• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

0

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Sulawesi Utara

Triwulan I – 2008

(2)

1

Kata Pengantar

Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dijelaskan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank.

Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI Manado dituntut berperan sebagai

”economic intelligent and research unit” yang diharapkan mampu memberikan informasi

ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sulawesi Utara, yang berisi kajian dan analisis meliputi tingkat inflasi, PDRB, dan kinerja produksi kegiatan dunia usaha, perbankan dan sistem pembayaran serta keuangan daerah secara triwulanan.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Manado, 31 Maret 2008

BANK INDONESIA MANADO

Jeffrey Kairupan Pemimpin

(3)

2

Daftar Isi

RINGKASAN EKSEKUTITF halaman 4 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 20 Sisi Permintaan halaman 21 Sisi Penawaran halaman 30 Analisis LQ (Location Quatient) halaman 39 Boks. 1 : Revitalisasi Pertanian dan Dukungan Pembiayaan Fiskal di Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2008

halaman 42

Boks. 2 : Kredt Ketahan Pangan dan Energi (KKP – E) halaman 43 Box 3 : Tinjauan Liason Sektor Properti di Kota Manado halaman 45

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 48 Inflasi Tahunan (Y.o.Y) halaman 48 Inflasi Bulanan (Q-t-Q) halaman 52 Inflasi Zona Sulampua halaman 54

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 56 Fungsi Intermediasi halaman 57 Risiko Kredit halaman 67 Perkembangan Bank Umum Syariah halaman 71 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat halaman 72

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Halaman 74 Keuangan Daerah di Tingkat Provinsi halaman 75 Keuangan Daerah Sulawesi Utara (Kab/Kota/Provinsi) halaman 77

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 81 Perkembangan Aliran Uang Kartal halaman 81 Penemuan Uang Palsu halaman 85 Perkembangan Kliring Lokal (Tunai) halaman 86 RTGS (Real Time Gross Settlement) halaman 86

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

halaman 88

Pengangguran halaman 89 Kemiskinan halaman 91 Rasio Gini halaman 92 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) halaman 92

(4)

3

PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH halaman 94 Pertumbuhan Ekonomi halaman 94 Inflasi halaman 99

LAMPIRAN halaman 101 Daftar Istilah dan Singkatan halaman 103

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Kantor Bank Indonesia Manado

Jl. 17 Agustus No. 56

Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431-866933

(5)

4

RINGKASAN EKSEKUTIF

Secara umum, stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan Indonesia masih terjaga di tengah kondisi perekonomian global yang belum kondusif. Relatif terjaganya stabilitas nasional tersebut berimplikasi positif bagi kelanjutan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Pada triwulan I – 2008, perekonomian tumbuh 6,02% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 5,51% (y.o.y). Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh membaiknya kinerja ekspor disamping aktivitas konsumsi yang tetap tinggi dan meningkatnya investasi. Dari sisi penawaran, sebagian besar sektor menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat, sektor pertanian, sektor bangunan dan sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran) merupakan sektor-sektor dominan yang memberikan andil bagi pertumbuhan ekonomi.

Tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado selama triwulan I -2008 memperlihatkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara akumulasi, hingga Maret 2008 inflasi Kota Manado tercatat sebesar 1,04% (y.t.d) lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,34% (y.t.d). Sementara itu, secara tahunan inflasi Kota Manado tercatat 7,68% (y.o.y), lebih lambat dibandingkan akhir triwulan lalu yang tercatat sebesar 10,13% (y.o.y). Menurut sumber tekanannya, inflasi Kota Manado berasal dari sisi permintaan maupun penawaran.

PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan I – 2008 cukup menggembirakan tercermin dari laju pertumbuhan sebesar 6,02% (y.o.y). Pencapaian ini masih lebih rendah dibandingkan triwulan

Pada triwulan I – 2008, perekonomian Sulawesi Utara tumbuh 6,02% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya…

Tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado selama triwulan I – 2008 memperlihatkan

(6)

5

sebelumnya yang tercatat 6,82% (y.o.y), namun masih lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 5,41% (y.o.y).

Kegiatan konsumsi selama triwulan laporan sedikit mengalami perlambatan walaupun masih tetap tumbuh positif sebesar 2,02% (y.o.y). Peningkatan konsumsi terutama disumbangkan oleh konsumsi swasta yaitu rumah tangga dan perusahaan sedangkan konsumsi pemerintah relatif belum banyak menunjukkan perkembangan yang berarti, atau jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Beberapa even yang mendorong peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga diantaranya adalah perayaan hari besar keagamaan seperti Cap Go Meh (Tahun Baru China, Hari Nyepi, Maulid Nabi dan Paskah. Perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat antara lain tercermin dari menurunnya indeks berbagai indikator ekonomi berdasarkan hasil Survey Konsumen (SK) Kota Manado diantaranya indeks penghasilan, indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama, serta indeks ketersediaan lapangan kerja.

Di tengah-tengah keterbatasan infrastruktur, pasokan listrik, dan kenaikan harga bahan bangunan seperti semen dan seng, kegiatan investasi mengalami perlambatan pertumbuhan walaupun masih pada level yang positif. Kegiatan investasi yang tercermin dari nilai tambah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 7,50% (y.o.y) dengan kontribusi 1,49% terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara umum. Perkembangan kegiatan investasi antara lain dapat dikonfirmasi dengan perkembangan indeks bahan bangunan dari hasil Survey Penjualan Eceran Kota Manado yang memperlihatkan trend kenaikan indeks.

Sementara itu, berbagai persiapan terkait dengan penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC) di Tahun 2009 antara lain berupa pembangunan berbagai proyek jalan, jembatan, lapangan udara

Kegiatan konsumsi selama triwulan laporan sedikit mengalami perlambatan walaupun masih tetap tumbuh positif…

Di tengah-tengah keterbatasan infrastuktur, pasokan listrik dan kenaikan harga bahan bangunan seperti semen dan seng, kegiatan investasi mengalami perlambatan pertumbuhan …

(7)

6

dan infrastruktur lainnya juga turut andil mendorong laju pertumbuhan kegiatan investasi selama triwulan laporan. Dari sisi pembiayaan, jumlah kredit produktif yang disalurkan masih relatif kecil. Namun demikian berdasarkan trend yang ada menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Peningkatan kegiatan investasi juga tercermin dari struktur impor Sulawesi Utara dimana hampir seluruhnya merupakan jenis barang modal.

Perkembangan nilai tambah kegiatan ekspor dan impor menunjukkan peningkatan tercermin dari selisih bersih (netto) kontribusi kegiatan ekspor dan impor yang tercatat sebesar 3,71% terhadap laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara secara umum. Secara gabungan (antar provinsi maupun antar negara), transaksi perdagangan berada pada kondisi surplus. Surplus perdagangan ini terutama berasal dari transaksi perdagangan luar negeri, sedangkan untuk transaksi perdagangan antar provinsi umumnya masih berada pada kondisi defisit. Hal ini disebabkan karena hampir 70% barang konsumsi masih harus didatangkan dari luar Provinsi Sulawesi Utara terutama dari Kota Surabaya dan Kota Makassar (seperti beras, bawang merah dan cabe). Membaiknya kinerja perdagangan selama triwulan laporan antara lain didukung oleh relatif stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar US walaupun masih dibayang-bayangi oleh trend peningkatan biaya produksi akibat kenaikan harga minyak dunia dan tingginya inflasi baik di dalam negeri dan maupun dunia.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I – 2008, disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada. Hampir seluruh sektor mencatat perkembangan yang positif melebihi kinerja di triwulan sebelumnya kecuali sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa yang mengalami perlambatan. Menurut kontribusinya, sektor pertanian, bangunan dan PHR (perdagangan, hotel dan restoran) merupakan lokomotif pertumbuhan.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada… Perkembangan nilai tambah kegiatan ekspor dan impor menunjukkan peningkatan...

