• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyiapan Obat Kanker

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 62-66)

BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.6 Satelit Kirana

4.7.2. Aseptic Dispensing

4.7.2.2. Penyiapan Obat Kanker

Penyiapan obat kanker dilakukan di Gedung A lantai 8 dan Gedung CMU 2 lantai 3. Penyiapan obat kanker di Gedung A dimulai sejak bulan Desember 2009 dan melayani semua lantai di Gedung A. Penyiapan obat kanker di Gedung CMU 2 dimulai sejak bulan Februari 2012 dan melayani pasien Askes, Jamkesmas, pasien Kencana, dan kebidanan. Tempat rekonstitusi obat akan direncanakan secara terpusat di dua tempat tersebut agar jarak pengiriman obat sedekat mungkin dengan ruang rawat yang dilayani sehingga dapat menjaga stabilitas obat.

Alur pelayanan penyiapan obat kanker di Gedung A lantai 8 ada 4 jenis, yaitu alur untuk pasien rawat inap gedung A, pasien rawat inap yang membeli obat di Satelit Farmasi Pusat, pasien rawat inap yang membeli obat dari apotek Kimia Farma, dan pasien rawat inap yang membeli obat dari apotek luar (misalnya apotek Sana Farma). Secara umum, alur pelayanan resep yang ada di Gedung A lantai 8 adalah sebagai berikut:

a. Bon ambil obat dari pasien atau obat kanker, protokol, dan formulir permintaan penyiapan obat diantarkan oleh perawat ke petugas penyiapan obat kanker (petugas farmasi).

b. Obat dan dokumen diperiksa kesesuaiannya oleh petugas farmasi untuk memastikan bahwa obat yang diserahkan termasuk perlengkapan lainnya (botol infus, spuit, dan sebagainya) sesuai dengan protokol pengobatan. c. Dokumen-dokumen yang diperlukan diverifikasi oleh petugas farmasi. Tahap

ini harus dilakukan dengan baik untuk mencegah kesalahan penyiapan obat. Setiap hal yang kurang jelas atau bermasalah, seperti jumlah obat yang kurang, protokol yang tidak jelas, atau kesalahan dalam mengisi formulir permintaan harus ditanyakan pada perawat. Verifikasi yang dilakukan oleh petugas sitostatika masih terbatas dalam hal farmasetika, seperti pelarut yang cocok digunakan, kepekatan, atau konsentrasi obat dalam pelarut.

d. Obat kanker disiapkan oleh petugas farmasi.

e. Perawat dihubungi oleh petugas farmasi untuk mengambil obat yang telah disiapkan.

f. Serah terima obat yang telah disiapkan antara perawat dan petugas farmasi. Obat dibawa oleh perawat dengan kotak pembawa untuk menghindari kebocoran akibat jatuh atau hal tidak terduga lainnya.

Untuk pasien yang membeli obat di Satelit Farmasi Pusat, pasien mendapatkan bon ambil obat kanker agar pasien tidak membawa langsung obat kanker, tetapi petugas Satelit Farmasi Pusat yang akan mengantarkan obat tersebut ke ruang sitostatika lantai 8. Bon ambil dari pasien akan diberikan ke perawat, kemudian perawat akan memberikan bon ambil tersebut ke ruang pelayanan penyiapan obat kanker. Petugas kemoterapi akan segera menelepon Satelit Farmasi Pusat untuk mengantarkan obat kemoterapi pasien ke ruang sitostatika lantai 8. Setelah petugas Satelit Farmasi Pusat datang, petugas akan memeriksa kesesuaian obat dengan resep serta mencatat obat-obat tersebut dalam buku penitipan obat. Jika protokol pasien telah datang dan pasien siap dikemoterapi, petugas segera menyiapkan obat sitostatika tersebut.

Sama seperti Satelit Farmasi Pusat, pasien rawat jalan yang membeli obat kanker di Apotek Kimia Farma mendapatkan bon ambil obat kanker. Selama belum mendapatkan ruangan untuk kemoterapi, obat dititipkan di Apotek Kimia Farma. Jika pasien telah mendapatkan ruangan, pasien mengambil obat dan mengantarkannya ke ruang penyiapan obat kanker langsung ataupun melalui perawat.

Untuk pasien rawat jalan yang membeli obat di apotek lain (misalnya, Sana Farma), obat yang sudah dibeli pasien tidak dititipkan ke apotek tersebut tetapi langsung dibawa oleh pasien dan mengantarkannya ke ruang penyiapan obat kanker langsung ataupun melalui perawat. Hal ini cukup membahayakan karena pasien tidak memiliki pengetahuan mengenai penanganan obat kanker secara hati-hati.

