• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN UMAT ISLAM DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA

Dalam dokumen MODUL PAI SMA KELAS XII (Halaman 82-87)

&rÛ

PENGERTIAN RUJUK

C. PERANAN UMAT ISLAM DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA

Umat Islam Indonesia yang menjadi penduduk mayoritas, yaitu 90%, dari seluruh bangsanya, memiliki arti penting dalam menentukan maju mundurnya kehidupan bangsa ini. Maka, setelah Indonesia merdeka, tugas terpenting adalah mengisi kemerdekaan itu dengan kerja keras untuk mencapai kemajuan bangsa Indonesia.

Dari tugas yang harus dihadapi, maka syarat penting yang tidak bisa diabaikan adalah persatuan umat dalam membangun bangsanya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh umat Islam bersama pemerintahnya dapat kita lihat dari hal-hal sebagai berikut :

1. Umat Islam Mempunyai Peranan Penting dalam Usaha Mempersatukan Bangsa

a. Pada tahun 1960, berusaha menccgah gagasan nasakom dan pada tahun 1965 mengusulkan pembubaran PKI untuk menyelamatkan Pancasila dan kesatuan bangsa.

b. Memelopori pembentukan "Front Pancasila" yang kemudian diteruskan dengan pemberantasan G30S PKI sebagai landasan lahirnya Orde Baru.

c. Majelis Ulama Indonesia (MUI) didirikan sehubungan dengan tugasnya yang utama, yaitu memberikan pertimbangan mengenai kehidupan beragama kepada pemerintah dan menjadi penghubung antara pemerintah dengan ulama.

d. Untuk memperkuat ideologi Pancasila, umat Islam memajukan pendidikan umum dan pendidikan agama dalam mencerdaskan bangsa dan kesadaran bernegara serta memperkokoh persatuan dan kesatuan.

2. Pembentukan Lembaga untuk Kesatuan dan Kemajuan

Untuk mencapai kesatuan dan kemajuan, umat Islam membentuk lembaga-lembaga baik berupa organisasi sosial maupun lembaga-lembaga pendidikan, seperti berikut.

a. Majelis Ulama Indonesia (MUI)

MUI didirikan pada tanggal 26 Juli 1975, pertama kali diketuai oleh Prof. Dr. Hamka, hingga tahun 1981, kemudian diketuai oleh K.H. Syukri Ghozali, setelah beliau wafat maka diganti oleh K.H. Hasan Basri, dan kini dipimpin oleh K.H. Umar Sihab.

Tujuan utama dari Majelis Ulama Indonesia adalah "menjadi penerjemah serta menyampaikan pikiran-pikiran dan kegiatan pembangunan nasional dan daerah kepada masyarakat".

b. Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi Nahdlatul Ulama ini bergerak dalam bidang pendidikan dan dakwah, terutama dalam pembinaan pesantren-pesantren di berbagai daerah di Indonesia.

c. Muhammadiyah

Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan, mendirikan sekolah-sekolah umum dan sekolah-sekolah agama di berbagai tempat dan banyak mendirikan panti asuhan serta rumah sakit.

d. Organisasi Mahasiswa Islam

Organisasi Mahasiswa Islam berkembang sesuai dengan semakin majunya dunia perguruan tinggi dan semakin banyaknya generasi muda Islam dari golongan terpelajar. Mereka menghimpun diri dalam wadah organisasi mahasiswa, di antaranya sebagai berikut: 1. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 3. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

e. Organisasi Pelajar Islam

1. PII (Pelajar Islam Indonesia)

2. IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) 3. IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)

4. IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama)

f. Organisasi Islam yang Lain

1. GUPPI (Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam) 2. MDI (Majelis Dakwah Islamiyah)

3. MMI (Majelis Muslimin Indonesia) 4. GP. Anshar, IPM, Pemuda Muslimin

5. HSBT (Himpunan Seni Budaya Islam), Remaja Masjid, dan sebagainya.

Dalam sejarah Indonesia umat Islam mempunyai peranan penting, baik dalam mempertahankan negara Republik Indonesia maupun dalam membangun negara Republik Indonesia.

