• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Program Akselerasi a.Pengertian Akselerasi

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Konsep Kemampuan dan Kecerdasan

4. Penyelenggaraan Program Akselerasi a.Pengertian Akselerasi

Akselerasi dapat memiliki arti yang beraneka ragam, salah satu-nya sesuai dengan simpulan Pnessey (1949) bahwa “Akselerasi artinya sebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang konvensional” (Hawadi, 2004: 31). Sementara itu, sesuai dengan simpulan Latifah bahwa “Program akselerasi adalah program siswa cepat sebagai sarana layanan kepada siswa yang memiliki kemampuan atau bakat yang menonjol se-hingga dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari program regular” (Hawadi, 2004: 118).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa program akselerasi adalah program percepatan belajar bagi anak-anak yang memiliki potensi dan kecerdasan luar biasa dimana masa pen-didikannya dapat ditempuh lebih cepat dari anak-anak normal.

b. Tujuan Program Akselerasi

Program akselerasi tentunya memiliki tujuan tersendiri, hal ter-sebut sesuai dengan simpulan Latifah bahwa tujuan penyelenggaraan program akselerasi adalah sebagai berikut:

1) Memberikan layanan pendidikan kepada anak berbakat akademik untuk mewujudkan bakat dan kemampuanny secara optimal. 2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan program

pendidikan di SLTP/SMU lebih cepat yaitu dalam waktu dua tahun.

3) Mengembangkan kemampuan berfikir dan bernalar siswa secara lebih komprehensif dan optimal.

4) Mengembangkan kreativitas siswa secara optimal (Hawadi, 2004: 121).

commit to user

19

c. Manfaat Akselerasi

Adanya program akselerasi dapat memberi manfaat terutama bagi siswa. Hal tersebut sesuai simpulan Southern dan Jones (1991) bahwa “Manfaat pelaksanaan program akselerasi bagi siswa berbakat adalah meningkatkan efisiensi, meningkatkan efektifitas, meningkatkan peng-hargaan, meningkatkan waktu untuk karier, membuka siswa pada kelompok barunya, dan ekonomis” (Hawadi, 2004: 7).

Dari manfaat pelaksanaan program akselerasi tersebut dapat dijelaskan se-bagai berikut:

1) Meningkatkan efisiensi

Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih efisien.

2) Meningkatkan efektifitas

Siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan menguasai ketrampilan-ketrampilan sebelumnya merupakan siswa yang paling efektif.

3) Meningkatkan penghargaan

Siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya.

4) Meningkatkan waktu untuk karier

Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya pada waktu yang lain. 5) Membuka siswa pada kelompok barunya

Siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang me-miliki kemampuan intelektual dan akademis yang sama.

6) Ekonomis

Dengan mengikuti program akselerasi, siswa dapat menghemat waktu dan biaya sekolahnya.

commit to user d. Kelemahan Program Akselerasi

Penyelenggaraan program akselerasi tidak hanya memiliki ke-lebihan, tetapi juga terdapat kelemahan. Hal tersebut sesuai dengan sim-pulan Southern dan Jones (1991) bahwa “Ada empat hal yang berpotensi negatif dalam proses akselerasi bagi anak berbakat yaitu bidang akademik, segi penyesuaian sosial, aktivitas ekstrakurikuler, penyesuaian emosional” (Hawadi, 2004: 8).

Empat hal yang berpotensi negatif dalam proses akselerasi dapat di-jelaskan sebagai berikut:

1) Bidang akademik, meliputi:

(a) Bahan ajar yang terlalu tinggi bagi siswa akselerasi sehingga akan membuat mereka menjadi siswa yang tertinggal di belakang ke-lompok teman barunya.

(b) Kemampuan yang dimiliki bersifat sementara.

(c) Proses akselerasi menyebabkan siswa terikat pada keputusan karier lebih dini.

(d) Pengalaman-pengalaman yang seharusnya dialami oleh anak se-usianya mungkin tidak akan dialami oleh siswa akselerasi.

2) Segi penyesuaian sosial, meliputi:

(a) Kekurangan waktu untuk beraktivitas dengan teman sebayanya. (b) Siswa akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia se-

benarnya.

