32 2. Sektor Bangunan
Perkembangan sektor bangunan secara konsisten terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Selama triwulan I - 2008, sektor bangunan tumbuh 7,79% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 1,24% terhadap laju pertumbuhan secara umum. Andil sektor ini merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya. Perkembangan sektor ini tercermin dari meningkatnya aktivitas pembangunan sektor properti antara lain Mal Manado Town Square, Mal Boulevard, ITC (Elektronik Centre), perhotelan, ruko dan komplek perumahan. Perkembangan sektor bangunan antara lain dapat dikonfirmasi dengan indeks penjualan bahan bangunan berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Kota Manado. Berdasarkan trend, terlihat bahwa indeks penjualan bahan bangunan terus mengalami kenaikan hingga ke level 215,69 pada akhir triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang berada pada indeks 179,93. Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit di sektor bangunan mencapai Rp282 milliar atau meningkat 37,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, alokasi kredit sektor bangunan ini relatif kecil bila dibandingkan dengan fakta perkembangan sektor bangunan di Sulawesi Utara. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan sektor-sektor properti di Sulawesi Utara sebagian besar lebih didominasi oleh pembiayaan di luar sektor perbankan bahkan ada diantaranya yang menggunakan pembiayaan mandiri.
3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) merupakan salah satu sektor yang konsisten mencatat laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Di triwulan I -2008, laju pertumbuhan sektor ini tercatat sebesar 7,24% (y.o.y) dengan kontribusi 0,96% terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara umum. Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini
Grafik 1.13.
Perkembangan Indeks Penjualan Bahan Bangunan dan Pertumbuhan Kredit Konstruksi (%)
Sumber : Survei Penjualan Eceran dan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)
-50 100 150 200 250 J F M A M J J A S ON D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M 2006 2005 2007 2008
33
disumbangkan oleh seluruh sub sektor yang ada yaitu sub perdagangan besar dan eceran, sub sektor restoran serta sub sektor hotel dengan kontribusi tertinggi disumbangkan oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran. Perkembangan sub sektor perdagangan besar dan eceran, antara lain dapat dikonfirmasi dengan indeks penjualan eceran hasil Survey Penjualan Eceran yang terus memperlihatkan kenaikan indeks yaitu dari indeks 129,50 di akhir triwulan I – 2007 naik menjadi 154,91 di akhir triwulan I – 2008. Berdasarkan komponen pembentuknya, komoditi yang konsisten mengalami kenaikan indeks adalah alat tulis, bahan bangunan, dan makanan sedangkan untuk komoditi tekstil, kebutuhan rumah tangga dan kendaraan cenderung stagnan.
Grafik 1.14.
Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kota Manado
-50 100 150 200 250 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M 2005 2006 2007 2008
Indeks P enjualan B angunan
Tekstil Rumah Tangga
A lat Tulis Kendaraan
M akanan
Sumber : Survey Penjualan Eceran (SPE) Kota Manado
Perkembangan sub sektor hotel antara lain dapat dikonfimasi melalui data kunjungan wisatawan. Berdasarkan data yang bersumber dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, selama triwulan I -2008, tercatat jumlah kunjungan wisatawan manca negara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu) meningkat 137,15% menjadi 99.256 orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebanyak 41.854 orang. Sedangkan perkembangan sub sektor restoran antara lain sejalan dengan banyak bermunculannya restoran, rumah makan, ruko serta mal khususnya di pusat Kota Manado.
Tabel 1.9.
Perkembangan Jumlah Wisatawan Asing ke Sulawesi Utara
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Utara
Kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran juga dapat dikonfirmasi melalui peningkatan aktivitas perdagangan dalam negeri berupa kegiatan bongkar muat di
Triwulan I 2007 Triwulan I 2008 Y.o.Y
Wisatawan Manca Negara 4,854 5,336 9.93 Wisatawan Nusantara 37,000 93,920 153.84
34
pelabuhan Bitung. Tercatat, aktivitas bongkar dan muat mengalami peningkatan frekuensi selama triwulan I – 2008 menjadi 867.411 kegiatan dari sebelumnya 769.891 kegiatan di triwulan yang sama tahun sebelumnya atau terdapat peningkatan sebesar 12,67% (y.o.y).
Tabel 1.10.
Perkembangan Aktivitas Perdagangan Dalam Negeri Di Pelabuhan Bitung – Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung
*) s.d. Februari 2008
Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor terbesar kedua (setelah sektor konsumsi) yang mendapat alokasi pembiayaan dari perbankan Sulawesi Utara yaitu sebesar Rp1,98 triliun atau meningkat 40,77% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa penyaluran kredit pada sektor perdagangan, hotel dan restoran cukup berperan bagi perkembangan ekonomi Sulawesi Utara.
