• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyediaan Air Bersih

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang (Halaman 117-122)

PROFIL SANITASI KOTA 3.1. Kondisi Umum Sanitasi Kota

F. Orang dewasa perempuan 414 36,8

4. Prinsip-Prinsip Utama

3.5. Penyediaan Air Bersih

Ketersediaan air bersih yang sehat sangat dibutuhkan masyarakat. Pada Tahun 2005 perusahaan yang menangani air bersih atau air minum di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat umumnya dan Kabupaten Bima khususnya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Di Kabupaten Bima ada 2 ( dua ) daerah perkotaan yang kondisi air tanah dangkal dan air tanah sedangnya relatif baik (kualitas dan kuantitas) yaitu Kota Bolo Sila, Woha dan 2 (dua) kawasan perkotaan yang kondisi air tanah dangkal dan air tanah sedangnya relatif tidak baik yaitu Kota Sape dan Belo.

Dari Jumlah IKK yang ada 5 ( lima ) IKK yang kondisi umum air tanah dangkal dan air tanah sedangnya relatif baik dan 2 (dua) IKK yang kondisi umum air tanah dangkal dan air tanah sedangnya relatif tidak baik, Pada wilayah pedesaan ada 101 desa yang kondisi umum air tanah dangkal dan air tanah sedangnya relatif baik dan 49 desa yang kondisi umum air tanah dangkal dan air tanah sedangnya relatif tidak baik. Secara umum di Kabupaten Bima kondisi air tanah dalamnya relatif baik kecuali beberapa daerah ROP dengan kualitas dan kuantitas ( debit air relatif kecil dan kebanyakan didaerah pesisir airnya payau) .

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air bersih dan sehat, jumlah air bersih yang telah disalurkan kepada masyarakat atau

konsumen pada Tahun 2009 sebanyak 1.747.608 m3 dengan nilai sebesar Rp. 5.047.057.877,- Rata-rata pemakaian air adalah 152 m3.

Tahun 2009, jumlah pelanggan PDAM adalah sebanyak 10.808. Sebanyak 94,18% dari jumlah pelanggan tersebut adalah rumah tempat tinggal, sisanya adalah badan sosial, rumah sakit, tempat ibadah, perusahaan/industri, umum dan instansi pemerintah.

Kebutuhan air yang makin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya ragam pemanfaatan air perlu menjadi bahan

Buku Putih Sanitasi Kab. Bima Page 118

pemikiran dan mendapat perhatian lebih serius secara dini. Hal ini terkait dengan ketersediaan air yang semakin menipis bersamaan dengan makin berkurangnya jumlah mata air di satu sisi, dan makin berkurangnya pohon-pohon besar yang merupakan pendukung persediaan air. Untuk lebih jelasnya penggunaan air di Kabupaten Bima Tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini

Tabel 3.19.

Banyaknya dan Nilai Air Minum yang Disalurkan Melalui PDAM dirinci Menurut Jenis Pelanggan Tahun 2009

No. Jenis Pelanggan Banyaknya Pelanggan Air yang Disalurkan Banyaknya (m3) Nilai/ Value

1 2 3 4 5

1. Rumah Tempat Tinggal 10.808 1.530.918 3.967.122.053

2. Hotel dan Obyek Wisata - - -

3. Badan Sosial, Rumah Sakit, Tempat Ibadah 211 48.893 100.725.685 4. Perusahaan/lndustri& Pertokoan 200 49.509 438.024.234

5. Umum 139 53.302 61.069.842

6. Instansi Pemerintah 116 42.493 194.535.262

7. Lain-lain 2 22.493 285.580.801

8. Susut/Hilang dalam Penyaluran - - -

Jumlah 11.476 1.747.608 5.047.057.877

Sumber : Bima Dalam Angka Tahun 2010

Berdasarkan data PDAM Kabupaten Bima Tahun 2010 maka prosentasi pelayanan air minum oleh PDAM Kabupaten Bima mencapai 15,59 % artinya 84,41 % masyarakat Kabupaten Bima menggunakan sistem di luar PDAM seperti SGL, SPT, Sumur pompa Listrik, mata air dan sumber air bersih lainnya.

3.5.1. Landasan Hukum/Legal Operasional

1. Peraturan Daerah Kabupaten Bima No.6 Tahun 2011 tentang pengelolaan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat (AMPL-BM) 2. Rancangan Peraturan Bupati Bima tentang petunjuk teknis pelaksanaan

Perda Kabupaten Bima No.6 Tahun 2011 tentang pengelolaan AMPL-BM 3. Undang Undang No 6 Tahun 1969 tentang Perusahaan Daerah.

