• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERENCANAAN EKONOMI KE PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PERENCANAAN DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Administrasi pembangunan dapat pula dilihat dari kemampuan untuk merumuskan

kebijaksanaan dan realisasi pelaksanaannya dalam rangka mobilisasi dana serta penggunaannya secara efektif, sehingga menimbulkan proses pembangunan. Dana-dana atau pembiayaan pembangunan, penggalian sumber, arah dan cara penggunaannya sangat mempengaruhi perkembangan politik, sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Dengan meningkatnya peranan pemerintah serta perluasan fungsinya, maka pengelolaan sumber serta penggunaan dana dan pembiayaan pembangunan menjadi amat penting. Kebijaksanaan pemerintah terhadap masalah tersebut sebaiknya merupakan bagian dari suatu kebijaksanaan dan rencana pembangunan. Dana dan pembiayaan pembangunan sumbernya beragam. Ada yang langsung diusahakan oleh pemerintah sendiri (dari pajak, laba perusahaan negara, bantuan/pinjaman luar negeri, dan sebagainya) dan ada pula yang diciptakan dan digunakan dalam masyarakat sendiri, misalnya tabungan yang dihimpun masyarakat dan digunakan untuk investasi.

Salah satu alat penting dal;am rangka pembiayaan pembangunan yang berada di tangan pemerintah adalah anggaran belanja negara. Anggaran/Budget tidak hanya menjadi alat kebijaksanaan ekonomi pemerintah, tetapi pada umumnya karena harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat, maka akan menjadi suatu kebijaksanaan negara. Dengan demikian budget mempunyai kekuatan legal yang cukup tinggi serta menjadi alat pelaksanaan kegiatan dan pengawasan yang sehat di dalam suatu negara demokrasi.

Dalam sistem keuangan dan administrasi negara modern, anggaran untuk perencanaan dan pembiayaan pembangunan mempunyai fungsi dan peran penting, antara lain :

(1)Sebagai peralatan kebijaksanaan yang multi fungsional, yang semuanya dimaksudkan untuk mencapai cita-cita dan berbagai tujuan negara dan bangsa yang bersangkutan.

(2) Merupakan realisasi konkrit dari “politik pembangunan” (GBHN dan REPELITA / PROPENAS) yang akan menentukan kua;litas hidup dan kehidupan bangsa ini sekarang dan masa yang akan datang.

(3)Sebagai alat untuk mencegah keuangan dan kekayaan negara disalahgunakan untuk tujuan- tujuan yang tidak sah.

Anggaran belanja negara mempunyai dua segi, yaitu segi penerimaan dan segi pengeluaran. Pelaksanaan kebijaksanaan dari kedua segi tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap berbagai bidang, ekonomi, politik, sosial di sektor pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu anggaran belanja negara menjadi sangat penting sebagai suatu program aksi pemerintah. Untuk dapat memenuhi fungsinya sebagai program aksi yang menunjang usaha pembangunan secara berencana, maka anggaran belanja negara dan penyusunannya sebaiknya dikaitkan dengan perencanaan pembangunan. mulai pada tahun 1960 dikembangkan perencanaan operasional tahunan (POT), yang diusahakan pengaitan dan koordinasi antara penyusunan program-program dan proyek-proyek kegiatan usaha pembangunan tahunan, dengan anggaranbiayanya. Rencana Pembangunan tahunan mendapatkan jaminan pelaksanaannya dengan penyediaan pembiayaan dalam anggaran belanja, dan anggaran belanja mencerminkan rencana tahunan tersebut.

Di dalam penyusunan anggaran belanja (meliputi segi penerimaan dan pengeluaran, sangatlah penting terdapatnya konsistensi dan koordinasi. Hal ini disebabakan karena smber- sumber penerimaan maupun arah pengeluaran berbagai ragam, tetapi juga kkarena satu segi anggaran saling mendukung dengan segi anggaran yang lain. Misalnya pembiayaan sesuatu kegiatan usaha dapat diusahakan dari sumber-sumber pembiayaan dalam negeri, tetapi mungkin juga memerlukan pembiayaan luar negeri. Penggunaan pembiayaan untuk keperluan irigasi, dikaitkan dengan pembiayaan penyuluhan dan peningkatan produksi pertanian di daerah irigasi tersebut. Kecuali hal itu juga diperlukan adanya suatu koordinasi pembiayaan untuk hal-hal yang merupakan pembiayaan pembangunan dengan pembiayaan pemeliharaan setelah pembangunan sesuatu usaha selesai.

Penyusunan anggaran belanja negara, menjadi suatu kegiatan utama dari pemerintah.Dalam hal analisa, penyusunan, memberikan alasan untuk pengesahannya, dan kemudian pelaksanaan budget negara, adalah salah satu fungsi pemerintahan. Badan legislatif mempunyai peranan penting untuk menilai, memberikan kritik, dan pada akhirnya memberikan persetujuan final terhadap anggaran tersebut.