(8)

7

Sektor pertanian tumbuh 5,61% (y.o.y) dengan kontribusi 1,19% terhadap laju pertumbuhan secara umum. Berdasarkan sub sektornya, laju pertumbuhan sektor pertanian disumbangkan oleh seluruh sub sektor yang ada dengan laju pertumbuhan tertinggi dialami oleh sub sektor peternakan dan sub sektor tanaman bahan. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan sub sektor tanaman bahan makanan antara lain mulai memasukinya musim panen padi di beberapa daerah serta dampak lanjutan program revitalisasi pertanian yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi Tahun 2007 lalu. Perkembangan sub sektor tanaman bahan makanan selama triwulan laporan antara lain dapat dikonfirmasi dengan data perkembangan komoditi beras dan jagung. Sementara itu, perkembangan sub sektor peternakan terutama didominasi oleh peternakan kuda dan babi. Dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan sub sektor perikanan masih relatif kecil yaitu hanya sebesar 4,28% dengan jumlah nominal Rp 281 milliar. Belum terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan masih relatif tingginya resiko usaha di sektor tersebut.

Sektor bangunan tumbuh 7,79% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 1,24%. Andil sektor ini merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya. Perkembangan sektor ini tercermin dari meningkatnya aktivitas pembangunan sektor properti antara lain Mal Manado Town Square, Mal Boulevard, ITC (Elektronik Centre), perhotelan, ruko dan komplek perumahan. Perkembangan sektor bangunan antara lain dapat dikonfirmasi dengan indeks penjualan bahan bangunan berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Kota Manado. Berdasarkan trend, terlihat bahwa indeks penjualan bahan bangunan terus mengalami kenaikan hingga ke level 215,69 pada akhir triwulan laporan. Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit di sektor bangunan mencapai Rp282 milliar atau meningkat 37,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sektor pertanian tumbuh 5,61% (y.o.y) dengan kontribusi 1,19% terhadap laju pertumbuhan secara umum...

Sektor bangunan tumbuh 7,79% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 1,24%...

(9)

8

Namun demikian, alokasi kredit sektor bangunan ini relatif kecil dibandingkan total kredit yang disalurkan.

Sektor PHR (perdagangan, hotel dan restoran) tumbuh 7,24% (y.o.y) dengan kontribusi 0,96%. Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini disumbangkan oleh seluruh sub sektor yang ada yaitu sub perdagangan besar dan eceran, sub sektor restoran serta sub sektor hotel. Perkembangan sub sektor perdagangan besar dan eceran, antara lain dapat dikonfirmasi dengan indeks penjualan eceran hasil Survey Penjualan Eceran yang terus memperlihatkan kenaikan indeks mencapai 154,91 pada akhir triwulan laporan. Perkembangan sub sektor hotel antara lain dapat dikonfimasi melalui data kunjungan wisatawan baik manca negara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu) yang meningkat 137,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan perkembangan sub sektor restoran antara lain sejalan dengan banyak bermunculannya restoran, rumah makan, ruko serta mal khususnya di pusat Kota Manado. Kinerja sektor PHR juga dapat dikonfirmasi melalui peningkatan aktivitas perdagangan dalam negeri berupa kegiatan bongkar muat di pelabuhan Bitung yang mengalami peningkatan frekuensi selama triwulan I – 2008 sebesar 12,67% (y.o.y). Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor terbesar kedua (setelah sektor konsumsi) yang mendapat alokasi pembiayaan mencapai jumlah Rp1,98 triliun atau meningkat 40,77% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 6,68% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 0,80%. Menurut sub sektornya, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi didukung baik oleh sub sektor pengangkutan maupun sub sektor komunikasi. Perkembangan sub sektor angkutan antara lain dapat dikonfirmasikan dengan indeks penjualan kendaraan melalui Survey Penjualan Eceran (SPE) dimana terjadi kenaikan indeks

Sektor PHR (perdagangan, hotel dan restoran) tumbuh 7,24% (y.o.y) dengan kontribusi 0,96%...

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 6,68% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 0,80%...

(10)

9

walaupun masih tetap dalam kondisi pesimis. Perkembangan sektor pengangkutan juga dapat dikonfirmasi dengan jumlah pemakaian bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis non industri. Selama triwulan I - 2008, tercatat penggunaan BBM non industri meningkat 18,02% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, relatif tingginya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan terutama disebabkan oleh pesatnya penggunaan sarana telepon selular (Mobile Phone) oleh masyarakat yang didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan. Hal ini antara lain terbukti pesatnya pembangunan sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada daerah yang sebelumnya terisolir. Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan sektor angkutan dan telekomunikasi ternyata didukung pula oleh kredit yang disalurkan pada sektor ini yang tercatat sebesar Rp84,85 milliar atau meningkat sebesar 79,80% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sektor jasa-jasa selama triwulan laporan mengalami perlambatan khususnya untuk sub sektor jasa pemerintahan. Tercatat sektor jasa-jasa tumbuh 3,31% (y.o.y), sedikit melambat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,76% (y.o.y). Perlambatan sub sektor jasa pemerintahan ternyata seiring pula dengan turunnya persentase realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sulawesi Utara hingga triwulan laporan bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, untuk sub sektor jasa swasta justru mengalami mengalami peningkatan sedikit bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan sub sektor ini antara lain sebagai dampak cukup banyaknya terdapat hari libur nasional selama triwulan laporan yang dimanfaatkan masyatakat untuk melaksanakan kegiatan rekreasi dan sosial.

Sektor jasa tumbuh melambat yaitu sebesar 3,31% (y.o.y)...

(11)

10

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Secara umum, tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado selama triwulan I - 2008 memperlihatkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara akumulasi, hingga Maret 2008 inflasi Kota Manado tercatat sebesar 1,04% (y.t.d) lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 3,34% (y.t.d). Sementara itu, secara tahunan inflasi Kota Manado tercatat 7,68% (y.o.y), lebih lambat dibandingkan akhir triwulan lalu yang tercatat sebesar 10,13% (y.o.y) namun demikian dibandingkan angka inflasi periode yang sama tahun lalu sebesar 6,98% (y.o.y) maka laju perbahan harga selama triwulan laporan relatif masih lebih tinggi.

Berdasarkan sumber tekanannya, inflasi Kota Manado berasal baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Dari sisi permintaan, faktor seasonal berupa perayaan Tahun Baru Imlek 2559 dan terdapatnya banyak hari libur nasional menyebabkan meningkatnya permintaan masyarakat khususnya untuk barang dan jasa tertentu. Selin itu, tingginya permintaan bahan bangunan (kelompok) tercermin dari maraknya pembangunan pusat perbelanjaan, hotel, ruko dan mal serta meningkatnya aktivitas pembangunan infrastruktur milik pemerintah menjelang even World Ocean Conference Tahun 2009 juga memberikan andil bagi peningkatan tekanan inflasi. Dari sisi penawaran, faktor eksternal berupa kenaikan harga minyak dunia yang terus berlanjut bahkan hingga ke level USD 110 / barrel menyebabkan peningkatan biaya produksi barang dan jasa secara umum. Kenaikan harga minyak dunia ini, juga telah direspon oleh Pertamina dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) industri pada kisaran 5-8 persen per 1 Maret 2008. Sementara itu beberapa faktor yang sifatnya regional dan memberikan tekanan harga selama triwulan laporan diantaranya adalah faktor iklim/cuaca (cenderung hujan disertai angin kencang) yang menyebabkan terhambatnya pasokan beberapa komoditi khususnya untuk komoditi yang harus dipasok

Secara umum, tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado selama tripulan I -2008 memperlihatkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya…

Berdasarkan sumber tekanannya, inflasi Kota Manado berasal baik dari sisi permintaan maupun penawaran…

(12)

11

dari luar wilayah. Selain itu, masih sering berlangsungnya pemadaman listrik serta banyaknya pungli (pungutan liar) menyebabkan pelaku usaha mengalami kesulitan untuk menjual barang/jasanya pada tingkat yang wajar.

