• Tidak ada hasil yang ditemukan

(%) RANKING NILAI kelembagaan

8.1 Performa Perikanan yang dikaji .2 Perikanan Berbasis Ikan Karang

Berdasarkan hasil penilaian pada indikator setiap domain melalui pemberian nilai pada kriteria maka performa perikanan berbasis ikan karang di Kabupaten Wakatobi menunjukkan bahwa terdapat tiga pengelompokan berdasakan nilai komposit, yaitu domain yang berkualifikasi sedang adalah Domain Sumberdaya Ikan, Domain Sosial dan Ekonomi. Domain yang berkualifikasi baik dimiliki oleh Domain Teknik Penangkapan dan Domain Kelembagaan, sedangkan domain yang termasuk dalam kualifikasi baik sekali adalah Domain Habitat.

Hasil dari nilai komposit dari keenam domain tersebut diperoleh nilai agregat, dimana nilai aggregat tersebut dibandingkan ke dalam lima rentang nilai (Tabel 37). Berdasarkan nilai

126 aggregat pada Tabel 29 yang mencapai 217,7, maka penilaian terhadap perikanan berbasis ikan karang di Kabupaten Wakatobi termasuk dalam kategori status baik.

Penilaian status keberlanjutan sumberdaya ikan karang menggunakan indeks keberlanjutan yang ditetapkan berdasarkan enam domain, yaitu domain sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, teknik penangkapan, sosial, ekonomi dan kelambagaan. Hasil analisis memperlihatkan bahwa nilai indeks keberlanjutan sebesar 69,12 pada skala keberlanjutan 0 – 100 yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pengelolaan sumberdaya ikan karang di Kabupaten Wakatobi masih memperhatikan aspek-aspek sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, teknik penangkapan, sosial, ekonomi dan kelembagaan secara terpadu (integrated)

Tabel 37. Penilaian Dimensi Status Keberlanjutan Sumberdaya ikan karang di Kabupaten Wakatobi

Dimensi Keberlanjutan Nilai Indeks Aspek

keberlanjutan Bobot

Indeks Pembobotan

Sumberdaya Ikan 215 71.67 0.167 11.97

Habitat & ekosistem 268.75 89.58 0.167 14.96

Teknik Penangkapan Ikan 216 72 0.167 12.02

Sosial 200 66.67 0.167 11.13

Ekonomi 185 61.67 0.167 10.30

Kelembagaan 197.9 65.97 0.167 11.02

Total Indeks Gabungan 71.40

Kategori keberlanjutan Berkelanjutan

Sumber : Data Primer yang diolah (2016)

a. Domain Sumberdaya Ikan

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain sumberdaya terhadap performa ikan karang di Kabupaten Wakatobi sebanyak tujuh indikator. Pemberian skor terhadap ketujuh parameter domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar keberlanjutan ikan karang pada domain sumberdaya ikan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain sumberdaya ikan karang sebesar 71.67 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan domain sumberdaya ikan perikanan ikan karang di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; CPUE baku, proporsi ikan yuwana (juvenile) yang ditangkap, ukuran ikan, komposisi jenis dan spesies

127 ETP sumberdaya ikan (Gambar 18). Sedangkan indikator range collapse memiliki kontribusi yang kurang dalam peningkatan status domain sumberdaya ikan karang di Kabupaten Wakatobi.

Gambar 18. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan dalam Domain Sumberdaya ikan.

b. Domain Habitat dan Ekosistemnya

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain habitat dan ekosistem terhadap performa ikan karang di Kabupaten Wakatobi sebanyak tujuh indikator. Pemberian skor terhadap ketujuh parameter indikator domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar keberlanjutan ikan karang pada domain tersebut.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain habitat dan ekosistem untuk pengelolaan ikan karang sebesar 89,58 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan domain habitat dan ekosistem perikanan ikan karang di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) kualitas perairan,(2) Status lamun, (3) habitat unik/khusus, (4) Status terumbu, (5) Status dan produktivitas Estuari dan perairan sekitarnya, (6) Status mangrove dan (7) Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat (Gambar 19).

