• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perabot dan Perlengkapan Pokok Perpustakaan Pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

2. Perabot dan Perlengkapan Pokok Perpustakaan Pusat

1 set/perpustakaan Dapat menyimpan koleksi perpustakaan dan peralatan lain untuk pengelolaan perpustakaan. Minimum terdiri atas rak buku, rak majalah, rak surat kabar, lemari/laci katalog, dan lemari yang dapat dikunci.

3. Peralatan multimedia

1 set/perpustakaan Sekurang-kurangnya terdiri atas 1 set komputer.

4. Perlengkapan lain

1 set/perpustakaan Minimum terdiri atas buku inventaris untuk mencatat koleksi perpustakaan, buku pegangan pengolahan untuk pengatalogan bahan pustaka yaitu Bagian Klasifikasi, Daftar Tajuk Subjek dan Peraturan Pengatalogan, serta Papan Pengumuman.

Sumber: Rancangan Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana dan Profesi, BSNP, 2011

Berdasarkan tabel di atas, rancangan standar sarana dan prasarana perpustakaan digunakan untuk menunjang kegiatan memperoleh informasi dan mengelola perpustakaan maupun menyimpan informasi. Dalam hal ini perabot, peralatan, dan perlengkapan sangat menunjang keberhasilan perpustakaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi pelayanan perpustakaan perlu memperhatikan standar ukuran perabot dan perlengkapan yang ada di perpustakaan, berikut adalah standar perabot dan perlengkapan pokok perpustakaan.

Tabel 9: Standar Perabot dan Perlengkapan Pokok di Perpustakaan

No.

Perabot dan Perlengkapan Pokok

Perpustakaan

Ukuran Perabot dan Perlengkapan Pokok Perpustakaan (dalam cm)

Panjang Tinggi Lebar

1. Meja pelayanan 100-125 75 75 2. Meja peminjaman - - - 3. Meja baca 120-180 75 90-120 4. Meja belajar 120 75 90 5. Meja katalog - - - 6. Kursi baca 40 90 40-45

7. Rak koleksi buku 200 185 25

8. Rak majalah 200 175-185 30-55

9. Rak penitipan 200 175 40

10. Papan pengumuman 240 200 10

11. Tangga injakan 60 20 30

Sumber: Standar Perabot dan Perlengkapan Pokok Perpustakaan yang Disusun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1986

Menurut Atmodiwiryo (2012: 77), perabot yang digunakan dalam ruang perpustakaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Mendukung kenyamanan pengguna dalam melakukan kegiatan. b. Memiliki ukuran yang sesuai dengan ukuran tubuh pengguna.

c. Terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan dan dipelihara, serta tidak mudah rusak.

d. Sebagian perabot harus cukup ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan untuk mengantisipasi perubahan fungsi ruang perpustakaan.

e. Pemilihan warna perabot harus mendukung suasana ruang perpustakaan yang baik.

f. Perabot tidak boleh mengandung sudut-sudut tajam. g. Perabot perpustakaan tidak harus selalu baru dan mahal.

Alur, hubungan dan tata ruangan perpustakaan sesuai Pedoman Perencanaan Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan (1986: 115), sebagai berikut.

Masuk

Ruang pelayanan Ruang kerja

(sirkulasi/lobi)

Ruang koleksi Ruang baca Ruang umum, WC, dan lain-lain.

Gambar 1: Alur, Hubungan dan Tata Ruangan Perpustakaan

Diagram di atas menjelaskan bahwa setiap ruangan mempunyai hubungan yang sangat penting guna mempermudah akses lalu lintas antara pustakawan dan pengunjung perpustakaan. Penempatan setiap ruang harus memperhatiakan alur dan hubungan antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya.

Menurut Pedoman Perencanaan Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan (1986: 115), penempatan perabot dan perlengkapan harus ditata dengan baik sehingga:

a. Tidak terjadi hambatan arus lalu lintas pemakai dan pelaksana kerja disetiap ruangan dan antar ruangan.

c. Terdapat keleluasan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun pelaksana kerja.

d. Adanya efisiensi pemakaian ruangan.

