• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 61-66)

57A. FUNGSI INTERMEDIASI

3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

60 -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 Q1-06 Q2-06 Q3-06 Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 M inahasa B o lmo ng

Sangihe Talaud M anado B itung

Berdasarkan wilayah penghimpunan dana, dari keseluruhan total DPK, sebesar 75,33% atau Rp5.315 milliar berasal dari dari bank-bank yang berlokasi di Kota Manado, selanjutnya adalah Kota Bitung (8,16%), Kabupaten Minahasa (6,54%), Kabupaten Bolaang Mongondow (5,40%) dan Kabupaten Sangihe – Talaud (4,56%). Tingginya penghimpunan dana masyarakat di Kota Manado terkait dengan jaringan kantor bank yang sebagian besar terkonsentrasi di Kota Manado, disamping itu sentra pertumbuhan ekonomi daerah berada di Manado tercermin dari maraknya aktifitas pembangunan daerah yang lebih terfokus di sekitar Manado.

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan laju pertumbuhan dana secara tahunan, seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif dengan kenaikan tertinggi dialami oleh Kota Bitung sebesar 27,3% (y.o.y), berikutnya ada Kota Manado dan Kabupaten Minahasa yang masing-masing tumbuh 18,3% (y.o.y) dan 18,1% (y.o.y). Wilayah dengan laju pertumbuhan dana terendah adalah Kabupaten Bolaang Mongondow yang hanya tumbuh 7,7% (y.o.y).

3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Berdasarkan data historis yang ada, terlihat bahwa secara umum trend penyaluran kredit menunjukkan peningkatan. Hal ini menandakan bahwa fungsi intermediasi perbankan telah berjalan cukup baik. Berdasarkan jenis penggunaannya, perkembangan kredit paling

significant dialami oleh kredit modal kerja yang sejak awal Tahun 2007 mencatat

pertumbuhan yang terus meningkat. Hal yang hampir sama dialami oleh kredit konsumsi yang tumbuh relatif stabil pada kisaran 20% (y.o.y). Namun demikian, kondisi sedikit

Grafik 3.6.

Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kabupaten/Kota s.d. November 2007 (%)

Grafik 3.7.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kabupaten/Kota (%) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 M inahasa Bolmong Sangihe Talaud M anado Bit ung Q1-08 Q4-07 Q1-07

61

berbeda dialami oleh jenis kredit investasi yang walaupun tumbuh positif namun trend pertumbuhannya menunjukkan perlambatan.

Grafik 3.8.

Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan (Persen) (20) (10) -10 20 30 40 50 60 70 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M 2005 2006 2007 2008 Kredit Invest asi M odal Kerja Konsumsi

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Pada triwulan I-2008, kredit tahunan perbankan tumbuh 26,92% (y.o.y). Pertumbuhan ini disumbangkan baik oleh jenis kredit investasi, modal kerja dan konsumsi (walaupun dalam persentase yang bervariasi). Berdasarkan jenis penggunaannya, peningkatan kredit terbesar terjadi pada kredit modal kerja yang tumbuh 34,36% (y.o.y), disusul kredit konsumsi 23,49% (y.o.y) dan kredit investasi 18,59% (y.o.y). Namun demikian, pangsa kredit modal kerja ternyata hanya 38,49% dari total kredit yang disalurkan, atau masih lebih kecil dibandingkan kredit konsumtif yang pangsanya mencapai 51,52% pada triwulan I-2008. Belum lagi melihat fakta kecilnya pangsa kredit investasi yang hanya 9,99% dari total kredit yang disalurkan.

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Grafik 3.9.

Panyaluran Kredit di Provinsi Sulawesi Utara (Rp. Milliar) -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2006 2007 2008 Konsumsi Invest asi M odal Kerja

62

Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran kredit produktif selama triwulan ini sebagian besar ditujukan ke sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) dengan pangsa sebesar 30,24% dari total kredit sebesar Rp6.573. Disusul kredit jasa dunia usaha dengan pangsa 5,24%, kredit konstruksi (4,30%) dan kredit pertanian (4,29%). Selain tingginya tingkat konsumsi masyarakat Sulawesi Utara, tingginya minat wisatawan asing dan domestik untuk berkunjung ke Sulawesi Utara (tercermin dari tingginya tingkat hunian hotel dan terus berlangsungnya pembangunan hotel-hotel baru) menyebabkan pihak perbankan di Sulawesi Utara sangat tertarik untuk membiayai sektor PHR ini.

Sementara itu, berdasarkan pencapaiannya, peningkatan kredit paling significant terjadi pada sektor jasa dunia usaha yang tumbuh 99,03% (y.o.y) mencapai jumlah Rp344,38 milliar atau meningkat dibandingkan pencapaian akhir triwulan sebelumnya yang tumbuh 81,71% (y.o.y). Berikutnya adalah kredit sektor angkutan yang tumbuh 79,80% (y.o.y), kredit sektor pertanian 67,11% (y.o.y), dan kredit sektor PHR 40,77% (y.o.y). Meningkatnya kredit pertanian pada triwulan laporan merupakan bentuk keberhasilan program revitalisasi pertanian yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara pada Tahun 2007 lalu yang mendapat dukungan perbankan. Tercatat hingga akhir Tahun 2007, jumlah kredit revitalisasi pertanian yang berhasil disalurkan oleh perbankan selama Tahun 2007 mencapai jumlah Rp11 milliar. Selain sektor-sektor yang mengalami peningkatan kredit, terdapat pula beberapa sektor yang pembiayaannya justru mengalami kontraksi yaitu sektor listrik, gas dan air sebesar -45,03% (y.o.y) dan sektor jasa sosial sebesar -79,13% (y.o.y).

