• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergeseran Tingkatan ( Level Shifts )

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS

2.4 Teori tentang Pergeseran ( Shifts ) dalam Penerjemahan

2.4.2 Pergeseran Tingkatan ( Level Shifts )

Bahasa Prancis merupakan bahasa yang menduduki posisi penting di dunia. Bahasa ini digunakan hampir di 5 benua, yakni benua Asia (Laos, Kamboja dan Vietnam), Amerika (Canada khususnya di Montreal dan Quebec), Australia (Polynesia, New Caledonie, Mayotte, Walles and Futuna..), Eropa (Prancis, Italia, Belgia, Suisse..) dan Afrika (Benin, Gabon, Burkina Faso, Burundi, Mali, Nigeria, dsb). Seperti yang disampaikan oleh Denyer (2011:110): ”Aujourd’hui, le français est la 9e

Penguasaan tata bahasa merupakan kompetensi kunci seorang penerjemah. Oleh sebab itu, sebelum membicarakan pergeseran (shifts) penerjemahan dalam aspek tata bahasa, terlebih dahulu akan disajikan kajian tentang tata bahasa dalam bahasa Prancis dalam penelitian ini akan dianalisis pergeserannya. Seperti yang langue la plus parlée dans le monde. Environ 130 millions de personnes parlent français sur cinq continents. Yang artinya: Sekarang ini bahasa Prancis menduduki peringkat ke-9 di dunia. Sekitar 130 juta orang berbahasa Prancis yang meliputi 5 benua. Berdasarkan fakta ini, mempelajari bahasa Prancis merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dibanding dengan mempelajari bahasa Asing lainnya. Namun karena begitu kompleks dan rumitnya tata bahasa yang dimilikinya, banyak peminat bahasa Prancis yang menemukan kesulitan ketika mempelajari bahasa tersebut. Kesulitan tersebut terutama terletak pada sistem tata bahasa dan pengucapannya yang cukup variatif.

telah dikemukan sebelumnya bahwa bahasa Prancis merupakan salah satu bahasa yang kaya akan aturan tata bahasanya. Kekayaan itu tercermin melalui begitu variatifnya modus dan kala verba (mode et temps verbaux), jenis dan jumlah (genre et nombre) kata sandang, adjektiva dan nominanya.

2.4.2.1 Modus Verba (Modes Verbaux)

Modus verba (modes verbaux) dalam bahasa Prancis dibagi ke dalam 6

kategori yaitu: modus indikatif (mode indicatif), modus subjonktif (mode

subjonctif), modus imperatif (mode imperatif), modus kondisional (mode conditionnel), modus partisip(mode participe) danmodus infinitif (mode infinitf). Seperti yang dikatakan oleh Le Mollec dan Erytryasilani (1995 :8) : "Dalam bahasa Prancis, bentuk verba ditetapkan oleh modus dan kala verba yang digunakan. Modus menentukan suasana perasaan yang berhubungan dengan perbuatan menurut tafsiran pembicara mengenai hal yang diungkapkannya. Delatour (2000 :6) menambahkan bahwa:

" L’indicatifest l’expression de la réalité, le subjonctif est l’expression du sentiment, le conditionnel est l’expression d’une eventualité, l’imperatif est l’expression d’un ordre, l’infinitif est se fonctionne comme un nom, et le participe sert à construire un tems sur composé."

Artinya adalah modus indikatif bermakna realitas, subjonktif bermakna subjektifitas, kondisional bermakna kemungkinan, imperatif bermakna perintah, infinitif berperan seperti kata benda, dan partisip digunakan dalam membentuk kala verba majemuk (sebagai kata bantu).

Berdasarkan teori di atas dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia dan bahasa Prancis sama-sama memiliki sistem modus yang juga berpusat pada emosi atau suasana hati penutur kalimatnya.