Laju inflasi Zona Sulampua pada akhir triwulan I - 2008 menunjukkan kecenderungan meningkat bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan (y.o.y), laju inflasi Zona tercatat sebesar 8,17% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan akhir triwulan sebelumnya sebesar 7,39% (y.o.y) dan laju inflasi nasional yang tercatat 8,17% (y.o.y). Menurut kotanya, inflasi di Kota Ternate dan Jayapura merupakan yang tertinggi yaitu masing-masing sebesar 12,94% (y.o.y) dan 11,99% (y.o.y) sedangkan inflasi terendah dialami oleh Kota Ambon sebesar 7,05% (y.o.y). Secara umum, inflasi kota-kota di Zona Sulampua relatif lebih tinggi dibandingkan dibandingkan inflasi nasional.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Kinerja perbankan pada triwulan I - 2008 cukup baik tercermin dari meningkatnya total aset, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun, disertai membaiknya rasio fungsi intermediasi (LDR) dan kualitas kredit (NPL). Peningkatan rasio LDR ini disebabkan oleh laju pertumbuhan kredit yang lebih significant dibandingkan pertumbuhan dana. Sedangkan membaiknya kualitas kredit lebih disebabkan oleh persentase meningkatnya jumlah realisasi kredit baru yang lebih tinggi dibandingkan akibat proses restrukturisasi kredit bermasalah.

DPK tumbuh 17,88% (y.o.y) lebih tinggi sedikit dibandingkan triwulan sebelumnya (akhir Tahun 2007) yang tumbuh 17,49% (y.o.y). Peningkatan DPK tersebut terjadi pada semua jenis penempatan dana di perbankan, yakni giro, tabungan dan deposito, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rekening tabungan dan giro sedangkan untuk jenis deposito

Kinerja perbankan pada Q1 - 2008 cukup baik tercermin dari

meningkatnya total aset, kredit dan DPK yang disertai dengan

membaiknya rasio fungsi intermediasi (LDR) dan kualitas kredit (NPL)…

DPK (Dana Pihak Ketiga) tumbuh 17,88% (y.o.y) lebih tinggi sedikit dibandingkan triwulan sebelumya… Laju inflasi Zona Sulampua pada triwulan I – 2008 menunjukkan kecenderungan meningkat …

(13)

12

pertumbuhannya relatif landai hanya 2,43%. Berdasarkan trendnya, perlambatan pertumbuhan deposito mulai terlihat di awal Tahun 2007 dan berlangsung hingga saat ini sebagai dampak terus menurunnya BI Rate.

Kredit secara tahunan tumbuh 26,92% (y.o.y) yang disumbangkan baik oleh jenis kredit investasi, modal kerja dan konsumsi (walaupun dalam persentase yang bervariasi). Berdasarkan jenis penggunaannya, peningkatan kredit terbesar terjadi pada kredit modal kerja yang tumbuh 34,36% (y.o.y), disusul kredit konsumsi 23,49% (y.o.y) dan kredit investasi 18,59% (y.o.y). Namun demikian, pangsa kredit modal kerja ternyata hanya 38,49% dari total kredit yang disalurkan, atau masih lebih kecil dibandingkan kredit konsumtif yang pangsanya mencapai 51,52% pada triwulan I-2008. Belum lagi melihat fakta kecilnya pangsa kredit investasi yang hanya 9,99% dari total kredit yang disalurkan.

Fungsi intermediasi perbankan berjalan baik tercermin dari rasio

Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat dari 86,53% di

triwulan I – 2008 menjadi 93,16% pada triwulan I - 2008. Meningkatnya rasio LDR ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang lebih significant dibandingkan pertumbuhan dana. Peningkatan jumlah kredit ini ternyata juga diiringi dengan membaiknya kualitas kredit yang disalurkan tercermin dari menurunnya rasio kredit bermasalah (NPL) dari 5,12% pada triwulan I - 2007 menjadi 5,03% pada triwulan I - 2008.

Jumlah kredit MKM (Mikro, Kecil dan Menengah) pada triwulan I -2008 mencapai Rp4,19 Triliun, meningkat sebesar 30,13% (y.o.y) dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Menurut pangsanya, sebagian besar atau 60,49% dari total kredit MKM merupakan jenis kredit menengah sedangkan sisanya 33,46% merupakan jenis kredit kecil dan baru sebagian kecil atau hanya 6,05% merupakan

Fungsi intermerdiasi perbankan berjalan baik tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang

meningkat menjadi 93,16% pada triwulan I - 2008…

Jumlah kredit MKM (Mikro, Kecil dan Menengah) pada triwulan I – 2008 mencapai Rp4,19 triliun, meningkat sebesar 30,13% (y.o.y)…

Kredit secara tahunan tumbuh 26,92% (y.o.y) dengan kenaikan terbesar dialami oleh jenis kredit modal kerja yang tumbuh 34,36% (y.o.y)…

(14)

13

jenis kredit mikro. Kecilnya porsi kredit mikro dan kecil terutama disebabkan oleh cukup tingginya rasio kredit bermasalah untuk kedua jenis kredit tersebut.

Kiprah perbankan syariah masih relatif kecil bila dibandingkan perbankan konvensional tercermin dari total aset perbankan syariah yang kurang dari 5% total asset perbankan di Sulawesi Utara. Saat ini jumlah bank syariah di wilayah Sulawesi Utara baru 2 (dua) bank yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat. Pada triwulan I - 2008, total aset perbankan syariah mencapai Rp82,29 milliar atau naik 11,87% (y.o.y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula dengan DPK yang tumbuh 38,28% (y.o.y) mencapai jumlah Rp64,23 milliar. Namun demikian, dari keseluruhan jumlah DPK tersebut baru sebagain kecil yang disalurkan kembali kepada masyarakat sebagai pembiayaan tercermin dari rendahnya rasio FDR (Finance to Deposit Ratio) yang hanya sebesar 25,25% dengan jumlah nominal pembiayaan sebesar Rp16,22 milliar.

Jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beroperasi di wilayah kerja Bank Indonesia Manado tercatat sebanyak 16 BPR yang keseluruhannya merupakan jenis bank konvensional. Kinerja BPR selama triwulan I – 2008 cukup baik tercermin dari peningkatan total aset, DPK, kredit serta membaiknya kualitas kredit. Total aset BPR tercatat sebesar Rp176,2 milliar, dengan jumlah dana dan kredit masing-masing sebesar Rp131,7 milliar dan Rp135,0 milliar. Membaiknya kinerja BPR diiringi pula dari membaiknya fungsi intermediasi dan kualitas kreditnya tercermin dari rasio LDR (Loan

to Deposit Ratio) yang naik menjadi sebesar 102,5% dan rasio NPL (Non Performing Loan) yang turun dari 4,3% pada triwulan I –

2007 menjadi 2,6% di akhir triwulan laporan. Namun demikian, secara keseluruhan pangsa BPR masih jauh lebih kecil dibandingkan bank umum.

Kiprah perbankan syariah masih relatif kecil tercermin dari total aset

perbankan syariah yang kurang dari 5% dari total asset perbankan secara keseluruhan…

Kinerja BPR di Sulawesi Utara cukup menggembirakan, tercermin dari meningkatnya aset, DPK dan kredit diringi dengan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan dan membaiknya kualitas kredit…

(15)

14

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH (APBD)

Alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat bagi Provinsi Sulawesi Utara dari waktu ke waktu menunjukkan trend peningkatan. Hampir seluruh kabupaten/kota/provinsi di Tahun 2008 ini mengalami kenaikan alokasi anggaran dibandingkan tahun sebelumnya terkecuali Kab. Minsel, Kab. Bolmong dan Kab. Sangihe. Persentase kenaikan terbesar terjadi di tingkat provinsi yaitu sebesar 33,77% mencapai jumlah Rp604,70 milliar, sedangkan persentase penurunan dialami oleh Kab. Sangihe sebesar 20,50%. Berdasarkan komponen pembentuknya, dana perimbangan ini meliputi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Secara agregat, jumlah alokasi dana dari pemerintah pusat ke provinsi, kabupaten dan kota di Sulawesi Utara mencapai Rp4,33 Triliun atau mengalami kenaikan sebesar 16,54%.