Mengenai pertanggungan jawab anggaran belanja biasanya menggunakan sistem kas (kas stelsel), apa yang diperhitungkan (dimasukkan) dalam tata pembukuan pelaksanaan anggaran untuk sesuatu tahun tertentu adalah transaksi keuangan yang dilakukan pada tahun anggaran tersebut. Untuk keperluan kontinuitas pembiayaan berbagai kegiatan pembangunan, kadang dimodifikasi dengan pelaksanaan sistem firemen, yaitu biaya-biaya tahun anggaran tertentu yang belum selesai digunakan, dapat terus dipakai pada pelaksanaan tahun anggaran berikutnya.

Dalam penyusunan anggaran biaya belanja perlu pula diserasikan dengan pengarahan atau perencanaan kredit, anggaran devisa, dan kerangka investasi nasional secara menyeluruh. Hal ini untuk menjamin konsistensi dalam usaha berencana yang bersifat nasional. Sedang dalam pelaksanaannya tergantung masuk tidaknya dalam jangkauan perencanaan pembangunan, apakah bersifat komprehensif atau parsial.

Perencanaan dan penyusunan anggaran meliputi sebagaian dari sumber-sumber pembiayaan dan perkiraan pembiayaan serta investasi masyarakat. Namun perencanaan dan penyusunan anggaran mempunyai dasar legal yang kuat dan dapat mempengaruhi sektor-sektor pembiayaan lainya.

Dalam sejarah perkembangan administrasi negara, suatu sistem perencanaan dan penyusunan anggaran mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda-beda, secara kronologis pertumbuhannya dimulai dengan Sistem Tradisional : Incremental Budgeting atauLine-item / Object Expenditures Budget, lalu Performance Budgeting System, diikuti oleh Program Budgeting Syatem, kemudian Planning Programing and Budgeting System (PPBS) dan terakhir adalah Sistem ZBB (Zero Base Budgeting).

Untuk memberikan gambaran yang jelas, maka disini dikemukakan perbedaan ciri-ciri pokok antara keempat sistem anggaran tersebut, yaitu :

i.Sistem Tradisional : Incremental Budgeting atau Line-item / Object Expenditures Budget,

adalah sistem anggaran yang mengacu pada Undang-undang Perbendaharaan Indonesia (Indische Compabilities Wet / ICW ). Adapun ciri-ciri pokok dari sistem tradisional adalah :

Berorientasi kepada pertanggung jawaban (accounting).

Berdasarkan objek-objek pengeluaran (object or expenditure atau input).

Berpangkal kepada satuan-satuan organisasi (Organization units)

Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa “tugas pokok dan fungsi” suatu badan serta berbagai kegiatan pokok yang sedang berjalan adalah tetap.

Mengutamakan pembiayaan yang marginal dan berorientasi pada hal-hal yang bersifat taktis dan berjangka pendek.

ii. Performance Budgeting System, yang kemudian berkembang dengan Sistem Program Budgeting (Program Budgeting Syatem). Sistem ini memiliki ciri-ciri antara lain :

Berorientasi kepada penata-laksanaan (management control).

 Memusatkan perhatian pada program dan kegiatan pada instansi pemerintah dan atas dasar itu dilakukan klasifikasi anggaran.

 Berdasarkan pendayagunaan (efficiency) dari hasil-hasil pelaksanaan (outputs) dan effisiensi dalam alokasi.

Menekankan keterkaitan antara input dan output, serta penilaian cost benefit.

iii. Planning Programing and Budgeting Syatem (PPBS) di Indonesia dikenal dengan nama Sistem Perencanaan , Pembuatan Program Dan Anggaran (SIPPA) merupakan perkembangan lebih lanjut dari Performace & Program Budgeting. Adapun ciri-ciri utamanya adalah :

1)Berorientasi kepada perencanaan strategis 2)Tekanan pokoknya tertuju pada tiga hal :

output yang terukur, dan

dampak

3)Menekankan pemanfatan cost benefit dan cost effectiveness, serta berorientasi jangka panjang.

iv. Sistem ZBB (Zero Base Budgeting). Sistem ini berpangkal pada PPBS dan MBO (Management By Objectives). Sistem ini mengkaitkan proses perencanaan, penganggaran, dan pengkajian-ulang berbagai kegiatan program, baik yang lama (sedang berjalan) ataupun yang baru (dimasa depan). Pada garis besarnya ZBB mempunyai ciri-ciri :

1)Identifikasi yang jelas tentang maksud dan tujuan serta tentang faktor-faktor organisasi, prosedur, dan faktor-faktor operasional lainnya.

2) Penilaian dan pencocokan berbagai kebutuhan dengan sumber-sumber yang tersedia untuk membantu proses realokasi yang rasional.

3) Identifikasi yang sistematis dari alternatif-alternatif, pelaksanaan keji-ilang terhadap berbagai pos pengeluaran atau pembiayaan berbagai program dan kegiatan.

4)ZBB secara terpadu menggunakan teknik-teknik penentuan tujuan, analisa incremental, analisa berbagai alternatif dan cost-benefit, serta pengukuran performance.

BAB XI