(c) Hilangnya kesempatan mengenal ketrampilan kepemimpinan yang dibutuhkan dalam pengembangan karier dan sosialnya.

3) Aktivitas ekstrakurikuler, meliputi:

(a) Berkurangnya kesempatan bagi siswa akselerasi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

(b) Siswa akselerasi tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di luar pelajaran karena mereka dibatasi dengan masa studi yang lebih singkat.

commit to user

21

4) Penyesuaian emosional, meliputi:

(a) Frustasi karena tekanan dan tuntutan berprestasi yang dapat mengakibatkan anak menjadi underachiever.

(b) Kurang mampu menyesuaikan diri dalam karier karena me-nempati karier yang tidak tepat atau tidak mampu bekerja secara efektif dengan orang lain.

(c) Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan hobi.

(d) Sedikitnya kesempatan dalam proses bersosialisasi, maka mereka akan cenderung merasa terisolasi.

e. Dasar Hukum Penyelenggaraan Program Akselerasi di Indonesia

Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa di Indonesia menggunakan landasan hukum antara lain sebagai berikut:

1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

(a) Pasal 5 ayat 4, “Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. (b) Pasal 32 ayat 1, “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi

peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. 2) UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak pasal 52 yang berbunyi

“Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus”.

3) PP No.72/1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

4) Permendiknas No. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau Bakat Istimewa.

Hawadi berpendapat “Dasar hukum penyelenggaraan program akselerasi di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.2 tahun 1989

commit to user

tentang Sistem Pendidikan Nasional” (2004: 120). Dasar hukum tersebut antara lain:

1) Pasal 8 ayat 2, “Bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus”.

2) Pasal 24, “Bahwa setiap peserta didik pada suatu satuan pendidikan mempunyai hak-hak sebagai berikut:

a) Ayat 1, “Mendapat perlakuan sesuai dengan bakat minat dan ke -mampuannya”.

b) Ayat 2, “Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan ke-mampuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan”.

c) Ayat 6, “Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan”.

3) Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1998, “Bahwa sasaran bi-dang pembangunan ketujuh adalah memberi perhatian dan pelayanan khusus bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan dan ke-cerdasan luar biasa agar dapat dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya tanpa mengabaikan potensi peserta didik lainnya”.

f. Manajemen Penyelenggaraan Program Akselerasi

Depdikbud berpendapat “Prinsip manajemen yang digunakan dalam pengelolaan layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas istimewa/berbakat istimewa adalah manajemen berbasis sekolah”. (Pe -doman Penyelenggaraan Program Akselerasi, 2007: 71). Pengelolaan program akselerasi di sekolah reguler harus memiliki manajer/pengelola program tersendiri dan tidak boleh dirangkap oleh kepala sekolah. Sementara itu, Hawadi berpendapat “Manajemen penyelenggaraan prog -ram akselerasi antara lain adalah rekutmen siswa dan kegiatan pem-belajaran” (2004: 122). Manajemen penyelenggaraan program akselerasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

commit to user

23

1) Rekrutmen siswa

Proses rekrutmen untuk melakukan penjaringan terhadap siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu:

a) Tahap 1

Tahap ini dilakukan dengan meneliti dokumen data seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB). Kriteria lolos pada tahap 1 didasarkan atas criteria tertentu yang berdasar pada skor:

(1) Nilai rapor kelas 4, 5, dan 6. (2) Nilai Ebtanas Murni (NEM). (3) Skor tes seleksi akademis.

(4) Skor tes psikologis yang diperoleh melalui tiga jenis pe-meriksaan yaitu inteligensi/kecerdasan, kreativitas, dan ke-terikatan pada tugas serta bebas dari gangguan emosional. b) Tahap 2

Tahap ini dilakukan melalui proses penyaringan dengan dua strategi, yaitu:

(1) Strategi informasi data subjektif, yaitu informasi diperoleh dari proses pengamatan yang bersifat kumulatif. Informasi dapat di-peroleh melalui nominasi pleh guru, nomonasi oleh orang tua, nominasi oleh teman sebaya, dan dari diri sendiri.