Pada tingkat provinsi, target penerimaan dalam APBD di Tahun 2008 ditetapkan sebesar Rp847,37 milliar atau meningkat sebesar 7,01% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan dari sisi pengeluaran ditetapkan sebesar Rp884,71 milliar atau meningkat 7,75% dibandingkan sebelumnya. Selama triwulan I – 2008, kinerja keuangan daerah di tingkat provinsi menunjukkan hasil yang menggembirakan tercermin dari peningkatan persentase realisasi baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran. Dari sisi penerimaan, jumlah realisasi anggaran sampai dengan triwulan I – 2008, tercatat Rp223,44 milliar. Pencapaian ini jauh lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp58,06 milliar. Sedangkan dari sisi pengeluaran, jumlah realisasi anggaran sampai dengan triwulan I – 2007, tercatat Rp154,35 milliar atau 17,45% dari total rencana pengeluaran sebesar Rp884,71 milliar. Pencapaian ini juga jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp106,73 milliar. atau 13,70% dari total rencana pengeluaran sebesar Rp821,06 milliar.

Dari waktu ke waktu, alokasi dana pembangunan bagi masyarakat di wilayah Sulawesi Utara yang berasal dari pemerintah pusat maupun daerah mengalami peningkatan...

Di tingkat provinsi, target penerimaan dalam APBD di Tahun 2008

ditetapkan sebesar Rp847,37 milliar atau meningkat 7,01% dibandingkan tahun lalu…

(16)

15 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan I - 2008 kembali berada pada kondisi net inflow yang berarti aliran uang masuk ke khasanah lebih besar dibandingkan aliran uang keluar. Hal ini merupakan pola musiman setelah pada triwulan sebelumnya mengalami net outflow akibat meningkatnya penggunaan uang kartal sehubungan dengan terdapatnya perayaan hari-hari besar keagamaan seperti lebaran, natal dan Tahun Baru 2008 serta meningkatnya realisasi belanja perusahaan dan belanja pemerintah dalam membiayai berbagai kegiatan dan proyek yang ada menjelang berakhirnya tutup tahun anggaran 2007.

Jumlah aliran uang masuk dan keluar selama triwulan laporan mengalami kenaikan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Aliran uang masuk meningkat sebesar Rp163,86 milliar atau 3,82% (y.o.y) sedangkan aliran uang keluar meningkat sebesar Rp58,21 milliar atau 20,30% (y.o.y). Secara netto, aliran uang kartal berada pada kondisi net inflow sebesar Rp505,44 milliar lebih tinggi bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp399,79 milliar. Secara bulanan, net inflow hanya terjadi di Bulan Januari 2008 sebesar Rp520,60 milliar, sedangkan di 2 (dua) bulan berikutnya mengalami net outflow masing-masing sebesar Rp419 juta dan Rp14,74 milliar.

Sementara itu, Bank Indonesia berupaya memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan, melakukan kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dalam bentuk pemusnahan terhadap uang yang sudah tidak layak edar. Selama triwulan laporan, rasio PTTB terhadap aliran uang kartal masuk tercatat sebesar 51,44%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 59,96%. Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan sebesar Rp304,7

Perkembangan aliran uang kartal di Bank Indonesia Manado selama triwulan I – 2008 berada pada kondisi net inflow...

Jumlah aliran uang masuk dan keluar selama triwulan mengalami kenaikan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya...

Rasio PTTB terhadap aliran uang masuk tercatat sebesar 51,44%, lebih rendah...

(17)

16

milliar atau naik 19,39% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia pada tiwulan I - 2008 sebanyak 25 lembar atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 157 lembar. Berdasarkan jumlah lembarannya, selama triwulan laporan, jenis pecahan Rp50.000,- merupakan jenis pecahan yang paling banyak dipalsukan yaitu sebanyak 68% dari total keseluruhan lembar uang palsu yang ditemukan. Berkurangnya jumlah penemuan uang palsu disebabkan pelaku pemalsuan uang sudah semakin sempit pergerakannya sehubungan dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah yang secara intensif disosialisasikan oleh KBI Manado. Selain itu, peran serta aktif masyarakat bersama dengan pihak kepolisian telah berhasil membongkar sejumlah kasus pemalsuan uang di Sulawesi Utara.

Perkembangan kliring lokal (tunai) terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dari waktu ke waktu. Jumlah rata-rata harian lembar warkat yang dikliringkan selama triwulan I - 2008 tercatat sebesar 1.273 lembar atau meningkat sebesar 5,29% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan secara nominal, jumlah rata-rata harian kliring naik sebesar 24,50% mencapai jumlah Rp27,24 milliar. Peningkatan rata-rata harian lembar dan nominal kliring tersebut semakin menegaskan bahwa perekonomian Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif. Sementara itu, rata-rata penolakan lembar bilyet cek dan Bilyet Giro (BG) kosong selama triwulan laporan tercatat sebesar 0,53% dari total lembar warkat yang dikliringkan atau meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,37%. Demikian pula dari segi jumlah nominalnya terdapat kenaikan dari

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia pada triwulan I – 2008 turun…

Perkembangan kliring lokal (tunai) terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan…

(18)

17

0,35% menjadi 0,88% dari total nominal cek dan BG yang dikliringkan.

Selama triwulan I - 2008, total volume transaksi melalui RTGS (dari/ke/dalam Kota Manado) mencapai 16.233 lembar atau meningkat 18,38% (y.o.y) bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula dengan nilai nominal penyelesaian transaksi RTGS yang secara tahunan tumbuh sebesar 29,50% mencapai jumlah Rp26,2 Triliun.

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Secara umum perkembangan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara di Tahun 2007 menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya tercermin dari menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Namun, membaiknya angka ketenagakerjaan tersebut, masih terus dibayang-bayangi oleh menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat tercermin dari tingginya angka kemiskinan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, paling tidak kondisi ini berlangsung hingga Maret 2007. Salah satu program kerja pemerintah daerah yang diperkirakan cukup memberikan dampak positif bagi berkurangnya TPT adalah Program Revitalisasi Pertanian yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi yang mendapat dukungan dari masyarakat perbankan khususnya dari sisi pembiayaan.

Perkembangan tingkat pengangguran memperlihatkan perkembangan yang menurun, tercermin dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun menjadi 12,35% di Tahun 2007 dari sebelumnya sebesar 14,62% di Tahun 2006. Beberapa sektor/lapangan usaha yang banyak digeluti dan menyerap banyak tenaga kerja diantaranya adalah sektor pertanian, perdagangan dan jasa. Sementara itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja /TPAK menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 61,97% dari

Secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara di Tahun 2007 menunjukkan perkembangan yang lebih baik…

Perkembangan tingkat pengangguran memperlihatkan perkembangan yang menurun, tercermin dari angka TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)… Selama triwulan I – 2008, total volume transaksi melalui RTGS dari/ke/dalam Kota Manado meningkat 18,38% (y.o.y)…

(19)

18

sebelumnya 59,20%. Meningkatnya TPAK ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang memperoleh pekerjaan yang lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas.

Namun demikian, angka kemiskinan belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan paling tidak hingga Maret 2007 bahkan cenderung meningkat dibandingkan periode-periode sebelumnya. Bila pada Februari 2004, angka kemiskinan baru tercatat sebesar 192,2 ribu orang dengan persentase 8,93% terhadap total penduduk maka pada Maret 2007 angka tersebut sudah jauh bertambah menjadi 250 ribu orang dengan rasion 11,42%. Berdasarkan wilayahnya, sebagian besar penduduk miskin tersebut berada di daerah pedesaan sedangkan sisanya berada diperkotaan. Struktur kemiskinan ini sedikit demi sedikit mulai mengalami pergeseran dimana bila Februari 2004 hampir 81,32% penduduk miskin merupakan orang-orang yang tinggal di desa maka pada Maret 2007 prosentase tersebut terus berkurang hingga hanya 68,40%. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk miskin secara significant lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan dibandingkan pedesaan.

OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II – 2008 diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan dibandingkan triwulan I - 2008. Beberapa faktor penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan mendatang diantaranya adalah meningkatnya tekanan ekonomi yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang berlanjut pada kenaikan harga barang dan jasa secara umum atau inflasi. Namun demikian, perkembangan ekonomi pada triwulan mendatang diperkirakan masih tetap positif yaitu sebesar 6,26% (y.o.y). Dari sisi permintaan, sektor konsumsi rumah tangga dan aktivitas ekspor diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II – 2008 diperkirakan akan mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan I – 2008… Namun demikian, angka kemiskinan belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan paling tidak hingga Maret 2007 bahkan cenderung meningkat….