7. Mata Anggaran/Sumber Pembiayaan Perpustakaan

Menurut Standar Nasional Perpustakaan yang disusun oleh Perpustakaan Nasional RI (2011: 8), Perguruan tinggi mengalokasikan anggaran perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnya 5% dari total anggaran perguruan tinggi di luar pengembangan fisik, untuk pengembangan perpustakaan. Ini merupakan sarana untuk menjamin tersedianya anggaran pendapatan dan belanja setiap tahun. Mata anggaran merupakan sumber pembiayaan dan pengembangan perpustakaan. Semakain besar mata anggaran, semakin membuat perpustakaan leluasa untuk mengolahnya dalam rangka memajukan perpustakaan. Perguruan tinggi mengalokasikan anggaran perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnya 5% dari total anggaran perguruan tinggi di luar pengembangan fisik, untuk pengembangan perpustakaan (Suwarno, 2011: 16).

8. Tenaga Kerja Perpustakaan

Suwarno (2011: 16), menjelaskan bahwa tenaga kerja adalah pelaksana kegiatan di perpustakaan. Tenaga kerja ini meliputi kepala perpustakaan, pejabat fungsional pustakawan, tenaga teknis perpustakaan, dan tenaga administrasi. Semua tenaga kerja harus memenuhi persyaratan dan kualifikasi karena perpustakaan merupakan salah satu pekerjaan yang bersifat profesional-fungsional. Selain dipenuhinya persyaratan tersebut, perpustakaan juga harus memenuhi peraturan

perundang-undangan tentang kepegawaian yang berlaku. Semua tenaga kerja/karyawan merupakan komponen organisasi yang turut menentukan berkembang tidaknya sebuah perpustakaan.

Menurut Pedoman Standar Nasional Perpustakan Perguruan Tinggi yang disusun oleh Perpustakaan Nasional RI tahun 2011 menyatakan bahwa tenaga perpustakaan perguruan tinggi terdiri dari pustakawan, tenaga teknis perpustakaan (staf), dan kepala perpustakaan. Jumlah tenaga kerja sebagai berikut:

a. Perpustakaan dikelola oleh tenaga perpustakaan sekurang-kurangnya 2 orang pustakawan.

b. Untuk 500 mahasiswa pertama, 1 orang pustakawan dan 1 orang staf. c. Untuk setiap tambahan 2000 mahasiswa ditambahkan 1 orang pustakawan. d. Perpustakaan memberikan kesempatan untuk pengembangan sumber daya

manusianya melalui pendidikan formal dan nonformal kepustakawanan.

C. Perpustakaan Perguruan Tinggi

1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Lasa (2013: 19-20), Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (universitas, institut, sekolah tinggi, akademi) yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika dan masyarakat umum yang dikelola secara professional. Perpustakaan perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam menunjuang proses dan tujuan belajar di perguruan tinggi yaitu proses untuk pendidikan, untuk penelitian serta agar bisa mengabdi kepada masyarakat.

Menurut Purwono (2013: 18), menjelaskan bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, serta melayangkan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Menurut Pedoman Standar Nasional Perpustakan Perguruan Tinggi yang disusun oleh Perpustakaan Nasional RI tahun 2011 perpustakaan perguruan tinggi bertujuan:

a. Menyediakan bahan perpustakaan dan akses informasi bagi pemustaka untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Mengembangkan, mengorganisasi dan mendayagunakan koleksi. c. Meningkatkan literasi informasi pemustaka.

d. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi. e. Melestarikan bahan perpustakaan, baik isi maupun medianya.

Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga dharma perguruan tinggi, yang disebut dengan perguruan tinggi ialah meliputi universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat (Purwono, 2013: 18).

Sesuai dengan pendapat para ahli di atas, maka perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (universitas, institut, sekolah tinggi, akademi) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

informasi civitas akademika dan masyarakat umum serta turut melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.

