USAHA MENCAPAI KESELAMATAN DALAM PERSPEKTIF HINDU
PENYERAHAN DIRI KEPADA TUHANII.
Salah satu cara untuk mencapai keselamatan dalam ajaran Hindu adalah penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan. Umat Hindu percaya bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan, segala sesuatu milik Tuhan termasuk tubuh kita ini. Apabila tubuh ini hanya digunakan untuk hal-hal keduniawian saja, maka rugilah hidup menjadi manusia ini. Di antara beribu-ribu jenis makhluk hidup hanya manusia sajalah yang bisa membedakan mana yang spiritual dan mana yang material. Oleh karena itu, kita (sang roh) harus memanfaatkan tubuh ini untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Inilah salah satu cara untuk memperoleh keselamatkan seperti dijelaskan pada ayat berikut ini: “Tinggalkan segala jenis dharma dan hanya menyerahkan diri kepada-Ku. Aku akan menyelamatkan engkau dari segala reaksi dosa. Jangan khawatir (Bhagavad-gita 18.66).
Menurut ayat di atas kita perlu meninggalkan segala jenis dharma (kewajiban), bukan berarti kita menghentikan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan kita. Profesi apa pun yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari tetap harus kita laksanakan, asal sesuai dengan norma-norma yang mengatur. Kemudian pada saat yang sama kita perlu merubah kesadaran material sehingga bernilai spiritual. Kesadaran seperti inilah yang dinamakan kesadaran akan Tuhan Yang Mahaesa yang perlu ditingkatkan dalam upaya mencapai keselamatan seperti yang kita dambakan. Seseorang sebaiknya senantiasa memelihara kesadaran terhadap Tuhan di manapun dan kapanpun, agar sedikit demi sedikit maju dalam keinsyafan diri. Upaya mencapai keinsyafan diri dan menjadi dekat dengan Tuhan berarti berupaya mengurangi segala jenis reaksi dosa yang telah diperbuatnya.
Setiap orang itu pasti memiliki dosa, namun dosa seperti apapun Tuhan menjamin akan mengampuninya jika orang tersebut ingin mencapai keselamatan dengan cara menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya. Janji Tuhan untuk menebus dari segala reaksi dosa pasti terpenuhi. Akan tetapi perlu diingat bahwa dalam pertemuan pertama kita sudah membahas sejauh mana kita menyerahkan diri kepada Tuhan, dan sesuai dengan penyerahan diri itu Tuhan memberi karunia. Oleh karna itu hanya dengan proses menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan secara otomatis orang dibebaskan dari segala akibat dosa. Ia tidak perlu berusaha keras untuk membebaskan dirinya dari segala akibat dosa dengan cara spekulasi. Lebih baik seseorang mengikuti petunjuk ayat-ayat suci Tuhan dari pada berspekulasi yang belum tentu menjamin keselamatan bagi dirinya. Oleh karena itu, seseorang tidak perlu ragu-ragu untuk mengakui bahwa Tuhanlah satu-satunya yang mampu menyelamatkan semua makhluk hidup.
Proses penyerahan diri diuraikan menurut cara pendekatan diri kepada Tuhan dalam bhakti. Hendaknya seseorang hanya menerima prinsip-prinsip dharma yang akhirnya akan membawa dirinya sampai bhakti kepada Tuhan. Seseorang dapat melaksanakan tugas kewajiban tertentu menurut kedudukannya dalam masyarakat, tetapi kalau seseorang tidak sampai pada titik bhakti atau kesadaran akan Tuhan, maka segala kegiatannya menjadi sia-sia. Apapun yang tidak membawa seseorang sampai pada tingkat kesempurnaan kesadaran akan Tuhan sebaiknya dihindari. Hendaknya seseorang yakin bahwa dalam segala keadaan, Tuhan akan melindungi dirinya terhadap segala kesulitan. Ia tidak perlu berpikir bagaimana cara memelihara jiwa dan raganya. Tuhan akan mengatur sedemikian rupa sehingga segala sesuatunya akan terpenuhi. Hendaknya seseorang selalu menganggap dirinya tidak berdaya dan mengakui Tuhan adalah satu-satunya dasar kemajuan dalam hidupnya sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini: “Kepada mereka yang senantiasa tekun menyembah-Ku dalam bhakti tanpa tujuan lain (menyimpang), Aku bawakan apa yang dibutuhkannya, dan Aku memelihara apa yang dimilikinya (Bhagavad-gita 9.22).
Dari ayat di atas kita bisa mengerti bahwa dengan keyakinan yang mantap dalam bhakti kepada Tuhan, maka Tuhan tidak tinggal
diam. Tuhan akan membawakan apa yang kita butuhkan. Tuhan akan mengatur sedemikian rupa sehingga ketika kita memerlukan sesuatu untuk bhakti, ada saja jalan keluar untuk memperoleh keuangan yang cukup. Di saat-saat tertentu mungkin kita akan mengalami kecemasan ketika kekurangan sesuatu, namun percayalah Tuhan tidak akan membiarkan penyembah-Nya berlarut-larut dalam penderitaan. Kita juga sering mengalami perasaan khawatir akan kehilangan sesuatu yang kita miliki, namun Tuhan berjanji akan memelihara apa yang sudah kita miliki. Yang penting dalam hal ini kita tetap menyembah Tuhan dengan tekun tanpa menyimpang. Begitu seseorang tekun dengan serius dalam bhakti kepada Tuhan dan sadar sepenuhnya akan Tuhan, ia segera dibebaskan dari segala pengaruh pencemaran duniawi dan mencapai keselamatan.
Proses penyerahan diri dalam bhakti kepada Tuhan seperti itulah yang akan menyelamatkan dirinya dari pemborosan waktu yang tidak diperlukan. Dengan demikian ia dapat mencapai kemajuan rohani dan dengan segera dapat dibebaskan dari segala akibat dosa. Dengan kata lain, bhakti kepada Tuhan, dalam kesadaran penyerahan diri sepenuhnya, adalah bagian pengetahuan yang paling rahasia. Rahasia inilah yang belum diketahui oleh banyak orang, sebab pada umumnya orang sibuk dengan keberhasilan duniawi. Secara umum di seluruh dunia orang merasa terlena dalam empat hal: makan, tidur, berketurunan, dan membela diri. Ironisnya binatang yang tanpa pendidikan tinggi pun dapat memenuhi empat prinsip di atas. Kalau kita yang berpendidikan tinggi, dalam kehidupan sehari- hari hanya bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bisa diselesaikan oleh binatang—yaitu makan, tidur, berketurunan, dan membela diri—maka sia-sialah hidup kita ini. Padahal ketika sedang tidur dengan pulas, siapa pun tidak ingat siapakah dirinya; apakah dirinya dosen atau mahasiswa, masih muda atau sudah tua, pria atau wanita, kaya atau miskin, pejabat atau buruh, semuanya tidak disadari. Hal itu tidak berbeda dengan seekor binatang yang sedang tidur; ia juga tidak memiliki kesadaran sebagai anjing jantan atau betina, tidur di tanah dekat sampah atau di hotel bersama boss yang satu malam sewanya dua juta rupiah, masih bujangan atau
sudah punya anak; semuanya terlupakan. Mengenai berketurunan, walaupun binatang tanpa diajari bagaimana cara berketurunan, namun secara alami mereka juga akan berjalan dengan sendirinya. Apalagi mengenai bertengkar, tanpa belajar bela diri seperti pencak silat, karate, tinju dan lain-lain pun, binatang juga memiliki prinsip membela diri di manapun dan kapanpun.
KEMBALI KE ALAM ROHANI