• Tidak ada hasil yang ditemukan

KKM 1. Sangat

3. Penyusunan Kerangka laporan 11,68 76%

4. Ketepatan ejaan 3,68 66,6%

5. Kerapian tulisan 5,68 72%

Nilai rata-rata tes menulis laporan pengamatan siklus I masing-masing aspek dapat dilihat pada diagram berikut. Diagram 1. Persentase Ketercapaian Tiap Aspek pada Siklus I

a. Hasil Observasi

Untuk mengetahui siswa selama pembelajaran menulis laporan pengamatan pada siklus I dilakukan observasi. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti sebagai pengamat karena pemberian materi diberikan langsung oleh guru mata pelajaran. Observasi ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui respon dan perilaku siswa selama mengikuti pelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurispudensial berbasis wisata lapangan. Seluruh kegiatan yang terjadi ketika pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan berlangsung dapat diamati oleh peneliti sebagai pengamat secara cermat.

73

Hasil observasi siswa selama proses pembelajaran kemudian dideskripsikan secara cermat oleh peneliti.

Berdasarkan di atas, dapat diketahui bahwa tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik selama proses pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan berlangsung. siswa yang menjadi objek observasi, yaitu 1) siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias (membuat catatan) selama proses pembelajaran berlangsung; 2) siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompok; 3) siswa merespon positif terhadap proses pembelajaran menggunakan model jurisprudensial berbasis wisata lapangan; 4) siswa mengerjakan tugas menulis laporan pengamatan dengan baik.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa yang memperhatikan dan merespon dengan antusias (membuat catatan) sebanyak 17 siswa atau sebesar 80% dan sebanyak 7 siswa atau sebesar 20% adalah siswa yang tidak merespon dengan antusias atau siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu, seperti berbicara sendiri, mondar mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting dan tidak berkaitan dengan materi pelajaran yang diajarkan pada saat itu. Banyaknya siswa yang merespon dengan antusias (membuat catatan) disebabkan oleh pendekatan guru dengan siswa sebelum dilaksanakan tindakan siklus I. Pendekatan tersebut mengakibatkan keterbukaan dan keakraban siswa dengan guru sangat baik sehingga tidak

menimbulkan kecanggungan antara siswa dengan guru ketika berlangsungnya proses pembelajaran.

Gambar 5 Aktivitas Siswa Saat Melakukan Kegiatan Diskusi

Gambar 5 merupakan aktivitas siswa ketika mengamati objek pengamatan. kerjasama dalam kelompok terjalin dengan baik. aktivitas siswa saat berdiskusi tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis laporan pengamatan. pada gambar tersebut terlihat salah satu siswa yang berperan sebagai ketua kelompok mebacakan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam menulis laporan, sedangkan anggota kelompok yang lain memperhatikan aspek-aspek tersebut. aktivitas siswa ketika menganalisis data yang diperolehnya selama mengamati objek. Data-data yang diperolehnya dicatat dalam lembaran pengamatan yang dibagikan oleh guru. Data tersebut menjadi bahan atau dasar dalam penulisan kerangka laporan. gambar tersebut terlihat antusias siswa dalam menerima pelajaran di dalam atau pun di luar kelas. ketika berada di luar kelas, siswa antusias mengamati objek

Hal tersebut dapat dilihat pada gambar aktivitas siswa mendiskusikan aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam penulisan laporan. Selain itu,

75

pada gambar aktivitas siswa mencatat hasil analisis data yang diperoleh, seluruh siswa dalam anggota kelompok aktif mencatat. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa antusias dalam proses pembelajaran. Selain dua aspek yang telah dipaparkan di atas, dalam kegiatan observasi peneliti terhadap perilaku siswa adalah respon positif siswa terhadap penggunaan model pembelajaran, yaitu model jurisprudensial berbasis wisata lapangan. Sebanyak 20 siswa atau 82,5% siswa merespon positif proses terhadap penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru, sedangkan sebanyak 4 siswa atau 17,5% siswa merespon negatif (mengabaikan pelajaran) selama proses pembelajaran.

Banyaknya siswa yang merespon positif terhadap model pembelajaran yang digunakan disebabkan oleh kemenarikan model yang digunakan. Model jurisprudensial berbasis wisata lapangan yang digunakan selama proses pembelajaran merupakan model baru yang diterima siswa sehingga siswa merasa tertantang dan antusias mengikuti pelajaran menulis laporan pengamatan. Sebelumnya, selama proses pembelajaran, siswa hanya mendengarkan ceramah guru dari awal pelajaran hingga pelajaran usai sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan mengikuti pelajaran. Dengan berwisata lapangan, siswa diajak ke luar kelas atau ke objek yang diamati untuk melakukan pengamatan secara tepat sehingga siswa dapat mengeksplor pengetahuannya terhadap objek yang diamati.

