• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan rasio keuangan PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk dengan rasio keuangan industri

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

2. Perbandingan rasio keuangan PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk dengan rasio keuangan industri

Current ratio PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 berada di bawah rasio industri. Kondisi ini menunjukkan

bahwa tingkat likuiditas perusahaan dalam kondisi yang tidak baik sehingga perusahaan tidak dapat menggunakan aktiva lancarnya untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Quick ratio PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk pada tahun 1999 sampai dengan 2002 berada dibawah rasio industri dan dalam kondisi tidak likuid. Kondisi ini tidak baik bagi perusahaan karena perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewjiban lancarnya, dengan demikian sangat dimungkinkan bagi perusahaan untuk menagih piutangnya. Pada rasio total hutang teradap total aktiva dan rasio total hutang terhadap modal sendiri PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk, berada dibawah rasio industri. Rasio total hutang tehadap total aktiva yang beaa dibawah rasio industri menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko yang lebih kecil dibanding rasio industri dalam mendanai aktiva perusahaan dengan menggunakan hutang. Sedangkan rasio total hutang terhadap modal sendiri berada dibawah rasio industri menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko yang lebih kecil dibanding industri dalam membayar hutangnya pada saat ditagih.

Rentabilitas ekonomi PT Ade s Alfindo Puterasetia Tbk tahun 1999 sampai 2002 berada di bawah rasio industri. Kondisi ini tidak baik bagi perusahaan karena perusahaan tidak dapat mengoptimalkan laba operasi sehingga perusahaan tidak dapat menutupi keseluruhan jumlah aktivanya. ROI dan ROE PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk dari tahun 1999 sampai 2002 berada di bawah rasio industri. Kondisi ini tidak baik bagi perusahaan karena perusahaan tidak mampu mengelola aktiva dan modalnya sendiri untuk menghasilkan laba sehingga perusahaan mengalami kerugian. Operating profit margin dari tahun 1999 sampai 2002

109 berada di bawah rasio industri. Kondisi ini tidak baik bagi perusahaan karena perusahaan tidak mampu mengelola biaya penjualan dan biaya operasi secara efisien. Net profit margin PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk dari tahun 1999 sampai 2002 berada di bawah rasio industri. Kondisi ini tidak baik bagi perusahaan karena dengan kondisi ini perusahaan tidak mampu mengelola biaya secara efisien.

Rasio perputaran persediaan PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk dari tahun 2000 sampai dengan 2002 berada dibawah rasio industri. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu mengelola persediaannya secara efisien dibanding dengan industri. Rasio periode rata-rata perputaran persediaan PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk berada di atas rasio industri. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu malakukan perputaran dengan cepat sehingga periode perputaran semakin cepat pula. Rasio perputaran piutang dari tahun 2000 sampai tahun 2002 berada di atas rasio industri, hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan piutang yang dilakukan perusahaan efektif jika dibanding dengan industri. Rasio Periode rata-rata pengumpulan piutang tahun 2000 sampai tahun 2002 berada di bawah rasio. Kondisi ini menunjukkan bahwa jangka waktu teri katnya modal dalam piutang menjadi lebih pendek dibanding industri sehingga piutang akan lebih cepat menjadi kas.

Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk di banding dengan rasio perusahaan sejenis memperlihatkan bahwa perkembangan keuangan PT Ades Alfindo puterasetia Tbk tidak baik dibanding dengan industri.