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Grafik 3.10.

Panyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp Milliar) 178181 193212 225199 208181 174210 250199 264267 309 282 294 283 393 415 423 438 542 501 510 584 620 -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2006 2007 2008 P ertanian Ko nstruksi

P HR Sekto r P ro duktif Lainnya Lainnya (Ko nsumsi)

63

Berdasarkan kelompok bank, hingga saat ini bank umum milik pemerintah masih terus mendominasi penyaluran kredit dibandingkan dengan bank umum swasta nasional. Kelompok bank pemerintah berhasil menyalurkan kredit hingga triwulan laporan mencapai Rp4.721 milliar dengan pangsa mencapai 71,83% sedangkan selebihnya disalurkan oleh kelompok bank swasta sebesar Rp1.851 milliar. Meskipun bank swasta mencatat pangsa yang lebih kecil dibandingkan bank pemerintah, namun dilihat dari sisi pertumbuhan bank swasta justru mengalami pertumbuhan yang lebih significant selama triwulan laporan yaitu tumbuh 35,44%, lebih tinggi dibandingkan kredit yang disalurkan bank pemerintah yang hanya tumbuh sebesar 23,86%.

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan wilayah penyaluran kredit, dari jumlah kredit yang berhasil disalurkan sebesar Rp6.573 milliar, sebesar 65,58% atau sebesar Rp4.310 milliar disalurkan di wilayah Kota Manado hal ini tidak lepas dari banyaknya jaringan kantor perbankan yang berada di Kota Manado sebagai sentra pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara. Selanjutnya, diikuti oleh Kabupaten Minahasa sebesar 11,49% atau sebesar Rp755 milliar, Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 9,20% atau Rp604 milliar, Kota Bitung 7,77% atau sebesar Rp511 milliar dan Kabupaten Sangihe – Talaud sebesar 5,96% atau sebesar Rp392 milliar.

Berdasarkan pertumbuhannya, seluruh kabupaten dan kota pada triwulan laporan mencatat pertumbuhan kredit yang lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya walaupun pada level yang masih tetap positif. Rata-rata pertumbuhan kredit di setiap wilayah kabupaten/kota berada pada range 20-28% (y.o.y) pada triwulan ini. Wilayah dengan laju

Grafik 3.11.

Panyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank (Rp. Milliar) -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2006 2007 2008 Bank Swasta Bank Pemerintah

64

pertumbuhan kredit tertinggi dialami Kota Bitung yaitu sebesar 28,90% (y.o.y) sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 20,41% (y.o.y).

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Fungsi intermediasi perbankan berjalan baik tercermin dari rasio Loan To Deposit (LDR) yang naik dari 86,53% di triwulan I – 2007 menjadi 93,16% pada triwulan I - 2008. Membaiknya rasio LDR ini disebabkan karena peningkatan kredit yang lebih significant dibandingkan pertambahan dana. Berdasarkan wilayah administrasinya, rasio LDR tertinggi dialami oleh Kab. Minahasa yaitu sebesar 163,62%, disusul oleh Kab. Bolmong sebesar 158,57%. Adapun wilayah dengan rasio LDR terendah dialami oleh Kota Manado yaitu hanya sebesar 81,10%.

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Grafik 3.12.

Komposisi Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota TRIWULAN I - 2008 (%)

Grafik 3.13.

Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota (%)

Grafik 3.14.

Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Kabupaten/Kota (%) -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 Q1-06 Q2-06 Q3-06 Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 B itung M anado Sangihe Talaud B o lmo ng M inahasa 19.20 16.90 17.85 22.09 13.26 27.39 24.05 23.78 30.83 35.66 22.05 22.42 20.41 28.88 28.90 - 5 10 15 20 25 30 35 40 M inahasa B o lmo ng Sangihe Talaud M anado B itung Q1-08 Q4-07 Q1-07 158.31 139.44 110.67 74.42 87.64 187.29 156.99 129.60 78.49 100.74 163.61 158.57 121.82 81.10 88.72 - 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 M inahasa B o lmo ng Sangihe Talaud M anado B itung Q1-08 Q4-07 Q1-07

65

Namun demikian, membaiknya fungsi intermediasi perbankan belum sepenuhnya terdistribusi secara merata untuk seluruh sektor ekonomi yang ada. Hal ini merupakan konsekuensi dari sikap kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit serta faktor risiko yang cukup tinggi di beberapa sektor. Guna lebih mendorong perkembangan perekonomian secara nasional maupun regional didukung oleh relatif membaiknya kondisi makro ekonomi, Bank Indonesia sejak September 2007 ini telah menurunkan suku bunga (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 8,0% yang bertahan hingga akhir triwulan laporan. Kebijakan tersebut diharapkan mampu menjadi stimulus dan insentif bagi perekonomian meskipun kebijakan tersebut perlu juga didukung dengan kebijakan di bidang fiskal, investasi dan sektor riil.

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 61-66)