(20)

19

ekonomi walaupun dengan trend yang sedikit melambat. Pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga antara lain ditopang oleh masih relatif tingginya daya beli masyarakat walaupun dalam bulan-bulan terakhir memperlihatkan trend penurunan. Hal ini antara lain dapat dikonfirmasi melalui indeks ekspektasi penghasilan dari hasil Survey Ekspektasi Konsumen (SEK) Kota Manado periode Maret 2008. Tingginya daya beli masyarakat antara lain bersumber dari kenaikan gaji, upah minimum provinsi (UMP), serta penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan. Selain itu berlangsungnya liburan sekolah pada akhir triwulan mendatang diperkirakan akan mendorong laju konsumsi masyarakat.

OUTLOOK INFLASI REGIONAL

Kenaikan harga minyak dunia yang diikuti oleh kenaikan harga berbagai komoditas pangan di tingkat internasional di perkirakan akan berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa secara umum pada tingkat nasional dan regional termasuk di Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu, kelangkaan minyak tanah akibat tidak berjalan baiknya kebijakan konversi energi dari minyak tanah ke LPG diperkirakan akan menyebabkan lonjakan harga khususnya terhadap bahan-bahan kebutuhan pokok. Dengan memperhatikan besaran inflasi selama triwulan I – 2008 serta sumber-sumber tekanan inflasi pada triwulan mendatang maka diperkirakan laju inflasi pada triwulan II – 2008 masih tetap akan tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil survei yang dilaksanakan oleh Kantor Bank Indonesia Manado, dimana sebagian besar penjual atau konsumen optimis bahwa harga barang/jasa pada 3-6 bulan mendatang akan mengalami kenaikan dengan level yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain berbagai faktor eksternal, meningkatnya tekanan harga pada triwulan mendatang juga dipengaruhi oleh masih terdapatnya kebutuhan pokok yang harus sepenuhnya didatangkan dari luar Provinsi Sulawesi Utara.

Dengan memperhatikan besaran inflasi selama triwulan I – 2008 serta sumber-sumber tekanan inflasi pada triwulan mendatang maka

diperkirakan laju inflasi pada triwulan II – 2008 masih tetap cukup tinggi…

(21)

20

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Secara umum, stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan Indonesia masih terjaga di tengah kondisi perekonomian global yang belum kondusif. Kondisi fundamental ekonomi dan risiko perekonomian yang masih terjaga tercermin dari membaiknya pasar keuangan domestik dan peningkatan sovereign rating Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan kenaikan aliran masuk modal asing yang selanjutnya mendukung penguatan nilai tukar rupiah dan menahan peningkatan inflasi lebih lanjut. Sementara itu, tekanan faktor eksternal yang ditunjukkan oleh perlambatan perekonomian global, peningkatan harga komoditas pangan dan energi, serta kenaikan tekanan inflasi dunia diperkirakan akan dapat mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik dan meningkatkan tekanan inflasi. Namun demikian secara regional khususnya Provinsi Sulawesi Utara berbagai faktor perlambatan tersebut masih dapat dinetralisir sehubungan dengan meningkatnya kinerja ekspor secara significant selama triwulan laporan.

Relatif terjaganya stabilitas nasional tersebut berimplikasi positif bagi kelanjutan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Pada triwulan I - 2008, perekonomian tumbuh 6,02% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,51% (y.o.y). Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh membaiknya kinerja ekspor selain kegiatan konsumsi dan investasi. Peningkatan ekspor diperkirakan dipicu oleh kecenderungan meningkatnya harga komoditas pertanian di pasaran Internasional sehingga menarik petani dan para pelaku usaha termasuk eksportir untuk meningkatkan penjualan produksinya ke luar negeri. Kondisi ini terjadi sehubungan dengan terus meningkatnya permintaan masyarakat dunia akan komoditas pertanian sebagai sumber bahan baku energi alternatif di tengah-tengah meningkatnya harga minyak dunia.

Dari sisi penawaran, menurut sektornya, sebagian besar sektor menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat, sektor pertanian, sektor bangunan dan sektor PHR memberikan andil yang paling dominan. Perkembangan sektor pertanian selama Tahun 2007 tak terlepas dari keberhasilan program revitalisasi pertanian yang dijalankan oleh pemerintah daerah yang mendapat dukungan dari masyarakat perbankan khususnya dari sisi pembiayaan.

(22)

21 A. SISI PERMINTAAN

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan I - 2008 relatif cukup baik tercermin dari laju pertumbuhan sebesar 6,02% (y.o.y). Pencapaian ini masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,82% (y.o.y), namun masih lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu sebesar 5,41% (y.o.y). Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan ekonomi terutama disumbangkan oleh kegiatan ekspor disamping kegiatan konsumsi dan investasi yang walaupun tumbuh lebih lambat namu tetap tumbuh positif.

Tabel 1.1.

Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Sulawesi Utara Menurut Jenis Penggunaan (Persen)

Tumbuh Kontribusi Tumbuh Kontribusi

Konsumsi 4.76 2.37 3.50 2.84 1.94 2.02 1.35 Konsumsi Swasta 4.05 2.15 2.89 2.37 1.08 2.07 0.91 Konsumsi Pemerintah 6.27 2.80 4.71 3.78 0.87 1.93 0.44 PMTB 13.11 14.70 19.08 10.52 1.99 7.50 1.49 Stok -22.00 81.72 15.35 -29.84 -0.72 -33.13 -0.53 Ekspor 0.85 19.46 5.59 14.28 5.86 53.15 23.63 Impor 2.81 21.54 6.97 11.92 3.67 60.93 19.92 PDRB 4.90 6.16 6.42 5.41 5.41 6.02 6.02 Q1-08 2006 2007 Q1-07 JENIS PENGGUNAAN 2005

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

1. Konsumsi

Kegiatan konsumsi selama triwulan laporan sedikit mengalami perlambatan walaupun masih tetap tumbuh positif sebesar 2,02% (y.o.y). Peningkatan konsumsi terutama disumbangkan oleh konsumsi swasta yaitu rumah tangga dan perusahaan sedangkan konsumsi pemerintah relatif belum banyak menunjukkan perkembangan yang berarti, atau jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Beberapa even yang mendorong peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga diantaranya adalah perayaan hari besar keagamaan seperti Cap Go Meh (Tahun Baru China, Hari Nyepi, Maulid Nabi dan Paskah.

Perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat antara lain tercermin dari menurunnya indeks berbagai indikator ekonomi berdasarkan hasil Survey Konsumen (SK) Kota Manado diantaranya indeks penghasilan, indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama, serta indeks ketersediaan lapangan kerja. Penurunan indeks penghasilan dari 148,5 pada Desember 2007 menjadi hanya sebesar 85,0 pada Maret 2008 menunjukkan menurunnya rasa optimisme masyarakat terhadap peningkatan penghasilan saat ini dibandingkan 3-6 bulan yang lalu. Hal ini menandakan telah terjadinya penurunan daya beli masyarakat akibat terus meningkatnya harga barang dan jasa secara umum sebagai dampak kenaikan harga

(23)

22

minyak dunia dan faktor-faktor lainnya khususnya dari sisi penawaran. Bahkan rasa optimisme tersebut telah sampai pada tahap pesimis di akhir triwulan laporan karena nilai indeks hanya sebesar 85 atau jauh di bawah dari indeks netral sebesar 100 (angka indeks > 100 berarti optimis).

.

Selain itu, perlambatan pertumbuhan kegiatan konsumsi juga tercermin dari menurunnya indeks ketersedian lapangan kerja pada triwulan laporan yang terus turun hingga pada level pesimis. Bila pada Desember 2007, angka indeks masih berada pada level optimis sebesar 115 maka pada Maret 2008 mengalami penurunan significant hingga berada pada level pesimis sebesar 96 yang berarti sebagian besar masyarakat menganggap bahwa ketersediaan lapangan kerja saat ini lebih buruk dibandingkan 3-6 bulan yang lalu. Hal ini merupakan dampak lanjutan dari berbagai macam efisiensi yang dilakukan para pelaku usaha guna mengatasi kenaikan biaya operasional dan biaya tenaga kerja.