41 A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan di atas, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2014: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Menurut Arikunto dalam Prastowo (2012: 186), Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala, atau keadaan. Penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi interior perpustakaan di Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Yogyakarta, yang meliputi sirkulasi, zoning, perabot, warna, elemen pembentuk ruang, dan tata kondisi ruang perpustakaan.

B. Proses Penelitian Kualitatif

Menurut Sugiyono (2014: 16-20), proses penelitian kualitatif terdiri dari tiga tahap yaitu tahap orientasi atau deskripsi, tahap reduksi/fokus, dan tahap selection. Tahap orientasi atau deskripsi, pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan selama proses penelitian dilakukan di Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Yogyakarta. Tahap reduksi/fokus, pada tahap

ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama. Tahap selanjutnya adalah tahap selection, pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Berikut adalah langkah-langkah penelitian:

Gambar 2: Proses Penelitian Kualitatif Model Sugiyono

Apa yang dilihat, didengar, dirasakan Perpustakaan Pusat UNY 1. Interior 2. Pengunjung 3. Pustakawan Memilih, menyortir, mengelompokkan berbagai kategori Menemukan fokus penelitian Kondisi Interior: 1. Penataan Zoning dan

Sirkulasi Ruang 2. Perabot 3. Warna dan Elemen

Pembentuk Ruang 4. Tata Kondisi Ruang

Menganalisis data dan informasi Peneliti memasuki objek penelitian (Perpustakaan Pusat

UNY)

Observasi dan analisis dokumen

Menemukan apa yang akan ditanyakan? Wawancara

Bertanya kepada responden: 1. 100 orang pengunjung 2. Kepala Perpustakaan, dua

Pembina Perpustakaan, dan Kasubag. TU Perpustakaan Pusat

UNY Menemukan jawaban Analisis jawaban betul/tidak kesimpulan Pengambilan data selesai kesimpulan kredibel kredibel/tidak bertanya dengan cara

dan sumber yang berbeda kembali ke lapangan (Perpustakaan Pusat UNY) Mencandra kesimpulan 1 Tahap Deskripsi 2 Tahap Reduksi 3 Tahap Seleksi

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian tentang kondisi Interior perpustakaan dalam hal pengolahan elemen-elemen desain interior, yang meliputi sirkulasi, zoning, perabot, warna, elemen pembentuk ruang, dan tata kondisi ruang perpustakaan.

Setelah peneliti memasuki objek penelitian atau sering disebut sebagai konteks sosial (yang terdiri atas, perpustakaan, pengunjung/pustakawan, dan aktivitas yang terjadi di perpustakaan), dalam hal ini adalah Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Yogyakarta peneliti berfikir apa yang akan ditanyakan. Setelah menemukan apa yang akan ditanyakan, maka peneliti telah menemukan pertanyaan sehingga selanjutnya bertanya pada responden yaitu para pengunjung perpustakaan dan pustakawan mengenai kondisi Interior perpustakaan dalam hal pengolahan elemen-elemen desain interior, yang meliputi sirkulasi, zoning, perabot, warna, elemen-elemen pembentuk ruang, dan tata kondisi ruang perpustakaan.

Peneliti menetapkan 100 responden yang mengunjungi perpustakaan, Kepala Perpustakaan, dua Pembina Perpustakaan, dan Kasubag. Tata Usaha Perpustakaan Pusat UNY. Setelah pertanyaan diberi jawaban, peneliti akan menganalisis apakah jawaban yang diberikan itu betul atau tidak. Kalau jawaban atas pertanyaan dirasa betul, maka dibuatlah kesimpulan.

Tahap selanjutnya adalah tahap selection, pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung, yaitu hasil observasi yang dilakukan di perpustakaan berupa dokumentasi mengenai ruang perpustakaan, koleksi buku perpustakaan, perabot

perpustakaan, tata kondisi ruang perpustakaan, dan analisis dokumen berupa buku referensi mengenai perpustakaan dan desain interior perpustakaan.