3. Analisis Trend/Indeks

Trend aktiva lancar mengalami fluktuasi dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, sehingga nilai aktiva lancar juga mengalami fluktuasi. Deng an demikian likuiditas perusahaan pun berubah -ubah. Kewajiban lancar untuk tahun 2000 sampai 2002 mengalami penurunan sehingga beban perusahaan untuk membayar hutang lancar pun menurun. Kewajiban lancar dari tahun 2000 sampai 2002 mengalami fluktuasi denga n demikian kewajiban yang harus dikembalikan juga berfluktuasi. Ekuitas pada tahun 2002 dapat terlihat bahwa perusahaan menggunakan ekuitas yang lebih kecil dibanding total hutang untuk membiayai operasi perusahaan, sehingga risiko perusahaan semakin besar pada tahun 2002. Trend penjualan bersih mengalami peningkatan pada tahun 2002 di banding tahun 2001, begitu pula dengan harga pokok penjualan yang juga mengalami peningkatan di banding tahun 2001. Sedangkan laba kotor mengalami fluktuasi. Selain itu b eban usaha mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Laba usaha PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk mengalami penurunan dari tahun 2000 ke 2001 di banding tahun 2001 ke 2002 mengalami peningkatan , sedangkan laba bersih mengalami penurunan yang signifikan.

Berdasarkan analisis trend/indeks maka dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi keuangan PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk mengalami perkembangan yang baik dari tahun 1999 sampai tahun 2002.

4. Analisis common-size

Perkembangan laporan keuangan dilihat dari analisis common-size, untuk laporan neraca PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk pada persentase aktiva lancar terhadap

111 total aktiva dari tahun 1999 ke tahun 2000 turun, tahun 2000 ke tahun 2001 meningkat, sedangkan tahun 2001 ke tahun 2002 kembali meningkat wa laupun sedikit.

Untuk perkembangan persentase aktiva tidak lancar terhadap total aktiva PT Ades Alfindo Puteasetia Tbk dari tahun 1999 ke tahun 2000 meningkat, tahun 2000 ke tahun 2001 menurun, tahun 2001 ke tahun 2002 kembali menurun.

Persentase kewajiban lancar terhadap total pasiva PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk tahun 1999 ke tahun 2000 meningkat, tahun 2000 ke tahun 2001 menurun, sedangkan tahun 2001 ke tahun 2002 kembali menurun.

Persentase kewajiban tidak lancar terhadap total pasiva tahun 1999 ke tahun 2000 menurun, tahun 2000 ke 2001 meningkat, sedangkan tahun 2001 ke tahun 2002 kembali menurun.

Persentase hak minoritas terhadap total pasiva PT Ades Alfindo puterasetia Tbk dari tahun ke tahun stabil.

Persentase ekuitas terhadap total total terhadap total pasiva PT ades Alfindo Puterasetia Tbk dari tahun 1999 ke tahun 2000 meningkat, tahun 2000 ke tahun 2001 menurun, sedangkan tahun 2001 ke tahun 2002 kembali meningkat.

Perkembangan laoran keuangan laba -rugi yang dianalisis dengan common-size untuk PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk terhadap penjualan dari tahun 1999 ke tahun 2000 menurun (tahun 2000 mengalami kerugian), tahun 2000 ke tahun 2001 meningkat (walaupun masih mengalami kerugian), tahun 2001 ke tahun 2002 mengalami peningkatan (laba ).

5. Analisis Du Pont

Pada tahun 1999 net profit margin PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk adalah sebesar 25,04% dan mengalami peningkatan menjadi 27,73% pada tahun 2000. Peningkatan ini disebabkan kenaikan persentase laba bersih lebih besar dari penju alan, pada tahun 2001 net profit margin sebesar 4,85% berarti mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan persentase laba bersih lebih kecil dari penjualan dan penurunan persentase ini menunjukkan kurang optimalnya perusahaan dalam penjualan untuk megasilkan laba bersih perusahaan. Pada tahun 2002 net profit margin kembali meningkat walau tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 5,81%.