Sementara itu, konsumsi pemerintah hanya tumbuh tipis 1,93% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,78% (y.o.y). Perlambatan pertumbuhan konsumsi pemerintah antara lain dapat dikonfirmasi dengan kinerja keuangan pemerintah daerah yang hingga akhir triwulan I-2008 persentase jumlah realisasinya diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu.

2. Investasi

Di tengah-tengah keterbatasan infrastruktur, pasokan listrik, dan kenaikan harga bahan bangunan seperti semen dan seng, kegiatan investasi selama triwulan I – 2008 mengalami perlambatan pertumbuhan walaupun masih pada level yang positif. Kegiatan investasi yang

Grafik 1.1.

Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.2.

Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado nado

Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado

80 90 100 110 120 130 140 150 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M 2005 2006 2007 2008

Indeks Keyakinan Ko nsumen Ko ndisi Eko no mi Saat Ini Ekspektasi Ko nsumen 60 80 100 120 140 160 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M 2005 2006 2007 2008

Ko ndisi Eko no mi Saat Ini P enghasilan Saat Ini

(24)

23

tercermin dari nilai tambah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 7,50% (y.o.y) dengan kontribusi 1,49% terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara umum. Pencapaian ini masih lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 10,52% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 1,99%. Perkembangan kegiatan investasi selama triwulan laporan antara lain dapat dikonfirmasi dengan perkembangan indeks bahan bangunan dari hasil Survey Penjualan Eceran Kota Manado yang memperlihatkan trend kenaikan indeks dari 176,9 pada posisi Maret 2007 naik menjadi 215,7 pada posisi Maret 2008. Namun demikian, menurut komponen penyusunnya, kenaikan indeks bahan bangunan lebih disebabkan oleh peningkatan penjualan bahan konstruksi kayu dan perlengkapan konstruksi dibandingkan komoditi lain seperti semen, pasir, bahan konstruksi logam serta bahan konstruksi tanah liat yang justru sedikit mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal paling tidak tercermin dari data volume penjualan semen pada 3 (tiga) distributor utama di Sulawesi Utara yang mengalami penurunan sebesar -25% sebagai dampak terganggunya pasokan semen dari produsen yang mendorong kenaikan harga akhir-akhir ini.

Sementara itu, berbagai persiapan terkait dengan penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC) di Tahun 2009 antara lain berupa pembangunan berbagai proyek jalan, jembatan, lapangan udara dan infrastruktur lainnya juga turut andil mendorong laju pertumbuhan kegiatan investasi selama triwulan laporan. Beberapa proyek yang harus segera dijalankan diantaranya adalah pelebaran jalan Manado – Mapanget yang menelan biaya Rp66 milliar, pembangunan jembatan Soekarno senilai Rp180 milliar dan proyek-proyek lainnya yang secara keseluruhan menghabiskan biaya sebesar Rp854,99 milliar.

Grafik 1.3.

Indeks Penjualan Bahan Bangunan

Grafik 1.4.

Penjualan Semen di 3 Distributor Utama (Ton)

Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE) Kota Manado Sumber : Disperindag Provinsi Sulut -50 100 150 200 250 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F 2005 2006 2007 2008 Indeks Bangunan Growt h Kredit Konstruksi

-20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2007 2008 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 To tal Tumbuh Y.o .Y (%)

(25)

24 Tabel 1.2.

Pembangunan Infrastruktur Penunjang WOC (World Ocean Conference)

Jenis Kegiatan Target Rencana Biaya

Pekerjaan Umum

Pembangunan Jln Manado-Mapanget 11,8 km Rp66 M

Pembangunan Jembatan Soekarno 491 m Rp180 M

Pengembangan Air Minum 40 ltr/det Rp15 M

Pembangunan Jalan Boulevard II 4 km Rp40 M

Pembangunan Drainase dalam kota 25 km Rp19,5 M

Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Tondano 1 km Rp7,5 M

Pembangunan Jalan Ring Road II 7,7 km Rp146,4 M

Pembangunan Jembatan Sario 25 m Rp7,5 M

Saringan Sampah Hidrolik 3 lokasi Rp70 M

Pembangunan RS Taraf Internasional 1 unit Rp150 M

Perhubungan

Perluasan Apron Bandara Sam Ratulangi 29.622 M2 Rp50 M Perluasan Terminal Penumpang Bandara 9.000 M2 Rp73,4 M

Perluasan Lapangan Parkir Bandara 8.500 M2 Rp6,69 M

Pengadaan Garbarata 2 unit Rp8 M

Pemasangan Eskalator 2 unit Rp3 M

Pembangunan Dermaga Penyeberangan Bunaken Rp6 M

Pembangunan Dermaga Penyeberangan Manado Rp6 M

Sumber : Harian Manado Post

Dari sisi pembiayaan, jumlah kredit produktif yang disalurkan guna mendukung kegiatan investasi masih relatif kecil. Namun, melihat trend yang ada menunjukkan perkembangan yang positif di mana bila pada akhir triwulan sebelumnya tumbuh 39,24% (y.o.y) maka pada akhir triwulan laporan mencapai 43% (y.o.y) dengan jumlah baki debet sebesar Rp3,1 triliun. Peningkatan kegiatan investasi juga tercermin dari struktur impor Sulawesi Utara dimana hampir seluruhnya merupakan jenis barang modal antara lain dalam bentuk mesin, perkakas dan peralatan lain. Sejak Januari s.d. Februari 2008, nilai impor barang modal tercatat sebesar USD 984 ribu.

Grafik 1.5.

Pertumbuhan Kredit Produkif (%)

Grafik 1.6.

Nilai Transaksi Impor Barang Modal (USD)

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Sumber : Direktorat Statistik Moneter Bank Indonesia *) s.d. Febuari 2008 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F 2005 2006 2007 2008 (%) -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 2004 2005 2006 2007 2008*)

M anufaktur / B arang M o dal P ertambangan dan P enggalian P ertanian, P erikanan dan Kehutanan

(26)

25 3. Ekspor – Impor

Kinerja perdagangan Provinsi Sulawesi Utara khususnya perdagangan luar negeri mencatat kemajuan yang sangat significant selama triwulan I – 2008. Kenaikan harga berbagai komoditas pangan di pasaran Internasional sebagai dampak dari meningkatnya jumlah permintaan serta efek dari terus meningkatnya harga minyak mentah dunia telah menambah minat para eksportir untuk menambah volume penjualannya ke luar negeri. Hal ini tercermin dari kenaikan nilai tambah kegiatan ekspor luar negeri. Namun demikian, seiring dengan itu tingkat ketergantungan Provinsi Sulawesi Utara terhadap daerah lain ternyata juga masih cukup tinggi.

Perkembangan nilai tambah kegiatan ekspor dan impor selama triwulan laporan menunjukkan peningkatan. Secara gabungan (antar provinsi maupun antar negara), transaksi perdagangan berada pada kondisi surplus. Surplus perdagangan ini terutama berasal dari transaksi perdagangan luar negeri, sedangkan untuk transaksi perdagangan antar provinsi umumnya masih berada pada kondisi defisit. Hal ini disebabkan karena hampir 70% barang konsumsi masih harus didatangkan dari luar Provinsi Sulawesi Utara terutama dari Kota Surabaya dan Kota Makassar (seperti beras, bawang merah dan cabe). Membaiknya kinerja perdagangan selama triwulan laporan antara lain didukung oleh relatif stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar US walaupun masih dibayang-bayangi oleh trend peningkatan biaya produksi akibat kenaikan harga minyak dunia dan tingginya inflasi baik di dalam negeri dan maupun dunia.

Kegiatan ekspor selama triwulan laporan tumbuh 53,15% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 23,63%, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 14,28% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 5,86%. Membaiknya kinerja ekspor tersebut diiringi pula oleh meningkatnya kegiatan impor khususnya terhadap barang/komoditi yang berasal dari provinsi/daerah lain sebagaimana tercermin laju pertumbuhan impor sebesar 60,93% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 19,92%. Sementara itu, realisasi jumlah nilai ekspor luar negeri Januari s.d. Februari 2008 mencapai nilai USD114,31 juta dengan volume 138,67 ribu ton atau meningkat significant dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Januari s.d. Februari 2007) yang hanya sebesar USD 4,90 juta. Menurut jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri terutama dalam bentuk kelompok bahan makanan (baik nabati maupun hewani) dan kelompok minyak nabati dan hewani (animal or vegetable fats and oils) antara lain kopra, minyak kelapa (Virgin Coconut

(27)

26 Oil (VCO) dan ikan dengan negara tujuan utama adalah Belanda, China, Korea Selatan dan

Amerika Serikat.