Selama lebih kurang tiga setengah abad, Indonesia meringkuk dalam cengkeraman penjajah. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah itu semuanya mengalir ke tangan

penjajah. Kemudian penjajah itu bukan saja menjajah ekonomi dan politik bangsa, tetapi juga menjajah hak asasi bangsa Indonesia yang paling dasar bagi umat Islam, yaitu menjajah paham-paham agama Islam untuk ditukar dengan paham Komunisme, Liberalisme, dan agama lain.

Sejak semula, api kepahlawanan berkobar menentang penjajah. Ini merupakan ciri semangat jihad umat Islam yang sama sekali bertentangan dengan ide-ide penjajah maupun tekanan-tekanan yang menimpa kepada umat Islam. Perlawanan umat Islam terhadap penjajah itu sudah dimulai sejak bangsa-bangsa asing tersebut mencengkeram bangsa pribumi. Dalam abad ke-17 sampai 19 perlawanan umat Islam sudah nyata digerakkan dan dipelopori oleh tokoh-tokoh pahlawan Islam, seperti Sultan Agung (Mataram), Sultan Ageng Tirtayasa dan Kyai Tapa (Banten), Sultan Hasanudin (Makassar), Teuku Cik Ditiro (Aceh), Teuku Imam Bonjol (Minangkabau), dan para kyai di seluruh pondok pesantren, terutama di kalangan santri-santri di Pulau Jawa.

Di waktu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, musuh-musuh RI masih berusaha menggagalkan arti dari proklamasi kemerdekaan tersebut. Untuk mempertahankan proklamasi, Rois Akbar NU, K.H. Hasyim Asy'ari, menyerukan resolusi jihad. Dengan dicetuskannya resolusi jihad, semangat umat Islam membela kemerdekaan berkobar di seluruh tanah air. Pemuda-pemuda Islam menggabungkan diri ke dalam pasukan Hizbullah yang dipimpin oleh Zainal Arifin, orang Islam dari kalangan awam bergabung di dalam barisan "Sabilillah" di bawah pimpinan K.H. Masykur. Para kyai bergabung dalam barisan Mujahidin di bawah pimpinan K.H. Wahab Hasbullah.

Dalam kancah revolusi Indonesia 1945-1949, mereka menjadi pengawal revolusi dengan merebut persenjataan Jepang untuk melawan agresi sekutu, terutama pada pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian mereka terbentuk dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR), akhirnya menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada waktu Belanda menyerbu Yogyakarta tanggal 19 Desember 1948, menurut perhitungan politik Bung Karno, Syahrir, H. Agus Salim, Muhammad Roem, As-Saat, dan pemimpin lainnya membiarkan diri untuk ditangkap Belanda dan diasingkan ke Prapat dan Bangka. Sedangkan Panglima Soedirman harus keluar kota memimpin perang gerilya, dan Mr. Syarifuddin Prawiranegara menjalankan mandat memimpin pemerintah darurat Republik Indonesia di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Dalam proklamasi kemerdekaan RI, secara jelas dapat digariskan peranan umat Islam sebagai berikut :

1. Sumber proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Piagam tersebut kemudian menjadi pembukaan UUD 1945 dengan perubahan beberapa kata. Sedangkan mengenai sumbangan isi dan penandatanganan Piagam Jakarta itu, tokoh-tokoh Islam mempunyai peranan penting atas penandatanganannya tersebut. 2. Pada saat kemerdckaan Indonesia diproklamirkan juga dihadiri oleh tokoh-tokoh umat

Islam.

3. Masih dalam suasana Proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945 sidang PPKI memilih Bung Karno sebagai Presiden RI dan Bung Hana sebagai wakil presiden. Dalam sidang tersebut juga membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dengan Mr. Kasman Singodimejo sebagai ketuanya. Jadi, umat Islam mempunyai peranan besar dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

3. Peran dalam Pembangunan

Sejarah Islam Indonesia sejak abad ke-16 telah mencatat perkembangan Islam Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menanamkan jiwa-jiwa keagamaan dan nilai-nilai

persatuan. Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas bangsa ini adalah corak baru yang memberi semangat hidup untuk mencapai kemajuan bangsa Indonesia.

