• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan pada Aspek Tujuan Pendidikan Islam Menurut Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung

ANALISIS KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG

A. Perbandingan pada Aspek Tujuan Pendidikan Islam Menurut Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung

A. Perbandingan pada Aspek Tujuan Pendidikan Islam Menurut Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung

Mengenai pemahaman pendidikan Islam dari M. Natsir, pendidikan dalam pengertian beliau merupakan suatu bimbingan atau pengarahan dari para pendidik bukan hanya dari segi jasmani seperti kemampuan intelektual, keterampilan, ataupun ketangkasan dan keahlian dalam suatu bidang tertentu yang diberikan kepada peserta didik, akan tetapi juga dari segi rohaninya seperti kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional juga

merupakan hal-hal yang seharusnya diberikan sebagai suatu

keseimbangan. Pendidikan dari kedua segi tersebut pada hakikatnya adalah suatu cara yang digunakan agar para peserta didik dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sebagaimana sifat-sifat kemanusiaan yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat dikatakan menjadi manusia yang utuh baik jasmani maupun rohani.

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat diambil salah satu hal terpenting dalam pendidikan yang tidak boleh diabaikan, yaitu mengenai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri. Dari uraian pengertian pendidikan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan adalah

untuk melengkapi dan menyempurnakan sifat-sifat kemanusiaan dari peserta didik. Sifat-sifat tersebut sebenarnya telah ada dalam diri masing-masing peserta didik, akan tetapi mereka belum bisa untuk mengerti sepenuhnya. Maka tugas dari pendidik yaitu agar membimbing dan mengarahkan agar peserta didik dapat menjadi pribadi-pribadi yang memahami segala potensi dalam dirinya dan dapat menggunakannya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Pada akhirnya pendidikan merupakan suatu bekal bagi peserta didik untuk melalui kehidupan yang akan dijalani. Maka tidak salah jika dalam pandangan M. Natsir tujuan dari pendidikan itu adalah tujuan hidup dari setiap peserta didik itu sendiri. Beliau memperkuat pendapatnya

dengan mengutip dari ayat Al-Qur‟an surat Adz-Dzariat(56) yang artinya

“...dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk

menyembah kepada-Ku.” Dari ayat tersebut dapat terlihat jelas apa yang

menjadi tujuan penciptaan manusia atau tujuan hidup manusia itu sendiri, Yaitu agar setiap makhluk menyembah hanya kepada Allah semata, Pencipta Alam Semesta.

Sebagai seorang hamba, manusia seharusnya dapat melaksanakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 177 bahwa seorang hamba adalah yang beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan

pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Untuk dapat melaksanankan semua itu maka diperlukan ilmu dan salah satu jalan mendapatkan ilmu adalah melalui pendidikan.

Dengan melihat sejarah bahwa Natsir yang hidup dari masa awal kemerdekaan hingga Orde Baru di mana sistem pendidikannya masih merupakan warisan dari para penjajah, maka beliau ingin mengubah orientasi pendidikan yang bisa dibilang sekuler tersebut agar dapat terintegrasi dengan pendidikan Islam. Oleh karena itu, Natsir merumuskan tujuan dari pendidikan Islam agar kembali pada ajaran-ajaran Islam.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tujuan pendidikan Islam adalah membentuk peserta didik yang memiliki akhlak sebagai seorang hamba Allah yang senantiasa patuh dan taat dengan segala yang diperintahkan Allah SWT serta sebisa mungkin menghindari dan berusaha menjauhi apa saja yang dilarang oleh Allah SWT. selain itu, peserta didik juga harus memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dengan mengembangkan segala potensi yang dimiliki sehingga menjadi lulusan yang dapat meraih kesuksesan di dunia. Dengan memiliki kedua hal tersebut diharapkan peserta didik menjadi makhluk yang berada dalam keseimbangan baik jasmani maupun rohani serta ilmu maupun imannya.

Sedangkan pendidikan Islam dalam perspektif Hasan Langgulung, beliau mengartikan pendidikan sebagai proses untuk menyiapkan peserta didik sebagai generasi penerus yang akan menggantikan pendidik untuk meneruskan pengetahuan dan nilai-nilai yang telah diperolehnya kepada generasi setelahnya. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu alat untuk mentransfer pengetahuan dan nilai-nilai dari pendidik kepada peserta didik secara berkelanjutan atau tidak hanya pada satu generasi saja.