Gambar 4.3. Alur penyiapan obat kanker di Gedung A Lantai 8

Alur pelayanan penyiapan obat kanker di CMU 2 lantai 3 tidak jauh berbeda dengan alur di Gedung A lantai 8, dimulai dari petugas datang ke CMU 2 membawa resep beserta formulir peracikan obat sitostatika (kecuali Kencana yang disertai juga protokol pengobatan dan membawa obat, cairan, dan alkes yang akan digunakan). Kemudian, resep, formulir penyiapan obat kanker, dan protokol pengobatan pasien diverifikasi oleh petugas farmasi. Setelah diverifikasi, petugas farmasi menyiapkan obat kanker lalu menghubungi perawat agar mengambil obat yang telah disiapkan.

Pasien Rawat Inap Gedung A

Obat yang berasal dari apotek lain Obat yang berasal dari apotek

Kimia Farma Obat yang berasal dari

satelit ISP

Obat kanker, protokol, dan formulir permintaan penyiapan obat kepada petugas

Petugas memeriksa kesesuaian obat dengan resep dan protokol pengobatan

Petugas verifikasi protokol dan formulir permintaan penyiapan obat kanker

Penyiapan obat

Hubungi perawat jika obat telah siap

Serah terima obat dari petugas ke perawat

Gambar 4.4 Alur penyiapan obat kanker di CMU 2

Penyiapan obat kanker bukan hanya memperhatikan prinsip yang menjamin keamanan pasien, tetapi juga menjamin keamanan petugas farmasi dari risiko bahaya obat kanker. Oleh sebab itu, perlu dilakukan persiapan sebelum melakukan penyiapan obat kanker. Persiapan yang dilakukan petugas sebelum memasuki ruangan pengoplosan, misalnya mengeluarkan obat dari kemasan tersiernya dan menyiapkan etiket yang akan ditempelkan pada sediaan jadi obat kanker. Pengisian etiket sangat penting karena membantu petugas yang akan menyiapkan obat. Apabila informasi yang ditulis kurang jelas, atau bahkan salah, penyiapan obat juga berpotensi salah yang akan menjadi kerugian bagi pasien dan rumah sakit. Selain itu, petugas yang akan masuk ke dalam ruang steril harus masuk ke dalam ruangan persiapan terlebih dahulu untuk memakai baju steril dan alat pelindung diri seperti penutup kepala, sarung tangan, masker, penutup mata (google), dan penutup kaki. Dalam ruang aseptis, petugas memakai sarung tangan rangkap dua.

Pada proses pencampuran obat kanker, dilakukan penghematan obat

Petugas ke CMU 2 membawa resep, formulir permintaan penyiapan obat kanker (Untuk Kirana, disertai Obat, Cairan, Alkes, dan Protokol)

Petugas memeriksa kesesuaian obat dengan resep dan protokol

pengobatan

Petugas verifikasi protokol dan formulir permintaan penyiapan obat kanker

Penyiapan obat

Hubungi perawat jika obat telah siap

Serah terima obat dari petugas HC

obat pasien setelah direkonstitusi disimpan di tempat yang sesuai dengan kestabilannya. Jika masih stabil, obat tersebut digunakan lagi untuk pasien yang lain, kecuali untuk obat mahal yang dapat digunakan lagi untuk pasien yang sama pada kemoterapi selanjutnya. Melalui penghematan tersebut, diperoleh obat kanker utuh yang dapat diretur ke gudang sebanyak satu sampai dua kali dalam sebulan dan tercatat sebagai barang masuk. Hal ini dapat menjadi pemasukan tambahan bagi rumah sakit.

Ada beberapa rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh bagian penyiapan obat kanker di gedung A lantai 8. Ruang sitostatika akan menyimpan stok obat-obat, cairan, dan alat kesehatan yang diperlukan dalam pencampuran obat kanker di ruangan seperti halnya yang telah ada di CMU 2 agar obat kanker tidak banyak berada di tangan pasien dan untuk mempercepat waktu penyiapan karena tidak perlu menunggu pasien, perawat, atau petugas Satelit Farmasi Pusat datang untuk mengantarkan obat. Selain itu, direncanakan juga adanya double

checking ketika pencampuran obat kanker. Double checking dilakukan oleh

seseorang yang ikut serta ke dalam ruangan aseptik dan bertugas memeriksa dan memastikan bahwa pencampuran obat benar sesuai dengan prosedur yang diminta dalam protokol. Double checking dapat mengurangi terjadinya kesalahan, tetapi menambah jumlah petugas farmasi, membutuhkan waktu lebih lama dalam penyiapan sediaan jadi, dan mengurangi konsentrasi petugas farmasi yang biasanya melakukan pencampuran sendiri dalam ruangan.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 62-66)

Dokumen terkait