Selanjutnya peneliti akan mencandra kembali terhadap kesimpulan yang telah dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat itu kredibel atau tidak, untuk memastikan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk lapangan lagi, mengulangi pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi tujuan sama, kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan selesai. Pada tahap ini peneliti menanyakan hal yang sama kepada sumber yang berbeda, yaitu para Pengunjung Perpustakaan, Kepala Perpustakaan, dua Pembina Perpustakaan, dan Kasubag. Tata Usaha Perpustakaan Pusat UNY.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah responden yang memberikan data penelitian melalui wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah Pengunjung dan Pustakawan Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Yogyakarta. Sedangkan objek penelitiannya adalah Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Yogyakarta.

Penetapan responden dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2014: 53-54), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah objek/situasi sosial yang

diteliti. Dalam penelitian ini, pemilihan responden didasarkan pada kriteria dengan urutan sebagai berikut:

1. Pengunjung Perpustakaan Pusat UNYyang terdiri dari 100 responden, 2. Pengunjung yang memanfaatkan fasilitas Perpustakaan Pusat UNY, 3. Pengunjung yang bersedia menjadi responden.

4. Peneliti menambahkan pustakawan yang mengelola perpustakaan sebagai responden pendukung dalam penelitian ini. Pustakawan tersebut adalah Kepala Perpustakaan, dua Pembina Perpustakaan, dan Kasubag. Tata Usaha Perpustakaan Pusat UNY.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Januari – Maret 2015. Pelaksanaan observasi dan dokumentasi sejak tanggal 31 Januari 2015. Sedangkan pelaksanaan wawancara di mulai sejak tanggal 24 Februari 2015 sampai bulan Maret 2015. Tempat penelitian ini adalah di Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Yogyakarta, Jalan Colombo No. 1 Karangmalang, Sleman, Yogyakarta 55281. Peneliti melakukan penelitian pada akhir bulan Januari 2015 sampai bulan Maret 2015 dikarenakan pada bulan-bulan tersebut merupakan awal kegiatan aktivitas akademik di semester genap tahun ajaran 2014/2015, jadi banyak pengunjung yang mengunjungi Perpustakaan Pusat UNY.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini, Sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Data Primer

Menurut Widoyoko (2014: 22-23), data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, atau dengan kata lain data yang pengumpulannya dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung seperti hasil wawancara dan hasil pengisian angket (kuesioner). Data primer dalam penelitian ini antara lain:

a. Hasil wawancara mengenai kondisi Interior Perpustakaan Pusat UNY yang terdiri dari 100 responden, Kepala Perpustakaan, dua Pembina Perpustakaan dan Kasubag. Tata Usaha Perpustakaan Pusat UNY.

b. Hasil observasi di Perpustakaan Pusat UNY berupa dokumentasi mengenai ruang perpustakaan, koleksi buku perpustakaan, perabot perpustakaan, dan tata kondisi ruang perpustakaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua, data yang diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel atau diagram, data yang dikumpulkan oleh seseorang atau lembaga lain, dengan kata lain bukan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti (Widoyoko, 2014: 23). Data sekunder dalam penelitian ini berupa buku referensi tentang Perpustakaan Pusat UNY, desain interior perpustakaan, pedoman perencanaan perabot perpustakaan dan perlengkapan perpustakaan, tata ruang perpustakaan dan himpunan peraturan perundang-undangan tentang perpustakaan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting dalam proses penelitian, karena pengumpulan data tersebut akan menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Sehingga dalam pemilihan teknik pengumpulan data harus cermat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis (Herdiansyah, 2013: 131-132).

Observasi yang di maksud dalam teknik pengumpulan data ini ialah observasi pra-penelitian yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian yaitu bertemu dengan Kepala Perpustakaan membicaran ijin observasi dan penelitian yang akan dilakukan di Perpustakaan Pusat UNY, observasi saat penelitian dilakukan selama melakukan penelitian di Perpustakaan Pusat UNY yaitu dokumentasi mengenai ruang perpustakaan, koleksi buku perpustakaan, perabot perpustakaan, dan tata kondisi ruang perpustakaan, serta bertemu dengan dua Pembina Perpustakaan yang akan diajak wawancara. Observasi pasca-penelitian dilakukan peneliti untuk mendukung data agar lebih kredibel yaitu dengan melakukan dokumentasi ulang secara terperinci mengenai ruang perpustakaan, koleksi buku perpustakaan, perabot perpustakaan, dan tata kondisi ruang perpustakaan serta data-data tertulis maupun data fisik mengenai Perpustakaan Pusat UNY.