26.7 13.3 15.0 6.7 3.3 6.7 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 1. CpUE Baku 2. Tren ukuran ikan 3. Proporsi ikan yuwana yang ditangkap 4. Komposisi spesies hasil tangkapan 5. "Range Collapse" sumberdaya ikan 6. Spesies ETP

128 Gambar 19. Peran masing-masing indikator berdasarkan indeks pembobotan dalam

Domain Habitat dan Ekosistem. c. Domain Teknik Penangkapan Ikan

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain teknik penangkapan ikan terhadap performa ikan karang di Kabupaten Wakatobi sebanyak enam indikator. Pemberian skor terhadap keenam parameter indikator domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar keberlanjutan ikan karang dari aspek teknik penangkapan ikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain teknik penangkapan ikan untuk pengelolaan ikan karang sebesar 72 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan karang dari aspek domain teknik penangkapan ikan di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) metode penangkapan ikan yang bersifat destruktif dan atau ilegal, (2) modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan, (3) selektivitas penangkapan, (4) fishing capacity dan effort, (5) kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal dan (6) sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan. (Gambar 20). Indikator pada domain ini yang memiliki paling sedikit kontribusi dalam peningkatan status domain teknik pennagkapan dalam pengelolaan dan keberlanjutan ikan karang adalah sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan. 19.999 14.999 8.750 12.49 14.99 9.99 8.33 0.000 5.000 10.00015.00020.00025.000 1. Kualitas perairan

2. Status ekosistem lamun 3. Status ekosistem mangrove

4. Status ekosistem terumbu… 5. Habitat unik/khusus 6. Staus dan produktivitas 7. Perubahan iklim terhadap…

129 Gambar 20. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan

dalam Domain Teknik Penangkapan Ikan d. Domain Sosial

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain sosial terhadap performa ikan karang di Kabupaten Wakatobi sebanyak tiga indikator. Pemberian skor terhadap ketiga parameter indikator domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar keberlanjutan ikan karang dari aspek sosial.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain sosial untuk pengelolaan ikan karang sebesar 66,67 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan karang dari aspek domain sosial di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) partisipasi pemangku kepentingan, (2) Konflik perikanan dan (3) pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan (termasuk di dalamnya TEK, traditional ecological knowledge) (Gambar 21).

Gambar 21. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan dalam Domain Sosial.

27.0 15.0 9.0 13.5 6.0 1.5 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 1. Penangkapan ikan yang…

2. Modifikasi alat penangkapan… 3. Kapasitas Perikanan dan… 4. Selektivitas penangkapan 5. Kesesuaian fungsi dan ukuran…

6. Sertifikasi awak kapal…

Series1 26.7 23.3 16.7 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 1. Partisipasi pemangku kepentingan 2. Konflik perikanan 3. Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan…

130 e. Domain Ekonomi

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain ekonomi terhadap performa ikan karang di Kabupaten Wakatobi sebanyak empat indikator. Pemberian skor terhadap keempat parameter indikator domain ini akan membeikan gambaran seberapa besar keberlanjutan ikan karang dari aspek ekonomi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain ekonomi untuk pengelolaan ikan karang sebesar 61,67 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan karang dari aspek domain ekonomi di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) kepemilikan aset, (2) Nilai Tukar Nelayan (NTN), (3) Pendapatan rumah tangga (RTP) dan (4) Saving rate (Gambar 22). Indikator pada domain ini yang memiliki paling sedikit kontribusi dalam peningkatan status domain ekonomi dalam pengelolaan dan keberlanjutan ikan karang adalah saving rate nelayan ikan karang dimana masyarakat belum sepenuhnya memberikan informasi tentang tabungan mereka.

