• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percobaan di Laboratorium untuk Penerapan pada Cagar Budaya Percobaan di Laboratorium telah dilaksanakan oleh Cahyandaru,

KONSERVASI LOGAM

E. Konservasi In Situ dengan Metode Perlindungan Katodik

3. Percobaan di Laboratorium untuk Penerapan pada Cagar Budaya Percobaan di Laboratorium telah dilaksanakan oleh Cahyandaru,

dkk )2012( untuk mengetahui efektivitas perlindungan katodik untuk logam besi. Percobaan masih menggunakan logam sampel dan belum diterapkan pada Cagar Budaya. Percobaan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Selama percobaan dilakukan pengamatan kualititif terhadap terjadinya korosi pada logam sampel. Pengamatan kualitatif ditujukan untuk mengamati terjadinya korosi dan perbandingan antara korosi pada logam yang diberi perlindungan dan kontrol. Hasil pengamatan kualititif dapat dilihat pada gambar berikut:

a. Hasil percobaan logam setelah direndam dalam air tanah

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara logam yang diberi perlindungan katodik dan yang tidak diberi perlindungan. Hasil paling memuaskan dapat diperoleh dengan anoda magnesium, di mana besi terlihat bersih tidak berkarat. Sedangkan logam yang diberi perlindungan anoda aluminium dan seng masih mengalami pengkaratan meskipun relatif lebih kecil dibanding yang tidak diberi perlindungan.

Gambar 6.2. Percobaan logam yang direndam dalam air tanah

b. Hasil percobaan setelah direndam air laut

c. Hasil percobaan logam setelah dipasang dalam tanah Hasil yang serupa dapat diperoleh pada percobaan dalam air laut. Logam kontrol yang tidak diberi perlindungan mengalami pengkaratan paling banyak. Untuk logam dengan perlindungan anoda magnesium mengalami pengkaratan karena setelah satu hari logam magnesium sudah habis, sehingga sudah tidak lagi terlindungi.

Gambar 6.3.

Percobaan logam yang direndam dalam air laut

Untuk percobaan dalam tanah, korosi yang terjadi relatif sulit diamati karena tidak terlihat dengan jelas perbedaannya. Hal ini disebabkan karena posisi di dalam tanah, sehingga logam berkorosi bersama dengan tanah. Pada saat diambil untuk pengamatan sebagian korosi tertinggal. Namun secara umum terlihat adanya pola yang sama, yaitu logam yang tidak diberi perlindungan mengalami korosi paling banyak.

Gambar 6.4.

d. Pengamatan kuantitatif

Percobaan di atas juga menghitung penghambatan korosi secara kuantitatif. Perhitungan dilakukan dengan menimbang berat logam uji sebelum dan setelah perlakuan. Berat alektroda juga ditimbang untuk mengetahui pengurangan beratnya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlindungan katodik ini secara kuantitatif terbukti dapat menurunkan laju korosi logam.

e. Penelitian Lanjutan

Hasil percobaan yang telah dilakukan baru menjawab efektivitas metode perlindungan katodik untuk memperlambat pelapukan. Penelitian lanjutan yang harus dilakukan adalah bagaimana efektivitasnya untuk pelindungan material cagar budaya. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana cara penerapannya di lokasi. Penerapan di lapangan tidak sederhana, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Parameter yang harus diperhatikan antara lain; ukuran elektroda, cara pemasangan, jarak elektroda dengan benda, jangka waktu perlindungan, aspek estetika, dan lain-lain. Oleh karena itu penelitian lanjutan harus terus dilakukan, sampai didapatkan metode penerapan yang efektif di lapangan.

BAB VII

PENUTUP

Pengetahuan metalurgi sangat penting dalam kerangka ilmu konservasi. Berbagai metode konservasi logam di lapangan sering membutuhkan pemahaman yang memadai dalam hal ilmu bahan. Tulisan ini bermaksud menguraikan permasalahan sains bahan yang secara teoritis memang relatif sulit. Berbagai penyederhanaan dilakukan agar sains bahan dapat dipahami dan memberikan dasar bagi pelaksanaan konservasi. Namun ilmu sains bahan yang sangat kental dengan nuansa kimia tersebut cukup sulit untuk disederhanakan. Harapan dari penulis adalah tulisan ini dapat menjadi bacaan yang dapat mengantarkan pembaca pada pemahaman baru tentang material science.

