• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Penyelenggaraan Program Akselerasi

a. Latar Belakang/Dasar Penyelenggaraan Program Akselerasi

Setiap anak memang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda yaitu anak dengan kecerdasan di bawah rata, kecerdasan rata-rata, dan kecerdasan di atas rata-rata serta memiliki bakat istimewa. Anak yang berada di atas rata-rata memiliki kecepatan belajar di atas kecepatan belajar anak-anak lainnya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa itu membutuhkan layanan yang memang berbeda dengan anak-anak pada umumnya karena dalam potensi yang serba unggul tersebut dapat menimbulkan kebutuhan belajar yang unggul pula.

Penyelenggaraan program akselerasi perlu dilakukan sebagai upaya dari pemerintah untuk menyiapkan generasi penerus yang ber-kualitas dalam segala bidang sehingga dapat bersaing di era globalisasi. Penyelenggaraan program akselerasi dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang telah siap, baik dari segi kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, manajemen dan lingkungan. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan sehingga apabila pihak sekolah belum memiliki kesiapan dari semua komponen, maka belum dapat menyelenggarakan program akselerasi.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Endang Mangularsih selaku kepala sekolah bahwa “Dasar penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta yaitu SK dari Provinsi Jawa Tengah dan Dinas

commit to user

48

Kota Surakarta berdasarkan penilaian terhadap sekolah yang menyatakan SMP Negeri 9 Surakarta layak untuk menyelenggarakan program aksel-erasi. Sementara itu, Bapak Tarno menyatakan bahwa:

Penentuan penyelenggaraan akselerasi berdasarkan hasil penilaian dari Direktorat Pendidikan Jendral Luar Biasa, aspek yang dinilai meliputi sumber daya manusia/tenaga pendidik dan siswa serta fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 9 Surakarta, apabila sekolah sudah terakreditasi A maka akan mendapatkan SK dan berhak nyelenggarakan akselerasi. Setelah itu, pihak sekolah baru me-lakukan persiapan-persiapan.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak semua sekolah berhak menyelenggarakan program akselerasi, akan tetapi harus melalui penilaian dari Direktorat Pendidikan Jenderal Luar Biasa. Aspek yang dinilai meliputi sumber daya manusia yaitu siswa, tenaga pendidik maupun karyawannya, dan fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 9 Surakarta. Apabila hasil penilaian menunjukkan bahwa sekolah sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka sekolah tersebut berhak menyelenggarakan program akselerasi. SMP Negeri 9 mendapat-kan kesempatan untuk menyelenggaramendapat-kan program akselerasi sejak tahun ajaran 2005/2006 karena sudah memiliki akreditasi A, telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada, dan lolos penilaian dari Direktorat Jendral Pendidikan Luar Biasa. Tujuan SMP Negeri 9 Surakarta me-laksanakan program akselerasi yaitu untuk memberikan pelayanan khusus bagi anak-anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.

b. Penyelenggaraan Program Akselerasi

SMP Negeri 9 Surakarta mulai menyelenggarakan program akselerasi sejak tahun ajaran 2005/2006. Dalam penyelenggaraan program akselerasi terdiri dari tiga tahap, yaitu meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi/penilaian. Ketiga tahapan tersebut saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

commit to user 1) Tahap Persiapan

Sebelum program akselerasi diselenggarakan di SMP Negeri 9 Surakarta harus ada persiapan-persiapan terlebih dahulu agar nanti-nya penyelenggaraan dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Tarno yang menyatakan bahwa:

Sebelum diselenggarakannya program akselerasi, SMP Negeri 9 Surakarta harus melakukan persiapan dari fasilitas fisik terlebih dahulu seperti ruang kelas harus dilengkapi dengan multimedia, ber AC, jendela dan pintu kelas diberi tralis, selain itu juga harus mempersiapkan tenaga pendidik yang memiliki dedikasi tinggi”.

