• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERUSAKAN PADA KERTAS

A. Karakteristik Kertas

1. Suhu dan Kelembapan

Kelembapan relatif )RH( diperoleh dengan cara mengukur atau membandingkan tekanan uap dari suatu sampel udara pada dimensi tertentu dengan udara jenuh atau maksimum pada temperatur yang sama. Dengan menggunakan grafik higrometri jumlah maksimum kandungan air yang dapat ditampung oleh 1 m3 pada temperatur tertentu dapat digunakan sebagai pembanding. Air yang ada pada tekanan atmosfir ini berada dalam kondisi uap air. Semakin tinggi temperatur air mempunyai kecenderunagn berada dalam kondisi gas atau uap air. Udara dengan temperatur rendah )dingin( hanya dapat menampung kandungan uap air jika dibandingkan

udara dengan temperatur tinggi, sebagai contoh pada volume yang sama berat uap air 100C yang dapat dipertahankan dalam kondisi uap hanya 9 gram jenuh tetapi dengan temperature 200C dapat menampung 17 gram jenuh. Temperatur dimana udara mengalami penjenuhan disebut titik cair atau kondensasi.

Untuk material kertas dan koleksi perpustakaan standar temperatur dan kelembapan adalah 130C sampai 200C dengan 35 % sampai 60% RH. Point penting yang perlu diperhatikan dengan range yang cukup lebar adalah jenis koleksi yang berbeda-beda menyebabkan standar nilai yang berbeda beda, Koleksi kertas sudah pasti memilki standar suhu dan RH ideal yang berbeda dengan batu, begitu juga dengan koleksi yang lain. Reaksi kimia pada bahan organik meningkat ketika suhu naik. Meningkatnya suhu pada RH yang rendah dapat menyebabkan kertas rapuh, melengkung, pecah, kaku dan kering, tetapi apabila RH nya tinggi dapat menyebabkan tumbuhnya jamur. Fluktuasi suhu dan kelembapan dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan kerusakan kertas jika dibandingkan kondisi suhu dan kelembapan kurang baik namun dalam waktu yang lama.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa stabilitas kimia dan fisik kertas akan stabil dengan suhu dan RH yang konstan pada suhu 100C dan RH 30 %. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan kondisi suhu dan kelembapan ideal yaitu kondisi alamiah koleksi, cuaca lokal dan sumber daya yang ada untuk menstabilkan lingkungan. Apabila suhu diluar storage atau gedung lebih rendah dibandingkan ruang penyimpanan, maka sebaiknya koleksi menyesuaikan diri dengan disimpan pada ruang perantara untuk mencegah terjadinya pengembunan dan kerusakan. Kelembapan pada cuaca panas kadang lebih dapat diterima dan mudah ditreatment dengan menurunkan suhu menggunakan AC tetapi pada musim dingin terkadang suatu institusi menggunakan pemanas ruangan yang dijalankan pada siang hari tetapi mati pada malam hari sehingga menjadi lembab dan dingin.

2. Jamur

Secara umum kondisi yang paling tepat untuk jamur dapat tumbuh adalah lingkungan yang lembab )RH 65%(, gelap, dan sedikit sirkulasi udara. Istilah fungi berbeda dengan jamur )mold(, fungi memiliki ribuan jenis, merupakan organisme seperti tanaman dengan sedikit klorofil, karena fungi tumbuh pada daerah yang gelap sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri dan mencari materi lain sebagai sumber makanan seperti kertas, daun, kayu, karton, dan lain-lain. Jamur merupakan istilah kumpulan pertumbuhan fungi berbulu pada bahan organik yang lembab dan sudah membusuk. Dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan fungi akan merubah dirinya menjadi spora dan spora ini selalu hadir di udara yang kita hirup. Kerusakan yang disebabkan jamur pada kertas biasanya disebut foxing. Adanya foxing pada kertas menyebabkan kertas menjadi rapuh, bernoda dan gambar cacat tertutup jamur. Jenis fungi yang biasa tumbuh pada kertas adalah jenis aspergillus niger.