Kerangka berfikir baru tentang berbagai fenomena yang dijumpai dan senantiasa dipertanyakan sebab yang mendasarinya. Pola berfikir skeptis seperti ini akan membawa kita pada pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang apa, bagaimana, disebabkan oleh apa, mengapa demikian, dan lain sebagainya. Pada gilirannya akan membuka pengetahuan kita tentang ilmu yang mendasarinya. Dalam ranah konservasi, ilmu mendasar itu adalah material science.

Konservasi logam secara umum relatif sulit karena karakter tinggalan purbakala berbahan logam yang telah mengalami pelapukan. Logam yang saat ditemukan sudah sangat lapuk relatif sulit dikonservasi, sedangkan logam yang pelapukkannya masih tahap awal dapat dikonservasi dengan berbagai metode yang ada. Tulisan ini telah mengulas metode konservasi logam tersebut meskipun belum komprehensif. Metode yang diuraikan belum terlalu aplikatif dan masih harus disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Tentu saja tulisan ini masih banyak kekurangan, masukan demi perbaikan di masa mendatang sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, Lambert, Coull, )2002(, Cathodic Protection Of Steel Framed Heritage Structures, 9DBMC-2002 Paper

Bartuli, Petriaggio, Davidde, Palmisano, Lino, )2008(, In Situ Conservation by Cathodic Protection of Cast Iron Finding in Marine Environment, 9th International Conference on NDT of Art, Jerusalem

Cahyandaru N, )2010(, Identifikasi Kerusakan dan Penanganan Konservasi Terhadap Kayu dan Logam Cagar Budaya Peninggalan Bawah Air, Makalah pada Pelatihan Tenaga Teknis Konservasi, Direktorat Peninggalan Bawah Air, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

Cahyandaru N, )2011(, Metode Penanganan Konservasi Peninggalan Bawah Air, Makalah pada Rapat Penyusunan Metode Teknis Konservasi, Direktorat Peninggalan Bawah Air, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

Cahyandaru N, )2012(, Pengembangan Konservasi Logam dengan Sistem Perlindungan Katodik, Kajian Balai Konservasi Borobudur

Dickerson, Grey, Darensbourg, Darensbourg., 1984, Chemical Prinsipals, The Benjamin/Gummings Publishing Company, California

Farrell, Davies, McCaig, )2001(, Cathodic Protection of Iron and Steel, The Building Conservation Directory

Hamilton DL, )1999(, Methods of Conserving Archaeological Material from Underwater Sites, Conservation Research Laboratory, Texas A&M University

Heldtberg, Mac Leod, Richards )2004( Corrosion and Cathodic Protection of Iron in Seawater; a Case Study of the James Matthews (1841), Proceeding of Metal National Museum of Australia Canbera

Hunt C, Farrel D, )2009(, Cathodic Protection of Tie Bars and Ring Beams in Church Tower, Rowan Technologies, Manchester

Mundarjito, 2003, Wadah Pelebur Logam dari Ekskavasi Banten 1976: Metode Identifikasi dan Analisis Artefak, Makalah Diklat Identifikasi dan Analisis BCB Bergerak Tingkat lanjut, Bogor

Plendrleith, H.J., 1957, The Conservation of Antiquites and Work of Art, Oxford University Press, London

Sasono Eko Julianto )2008( Analisa Perbandingan Pemakaian Alumunium Cathodic Protection dan Zinc Cathodic Protection pada Pelat Badan Kapal, Prodi Teknik Perkapalan FT Universitas Diponegoro, Semarang

Sasono, Eko Julianto )2010( Efektivitas Penggunaan Anoda Korban Paduan Aluminium pada Pelat Baja Kapal AISI 2512 terhadap Laju Korosi di dalam Media Air Laut, Tesis pada Prodi Magister Teknik Mesin FT Universitas Diponegoro, Semarang

Timbul Haryono )1999( Analisis Metalurgi: Peranannya dalam Eksplanasi Arkeologi, Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi. Lembang, Bandung: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 21-26 Juni 1999

Timbul Haryono, 2001, Analisis Metalurgi; Peranannya dalam Eksplanasi Arkeologi, Humaniora volume XIII

Timbul Haryono, 2003, Metode Identifikasi dan Analisis Logam (Ringkasan), Makalah Diklat Identifikasi dan Analisis BCB Bergerak Tingkat Lanjut, Bogor

Trethewey, K.R., Chamberlain, J., 1991, Korosi untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasawan, Gramedia, Jakarta

Van Vlack, L.H., 1991, Ilmu dan Teknologi Bahan (Ilmu Logam dan Bukan Logam) alih bahasa Sriati Djaprie, Erlangga, Jakarta

PENGANTAR