila beranggapan tidur dapat menghilangkan rasa cemas. Justru rasa cemas
~ 39 ~
itu akan membuat sulit tidur. Minimalkan rasa cemas yang menyerang dengan melakukan olah raga ringan dan meditasi ringan. Kenali apa penyebab rasa cemas itu. Cobalah cari cara terbaik untuk mengatasinya. Diskusikan dengan keluarga agar mereka bisa membantu mengatasi penyebab rasa cemas itu. Cara lain untuk mengatasi susah tidur adalah dengan melakukan relaksasi seperti mengatur pernapasan. Tarik napas panjang, hembuskan. Lakukan hingga merasa relaks. Penggunaan aromaterapi juga dapat membantu. Pilihlah aroma yang membuat relaks seperti lavender.
KATARAK (LENSA MATA KERUH)
Saat usia senja dapat terjadi berbagai gangguan penglihatan seperti gangguan adaptasi gelap, lensa mata yang menjadi keruh (disebut katarak senilis) dan presbiopi.
Katarak adalah penyakit lensa mata yang menjadi keruh, terjadi secara perlahan hingga penglihatan terganggu. Gejala-gejala katarak yang harus diperhatikan adalah pandangan mata menjadi
~ 40 ~
kabur atau buram seperti ada bayangan awan ataupun asap, sulit melihat pada malam hari, sensitif terhadap cahaya, terdapat lingkaran cahaya pada mata saat memandang sinar dan membutuhkan cahaya terang untuk membaca.
Katarak yang sudah menebal dan matang hanya bisa diterapi dengan operasi penggantian lensa. Saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah bisa melakukan operasi katarak. Untuk katarak yang masih dalam tahap gejala, dapat dilakukan berbagai cara untuk mencegah gejala tersebut menjadi lebih parah seperti hindari makanan cepat saji atau makanan yang mengandung lemak jenuh, minum secangkir teh hijau setiap pagi, minum segelas jus wortel setelah makan siang, dan meningkatkan konsumsi sayuran terutama bayam dan rumput laut.
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
Hipertensi atau sering disebut tekanan darah tinggi adalah keadaan di mana tekanan darah di pembuluh darah arteri meningkat. Bila seseorang mengalami peningkatan tekanan darah, volume darah
~ 41 ~
meningkat dan saluran darah lebih sempit. Hal ini menyebabkan jantung harus memompa darah lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Beban jantung dan pembuluh darah menjadi lebih berat. Peluang terjadinya penyumbatan pembuluh darah arteri dan gagal jantung menjadi semakin besar.
Hipertensi dikatakan sebagai silent killer. Tidak banyak orang yang menyadari kapan tekanan darah mereka meningkat. Tidak ada gejala di awal. Kalaupun ada, biasanya ringan dan tidak spesifik seperti pusing, tengkuk terasa pega, sakit kepala. Seseorang usia lanjut (diatas 60 tahun) dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik (ditulis 140/90).
Kenapa lanjut usia banyak menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)? Lanjut usia memiliki beberapa risiko yang meningkatkan terjadi hipertensi pada lanjut usia, yaitu:
1. Penurunan rasa kecap terhadap rasa asin akibat penuaan menyebabnya asupan
~ 42 ~
garamnya meningkat. Pada saat makan lanjut usia sering menambahkan garan sendiri karena merasakan hidangannya hambar kurang garam. Asupan garam berlebih meningkatkan risiko hipertensi.
2. Kurang olah raga dan aktifitas fisik dapat mengurangi kemampuan kelenturan pembuluh darh sehingga tahanan perifer meningkat. Hal ini meningkatkan tekanan darah.
3. Kurangnya asupan buah-buahan yang berair dapat menurunkan asupan kalium. Beberapa buah-buahan terutama yang berair mengandung banyak kalium. Kalium berperan dalam proses relaksasi atau delatasi pembuluh darah. Bila kalium rendah cenderung terjadi konstruksi pembuluh darah yang meningkatkan pembuluh darah.
4. Penuaan itu sendiri berakibat pada perubahan struktur pembuluh darah yang cenderung menebal dan mengeras disebut sebagai
atherosclerosis. Proses atherosclerosis terjadi
~ 43 ~
faktor risiko berupa asupan lemak jenuh yang tinggi, adanya penyakit kencing manis, merokok, kegemukan dan kurang aktifitas. Hipertensi yang terjadi akibat atherosclerosis ini ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik tetapi diastoliknya normal. Kondisi ini disebut hipertensi sistolik terisolasi.
Cara untuk menghindari hipertensi adalah dengan menghindari hal-hal diatas tetapi sering tidak dapat dihindari karena berhubungan dengan proses penuaan itu sendiri. Jika sudah terjadi hipertensi, disarankan tetap mengurangi hal-hal tersebut ditambah dengan rutin kontrol tekanan darahnya ke dokter. Jangan meminum obat sendiri atau menghentikan obat sendiri tanpa pengawasan dari dokter. Ingat hipertensi dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner, gagal jantung, gagal ginjal dan stroke.