Dalam pengertian tersebut, dalam proses pendidikan tidak hanya memberikan pemahaman pengetahuan dalam ranah kognitif saja. Pendidikan juga merupakan salah satu alat membentuk kepribadian peserta didik dengan nilai-nilai karakter baik yang diajarkan secara langsung oleh pendidik melalui pembelajaran maupun secara tersirat dalam sikap dan kepribadian pendidik. Figur pendidik dalam proses pembentukan karakter peserta didik memiliki peran yang besar. Hal tersebut dikarenakan oleh pola pikir peserta didik yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadikan pendidik sebagai model figur yang telah mencapai tujuan dari pendidikan tersebut.

Terkait dengan tujuan pendidikan Islam, Hasan langgulung membagi tujuan pendidikan Islam menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khusus lebih kepada memperdalam apa yang dijabarkan dalam tujuan umum. Meskipun kedua tujuan tersebut memiliki konteks yang berbeda, akan tetapi pada hakikatnya memiliki substansi yang sama yaitu tujuan tertinggi dari pendidikan Islam itu sendiri. Secara

ringkas, tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan manusia sebagaimana tujuan Allah menciptakannya, yaitu sebagai khalifah yang menyembah hanya kepada Allah. Maka dari itu pendidikan Islam memiliki peranan penting dalam membentuk karakter peserta didik menuju kesempurnaan sifatnya sebagai seorang khalifah yang memiliki akhlakul karimah.

Disamping itu agar memperoleh kesuksesan di dunia, pendidikan Islam menyiapkan peserta didik dari segi sosiologis untuk dapat hidup dalam masyarakat sosial dengan baik. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri, di sinilah fungsi pendidikan yang selain menciptakan lingkungan pembelajaran juga memiliki andil besar dalam mengasah sikap sosial dari peserta didik. Lebih lanjut bahwa peserta didik disiapkan untuk memiliki keterampilan ataupun keahlian, karena dengan itu seseorang dapat memiliki berbagai pekerjaan.

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam yang digagas oleh Hasan Langgulung adalah membentuk peserta didik menjadi

khalifatullah fil ardh sebagaimana tujuan Allah menciptakan manusia yang dapat mengelola segala hal yang berhubungan dengan kehidupan di bumi. Manusia dapat dikatakan sebagai pemimpin diantara makhluk yang lain karena Allah SWT menciptakannya dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Selain diberikan roh dan badan, manusia dianugerahi kemauan yang bebas dan dengan berpikir menggunakan akalnya manusia memiliki kemampuan yang lebih. Untuk dapat menjadi apa yang dicita-citakan pendidikan Islam yaitu sebagai khalifah, maka peserta didik harus siap dari segi keagamaan

termasuk di dalamnya adalah pendidikan akhlaknya, siap dalam sosial bermasyarakatnya, serta siap dari segi keterampilannya dalam rangka mencari dan menegakkan hidupnya melalui pekerjaan yang akan didapatkan.

Dengan melihat pemikiran pendidikan dari kedua tokoh tersebut dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam dari Hasan Langgulung lebih mudah dipahami secara rinci karena beliau menjabarkannya dengan konkrit sampai ke substansinya. Sedangkan Mohammad Natsir menjelaskan tujuan pendidikan Islam lebih umum. Akan tetapi, terdapat persamaan dari kedua pemikiran ini yaitu bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadikan peserta didik sebagai makhluk yang senantiasa menyembah Allah sebagai penciptanya dalam arti luas.

Fokus utama dari rumusan tujuan pendidikan Mohammad Natsir dan Hasan langgulung terletak pada penekanan pendidikan akhlak agar peserta didik memiliki akhlak yang mulia sehingga dapat meningkatkan keimanan dari peserta didik itu sendiri. Selain itu, pendidikan Islam yang diinginkan tidak mengesampingkan kehidupan dunia dengan memiliki keterampilan khusus sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang diinginkan sebagai jalan rezeki baginya.

B. Perbandingan pada Aspek Kurikulum Pendidikan Islam Menurut