2. Wawancara

a. Wawancara Tak Terstruktur (Unstructured Interview)

Menurut Sugiyono (2014: 74), wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada pustakawan Perpustakaan Pusat UNY, yaitu Kepala Perpustakaan, dua Pembina Perpustakaan dan Kasubag. Tata Usaha Perpustakaan mengenai kondisi Interior yang diterapkan di Perpustakaan Pusat UNY.

b. Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

Menurut Moleong (2014: 190), Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Menurut Sugiyono (2014: 73), wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan diberikan kepada 100 responden mengenai pengolahan elemen-elemen desain interior, yang meliputi sirkulasi, zoning, perabot, warna, elemen pembentuk ruang, dan tata kondisi ruang perpustakaan.

3. Dokumen

Menurut Sugiyono (2014: 82), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen tertulis berupa Buku Panduan Pemakai Perpustakaan Pusat UNY edisi 2013.

G. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri (human instrument) yang berfungsi menetapkan fokus penelitian tentang kondisi Interior Perpustakaan Pusat UNY yaitu mengenai pengolahan elemen-elemen desain interior, yang meliputi sirkulasi, zoning, perabot, warna, elemen pembentuk ruang, dan tata kondisi ruang perpustakaan. Peneliti memilih responden, melakukan pengumpulan data selama proses penelitian di perpustakaan berlangsung, menyeleksi data, melakukan analisis data yang diperoleh di perpustakaan, menafsirkan data dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2014: 60).

H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2014: 121), dalam penelitian kualitatif uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian antara lain dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi dengan sumber, menggunakan bahan referensi, dan member check.

1. Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar dan tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya. Perpanjangan pengamatan ini difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali di Perpustakaan Pusat UNY benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali di Perpustakaan Pusat UNY data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca buku referensi tentang Perpustakaan Pusat UNY, desain interior perpustakaan, maupun dokumentasi-dokumentasi mengenai Perpustakaan Pusat UNY. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan

tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.

3. Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, untuk mendukung kredibilitas data perlu dilengkapi foto-foto atau dokumen autentik, sehingga hasil penelitian menjadi lebih dapat dipercaya. Peneliti mendokumentasikan ruang perpustakaan, koleksi buku perpustakaan, perabot perpustakaan, dan tata kondisi ruang perpustakaan, proses penelitian di perpustakaan, dan menggunakan dokumen berupa Buku Panduan Pemakai Perpustakaan Pusat UNY edisi 2013.

4. Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid. Peneliti melakukan member check kepada pustakawan, yaitu transkrip hasil wawancara tak terstruktur yang sudah disusun kemudian diberikan Kepada Kepala Perpustakaan, dua Pembina Perpustakaan, dan Kasubag. Tata Usaha Perpustakaan untuk dilakukan pengecekan apakah masih ada kata-kata atau kalimat yang perlu dihilangkan atau ditambahkan dalam transkrip wawancara tak terstruktur.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada analisis data model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (2014: 16-20) analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Berikut merupakan proses analisis data menurut Miles dan Hubberman.

Masa pengumpulan data

|---| REDUKSI DATA

| | |

Antisipasi Selama Pasca PENYAJIAN DATA | | = A N A L I S I S Selama Pasca PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI | | Selama Pasca

Gambar 3: Komponen-komponen Analisis Data: Model Alir

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/verifikasi

Berdasarkan gambar di atas maka, penjabaran teknik analisis data menurut Miles dan Hubberman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan data yang diperoleh pada

Dokumen terkait