(2) Strategi informasi data objektif, yaitu informasi diperoleh melalui alat-alat tes lebih lengkap, seperti Tes Inteligensi Kolektif Indonesia (TIKI).

2) Kegiatan pembelajaran (a) Guru

Guru yang mengajar program akselerasi adalah guru-guru yang biasanya mengajar di program reguler. Hanya saja sebelum-nya mereka telah dipersiapkan dalam suatu lokakarya dan work-shop sehingga memiliki pemahaman tentang perlunya layanan pen-didikan bagi anak-anak berbakat.

commit to user (b) Kurikulum

Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program reguler. Perbedaannya hanya terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran dalam alokasi waktu yang lebih singkat. Pada tahun pertama siswa akan mempelajari seluruh materi kelas 1 dan sebagian materi kelas 2. Di tahun kedua, mereka akan mempelajari materi kelas 2 yang tersisa dan seluruh materi kelas 3.

(c) Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran untuk siswa berbakat intelektual ber-beda dengan siswa reguler. Pembelajaran untuk program akselerasi harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih se-suai dengan tingkat kemampuan yang lebih tinggi daripada siswa kelas reguler serta menekankan perkembangan kreatif dan proses berfikir tinggi.

(d) Evaluasi belajar dan laporan hasil belajar

Perbedaan evaluasi belajar antara program akselerasi dengan reguler terletak pada jadwal tes karena siswa program akselerasi mengacu pada kalender yang dibuat khusus untuk mereka. Program ini memungkinkan guru untuk memodifikasi proses tanpa mengganggu kelancaran pembelajaran di dalam kelas.

g. Layanan Bimbingan dalam Program Akselerasi

Hawadi berpendapat “Pelayanan bimbingan konseling sangat di -perlukan agar potensi keterbakatan tinggi yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan dan tersalur secara optimal” (2004: 127). Layanan bim-bingan konseling untuk program akselerasi dapat meliputi bidang-bidang berikut:

commit to user

25

Bimbingan ini diperlukan agar siswa dapat mencapai prestasi yang optimal dalam belajar sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

a) Memonitor hasil ulangan harian.

b) Memanggil siswa atau orang tua yang berkaitan dengan prestasi akademis siswa apabila di bawah target.

c) Memotivasi kedisiplinan dalam belajar. 2) Bimbingan kepribadian

Bimbingan ini diarahkan agar siswa dapat mengembangkan konsep diri dan dapat memahami dirinya dan lingkungannya dengan baik. Selain itu, agar mampu mewujudkan dirinya dalam hubungan yang serasi dengan diri sendiri, keluarga, sekolah dan lingkungan se-kitarnya.

3) Bimbingan karier

Bimbingan ini diperlukan agar siswa dapat membuat pilihan yang tepat dalam merencanakan kariernya.

h. Sistem Evaluasi Program Akselerasi

Evaluasi yang dilaksanakan pada program akselerasi pada dasar-nya sama dengan yang dilaksanakan pada program reguler yaitu untuk mengukur daya serap siswa atau ketercapaian materi. Perbedaannya hanya terletak pada jadwal tes karena evaluasi pada program akselerasi mengacu pada kalender pendidikan yang dibuat khusus. Adapun sistem evaluasi yang ada di program akselerasi yaitu sebagai berikut:

1) Ulangan harian

Dalam satu semester setiap guru minimal memberikan ulangan harian sebanyak tiga kali. Bentuk soal disarankan dalam bentuk uraian. 2) Ulangan umum

Ulangan umum pada siswa akseleasi diberikan lebih cepat dibanding-kan siswa reguler karena disesuaidibanding-kan dengan kalender pendididibanding-kan akselerasi. Untuk membandingkan kemampuan siswa program

aksel-commit to user

erasi dengan siswa reguler bisa dilakukan antara lain dengan me-nyertakan siswa akselerasi dalam ulangan umum bersama dengan siswa reguler.

3) Ujian Akhir Nasional (UAN)

Ujian Akhir Nasional (UAN) akan diikuti siswa akselerasi pada tahun kedua, bersamaan dengan pelaksanaan UAN siswa reguler. Laporan hasil pendidikan atau rapor siswa akselerasi juga mempunyai format yang sama dengan rapor siswa reguler.