Pada tahun 1999 Assets turn over PT Ades Alfindo Puterasetia Tbk adalah sebesar 0,3 kali dan menjadi 0,5 kali pada tahun 2000, hal ini berarti ada peninkatan sebesar 0,2 kali putaran. Hal ini menunjukkan penggunaan aktiva yang sudah efisien dan optimal dalam penjualan untuk menghasilkan laba perusahaan. Pada tahun 2001 Assets turn over kembali meningkat sebesar 0,6 kali. Pada tahun 2 002 assets turn over perusahaan sebesar o,4 kali berarti mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan penggunaan aktiva yang belum optimal dalam menghasilkan laba. ROI pada tahun 1999 sebesar 8,1% dan menjadi 13,8% pada tahun 2000, artinya mengalami peningka tan pertumbuhan sebesar 5,7%, hal ini berarti semakin efisiennya perusahaan dalam menggunakan semua aktiva yang ada. Pada tahun 2001, ROI perusahaan mengalami penurunan menjadi 2,9% sedangkan pada tahun 2002 kembali mengalami penurunan sebesar 0,3% menjadi 2,6%.

113 B. Saran

1. Meningkatkan likuiditas perusahaan dngan cara meningkatkan aktiva lancar dan mengurangi hutang lancar, serta mengelola persediaan secara lebih efisien. 2. Sebaiknya perusahaan dapat menekan biaya operasi dan harga pokok penjualan

dengan cara penggunaan aktiva perusahaan secara baik dan benar sehingga dapat meningkatkan laba bersih perusahaan.

3. Perusahaan hendaknya berusaha mempertinggi tingkat rentabilitas dengan cara menambah modal sendiri yang digunakan untuk meningkatkan volue pe njualan dan melakukan penekanan biaya operasional seminimal mungkin sehingga target laba dapat diperoleh.

4. Berusaha meningkatkan profitabilitas perusaha dengan meningkatkan laba perusahaan dan menggunakan aset perusahaan secara efisien untuk mendapatkan laba perusahaan optimal.

5. Untuk meningkatkan ROI ke tingkat rata-rata industrinya, maka perusahaan harus secara tepat mengambil keputusan apakah perusahaan ingin meningkatkan margin keeuntungan maupun total aset turnovernya dengan cara menggunakan tamb ahan leverege.

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:

1. Data laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar perhitungan rasio -rasio keuangan dari perusahaan -perusahaan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, sehingg a keakuratan data bisa diragukan atau tidak mutlak.

2. Laporan keuangan merupakan hasil kombinasi dari anggapan atau kebiasaan -kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi sehingga pnentuan standar rasio sebagai pembanding tidak dapat digunakan sebaga i ukuran yang pasti karena standar rasio untuk industri dalam penelitian ini merupakan hasil rata -rata dari kedua perusahaan yang diteliti dimana kondisi masing -masing perusahaan berbeda.

3. Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah neraca dan l aporan laba rugi dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Oleh karena itu, kesimpulan dan saran yang dikemukakan dalam peneitian ini hanya berlaku untuk tahun -tahun yang diteliti.

114

Neraca

PT Ades Alfindo Putrasetia Tbk

(dalam Rupiah) 31 Desember Uraian 2002 2001 2000 1999 AKTIVA Aktiva Lancar

Kas dan setara kas 7.820.967.623 7.751.670.277 2.064.017.081 16.095.109.095 Piutang Usaha 16.076.830.167 15.269.277.845 12.528.163.440 12.061.502.468 Piutang lain-lain 13.794.503 31.527.027 51.046.849 143.470.864 Persediaan 9.193.013.645 9.986.897.816 11.791.778.417 10.217.119.424 Biaya di bayar di muka 937.968.801 572.812.230 986.334.969 1.137.095.986 Pajak di bayar di muka - 58.715.170 78.252.004 671.661.253 Jumlah aktiva lancar 34.042.574.739 33.670.900.365 27.499.592.760 40.325.959.090 Aktiva tidak lancar