Gambar 22. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan dalam Domain Ekonomi.

e. Domain Ekonomi

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain ekonomi terhadap performa ikan karang di Kabupaten Wakatobi sebanyak empat indikator. Pemberian skor terhadap keempat parameter indikator domain ini akan membeikan gambaran seberapa besar keberlanjutan ikan karang dari aspek ekonomi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain ekonomi untuk pengelolaan ikan karang sebesar 61,67 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk

23.33 20.00 13.33 5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 1. kepemilikan aset

2. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 3. Pendapatan rumah tangga (RTP) 4. Saving rate

131 dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan karang dari aspek domain ekonomi di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) kepemilikan aset, (2) Nilai Tukar Nelayan (NTN), (3) Pendapatan rumah tangga (RTP) dan (4) Saving rate (Gambar 22). Indikator pada domain ini yang memiliki paling sedikit kontribusi dalam peningkatan status domain ekonomi dalam pengelolaan dan keberlanjutan ikan karang adalah saving rate nelayan ikan karang dimana masyarakat belum sepenuhnya memberikan informasi tentang tabungan mereka.

Gambar 22. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan dalam Domain Ekonomi.

f. Domain Kelembagaan

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain kelembagaan terhadap performa ikan karang di Kabupaten Wakatobi sebanyak tujuh indikator. Pemberian skor terhadap ketujuh parameter indikator domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar keberlanjutan ikan karang dari aspek kelembagaan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain kelembagaan untuk pengelolaan ikan karang sebesar 65,9 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan karang dari aspek domain kelembagaan di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan, (2) kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan perikanan yang telah ditetapkan baik secara formal maupun non-formal (lat), (3) mekanisme pengambilan keputusan, (4) tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan

23.3 20.0 13.3 5.00 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 1. Kepemilikan Aset 2. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 3. Pendapatan rumah tangga

perikanan (RTP) 4. Rasio Tabungan (Saving ratio)

132 perikanan, (5) rencana pengelolaan perikanan, (6) kapasitas pemangku kepentingan dan (7) keberadaan otoritas tunggal pengelolaan perikanan (Gambar 23). Tiga indikator pada domain ini yang memiliki paling sedikit kontribusi dalam peningkatan status domain kelembagaan dalam pengelolaan dan keberlanjutan ikan karang adalah rencana pengelolaan perikanan dan kapasitas pemangku kepentingan serta keberadaan otoritas tunggal pengelolaan perikanan disebabkan indikator ini belum banyak mendapat perhatian dari pemangku kepentingan di Kabupaten Wakatobi.

. Gambar 23. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan dalam Domain Kelembagaan.

7.2.2 Perikanan Berbasis Ikan Tuna

Berdasarkan hasil penilaian pada indikator setiap domain melalui pemberian nilai pada kriteria maka performa perikanan berbasis ikan tuna di Kabupaten Wakatobi menunjukkan bahwa terdapat tiga pengelompokan berdasakan nilai komposit, yaitu domain yang berkualifikasi sedang adalah domain sosial dan domain ekonomi. Domain yang berkualifikasi baik dimiliki oleh domain teknik penangkapan dan domain kelembagaan, sedangkan domain yang termasuk dalam kualifikasi baik sekali adalah domain sumberdaya ikan dan domain habitat dan ekosistem.

Hasil dari nilai komposit dari keenam domain tersebut diperoleh nilai agregat, dimana nilai aggregat tersebut dibandingkan ke dalam lima rentang nilai. Berdasarkan nilai aggregat pada Tabel 36 yang mencapai 228,6, maka penilaian terhadap perikanan berbasis ikan tuna di Kabupaten Wakatobi termasuk dalam kategori status baik.

Penilaian status keberlanjutan sumberdaya ikan tuna menggunakan indeks keberlanjutan yang ditetapkan berdasarkan enam domain, yaitu domain sumberdaya ikan, habitat dan

16.67 16.80 12.00 5.00 9.17 5.00 1.33 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

1. Kepatuhan terhadap prinsip-… 2. Kelengkapan aturan main dalam… 3. Mekanisme pengambilan… 4. Rencana pengelolaan perikanan 5. Tingkat sinergisitas kebijakan dan… 6. Kapasitas pemangku kepentingan

7. Keberadaan otoritas tunggal

133 ekosistem, teknik penangkapan, sosial, ekonomi dan kelambagaan. Hasil analisis memperlihatkan bahwa nilai indeks keberlanjutan sebesar 75,64 pada skala keberlanjutan 0 – 100 yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pengelolaan sumberdaya ikan tuna di Kabupaten Wakatobi masih memperhatikan aspek-aspek sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, teknik penangkapan, sosial, ekonomi dan kelembagaan secara terpadu (integrated), seperti terlihat pada Tabel 38 berikut.

