• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

3. Perangkat Pembelajaran

Proses pembelajaran yang efektif memerlukan perangkat pembelajaran. Menurut Zuhdan, dkk (2011:16) perangkat pembelajaran

24

adalah alat untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, perangkat pembelajaran masuk dalam tahap perencanaan pembelajaran yang terdiri dari silabus dan RPP dimana penyusunannya disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Akbar (2013:ii) menuliskan, perangkat pembelajaran merupakan komponen yang terdiri dari silabus, bahan atau buku ajar, sumber dan media pembelajaran, model pembelajaran, instrumen penilaian, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kemendikbud (2016:36) dalam Surat Pengantar Distribusi Panduan Penilaian di SD menyatakan bahwa sebelum menyusun perangkat pembelajaran perlu dibuat program tahunan (prota) yang dipersiapkan dan dikembangkan sebelum tahun pelajaran karena prota merupakan pedoman bagi pengembangan program berikutnya, seperti program semester (prosem), silabus, dan RPP.

Berdasarkan uraian di atas, perangkat pembelajaran merupakan alat yang terdiri dari berbagai komponen atau alat yang digunakan untuk menciptakan kelancaran dalam proses pembelajaran. Perangkat yang digunakan utamanya adalah program tahunan, program semester, silabus, dan RPP. Keempat komponen tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan berikut ini.

a. Program Tahunan dan Program Semester

Kemendikbud dalam Surat Pengantar Distribusi Panduan Penilaian di SD (2016:34,36) membuat bagan penilaian pengetahuan dan keterampilan. Bagan tersebut menunjukkan bahwa program tahunan (prota) dan program semester (prosem) dibuat pada tahap perencanaan.

Program tahunan adalah rencana umum pelaksanaan muatan pelajaran berisi rencana penetapan alokasi waktu dalam satu tahun pembelajaran. Waktu efektif dalam satu tahun pelajaran paling

25

sedikit 200 hari dan paling banyak 245 hari. Prota dipersiapkan dan dikembangkan sebagai dasar pengembangan program berikutnya seperti: prosem, silabus, dan RPP. Komponen dalam prota terdiri dari identitas (satuan pendidikan, kelas, semester) dan format isian (tema, sub tema, alokasi waktu).

Langkah perancangan prota sebagai berikut:

1) Menelaah jumlah tema dan sub tema pada suatu kelas.

2) Menandai hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif pada kalender akademik yang terdiri dari jeda tengah semester, jeda akhir semester, libur akhir semester, libur akhir semester tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, hari libur khusus, dan kegiatan satuan pendidikan.

3) Menghitung jumlah minggu belajar efektif (MBE) dalam 1 tahun. 4) Mendistribusikan alokasi waktu MBE ke dalam sub tema.

Kemendikbud dalam Surat Pengantar Distribusi Panduan Penilaian di SD (2016:38) menuliskan bahwa program semester (prosem) merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusunnya program tahunan. Prosem berisi garis besar mengenai hal yang akan dilaksanakan dalam semester tersebut. Pada umumnya prosem berisikan identitas (satuan pendidikan, kelas atau semester, tahun pelajaran) dan format isian (tema, sub tema, pembelajaran ke-, alokasi waktu, bulan yang terinci per-minggu, dan keterangan yang berisi tanggal pelaksanaan pembelajaran.

Langkah perancangan prosem sebagai berikut:

1) Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.

2) Menandai hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu pelajaran efektif, dan waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari libur meliputi: jeda tengah semester, jeda antar semester, liburan akhir

26

tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari libur besar nasional, hari libur khusus, dan kegiatan khusus satuan pendidikan.

3) Menghitung jumlah hari belajar efektif (HBE) dan jam belajar efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam 1 tahun.

4) Menghitung jumlah jam pembelajaran (JP) sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada struktur kurikulum yang berlaku. 5) Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu sub

tema serta mempertimbangkan waktu untuk penilaian serta review materi.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan prota dan prosem harus dilakukan secara runtut sebelum tahun pelajaran baru dimulai. Diawali dengan membuat prota kemudian dilanjutkan dengan pembuatan prosem. Dalam pembuatan prota dan prosem harus memperhatikan minggu belajar efektif dalam satu tahun dan jam belajar efektif di setiap minggunya.

b. Silabus

Akbar (2013:7) mengungkapkan bahwa silabus merupakan garis besar program pembelajaran yang digunakan sebagai acuan pengembangan RPP. Hal senada diungkapkan dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016:5) yang menyatakan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Mulyasa (2017:181) menjelaskan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan rencana pembelajaran yang sudah disiapkan pemerintah pusat. Majid (2009:38) menuturkan bahwa silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.

27

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016:5) memberikan batasan minimal yang harus dimuat dalam sebuah silabus, yaitu: identitas mata pelajaran; identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan; kelas; semester dan tahun pelajaran; kompetensi inti yang berisi gambaran mengenai kategori kompetensi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari; kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik; tema; materi pokok memuat materi pembelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik dengan mempertimbangkan kebenaran dan manfaat yang akan dicapai; pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pendidik dan peserta didik untuk memberikan pengalaman belajar; penilaian; alokasi waktu; dan sumber belajar yang relevan dari berbagai media. Hal senada juga diungkapkan oleh Chamsiatin (dalam Akbar, 2013:28-29) menyatakan bahwa pengembangan silabus dilakukan dengan langkah mengisi kolom identitas; mengkaji standar kompetensi; mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok; mengembangkan pengalaman belajar; merumuskan indikator; menentukan jenis penilaian; menentukan alokasi waktu; dan menentukan sumber belajar.

Dari uraian di atas, silabus merupakan acuan dalam pengembangan rencana pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan belajar daerah atau satuan pendidikan setempat. Silabus disusun dengan memperhatikan beberapa komponen yaitu identitas silabus, kompetensi inti, tema, alokasi waktu, mata pelajaran dan kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, teknik penilaian, dan sumber belajar.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi

28

pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus (Widyastono, 2004:200). Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016:6) memaparkan bahwa RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Senada, Suyatno (2009:150) memaparkan bahwa RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016:6) mengungkapkan bahwa setiap pendidik satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Pengembangan RPP dilakukan guru secara mandiri atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah yang disupervisi oleh kepala sekolah atau guru senior (Widyastono, 2014:200).

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016:7-8) menyebutkan ada delapan prinsip penyusunan RPP, di antaranya:

1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

29 2) Partisipasi aktif peserta didik.

3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP yang memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016:6-7) juga menyebutkan komponen RPP, di antaranya:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan. 2) Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema. 3) Kelas/semester.

4) Materi pokok.

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

30

6) Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasar KD, menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian.

8) Materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi. 9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

10)Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

11)Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

12)Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

13)Penilaian hasil pembelajaran.

Sesuai dengan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus yang berisi tentang rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dalam satu pertemuan atau lebih untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Penyusunan RPP harus memiliki komponen identitas; materi pembelajaran; kompetensi inti; kompetensi dasar; indikator; tujuan pembelajaran; metode, model, strategi pembelajaran; media dan sumber pembelajaran; langkah pembelajaran; rubrik penilaian; dan lampiran.

Dokumen terkait