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2008

Kegiatan perdagangan luar negeri Sulawesi Utara terutama bertumpu pada sumber daya alam yang dimilikinya. Dengan demikian, perkembangan industri pengolahan harus terus digalakkan oleh pemerintah daerah agar komoditi yang diekspor tidak semata-mata mengandalkan bahan mentah/baku namun juga bahan setengah jadi/barang jadi sehingga nilai tambahnya menjadi lebih tinggi, serta menambah penyediaan lapangan kerja baru.

Tabel 1.3.

Komoditi Utama Ekspor Sulawesi Utara (dalam ribu USD)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2008

Grafik 1.7.

Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Sulawesi Utara

-200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00 1,600.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Q1-08*) Vo lume (Ribu To n) Nilai (Juta USD)

-200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 Q1-06 Q2-06 Q3-06 Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08*) Vo lume (Ribu To n) Nilai (Juta USD)

KELOMPOK KOMODITI 2003 2004 2005 2006 2007 2008*)

Food and Live Animals 59,488 95,367 112,762 68,547 128,552 21,357 Beverages and Tobacco - 39 - 6 - -Crude Materials, Ineble 4,757 7,624 13,127 4,280 2,107 315 Mineral Fuels, Lubricants etc - - - -Animal & Vegetable Oil & Fats 69,520 142,611 245,181 186,296 421,595 91,833 Chemical 420 165 2,436 2,492 4,211 561 Manufactured Goods 500 1,999 1,094 1,611 566 34 Machinery & Transport Eqp 56 125 25 87 145 7 Misc. Manufactured Articles 253 225 378 234 182 204 Commodities & Transaction Nes - - 7,290 9,810 -

(28)

27 Grafik 1.8.

Negara Tujuan Utama Ekspor Sulawesi Utara (dalam ribu USD)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia s.d. Februari 2008

Membaiknya kinerja ekspor luar negeri diiringi pula dengan masih tingginya nilai realisasi impor non migas. Selama Januari s.d Februari 2008, nilai impor luar negeri tercatat USD 990 ribu dengan volume 80 ton, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 31 ribu. Di satu sisi, besarnya nilai impor mencerminkan masih tingginya tingkat ketergantungan terhadap barang/jasa yang berasal dari negara lain namun berdasarkan strukturnya, ternyata sebagian besar barang yang diimpor tersebut merupakan barang modal yang diperlukan dalam kegiatan investasi.

-10 20 30 40 50 60 70 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*) -10 20 30 40 50 60 70 80 Nilai (Juta USD) - y kiri

Vo lume (Ribu To n) - y kanan

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2008

Grafik 1.9.

Nilai dan Volume Impor Sulawesi Utara

Tahun 2006 28.61% 17.18% 15.98% 5.49% 4.68% 4.25% 23.81% China A merika Serikat B elanda India Ko rea Selatan Filipina Negara Lainnya Tahun 2007 38.52% 14.93% 12.98% 9.52% 4.81% 3.91% 15.32% B elanda A merika Serikat China Ko rea Selatan India Jerman Negara Lainnya Q1-2008 36.21% 25.69% 14.17% 11.96% 2.66% 1.83% 7.49% B elanda China Ko rea Selatan A merika Serikat Jepang Vietnam Negara Lainnya

Total Rp273 milliar Total Rp557 milliar

(29)

28

Berdasarkan strukturnya, kegiatan impor sejak Januari 2006 s.d Februari 2008 memiliki perbedaan yang significant dibandingkan periode sebelum Tahun 2006. Pada periode sebelum Tahun 2006 kegiatan impor lebih didominasi oleh kelompok komoditi bahan makanan yaitu gula dan produk olahannya (sugars dan sugar confectionery) sedangkan untuk periode awal Tahun 2006 hingga awal Tahun 2008 lebih didominasi oleh barang-barang modal (mesin, perkakas, alat transportasi, dlsb-nya). Meningkatnya komposisi barang impor dalam bentuk mesin, peralatan dan material ini mengindikasikan terus meningkatnya kegiatan investasi di Sulawesi Utara.

Tabel 1.4.

Komoditi Utama Impor Sulawesi Utara Berdasarkan SITC (dalam USD)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d.Februari 2008

Grafik1.10.

Negara Asal Impor Sulawesi Utara (dalam ribu USD)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2008

KELOMPOK KOMODITI 2003 2004 2005 2006 2007 2008*)

Food and Live Animals 6,201 2,411 5,035 5,061 6,401 -Beverages and Tobacco 0 - - - 1 -Crude Materials, Ineble 26 114 0 6 964 7,221 Mineral Fuels, Lubricants etc - - - -Animal & Vegetable Oil & Fats 1,194 15 160 717 - -Chemical 445 340 166 975 1,347 2,488 Manufactured Goods 1,842 297 101 7,678 349 97,372 Machinery & Transport Eqp 1,475 803 715 21,833 52,472 865,172 Misc. Manufactured Articles 179 185 65 643 418 19,406 Commodities & Transaction Nes - - -

-TOTAL 11,363 4,165 6,242 36,912 61,952 991,659 Tahun 2006 31.01% 13.84% 4.58% 3.45% 1.72% 45.40% Filipina M alaysia Vietnam A ustralia Jerman Negara Lainnya Tahun 2007 68.21% 12.98% 6.42% 3.89% 2.36% 6.13% A merika Serikat P erancis Vietnam Thailand Singapo re Negara Lainnya Q1-2008 81.10% 9.47% 2.33% 5.08% 0.73% 1.29% A ustralia Singapo re Filipina Jerman Jepang Negara Lainnya

Total Rp36 milliar Total Rp61 milliar

(30)

29

Berdasarkan negara asal barangnya, impor sepanjang Tahun 2008 terutama berasal dari negara Australia dan Singapore, sedikit berbeda dibandingkan tahun sebelumnya dimana impor lebih banyak berasal dari negara Amerika Serikat, Perancis, dan Vietnam. Secara netto, nilai perdagangan luar negeri berada pada kondisi surplus yang berarti nilai ekspor masih jauh lebih besar dibandingkan nilai impor. Selama periode Januari s.d. Februari 2008, jumlah surplus perdagangan (net ekspor) tercatat sebesar USD113,3 juta.

-100 200 300 400 500 600

Net Ekspo r Nilai Ekspo r

Nilai Impo r

Net Ekspo r 208.75 27.58 98.85 123.63 243.99 376.05 236.45 495.41 113.32 Nilai Ekspo r 221.81 27.73 115.53 135.00 248.15 382.29 273.36 557.36 114.31 Nilai Impo r 13.06 0.15 16.67 11.36 4.17 6.24 36.91 61.95 0.99

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. Febuari 2008

Perkembangan kegiatan perdagangan antara lain juga dapat dikonfirmasi dengan aktivitas ekspor impor serta bongkar muat barang melalui pelabuhan Bitung yang walaupun sepintas menunjukkan perkembangan yang melambat namun ternyata hal ini lebih disebabkan periode pengamatan yang baru berjalan 2 (dua) bulan. Secara umum, aktivitas perdagangan hingga akhir triwulan laporan diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 1.5.

Neraca Perdagangan Dalam dan Luar Negeri di Pelabuhan Bitung

2007 2008

Q1 Q1*)

1 Perdagangan Luar Negeri

a. Impor Ton 57,180 51,368 9,978 -b. Ekspor Ton 447,500 413,285 122,517 90,701 Jumlah Ton 504,680 464,653 132,495 90,701 2 a. Bongkar Ton 2,310,395 2,698,362 549,669 654,800 b. Muat Ton 803,014 950,690 220,222 212,611 Jumlah Ton 3,113,409 3,649,052 769,891 867,411 3,618,089 4,113,705 902,386 958,112 Total

Perdagangan Dalam Negeri

No. Jenis Kegiatan 2006 2007

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung *) s.d. Februari 2008

Grafik 1.11.