Sementara itu, selain persiapan fasilitas secara fisik, persiap-an lain juga dijelaskpersiap-an oleh Ibu Dpersiap-anarti ypersiap-ang menyatakpersiap-an bahwa:

Persiapan yang dilakukan dalam penyelenggaraan akselerasi yaitu pertama melakukan perekrutan siswa sesuai kriteria, setelah sudah ada siswanya selanjutnya ya menentukan guru yang akan mengajar, mempersiapkan kurikulum yang akan digunakan serta menyediakan sarana prasarana untuk me-nunjang pelaksanaan program akselerasi.

(a) Perekrutan Siswa

Siswa merupakan faktor utama dalam penyelenggaraan program akselerasi. Namun, tidak semua anak dapat masuk men-jadi siswa akselerasi karena program akselerasi diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Oleh karena itu, diperlukan perekrutan siswa untuk meng-identifikasi anak berbakat melalui pengetesan yang diadakan sekolah. Tahap pengetesan dapat berupa tes IQ, tes akademik, tes psikologi, dan task commitment. Hal tersebut sesuai dengan per-nyataan Manajer Program Akselerasi, Ibu Danarti menyatakan bahwa:

Siswa yang ingin masuk program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta harus mendaftar terlebih dahulu dengan me-nyerahkan nilai rapor kelas 4. 5, dan 6 setelah itu mengikuti tes akademik, tes psikologi dan tes IQ serta task com-mitment kemudian dilakukan wawancara terhadap orang tua

commit to user

50

siswa. Setelah pengumuman kelulusan SD, siswa menye-rahkan nilai UASBN yang minimal 8.

Hal sama mengenai persyaratan bagi siswa yang ingin masuk program akselerasi juga diungkapkan oleh Ibu Umi Marjanah yang menyatakan bahwa:

Perekrutan siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta dari tahun ke tahun sangat ketat karena yang mendaftar banyak sementara kriteria untuk masuk akselerasi tinggi yaitu nilai rata-rata rapor minimal 8, nilai UASBN minimal juga harus 8, dan harus mengikuti berbagai macam tes yang meliputi tes IQ ditentukan dengan skala westler, tes psikologi, tes akademik.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa proses perekrutan siswa di SMP Negeri 9 Surakarta melalui beberapa tahap yaitu dimulai dari mendaftar terlebih dahulu dengan me-nyerahkan nilai rapor kelas 4, 5, 6 minimal 8. Setelah itu siswa mengikuti tes akademik kemudian disusul dengan tes psikologi dan tes IQ serta tahap terakhir yaitu wawancara orang tua siswa. Pada saat tes psikologi, pihak sekolah menyediakan seorang psikolog untuk menentukan apakah siswa tersebut layak masuk program akselerasi atau tidak. Apabila hasil dari tes akademik mencapai nilai 8, IQ minimal 130, disarankan oleh psikolog bah-wa sisbah-wa tersebut layak, dan nilai UASBN minimal 8, maka sisbah-wa tersebut dinyatakan diterima masuk program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta.

(b) Perekrutan Guru

Dalam proses belajar mengajar, selain adanya siswa di-perlukan guru sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar juga ditentukan oleh guru. Pada dasarnya siswa akselerasi memang membutuhkan pelayanan khusus dibandingkan siswa lainnya karena kemampuan dan kecerdasan yang mereka miliki di atas rata-rata, guru yang

commit to user

mengajar di program akselerasi diharapkan benar-benar ber-kompeten. Oleh karena itu, guru diharuskan memiliki keempat kompetensi yaitu meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Guru yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut diperlukan dalam proses belajar mengajar program akselerasi agar dapat mem-bimbing, mendidik, dan mengarahkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Seorang guru diharapkan menguasai bahan ajar, mampu mengelola kelas, dan mampu menggunakan media pembelajaran. Selain itu, guru juga harus bertanggungjawab, memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, ter-ampil berkomunikasi, dan ikut serta dalam kegiatan sosial.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Endang Mangularsih selaku Kepala SMP Negeri 9 Surakarta yang me-nyatakan bahwa:

Guru yang mengajar di kelas akselerasi SMP Negeri 9 Surakarta harus minimal lulusan S1, mempunyai dedikasi yang tinggi, dilakukan penilaian terhadap kinerja guru tersebut melalui supervisi. Kepala sekolah berhak untuk menentukan guru yang akan mengajar di kelas akselerasi berdasarkan hasil penilaian kinerja dan kemampuan yang dimiliki.