Bukti nyata dari kemajuan tersebut adalah adanya kerajaan-kerajaan Islam yang menjadi pusat pengembangan masyarakat baru Indonesia dengan Islam sebagai ajaran kehidupan yang mengeram dalam jiwa bangsa Indonesia. Hingga pada saat bangsa ini dijajah, ternyata dengan semangat Islam bangsa ini maju terus, pantang menyerah untuk merebut kemerdekaannya.

Pada saat kemerdekaan tiba, umat Islam secara bersama-sama atas nama bangsa ini, menyusun Undang-Undang Dasar 1945 beserta pembukaannya maupun Piagam Jakarta 22 Juni 1945 yang ditandatangani oleh sembilan orang pemimpin bangsa Indonesia.

Pada tahun 1969 bangsa Indonesia memulai Pembangunan Lima Tahun Pertama (1969-1973) untuk mengisi kemerdekaan yang telah ditegakkan atas dasar Pancasila. Umat Islam secara konsekuen melaksanakan dan berpartisipasi secara aktif menyukseskan pembangunan bersama-sama pemerintah.

Peran umat Islam yang paling tampak justru di bidang pembangunan mental bangsa Indonesia. Lembaga-lembaga swadaya yang bergerak di bidang pembangunan ini banyak didirikan oleh umat Islam terutama para kyai, seperti didirikannya pondok-pondok pesantren dan sebagainya.

4. Peran dalam Ketahanan dan Kesatuan

Umat Islam mempunyai peran dalam memperkokoh ketahanan dan kesatuan bangsa Indonesia. Peran itu terdapat dalam usaha-usaha sebagai – berikut:

a. Dalam pemerintahan Soekarno tahun 1960, umat Islam mencegah terlaksananya gagasan Nasakom.

b. Setelah meletusnya G30/SPKI tanggal 5 Oktober 1965, umat Islam pertama kali mengusulkan kepada Presiden Soekarno agar PKI dibubarkan guna menyelamatkan Pancasila.

c. Umat Islam memelopori terbentuknya Front Pancasila, kemudian diteruskan dengan lahirnya kesatuan-kesatuan aksi penghapusan G30S/ PKI sebagai landasan lahirnya Orde Baru atau orde pembangunan.

d. Untuk memperkuat ketahanan nasional dan kesatuan bangsa, semua partai Islam Indonesia berfusi ke dalam satu wadah dengan nama "Partai Persatuan Pembangunan" tahun 1973.

e. Majelis Ulama Indonesia berperan sehubungan dengan tugas-tugasnya, yaitu

1) memberikan bahan pertimbangan mengenai kehidupan beragama kepada pemerintah;

2) menjadi penghubung antara pemerintah (umara) dengan tokoh-tokoh agama (ulama).

f. Umat Islam secara intensif memberikan pendidikan agama kepada rakyat melalui sckolah-sekolah negeri dan swasta, ceramah atau pengajian, pondok pesantren, lembaga-lembaga penelitian masyarakat, dan lembaga penclitian ekonomi. Hal itu merupakan suatu usaha memperkuat ideologi Pancasila dan memperkuat pendidikan serta ckonomi bangsa, yang berarti membentengi Pancasila dan memperkokoh ketahanari dan kesatuan bangsa.

5. Peranan Umat Islam dalam Persatuan bagi Kepentingan Dunia Islam

Persatuan umat Islam Indonesia menjadi sangat penting dilihat dari segi kepentingan dunia Islam pada umumnya. Hal tersebut di atas dapat diamati dari berbagai segi kepentingan dunia dewasa ini.

a. Kepentingan Kebangkitan Dunia Islam

Dalam kepentingan kebangkitan dunia Islam, suatu hal yang nyata telah terbukti, tetapi bukti-bukti kebangkitan yang telah diproklamirkan oleh umat Islam scluruh dunia itu menjadi terhambat ketika umat Islam mengalami krisis kesatuan.