Buku Putih Sanitasi Kab. Bima Page 119

4. Undang Undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 5. PP No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistim Air Minum.

6. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah No 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akutansi PDAM.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri no 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM

8. Perda no 4 Tahun 1994 tentang Ketentuan pokok Badan Pengewas,Direksi & Kepegawaian PDAM

9. Kepts Menteri Dalam Negeri No 35 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Tarif Air Minum.

10. Keputusan Menteri Dalam Negeri No 20 Tahun 2002 tentang Asset yang dipisahkan.

3.5.2. Aspek Institusional

Penyediaan air minum dengan sistim perpipaan gravitasi dan non gravitasi di Kabupaten Bima secara kelembagaan biasa menjadi tanggung jawab PDAM Kabupaten Bima, akan tetapi ada juga sebagiannya mendapatkan dana bantuan dari beberapa program seperti WSLIC-2 (Dinkes), Unicef (Bappeda), dll. Sementara itu sistem air non perpipaan pada umumnya dibangun dan dikelola secara individual dan bahkan ada juga secara bersama-sama oleh masyarakat desa.

Kemudian mengenai Kualifikasi SDM Bagian Produksi PDAM Kabupaten Bima sebagimana tertera pada tabel di bawah ini :

Buku Putih Sanitasi Kab. Bima Page 120 Tabel 3.20. Jumlah & Kualifikasi SDM

Bagian Produksi PDAM Kabupaten Bima

No. Nama Pegawai/Staff Umur(Tahun) Jabatan

Pendidikn Formal/Non

Formal

Masa Kerja

1 2 3 4 5 6

1 Ramadhan 49 Kabag Produksi STM 26

2 M. Ikbal Sa’ala 30 Kasie Laboratorium D3 AKATIRTA 11

3 Muhammad M. Ali 49 Operator IPA Nungga SMA 26

4 Sularto 49 Operator Pompa Raba Kodo SMA 25

5 M Sobri 44 Operator Pompa Raba Kodo SMA 20

6 Husniati 41 Operator Pompa Penatoi SMA 20

7 Muhammad Firdaus 41 Operator Pompa Sakuru SMA 9

8 Sumardin 38 Operator Pompa Naru Sape SMA 10

9 Irwan Gunawan 29 Operator Pompa Jatiwangi SMA 8

10 Damrin 29 Operator Pompa Wawo SMA 8

11 Rifai 37 Operator IPA Nungga SMA 5

12 Baharudin 39 Operator Pompa Monta SMP 14

13 Dastrriyono 40 Operator Pompa Cenggu SMP 12

14 Mahdin 44 Operator Instalasi Oi Si’i SD 10

15 Abdul Latif 46 Operator IPA Nungga SD 5

Buku Putih Sanitasi Kab. Bima Page 121

3.5.3. Cakupan Pelayanan

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) merupakan pedoman untuk pengembangan sarana dan prasarana, serta pelayanan dan penyediaan kebutuhan air minum. Perencanaan dan pembangunan prasarana dan sarana air minum dilakukan berdasarkan atas prioritas pembangunan kebutuhan masyarakat terhadap air minum yang mendesak.

Sistem sarana dan prasarana air minum yang dikembangkan di Kabupaten Bima menggunakan sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Bima dan yang dikelola oleh masyarakat serta sebagian non perpipaan pada kawasan perdesaan. Kondisi topografi Kabupaten Bima memungkinkan untuk pembangunan jaringan perpipaan air minum dengan menggunakan sistem gravitasi, selain efektif dan efisien sistem ini mudah dalam operasionalisasi dan pemeliharaannya. Sistem pengaliran air minum ini digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air.

Pembangunan sarana air minum yaitu dengan membangun bangunan penangkap mata air/sumber air (broncaptering) berupa bak penampung untuk menangkap dan melindungi mata air dari pencemaran air yang kemudian dialirkan ke bak pembagi dan disalurkan ke hidran umum (HU) yang selanjutnya dimanfaatkan oleh masyarakat dengan mengambil air dari hidran umum tersebut.

Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Bima berdasarkan profil tahun 2010 sebagaimana dalam dabel di bawah ini :

Buku Putih Sanitasi Kab. Bima Page 122

TABEL 3.21

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang (Halaman 117-122)