Pernyataan tersebut senada dengan hasil wawancara salah satu guru yaitu Ibu Sri Yuliastuti yang memberikan penjelasan bahwa guru yang mengajar di kelas akselerasi dipilih oleh kepala sekolah berdasarkan hasil penilaian kinerja, kedisiplinan serta tanggungjawab yang tinggi terhadap tugasnya, mampu meng-gunakan media pembelajaran, pendidikan terakhir guru minimal harus S1. Guru yang mengajar di kelas akselerasi juga mengajar di kelas reguler.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa semua guru yang mengajar di kelas reguler SMP Negeri 9 Surakarta mempunyai peluang untuk mengajar di kelas akselerasi

commit to user

52

asalkan memenuhi beberapa persyaratan dari kepala sekolah, diantaranya yaitu pendidikan minimal S1. Kepala sekolah mem-berikan penilaian terhadap guru berdasarkan kinerja melalui dedikasi dalam proses belajar mengajar, kedisiplinan serta tanggungjawab terhadap tugasnya. Selain itu, guru di kelas akselerasi juga harus mampu menggunakan media misalnya mengoperasikan laptop, LCD, dan alat peraga lainnya. Apabila guru sudah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka kepala sekolah berhak untuk memilih guru yang akan mengajar di kelas akselerasi. Guru yang mengajar program akselerasi diharapkan mempunyai kemampuan yang lebih daripada guru-guru lainnya. (b) Persiapan Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu pendukung dalam me-laksanakan kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan tercapai. Hal tersebut dikarenakan rencana dan pengaturan mengenai waktu dan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa terdapat dalam kurikulum. Kurikulum yang di-gunakan untuk siswa akselerasi seharusnya dimodifikasi se-demikian rupa sesuai kebutuhan siswa. Namun, di SMP Negeri 9 Surakarta kurikulum yang digunakan untuk program akselerasi sama dengan program reguler, yang membedakan hanya pada alokasi waktu penyampaian materi untuk siswa akselerasi jauh lebih singkat. Sesuai dengan pernyataan Bapak Tarno yang me-ngatakan bahwa:

Kurikulum yang digunakan sama dengan program reguler yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), per-bedaannya untuk program akselerasi alokasi waktu lebih singkat, tetapi materi pelajarannya tetap sama. Jadi kalau misalnya bab 1 ditempuh siswa reguler dalam waktu 4x pertemuan, maka siswa akselerasi hanya 2x pertemuan saja.

Di SMP Negeri 9 Surakarta tidak dilakukan persiapan khusus mengenai kurikulum yang akan digunakan di kelas

commit to user

akselerasi. Kurikulum yang digunakan untuk program akselerasi adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sama dengan program reguler. Modifikasi kurikulum hanya terletak pada alokasi waktunya, sedangkan untuk isi materi pelajaran tetap sama dengan program reguler. Oleh karena itu, guru yang me-ngajar di kelas akselerasi tetap diharuskan untuk membuat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes) yang disesuaikan dengan alokasi waktunya. Hal tersebut karena pendidikan program akselerasi hanya ditempuh dalam waktu 2 tahun, sedangkan untuk program reguler ditempuh selama 3 tahun. Jadi, dalam pe-nyampaian materi untuk siswa akselerasi harus lebih dipersingkat agar tetap dapat menyelesaikan semua materi sesuai dengan siswa reguler. Setiap guru mempunyai cara yang berbeda dalam me-nyampaikan materi sesuai dengan tingkat kesulitan mata pelajaran yang diampu agar tetap mudah dipahami siswa dengan waktu yang lebih singkat. Cara tersebut diantaranya yaitu materi yang sekiranya mudah tidak dijelaskan keseluruhan secara detail, melainkan siswa diberikan tugas untuk mempelajarinya, apabila ada yang belum jelas siswa dapat menanyakan kepada guru sehingga tidak menyita banyak waktu.