Tabel 38. Penilaian Dimensi Status Keberlanjutan Sumberdaya ikan tuna di Kabupaten Wakatobi

Dimensi Keberlanjutan Nilai Indeks

Aspek keberlanjutan Bobot

Indeks Pembobotan

Sumberdaya Ikan 270 90.00 0.167 15.03

Habitat & ekosistem 268,75 89,58 0.167 14.96

Teknik Penangkapan Ikan 235 78.33 0.167 13.08

Sosial 200 66.67 0.167 11.13

Ekonomi 185 61.67 0.167 10,29

Kelembagaan 200,3 66,76 0.167 11.15

Total Indeks Gabungan 75.64

Kategori keberlanjutan Berkelanjutan

Sumber : Data Primer yang diolah (2016)

a. Domain Sumberdaya Ikan

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain sumberdaya terhadap performa ikan tuna di Kabupaten Wakatobi sebanyak enam indikator. Pemberian skor terhap keenam parameter indikator domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar keberlanjutan ikan tuna pada domain sumberdaya ikan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain sumberdaya ikan untuk ikan tuna sebesar 90 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan domain sumberdaya ikan perikanan ikan tuna di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) CPUE baku, (2) proporsi ikan yuwana (juvenile) yang ditangkap, (3) tren ukuran ikan, (4) komposisi jenis, (5) spesies ETP dan (6) range collapse sumberdaya ikan (Gambar 24). Dua indikator

134 pada domain ini yang memiliki paling sedikit kontrbusinya dalam peningkatan status domain sumberdaya ikan untuk keberlanjutan pengelolaan ikan tuna serta dalam peningkatan status domain sumberdaya ikan untuk ikan tuna di Kabupaten Wakatobi.yaitu range collapse sumberdaya ikan dan dan spesies ETP.

Gambar 24. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan dalam Domain Sumberdaya ikan.

b. Domain Habitat dan Ekosistemnya

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain habitat dan ekosistem terhadap performa ikan tuna di Kabupaten Wakatobi sebanyak tujuh indikator. Pemberian skor terhadap ketujuh parameter indikator domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar keberlanjutan pengelolaan ikan tuna pada domain tersebut.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain habitat dan ekosistem untuk pengelolaan ikan tuna sebesar 89,58 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan domain habitat dan ekosistem perikanan untuk ikan tuna di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) kualitas perairan,(2) status lamun, (3) habitat unik/khusus, (4) status terumbu karang, (5) status dan produktivitas estuari dan perairan sekitarnya, (6) Status mangrove dan (7) perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat (Gambar 25). 40.0 13.3 15.0 10.0 5.0 6.7 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 1. CpUE Baku 2. Tren ukuran ikan 3. Proporsi ikan yuwana yang… 4. Komposisi spesies hasil tangkapan 5. "Range Collapse" sumberdaya ikan

6. Spesies ETP

135 Gambar 25. Peran masing-masing indikator berdasarkan indeks pembobotan dalam

Domain Habitat dan Ekosistem.

c. Domain Teknik Penangkapan Ikan

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain teknik penangkapan ikan terhadap performa ikan tuna di Kabupaten Wakatobi sebanyak enam indikator. Pemberian skor terhadap keenam parameter indikator domain ini akan membeikan gambaran seberapa besar keberlanjutan pengelolaan ikan tuna dari aspek teknik penangkapan ikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain teknik penangkapan ikan untuk pengelolaan ikan tuna sebesar 78,33 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan tuna dari aspek domain teknik penangkapan ikan di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) metode penangkapan ikan yang bersifat destruktif dan atau ilegal, (2) modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan, (3) selektivitas penangkapan, (4) kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal, (5) sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan dan (6) fishing capacity dan Effort (Gambar 26). Dua indikator pada domain ini yang memiliki paling sedikit kontribusi dalam peningkatan status domain teknik penangkapan untuk keberlanjutan dalam pengelolaan ikan tuna adalah sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan dan fishing capacity dan effort dimana fishing capasity dan effort disebabkan tidak ada informasi yng cukup untuk dianalisis.