Sebanyak 4 siswa atau sebesar 17,5% siswa merespon negatif atau mengabaikan pembelajaran karena siswa merasa lelah setelah mengikuti mata

pelajaran lain sebelum pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berlangsung pada dua jam terakhir. Selain itu, dalam satu kelas tersebut terdapat 2 siswa berperilaku negatif ketika proses pembelajaran, akibatnya 2 siswa tersebut memengaruhi siswa lain dalam menerima pelajaran pada saat itu. Respon siswa terhadap penggunaan model jurisprudensial berbasis wisata lapangan dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan.

aktivitas siswa ketika mendengarkan penjelasan guru sebelum melakukan pengamatan di luar kelas pada objek yang telah ditentukan. Guru menjelaskan cara-cara melakukan pengamatan dan cara mengisi lembar pengamatan yang telah dibagikan. Guru memberikan arahan dalam proses pengamatan yang harus dilaksanakan. Aktivitas siswa saat melakukan pengamatan di lingkungan pantai seruni dengan objek yang telah ditentukan. Pengamatan dilakukan secara berkelompok. Tiap-tiap kelompok beranggotakan 6 siswa. Tiap-tiap kelompok memiliki seorang ketua kelompok yang bertanggung jawab di dalam kelompoknya. Pengamatan dilaksanakan dengan baik oleh tiap kelompok.

Aktivitas siswa ketika menulis laporan pengamatan. menunjukkan keseriusan siswa dalam menulis laporan, sedangkan 2 orang menunjukan kurangnya keseriusan siswa dalam menulis laporan. Teman satu kelompoknya sedang menulis laporan dengan baik. Setelah guru menanyakan hal tersebut, ternyata siswa itu tengah beristirahat karena merasa lelah. Dengan melihat hasil observasi yang di laksanakan pada siklus I, hasil

77

observasi secara klasikal berada dalam kategori baik, yaitu 75,5. Dengan melihat hasil tersebut, perilaku positif siswa harus dapat dipertahankan dan perilaku siswa yang mencerminkan perilaku negatif dapat diubah menjadi perilaku yang positif.

b. Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan usai pembelajaran siklus I dan setelah mengetahui nilai hasil tes siklus I. Peneliti mewawancarai 4 siswa dengan kriteria siswa yang memiliki nilai sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa saat wawancara, di antaranya: 1) perasaan siswa saat berdiskusi menentukan tempat yang dijadikan objek pengamatan; 2) pendapat siswa saat melakukan pengamatan di lapangan atau objek pengamatan; 3) kesulitan yang dialami dalam menulis laporan pengamatan; 4) manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelajaran menulis laporan pengamatan; dan 5) dapatkah siswa menulis laporan pengamatan dengan baik setelah mengikuti pelajaran manulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap keempat siswa, siswa mengaku merasa senang dengan adanya pemilihan tempat yang dilakukan secara berkelompok.

Siswa yang mendapat nilai sangat baik dan baik mengaku senang dengan adanya pemilihan objek secara berebut dan adu cepat dengan

kelompok yang lain karena melatih ketangkasan dan ia dapat memilih objek yang diinginkannya. Sementara itu, siswa yang medapatkan nilai cukup dan kurang mengaku merasa senang meskipun tidak mendapatkan objek yang diinginkannya karena telah dipilih oleh kelompok lain. Kedua anak tersebut mengakui kurang cepat dalam mengacungkan tangan sehingga kalah cepat oleh kelompok lain. Secara keseluruhan, siswa yang diwawancarai mengaku senang dengan objek yang dipilih secara berkelompok. Dengan adanya wawancara tersebut guru dapat mengetahui manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan.

Dari keempat siswa yang diwawancarai mengenai manfaat yang mereka peroleh setelah mengikuti pelajaran, anak yang mendapat nilai tinggi dan baik memberikan jawaban yang sama, yaitu dapat menulis laporan pengamatan dengan baik dan benar mekipun masih terdapat beberapa kekurangan misalnya dalam penggunaan ejaan dan pembuatan kerangka. Dengan mengikuti pelajaran menulis laporan pengamatan, keempat siswa mengakui sudah dapat menulis laporan pengamatan, meskipun terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan laporan itu. Keempat siswa tersebut berharap agar mereka bisa menulis laporan pengamatan dengan baik dan benar sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat di dalam penulisan laporan pengamatan.