Penampakan serangan jamur sangat mudah dikenali dan dapat dilihat oleh mata apabila berada dalam bentuk kondiofernya tetapi tidak dalam bentuk sporanya. Lampu UV biru juga dapat digunakan untuk melihat jamur yang ada pada kertas apabila mata tidak dapat melihatnya.

spora

Conidiophores Aspergillus dengan sell kaki

Gambar 7. Senter jamur

Perlakuan yang dilakukan pada koleksi yang terserang jamur :

1. Pisahkan koleksi yang terserang jamur aktif, isolasi dan bawa keluar terpisah dari kumpulannya.

2. Apabila ditemukan jamur aktif dengan jumlah sedikit masukkan koleksi kedalam plastik mikro bersama dengan silica gel atau desiccant dan tutup rapat.

3. Perlakuan cara kering akan lebih baik dilakukan dibandingkan menggunakan freezer-drying, yaitu dengan mengusap bagian koleksi yang terkena jamur menggunakan kuas dan menyedot kotorannya menggunakan vacuum cleaner HEPA filter (0,3 mikron) sehingga spora yang tersedot tidak lagi terlempar keluar dari filternya. 4. Apabila pekerjaan dimungkinkan diluar akan menjadi lebih baik.

Gunakan kipas angin dengan filter ventilasi yang dapat menangkap jamur.

5. Koleksi yang telah terkena jamur dapat dihilangkan menggunakan teknik yang dilakukan konservator yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

6. Kontrol sistem HVAC )heat, ventilation, air conditioning( dan gunakan dehumidifier dalam ruang koleksi sehingga diperoleh kondisi ideal dengan kelembapan 65 % dan suhu 200C.

7. Sirkulasikan udara yang ada pada ruangan, vacuum secara berkala, jauhkan koleksi dari AC atau alat-alat yang dapat menimbulkan air dan inspeksi terjadwal sehingga diteksi dini dapat dilakukan sebelum jamur menyebar.

3. Cahaya

Semua jenis cahaya )ultraviolet, ultraviolet tampak dan infrared( dengan masing-masing panjang gelombangnya menyebabkan dekomposisi kimia dari bahan organik dengan reaksi oksidasinya. Cahaya dapat menyebabkan kertas yang telah diputuhkan menjadi kekuningan dan kecoklatan, sedangkan tinta atau pigment yang tertulis dikertas menjadi luntur dan berubah warna. Kerusakan yang ditimbulkan cahaya bersifat tidak dapat kembali dan kumulatif artinya kerusakan yang timbul oleh 100 lux selama 5 jam pencahayaan akan sama dengan 50 lux selama 10 jam. Ada beberapa jenis cahaya yang dihasilkan dari beberapa jenis lampu tertentu. Lampu pijar yang dihasilkan dari kawat filament tipis. Lampu pijar biasanya kurang berbahaya terhadap kertas karena sedikit radiasi UV dibandingkan lampu flourecent tetapi mengeluarkan panas yang tinggi dari radiasi inframerah. Lampu halogen tungsten menghasilkan cahaya dari kawat tungsten dengan menambahkan gas halogen pada bohlamnya sehingga cahaya yang dihasilkan lebih putih. Cahaya UV yang dihasilkan lampu ini 3 sampai 5 kali jika dibandingkan lampu flourecent, namun lebih efektif. Lampu flouresent yang menghasilkan UV tampak dengan keluarnya phosphor dari lapisan dinding lampunya. Jenis lampu ini banyak menghasilkan sinar UV dengan intensitas yang tinggi dan merusak namun saat ini penggunaan lampu ini lebih banyak dipilih karena lebih efektif dibanding jenis lampu yang lain. Intensitas cahaya diukur dengan satuan lux )lumens per square meter( atau nm )nanometer(. Pada ruang pameran dan baca intensitas cahaya yang dipakai biasanya mencapai 200-300 lux )terang( yang sangat nyaman bagi pengguna tetapi buruk bagi koleksi sebaliknya pada ruang storage intensitasnya mencapai 50-200 lux )gelap( yang sangat baik untuk penyimpanan koleksi.

Pemanfaatan cahaya alami matahari sebagai sumber cahaya untuk memenuhi standard lux yang sesuai juga dapat digunakan selain menggunakan filter cahaya (sleeves( langsung pada bohlam lampunya. Pastikan pula mematikan lampu pada ruang koleksi apabila sudah tidak

dipakai lagi. Untuk keperluan pameran jangan menggunakan intensitas 50-70 lux selama 8 jam berturut pada koleksi bergambar dengan berbagai macam warna didalamnya.