20.0 15.0 8.7 12.5 15.00 10.00 8.3 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 1. Kualitas perairan 2. Status ekosistem lamun 3. Status ekosistem mangrove 4. Status ekosistem terumbu karang

5. Habitat unik/khusus 6. Staus dan produktivitas 7. Perubahan iklim terhadap kondisi…

136 Gambar 26. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan

dalam Domain Teknik Penangkapan Ikan

d. Domain Sosial

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain sosial terhadap performa ikan tuna di Kabupaten Wakatobi sebanyak tiga indikator. Pemberian skor terhadap ketiga parameter indikator domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar keberlanjutan pengelolaan ikan tuna dari aspek sosial.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain sosial untuk pengelolaan ikan tuna sebesar 66,67 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan tuna dari aspek domain sosial di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) partisipasi pemangku kepentingan, (2) konflik perikanan dan (3) pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan (termasuk di dalamnya TEK, traditional ecological knowledge) (Gambar 27).

30.0 25.0 0.0 15.0 6.7 1.7 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 1. Penangkapan ikan yang bersifat

destruktif

2. Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan 3. Kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan (Fishing Capacity and…

4. Selektivitas penangkapan 5. Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal

6. Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan.

137 Gambar 27. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan

dalam Domain Sosial.

e. Domain Ekonomi

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain ekonomi terhadap performa ikan tuna di Kabupaten Wakatobi sebanyak empat indikator. Pemberian skor terhadap keempat parameter indikator domain ini akan membeikan gambaran seberapa besar keberlanjutan pengelolaan ikan tuna dari aspek ekonomi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain ekonomi untuk pengelolaan ikan tuna sebesar 61,67 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori pengelolaan berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan tuna dari aspek domain ekonomi di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) kepemilikan aset, (2) Nilai Tukar Nelayan (NTN), (3) Pendapatan rumah tangga (RTP) dan (4) Saving rate (Gambar 8-28). Indikator pada domain ini yang memiliki paling sedikit kontribusi dalam peningkatan status domain ekonomi dalam pengelolaan dan keberlanjutan ikan tuna adalah saving rate nelayan ikan tuna dimana masyarakat belum sepenuhnya memberikan informasi tentang tabungan mereka.

26.7 23.3 16.7

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0

1. Partisipasi pemangku kepentingan 2. Konflik perikanan 3. Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam

pengelolaan sumberdaya ikan

138 Gambar 28. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan

dalam Domain Ekonomi.

f. Domain Kelembagaan

Parameter yang digunakan untuk melihat kontribusi domain kelembagaan terhadap performa ikan tuna di Kabupaten Wakatobi sebanyak tujuh indikator. Pemberian skor terhadap ketujuh parameter indikator domain ini akan memberikan gambaran seberapa besar pengelolaan ikan tuna dari aspek kelembagaan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan domain kelembagaan untuk pengelolaan ikan tuna sebesar 69,76 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang termasuk dalam kategori pengelolaan berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pembangkit utama dalam peningkatan status dan keberlanjutan pengelolaan ikan tuna dari aspek domain kelembagaan di Kabupaten Wakatobi sesuai dengan urutan prioritasnya adalah; (1) kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan, (2) kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan perikanan yang telah ditetapkan baik secara formal maupun non-formal (lat), (3) mekanisme pengambilan keputusan, (4) tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan, (5) rencana pengelolaan perikanan, (6) kapasitas pemangku kepentingan dan (7) keberadaan otoritas tunggal pengelolaan perikanan (Gambar 29). Tiga indikator pada domain ini yang memiliki paling sedikit kontribusi dalam peningkatan status domain kelembagaan dalam keberlanjutan pengelolaan ikan tuna adalah rencana pengelolaan perikanan dan kapasitas pemangku kepentingan serta keberadaan otoritas tunggal pengelolaan perikanan disebabkan indikator ini belum banyak mendapat perhatian dari pemangku kepentingan di Kabupaten Wakatobi.