Dunia Islam menjadi kecut ketika terjadi perang saudara di antara dua negara Islam, yaitu Iran-Irak sejak tahun 1979, kemudian disusul lagi perang saudara antara umat Islam di Lebanon. Kebangkitan untuk menghadapi tantangan dan kekuatan dari luar akan hilang dan lumpuh dalam waktu yang cepat bila umat Islam selalu terpecah-pecah, baik dalam negeri seperti terjadi di Lebanon maupun antara sesama negara Islam seperti Iran-Irak.

b. Kepentingan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Kepentingan ekonomi dan sosial merupakan dambaan masyarakat Islam terutama di negara-negara miskin, baik di Asia maupun di Afrika. Bila kemiskinan tidak dapat diatasi, akan mengakibatkan kelemahan ekonomi bangsa. Bila ekonomi bangsa lemah dan rawan, yang terjadi adalah bangsa itu akan dikuasai oleh bangsa-bangsa lain, seperti halnya pada abad ke-17 sampai akhir abad 19, negeri-negeri Islam terjajah oleh negara-ncgara Barat yang mempunyai kekuatan ekonomi.

Persatuan dalam kepentingan dunia Islam yang berhubungan dengan kekuatan ekonomi negara-negara Islam telah terbentuk, namun negaranegara Islam sclama ini masih berdiri sebagai konsumen dari negara-negara industri Barat. Oleh karena itu, suatu tatanan ekonomi menuju ekonomi mandiri dalam mengelola industri dalam negeri Islam adalah amat penting untuk melepaskan diri dari ketergantungan negara-negara industri Barat, terutama sangat ketergantungannya pada negara super power, yaitu Amcrika Serikat.

Negara-negara Islam perlu menggalakkan perekonomian rakyatnya, terutama dalam mengembangkan usaha untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya haruslah dikelola oleh tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang bekerja secara profesional. Pekerja-pekerja profesional kita masih sangat terbatas, ahli-ahli teknik banyak didatangkan dari luar sehingga negara-negara Islam harus membayar upah pada ahli dari luar itu dengan harga sangat mahal.

Dewasa ini perkembangan umat Islam di Indonesia amat menggembirakan, perbedaan paham antara pemerintah dengan agama sudah tidak ada. Umat Islam telah sejalan dan telah kuat untuk bersama-sama seluruti lapisan masyarakat Indonesia menuju tinggal landas dalam pembangunan bangsa. Umat Islam Indonesia telah memahami kepentingannya dalam memajukan hidup bermasyarakat, bernegara, dan beragama. Perbedaanperbedaan paham antara sesama penganut umat Islam semakin hilang. Masalah-masalah khilafah menjadi tidak menarik dibicarakan, sebab hanya akan menghabiskan energi umat yang seharusnya dipergunakan untuk membahas masalah yang menjadi tantangan serius dunia dewasa ini.

Gagasan tokoh-tokoh Islam dari kalangan intelektual yang berpendidikan universitas, semakin tampak dipahami oleh kalangan umat. Begitu pula gagasan para ulama semakin diperhatikan oleh pemerintah maupun oleh umat Islam pada umumnya. Dengan demikian, terjadi hubungan yang harmonis antara umat dengan pemerintahnya, antara umat dengan ulamanya, dan antara ulama dengan umara.

Dewasa ini di Indonesia banyak dilakukan pengembangan pendidikan Islam, seperti univcrsitas-universitas Islam, pesantren-pesantren modern, pengiriman sarjana-sarjana, mahasiswa, dan pelajar Islam Indonesia ke luar negeri, semata-mata untuk kepentingan umat Islam.

D. MANFAAT DARI SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Dalam dokumen MODUL PAI SMA KELAS XII (Halaman 82-87)