Piutang Hub. Istimewa 108.764.281 84.370.781 80.096.752 52.980.200 Aktiva tetap-bersih 171.114.582.458 172.776.040.134 190.074.819.256 195.410.301.785 Uang muka 979.156.685 351.020.600 1.105.295.707 21.660.900 Biaya dibayar dimuka

jangka panjang

671.741.819 475.636.293 506.303.592 2.807.582.437 Jumlah aktiva tidak

lancar 172.874.245.243 173.687.067.808 191.776.515.307 198.292.525.322 Jumlah aktiva 206.916.819.982 207.357.968.173 219.276.108.067 238.618.484.412 PASIVA Kewajiban lancar Pinjaman bank 44.700.000.000 52.000.000.000 47.975.000.000 35.500.000.000 Hutang usaha . 9.200.903.426 11.028.572.606 15.593.666.489 9.221.665.588 Hutang lain-lain 215.190.143 1.226.836.676 904.414.785 278.131.282 Biaya masih harus

dibayar 3.564.086.295 1.937.198.164 9.261.870.645 5.275.963.785 Hutang pajak 3.421.291.250 2.684.153.268 2.143.698.080 2.233.353.142 Setoran jaminan pelanggan 5.728.688.379 3.917.903.529 2.382.126.891 1.440.062.954 Kewajiban jangka panjang-sewa usaha 302.364.747 524.558.400 - 61.896.578 Jumlah kewajiban lancar 67.132.524.240 73.316.222.643 78.260.776.890 54.012.073.329 Kewajiban tidak lancar

Kewajiban jangka panjang-pihak ke-3

38.442.000.000 44.720.000.000 7.676.000.000 67.500.000.000 Hutang Hub. Istimewa 1.788.000.000 2.080.000.000 25.406.845.067 99.002.856.940 Hutang sewa guna

usaha-neto

41.438.576 313.060.995 7.373.312.300 8.745.832.815 Penyisihan uang jasa

dan pesangon krywn

4.187.257.980 2.523.956.336 2.700.950.445 9.855.425.447 Kewajiban pajak tangguhan-netto 8.447.277.746 4.918.346.379 7.373.312.300 8.808.232.701 Jumlah kewajiban tidak lancar 52.905.974.302 54.555.363.710 50.530.420.112 193.912.347.903 Jumlah kewajiban 120.038.498.542 127.871.586.353 128.791.197.002 247.924.421.232

116

Hak Minoritas atas anak perusahaan

1.375.644 1.332.984 1.306.656 1.425.819

Ekuitas

Modal saham 76.000.000.000 76.000.000.000 76.000.000.000 76.000.000.000 Tambahan modal setor 4.750.000.000 4.750.000.000 4.750.000.000 4.750.000.000 Saldo laba (rugi) 6.126.945.796 (1.264.951.164) 9.734.911.065 (90.055.936.820) Jumlah Ekuitas 86.876.945.796 79.485.048.836 90.484.911.065 (9.305.936.820)

Jumlah kewajiban dan ekuitas

Laporan Laba-Rugi PT Ades Alfindo Putrasetia Tbk

(dalam Rupiah,kecuali laba per lembar saham)

31 Desember Uraian 2002 2001 2000 1999 Penjualan-bersih 148.456.468.759 123.206.369.760 108.996.938.609 76.419.946.337 Beban pokok penjualan 96.154.112.361 80.067.183.498 91.677.788.633 61.322.935.407 Laba kotor 52.302.356.398 43.139.186.262 17.319.149.976 15.097.010.970 Beban usaha 60.936.238.187 49.116.381.565 47.560.654.442 34.235.585.911 Laba/rugi usaha (8.633.881.789) (5.977.195.303) (30.241.504.466) (19.138.574.941) Pendapatan/beban lain-lain 19.554.752.776 (6.522.780.784) (102.554.889.486) 14.944.009.852 Laba/rugi sebelum pajak 10.920.870.987 (12.499.976.087) (132.796.393.952) (4.194.565.089) Taksiran pajak penghasilan badan (3.528.931.367) 2.260.140.186 (432.653.750) 4.457.534.418 Laba/rugi sebelum

hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan

7.391.939.620 (10.239.835.901) (133.229.047.702) 262.969.329

Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan

42.660 26.328 119.163 247.949

Laba/rugi bersih 7.391.896.960 (10.239.862.229) (133.228.928.539) 263.217.278 Rugi usaha per

saham

(114) (79) (398) (252) Laba (rugi)bersih

per saham

118

PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

NERACA

Dokumen terkait