23.3 20.0 13.3 5.00 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 1. Kepemilikan Aset 2. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 3. Pendapatan rumah tangga perikanan

(RTP)

4. Rasio Tabungan (Saving ratio)

139 .

Gambar 29. Peran masing-masing indikator dalam berdasarkan indeks pembobotan dalam Domain Kelembagaan.

16.67 17.60 12.00 5.00 9.17 5.00 1.33 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

1. Kepatuhan terhadap prinsip-… 2. Kelengkapan aturan main dalam… 3. Mekanisme pengambilan… 4. Rencana pengelolaan perikanan 5. Tingkat sinergisitas kebijakan dan… 6. Kapasitas pemangku kepentingan

7. Keberadaan otoritas tunggal

140 Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

1. Perikanan Berbasis Ikan Karang

Penilaian terhadap perikanan berbasis ikan karang di Kabupaten Wakatobi termasuk dalam kreteria baik.

Penilaian status keberlanjutan sumberdaya ikan karang menggunakan indeks keberlanjutan diperoleh nilai indeks keberlanjutan sebesar 71,40 pada skala keberlanjutan 0 – 100 yang termasuk dalam kategori berkelanjutan.

Pengelolaan sumberdaya sumberdaya ikan karang di Kabupaten Wakatobi masih memperhatikan aspek-aspek Habitat dan Ekosistem, Sumberdaya Ikan, Teknik Penangkapan, Sosial, Ekonomi dan kelembagaan secara terpadu (integrated).

2 Perikanan Berbasis Ikan Tuna

Penilaian terhadap perikanan berbasis ikan tuna di KabupatenWakatobi termasuk dalam kreteria baik.

Penilaian status keberlanjutan sumberdaya ikan karang menggunakan indeks keberlanjutan diperoleh nilai indeks keberlanjutan sebesar 75,64 pada skala keberlanjutan 0 – 100 yang termasuk dalam kategori berkelanjutan.

Pengelolaan sumberdaya sumberdaya penangkapan udang di Kabupaten Wakatobi masih memperhatikan aspek-aspek Habitat dan Ekosistem, Sumberdaya Ikan, Teknik Penangkapan, Sosial, Ekonomi dan kelembagaan secara terpadu (integrated).

Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang diberikan pada hasil penelitian ini, yaitu:

1. Perlu adanya serial diskusi lintas SKPD dan instansi terkait, akademisi dan masyarakat dalam membahas peningkatan nilai komposit pada analisa EAFM sebagai dasar Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP).

2. Penegakan hukum lebih diefisiensikan dengan mengakomodir hukum adat atau non formal yang berlaku di masyarakat. Perlu adanya kajian lebih lanjut dalam mengidentifikasi aturan non formal sebagai peluang penegakan hukum secara sosial. 3. Perlunya membuat mekanisme implementasi pencatatan, pengumpulan dan analisa

141 juga didesa pesisir sebagai data primer yang akurat dalam pengkajian Pengelolaan Perikanan Berbasis Ekosistem dan juga mendukung informasi statistik perikanan kabupaten.

4. Perlunya menindaklanjuti kajian EAFM sebagai basis pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dalam dokumen perencanaan daerah baik jangka pendek dalam bentuk Renstra dan juga jangka panjang dalam bentuk RTRW.

5. Metode analisa data pada indikator EAFM memiliki tingkatan keakuratan data yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dilokasi survey, terutama pada Domain Sumberdaya Ikan, Teknik Penangkapan, Habitat dan Ekosistem dan Ekonomi. Metode pengumpulan data yang diutamakan adalah data primer dan kajian ilmiah, salah satu yang mendukung hal ini adalah data logbook perikanan dan kajian ilmiah. Data persepsi masyarakat melalui interview dilakukan untuk memperkuat justifikasi hal tersebut. 6. Perlunya mendorong penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Perikanan didalam