• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripada terhadap hasil kognitif dan afektif akan lebih memungkinkan terjadimya proses pemecahan

masalah, analisis, sintesis dan penalaran.

h) Prinsip Belajar Afektif

Proses belajar afektif seseorang menentukn bagaimana ia

menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap individu.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar afektif.

1. Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif.

2. Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap

situasi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif. 3. Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak

akan melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.

4. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan hasil dari belajar langsung.

5. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.

6. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.

7. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat. Pelajar yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar lebih mudah daripada yang memiliki masalah.

8. Belajar afektif dapat dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru dengan kelas.

9. Pelajar dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap sikap, perasaan dan frustasi sangat perlu untuk membantu pelajar memperoleh pengertian diri dan kematangannya.

i) Proses Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik. Berkenaan dengan hal itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam

kemampuan dasar psikomotor.

3. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf penampilan psikomotor.

4. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya lebih baik.

5. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan

dan memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.

6. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan

penampilan psikomotor individu.

7. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat menambah efisiensi belajar psikomotor.

8. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat membantu proses belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogianya mencakup semua urutan lengkap aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa hanya didasarkan pada faktor waktu semata-mata.

9. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan

frustasi (keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat. j) Prinsip Evaluasi

Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan

yang lain pada dasarnya ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menilai pengalamannya.

Berkenaan dengan evaluasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada pelajar.

2. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi pelajar.

3. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat dalam evaluasi dan belajar.

4. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru

dan murid saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan. 5. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan

guru dalam melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh dapat memperkuat kemampuan pelajar untuk menilai dirinya.

6. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan siswa, pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan berkembang.

7. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.

Selain pendapat di atas terdapat pendapat lain yang dikemukakan oleh William H. Burton dalam bukunya ”The Guidance of Learning Activities” seperti yang dikutip oleh Atmowijoyo (2009:82) ia berpendapat bahwa terdapat prinsip- prinsip belajar sebagai berikut :

1. Belajar hanya akan berhasil jika siswa melihat tujuan pelajaran itu, hendaknya tujuan itu di tentukan oleh murid sendiri.

2. Tujuan itu hendaknya timbul dari kehidupan siswa yang berhubungan dengan kehidupannya

3. Jika tujuan itu bermanfaat bagi siswa ,ia akan tekun dalam menghadapi rintangan dan kesulitan yang terjadi dalam peoses belajar

4. Hasil pelajaran dapat di lihat dari adanya perubahan pola kelakuan yang akan berlangsung bagi kehidupan siswa selanjutnya.

5. Proses belajar terutama terdiri dari perbuatan hal-hal yang harus di pelajari di samping bermacam-macam hal lain yang membantu proses belajar.

6. Kegiatan belajar serta hasilnya berpusat dan berhubungan dengan suatu tujuan

7. Pelajar bereaksi sebagai keseluruhan, serempak baik secara jasmani, rohani maupun secara emosional.

8. Siswa itu bereaksi terhadap sebagian dari lingkungan yang mengandung arti baginya

9. Dalam proses belajar siswa itu di bantu oleh orang-orang di dalam lingkungannya, agar proses belajar efisien

10.Siswa dapat mengejar tujuan-tujuan lain di samping tujuan utama yang berhubungan dengan tujuan utama.

Sedangkan prinsip belajar menurut pendapat Abu Ahmadi dalam bukunya “Teknik Belajar Yang Tepat” (1982) seperti yang dikutip Atmowijoyo (2009:83) berpendapat :

1. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai tharapan-harapannya

2. Belajar memerlukan bimbingan,baik dari guru atau dari buku pelajaran

3. Belajar memerlukan pemahaman akan hal yang dipelajari sehingga

diperoleh pengertian.

4. Belajar memerlukan latihan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai

5. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dan lingkungannya.

6. Belajar harus disertai keiginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.

7. Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menterapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari.

Beberapa prinsip belajar di atas dapat menjadi bahan kajian atau pertimbangan yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar agar proses belajar dapat terarah dengan tepat dan menghasil kan kualitas belajar yang benar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.