Selanjutnya Gregoire (2007:80) menyatakan bahwa: "Chaque mode verbal possède des temps verbaux." Artinya : setiap modus verba tersebut memiliki kala verba. Lebih lanjut Bled (2006:112-144) menyatakan bahwa verba dalam bahasa Prancis dibagi ke dalam 6 modus dan beberapa kala verba antara lain : modus indikatif terdiri atas kala verba lampau, sekarang dan nanti; modus subjonktif terdiri atas kala verba lampau dan sekarang, modus verba kondisional terdiri atas kala verba lampau dan sekarang, modus imperatif, infinitif dan partisip juga terdiri atas kala verba lampau dan sekarang.

Contoh :

Tsu. : Verser sur le bœuf, saupoudrer de chapelure Verbe. Inf Pré. Art. Nom. Verbe. Inf Art. Nom. . Menuang di atas itu daging sapi, menaburi beberapa tepung roti. Tsa. : Tuangkan di atas daging sapi, taburkan tepung roti.

(Comme un Chef : 00:04:37,728 --> 00:04:40,162) Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa, penggunaan modus infinitif mengalami pergeseran modus yaitu berupa bentuk kata dasar dalam bahasa Prancis dan menjadi kalimat perintah dalam bahasa Indonesia. Oleh sebab itu dapat diperoleh data bahwa dalam menerjemahkan kalimat ini, penerjemah melakukan pergeseran modus verba yakni dari modus infinitif menjadi modus perintah dalam bahasa Indonesia.

2.4.2.2 Pergeseran (shifts) Jenis dan Jumlah Benda (Genre et Nombre du Nom)

Dalam tata bahasa Prancis munculnya istilah jumlah dan jenis ini pada dasarnya disebabkan oleh pembagian jenis (femina atau maskula) dan jumlah nomina (tunggal atau jamak) yang jika digunakan dalam kalimat akan berdampak

pada perubahan jenis dan jumlah kata sifat, konjugasi dan kata sandang yang menyertainya. Menurut Delatour (2000:69-93) : Jika suatu nomina digunakan dalam satu kalimat maka setiap adjektiva dan kata sandang maupun kata kerja yang menyertainya akan mengalami perubahan.

Contoh :

Tsu. : "Bonjour. Vous aimez mes petits, oignons confits, madame Nom Pron. Verbe Adj. Pos Adj. Nom Nom Nom

." Pagi. Anda menyukai punyaku kecil Onions Confit Nyonya Tsa. : "Apakah kau suka, "Onions Confit" ku?"

(Comme un Chef: 00:05:49,408 --> 00:05:53,959) Pada contoh di atas, terlihat penggunaan adjectif possessif "mes" dalam bentuk jamak, adjektiva "petits" yang berarti "kecil" juga dalam bentuk jamak serta nomina "oignons confits" yang dalam bentuk jamak. Bentuk jamak tersebut ditandai dengan akhiran ‘s’. Namun dalam subtitlenya kata-kata jamak tersebut hanya diterjemahkan menjadi “Onions Confit" ku" saja dalam bentuk tunggal. Artinya nomina jamak dalam bahasa sumber yang dalam hal ini bahasa Prancis dipadankan dengan nomina tunggal saja yakni “Onions Confit" ku" dan bukan Onions Confit-Onions Confitku".

Khan (2006:43) menyatakan bahwa pergeseran tingkatan adalah perubahan tingkatan dalam tingkatan linguistik misalnya dari bentuk tunggal ke jamak, atau sebaliknya.

Contoh:

Tsu.: ‘Ils ont très faim et les viandes sont très bonnes. Pron. Verbe Adv. Nom Conj. Art. Nom Verbe Adv. Adj.

Mereka mempunyai sangat kelaparan dan itudaging-daging adalah sangat bagus Tsa. : ‘Mereka sangat lapar dan daging itu sangat lezat’.

(Khan, 2006:43)

Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa terjadi pergeseran bentuk jamak nomina "les viandes" yang jika diartikan secara harafiah menjadi “daging-daging" namun ketika diterjemahkan nomina jamak tersebut menjadi bentuk tunggal saja yakni “daging”. Oleh sebab itu dapat dipastikan bahwa dalam penerjemahan kalimat tersebut terjadi pergeseran tingkatan kata dari tunggal menjadi jamak.

2.5 Teori tentang Film

Dokumen terkait