(31)

30

Berdasarkan strukturnya, terlihat bahwa untuk perdagangan luar negeri lebih didominasi oleh kegiatan ekspor sedangkan kegiatan impor relatif kecil pangsanya. Sedangkan untuk perdagangan dalam negeri, intensitas kegiatan bongkar lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan muat yang berarti lebih banyak barang-barang yang masuk ke wilayah Sulawesi Utara dibandingkan barang yang keluar. Dengan demikian, benar adanya bahwa tingkat ketergantungan Sulawesi Utara terhadap daerah/provinsi lainnya di luar Sulawesi Utara masih cukup tinggi.

B. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I - 2008 disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada. Hampir seluruh sektor mencatat perkembangan positif yang melebihi kinerja pada triwulan sebelumnya kecuali sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa yang mengalami perlambatan. Menurut kontribusinya, sektor pertanian, bangunan dan PHR (perdagangan, hotel dan restoran) merupakan lokomotif pertumbuhan.

Tabel 1.6.

Laju Pertumbuhan Masing-Masing Sektor Dalam Perekonomian Sulawesi Utara

Tumbuh Kontribusi Tumbuh Kontribusi

Pertanian 6.15 4.67 6.55 4.28 0.91 5.61 1.19

Pertambangan & Penggalian -0.72 7.27 7.30 7.27 0.37 7.72 0.40 Industri Pengolahan 2.23 6.86 5.86 4.24 0.34 5.23 0.42

Listrik, Gas & Air Bersih 13.82 5.28 6.31 6.23 0.05 6.26 0.05

Bangunan 5.06 6.97 7.51 6.52 1.03 7.79 1.24

PHR 7.41 7.78 7.72 6.31 0.83 7.24 0.96

Pengangkutan & Komunikasi 5.83 5.56 6.88 6.78 0.80 6.68 0.80

Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 5.64 10.03 7.47 6.25 0.42 5.86 0.40

Jasa-Jasa 2.79 4.21 3.21 3.76 0.64 3.31 0.55

PDRB 4.90 6.16 6.42 5.41 5.41 6.02 6.02

2006 2007 Q1-07 Q1-08

JENIS PENGGUNAAN 2005

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

1. Pertanian

Sektor pertanian tumbuh 5,61% (y.o.y) pada triwulan laporan dengan andil sebesar 1,19% terhadap laju pertumbuhan secara umum. Berdasarkan sub sektornya, laju pertumbuhan sektor pertanian disumbangkan oleh seluruh sub sektor yang ada dengan laju pertumbuhan tertinggi dialami oleh sub sektor peternakan dan sub sektor tanaman bahan makanan masing-masing sebesar 6,87% (y.o.y) dan 6,56% (y.o.y). Beberapa faktor yang mendorong perkembangan sub sektor tanaman bahan makanan antara lain mulai memasukinya musim panen padi di beberapa daerah serta dampak lanjutan program revitalisasi pertanian yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi Tahun 2007 lalu. Sedangkan, perkembangan sub sektor peternakan terutama didominasi oleh peternakan kuda dan babi.

(32)

31

Perkembangan sub sektor tanaman bahan makanan selama triwulan laporan antara lain dapat dikonfirmasi dengan data perkembangan komoditi beras dan jagung. Pada triwulan I – 2008, jumlah produksi beras diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 55,08% (y.o.y) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau mencapai jumlah 109.563 ton. Demikian pula halnya dengan komoditi jagung yang selama triwulan laporan mengalami peningkatan produksi sebesar 77,58% (y.o.y) mencapai jumlah 153.878 ton.

Tabel 1.7.

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Produksi Beras

2007 2008

2005 2006 2007

Q1 Q1*) Y.o.Y

Luas Panen (Ha) 94,946 90,717 103,189 30,076 36,202 20.37 Produksi Gabah (Ton) 432,624 454,903 494,950 129,703 173,909 34.08 Produksi Beras (Ton) 268,227 282,038 276,604 70,648 109,563 55.08

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 1.8.

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Pipilan Kering Jagung

2007 2008

2005 2006 2007

Q1 Q1*) Y.o.Y

Luas Panen (Ha) 71,644 82,185 121,716 29,085 39,721 36.57 Produksi Pipilan Kering

(Ton) 195,305 242,711 403,127 86,653 153,878 77.58

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara

Dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan sub sektor perikanan menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat, penyaluran kredit pada sektor pertanian tumbuh significant sebesar 67,11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, pangsa kredit pertanian masih relatif kecil dibandingkan total kredit yang berhasil disalurkan yaitu hanya sebesar 4,28% dengan jumlah nominal Rp 281 milliar. Belum terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan masih relatif tingginya resiko usaha di sektor tersebut.

-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 J F MA M J J A S O ND J FM AM J J A S ON D J F MA M J J A S O ND J F (%) 2006 2005 2007 2008

Sumber : Lapoaran Bulanan Bank Umum (LBU)

Grafik 1.12.

(33)

32 2. Sektor Bangunan

Perkembangan sektor bangunan secara konsisten terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Selama triwulan I - 2008, sektor bangunan tumbuh 7,79% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 1,24% terhadap laju pertumbuhan secara umum. Andil sektor ini merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya. Perkembangan sektor ini tercermin dari meningkatnya aktivitas pembangunan sektor properti antara lain Mal Manado Town Square, Mal Boulevard, ITC (Elektronik Centre), perhotelan, ruko dan komplek perumahan. Perkembangan sektor bangunan antara lain dapat dikonfirmasi dengan indeks penjualan bahan bangunan berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Kota Manado. Berdasarkan trend, terlihat bahwa indeks penjualan bahan bangunan terus mengalami kenaikan hingga ke level 215,69 pada akhir triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang berada pada indeks 179,93. Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit di sektor bangunan mencapai Rp282 milliar atau meningkat 37,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, alokasi kredit sektor bangunan ini relatif kecil bila dibandingkan dengan fakta perkembangan sektor bangunan di Sulawesi Utara. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan sektor-sektor properti di Sulawesi Utara sebagian besar lebih didominasi oleh pembiayaan di luar sektor perbankan bahkan ada diantaranya yang menggunakan pembiayaan mandiri.

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) merupakan salah satu sektor yang konsisten mencatat laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Di triwulan I -2008, laju pertumbuhan sektor ini tercatat sebesar 7,24% (y.o.y) dengan kontribusi 0,96% terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara umum. Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini

Grafik 1.13.

Perkembangan Indeks Penjualan Bahan Bangunan dan Pertumbuhan Kredit Konstruksi (%)

Sumber : Survei Penjualan Eceran dan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

-50 100 150 200 250 J F M A M J J A S ON D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M 2006 2005 2007 2008

Referensi

Dokumen terkait

Dominasi dan perubahan penggunaan lahan pola agroforestri pada periode 1989-2009 di DAS Balantieng, masih mampu menjaga kondisi hidrologi DAS dengan masih tingginya

Ion Ca2+ akan berikatan dengan polisakarida pada ubi jalar oranye membentuk struktur egg box yang mampu mengikat air sehingga dapat meningkatkan daya rehidrasi serta

Satu setengah jam waktu yang dibutuhkan Kalia untuk sampai di kantornya, dan seperti rutinitas harian lainnya, Kalia menuju convenience store di sebelah kantor untuk

Di Kelurahan Tembeling Tanjung banyak dijumpai para istri-istri nelayan yang tidak hanya menjadi ibu rumah tangga saja dalam keluarga, tetapi juga ikut bekerja untuk membantu

Jiude et al, (2002) menyatakan bahwa kultur folikel dalam medium komplek seperti TCM 199 dapat memberikan pertambahan diameter yang sangat cepat pada hari ke 4

Penelitian ini menyimpulkan bahwa prevalensi dismenore pada remaja putri usia 15-17 tahun di Surakarta masih tinggi, dan faktor yang berpengaruh pada derajat dismenore antara

Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif

Rosdy Rosdy Ruslan Ruslan (2003:24) (2003:24) : : Metode Metode merupakan merupakan kegiatan kegiatan ilmiah ilmiah yang yang berkaitan berkaitan dengan dengan suatu