(b) Persiapan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung ke-lancaran dalam proses belajar mengajar di setiap sekolah. Siswa dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah untuk kegiatan pembelajaran. Sarana prasarana di SMP Negeri 9 Surakarta dibedakan menjadi dua yaitu sarana dan prasarana edukatif bersifat fisik yang digunakan dalam proses belajar mengajar, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, per-pustakaan, papan tulis, spidol, meja, kursi dan lain-lain. Selain itu, terdapat pula sarana dan prasarana non edukatif yang diperlukan

commit to user

54

untuk menunjang kegiatan siswa di sekolah, misalnya aula, masjid, kantin sekolah, ruang koperasi.

Sarana dan prasarana untuk siswa akselerasi seharusnya disesuaikan dengan karakter/sifat siswa yang memiliki ke-mampuan dan tingkat kecerdasan tinggi. Namun, di SMP Negeri 9 Surakarta sarana dan prasarana yang disediakan untuk siswa akselerasi tidak berbeda jauh dengan siswa reguler. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Danarti yang me-nyatakan bahwa:

Pada dasarnya siswa akselerasi itu mempunyai hak yang sama dengan siswa reguler, sarana dan prasarana yang disediakan sekolah juga sama, perbedaannya hanya terletak pada ruang kelasnya dimana ruang kelas akselerasi di-lengkapi dengan AC, LCD, komputer, televisi dan untuk sarana dan prasarana lain misal laboratorium serta per-pustakaan sama. Akan tetapi, saat ini di kelas reguler pun sudah ada LCD walaupun belum semua kelas.

Sementara itu, menurut Ibu Endang Mangularsih bagi siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta disediakan fasilitas yang sama dengan siswa reguler agar tidak terjadi kesenjangan, yang membedakan hanya ruang kelas siswa akselerasi dilengkapi dengan AC, LCD, satu unit komputer untuk setiap kelas, serta televisi karena disesuaikan dengan kebutuhan siswa akselerasi.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh siswa akselerasi yaitu Sarah yang mengatakan bahwa selama menjadi siswa akselerasi, sarana dan prasarana yang dapat digunakan hampir sa-ma dengan siswa lainnya yaitu laboratorium fisika, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, ruang kesenian. Perbedaannya kalau di kelas reguler hanya disediakan papan tulis, spidol, kipas angin, sedangkan di kelas akselerasi dilengkapi LCD, AC, televisi, komputer, dan loker.

Dari beberapa pernyataan di atas, maka dapat di-simpulkan bahwa sarana dan prasarana di SMP Negeri 9 Surakarta

commit to user

yang disediakan untuk siswa akselerasi pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan siswa reguler. Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial antara siswa akselerasi dengan siswa reguler. Jadi siswa akselerasi juga berhak meng-gunakan sarana dan prasarana untuk siswa reguler, misalnya laboratorium yang digunakan siswa akselerasi digunakan juga oleh siswa reguler. Namun, bagi siswa akselerasi SMP Negeri 9 Surakarta yang ingin menggunakan laboratorium harus bergantian dengan siswa reguler dan biasanya siswa akselerasi dapat giliran di siang hari setelah jam pelajaran. Perbedaan sarana dan pra-sarana untuk siswa akselerasi hanya pada fasilitas di ruang kelas karena dilengkapi dengan AC, LCD, satu unit komputer, televisi, dan loker.