Grafik 1.15.
Perkembangan Kredit Sektor PHR
-5 10 15 20 25 30 35 40 45 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F (%) 2005 2006 2007
4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada triwulan I - 2008 tumbuh 6,68% (y.o.y) dengan kontribusi sebesar 0,80% terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara umum. Pencapaian ini sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu yang tumbuh 6,78% (y.o.y). Menurut sub sektornya, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi didukung baik oleh sub sektor pengangkutan maupun sub sektor komunikasi yang masing-masing tumbuh 6,43% (y.o.y) dan 8,89% (y.o.y). Perkembangan sub sektor angkutan antara lain dapat dikonfirmasikan dengan indeks penjualan kendaraan melalui Survey
2008 Q1 Q1*)
Perdagangan Dalam Negeri
a. Bongkar Ton 2,310,395 2,698,362 549,669 654,800 b. Muat Ton 803,014 950,690 220,222 212,611 Jumlah Ton 3,113,409 3,649,052 769,891 867,411 2007 2006 JENIS KEGIATAN 2007
35
Penjualan Eceran (SPE) dimana terjadi kenaikan indeks walaupun masih tetap dalam kondisi pesimis yaitu dari 38,25 di akhir Q1-2007 naik menjadi 44,67 pada akhir triwulan I - 2008.
-20 40 60 80 100 120 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M 2005 2006 2007 2008
Perkembangan sektor pengangkutan juga dapat dikonfirmasi dengan jumlah pemakaian bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis non industri. Selama triwulan I - 2008, tercatat penggunaan BBM non industri sebesar 128,6 ribu Kilo Liter (KL) meningkat sebesar 18,02% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 108,9 ribu Kilo Liter (KL). Berdasarkan jenisnya, peningkatan jumlah pemakaian BBM dialami oleh jenis Solar yaitu sebesar 33,52% (y.o.y) sedangkan yang terendah adalah jenis minyak tanah yang hanya naik 7,85% (y.o.y). Sementara itu, jenis premium mengalami kenaikan jumlah pemakaian sebesar 10,74% (y.o.y) atau mencapai jumlah penggunaan sebesar 48,4 ribu Kilo Liter (KL).
Tabel 1.11.
Jumlah Pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sulawesi Utara
(dalam KL) Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-2007 Q1-2008 Y.o.Y 1 Premium 43,741 46,261 33,011 51,919 48,437 10.74 2 Minyak Tanah 26,979 28,013 19,987 31,219 29,098 7.85 3 Solar 38,273 54,729 25,091 60,356 51,102 33.52 108,993 129,003 78,089 143,494 128,637 18.02 TOTAL N O N I N D U S T R I
Sumber : PT. Pertamina Cabang Manado, Sulawesi Utara
Sementara itu, relatif tingginya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan terutama disebabkan oleh pesatnya penggunaan sarana telepon selular (Mobile Phone) oleh masyarakat yang didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan. Hal ini antara lain terbukti pesatnya pembangunan sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada daerah yang sebelumnya terisolir hingga meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi. Selain itu perkembangan berbagai macam fasilitas dan
Grafik 1.16. Indeks Penjualan Kendaraan
36
fitur-futur baru semakin memudahkan dan memanjakan para pengguna jasa telekomunikasi. -40 -20 0 20 40 60 80 100 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F (%) 2005 2006 2007 2008
Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan sektor angkutan dan telekomunikasi ternyata didukung pula oleh kredit yang disalurkan pada sektor ini yang tercatat sebesar Rp84,85 milliar atau meningkat sebesar 79,80% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah ini masih relatif kecil dibandingkan total kredit yang berhasil disalurkan sampai akhir triwulan laporan yang mencapai jumlah Rp6,57 triliun. Namun demikian, berdasarkan trend yang ada, perkembangan kredit di sektor angkutan dan telekomunikasi dari waktu ke waktu terus menunjukkan peningkatan.
5. Sektor Jasa-jasa
Sektor jasa-jasa selama triwulan I – 2008 sedikit mengalami perlambatan khususnya untuk sub sektor jasa pemerintahan. Tercatat sektor jasa-jasa tumbuh 3,31% (y.o.y) selama triwulan laporan atau sedikit melambat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,76% (y.o.y). Perlambatan sub sektor jasa pemerintahan ternyata seiring pula dengan turunnya persentase realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sulawesi Utara hingga triwulan laporan bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, untuk sub sektor jasa swasta justru mengalami mengalami peningkatan sedikit bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan sub sektor ini antara lain sebagai dampak cukup banyaknya terdapat hari libur nasional selama triwulan laporan yang dimanfaatkan masyatakat untuk melaksanakan kegiatan rekreasi dan sosial.
Grafik 1.17.
Pertumbuhan Kredit Sektor Transportasi
37