79

c. Dokumentasi Foto

Dokumentasi foto diambil ketika pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan. Pada kegiatan siklus I, dokumentasi foto yang diambil meliputi: 1) aktivitas siswa saat mendengarkan penjelasan guru; 2) aktivitas siswa saat melakukan pengamatan; 3) aktivitas siswa saat mendiskusikan laporan pengamatan; 4) aktivitas guru membagi kelompok. Berikut merupakan deskripsi hasil dokumentasi foto pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan.

Gambar 6 Aktivitas Siswa Saat Mendengarkan Penjelasan Guru Pada gambar 6 merupakan aktivitas siswa saat mendengarkan penjelasan guru. Berdasar gambar tersebut terlihat bahwa siswa mendengarkan penjelasan guru dengan baik, meskipun ada beberapa siswa yang kurang serius dalam mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru. Melakukan aktivitas lain, seperti mengipas-kipaskan buku tulisnya karena kepanasan, siswa yang mengantuk, dan lain-lain.

Gambar 7 Aktivitas siswa saat melakukan di taman bermain pantai seruni

Gambar 8 Aktivitas siswa saat di lapangan basket dipantai seruni

81

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil tes ketermpilan menulis laporan pengamatan pada siklus I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata menulis laporan pengamatan pada siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Panaikang sebesar 68,56. Hasil tes tersebut belum memenuhi target minimal atau kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 70. Sebanyak 14 siswa memperoleh nilai memenuhi kriteria ketuntasan minimal atau KKM, yaitu 70 dan >70. Sebanyak 10 siswa memperoleh nilai belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal, yaitu nilai masih di bawah 70. Rendahnya hasil tes menulis laporan pengamatan disebabkan oleh siswa belum terbiasa menulis laporan pengamatan dengan memperhatikan aspek-aspek penting dalam menulis laporan.

Selain itu siswa tidak pernah mengetahui laporan yang baik dan benar sehingga siswa menulis laporan dengan kemampuan sendiri tanpa memperhatikan aspek-aspek dalam menulis khususnya menulis laporan. Pengetahuan siswa dalam menulis laporan juga masih sangat rendah. Materi laporan hanya diberikan oleh guru tanpa meminta siswa untuk menuliskan laporan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga siswa hanya mengetahui materi tanpa pengalaman dalam menulis laporan. Materi yang diajarkan guru hanya terpaku pada lembar kerja siswa (LKS) dan tidak mengambil materi dari buku teks sehingga pengetahuan siswa hanya sebatas pada LKS.

Hasil tes keterampilan menulis laporan pengamatan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Panaikang secara keseluruhan tergolong dalam kategori

cukup dengan nilai rata-rata 68,56 Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapngan perlu ditingkatkan. Tindakan yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan perlu diperhatikan lebih cermat. Tindakan tersebut merupakan keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas menulis laporan pengamatan, keseriusan siswa dalam berdiskusi kelompok, dan keseriusan siswa dalam melakukan pengamatan.

Hal ini membantu siswa dalam menghasilkan tulisan menulis laporan pengamatan yang lebih baik. Selain hasil tes, hasil observasi, serta dokumetasi foto memperlihatkan siswa yang beragam. tetapi masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu menulis laporan pengamatan dengan baik. Hal-hal negatif yang terjadi pada tindakan siklus I harus diperbaiki agar dapat menjadi hal yang positif pada pelaksanaan siklus II. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, pendekatan terhadap siswa harus dimaksimalkan agar siswa lebih percaya diri dalam melakukan pengamatan, dalam proses diskusi, dan dalam menulis laporan pengamatan.

Kelebihan model pembelajaran jurisprudensial berbasis wisata lapangan yang diterapkan adalah siswa dapat menggali pengetahuannya sendiri dengan melakukan pengamatan pada objek pengamatan, siswa mendapat tambahan pengetahuan, yaitu pada kegiatan pengujian hasil laporan yang dilakukan oleh guru, serta seluruh siswa aktif dalam pembelajaran. Kekurangan model pembelajaran yang digunakan oleh guru, di antaranya

83

siswa merasa asing dengan model yang digunakan guru karena kegiatan pembelajaran sebelumnya belum pernah menggunakan model yang sama sehingga sebagian siswa masih bingung apa yang harus dilakukan.

Penekanan terhadap materi menulis laporan khususnya aspek-aspek yang harus dipehatikan dalam menulis laporan harus lebih ditingkatkan. Aspek-aspek tersebut di antaranya, karaktersitik judul, kesesuaian isi, penyusunan kerangka laporan, ejaan, dan kerapian tulisan. Dengan adanya kemantapan dalam menguasai aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis laporan, penulisan laporan tersebut dilaksanakan secara maksimal agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal pula. Untuk itu pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan pada siklus II direncanakan dengan lebih baik.