• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II HAK ASASI MANUSIA DAN HAK ATAS LINGKUNGAN HIDUP,

C. Business and Human Rights: A Developing Concept

1. Peristilah Korporasi

Korporasi merupakan istilah yang diadopsi dari Bahasa Latin, yaitu

corporatio yang berakar dari kata corpus.310 Pada tradisi abad pertengahan, kata

corpus memiliki makna badan, memberikan badan, atau membadankan.311 Sebagai pemahaman awal, korporasi berdasarkan akar katanya dapat dipahami sebagai produk atau hasil dari sebuah proses atau sebuah pekerjaan, yaitu proses atau pekerjaan membadankan sesuatu.312

309 Brian Roach, Corporate Power in a Global Economy, Global Development and Environment Tufts University, Medford, 2007, hlm. 1

310 Soetan K. Malikul Adil, Pembaharuan Hukum Perdata Kita, PT Pembangunan, Jakarta, 1995, hlm. 83.

311 Ibid... Lihat juga, Muladi, Pertanggungjawaban... Op. Cit., hlm. 23. Lihat juga, Mahrus Ali, Asas-Asas...Op.Cit., hlm. 1

103 Istilah korporasi yang saat ini lazim dijumpai dalam terminologi hukum pidana, pada awalnya digunakan dan berkembang dalam bidang hukum perdata. Sebagaimana Muladi menyebut, berbicara mengenai korporasi tidak dapat dilepaskan dari makna dasarnya menurut hukum perdata sebab korporasi merupakan istilah yang pada awalnya digunakan di bidang hukum perdata.313 Istilah korporasi yang saat ini lazim dijumpai dalam terminologi hukum pidana, pada awalnya digunakan dan berkembang dalam bidang hukum perdata. Sebagaimana

Muladi menyebut, berbicara mengenai korporasi tidak dapat dilepaskan dari makna

dasarnya menurut hukum perdata sebab korporasi merupakan istilah yang pada awalnya digunakan di bidang hukum perdata.314 Samahalnya dengan Muladi, Rudi

Prasetyo mengemukakan bahwa korporasi merupakan istilah yang pada umumnya

digunakan oleh ahli hukum pidana untuk menyebutkan entitas yang dalam tradisi hukum perdata disebut sebagai badan hukum.315 Dengan demikian, istilah korporasi pada dasarnya memiliki dua makna yang masing-masing melingkupi istilah korporasi sebagai badan hukum dalam makna bidang hukum perdata dan istilah korporasi sebagai korporasi dalam makna bidang hukum pidana.

a. Peristilahan Korporasi dalam Bidang Hukum Perdata

Istilah korporasi dalam bidang hukum perdata identik dengan entitas yang disebut badan hukum, legal person (Inggris), rechtpersoon (Belanda), atau persona

moralis (Latin).316 Pada tataran teoretis, badan hukum menurut Satjipto Raharjo

313 Ibid...

314 Ibid...

315 Mahrus Ali, Asas-Asas...Op.Cit., hlm. 3

104 merupakan suatu badan hasil ciptaan hukum.317 Sedangkan menurut Utrecht, badan hukum merupakan badan yang tidak berjiwa layaknya manusia, tetapi menurut hukum bewenang menjadi pendukung hak dan kewajiban.318 Senada dengan

Utrecht, badan hukum menurut R. Rochmat Soemitro merupakan suatu badan

yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak, serta kewajiban sebagai orang pribadi.319

Rumusan lain mengenai istilah badan hukum juga didalilkan oleh J.J.

Dormeier dengen mengemukakan badan hukum merupakan persekutuan

orang-orang yang dalam hubungan hukum bertindak selaku seorang-orang saja.320 Menurut pakar hukum lain, yaitu R. Subekti, badan hukum merupakan suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak dan kewajiban layaknya manusia, memiliki kekayaan sendiri, serta dapat digugat dan menggugat atas nama dan untuk dirinya sendiri.321 Senada dengan R. Subekti, untuk menegaskan tentang isitlah badan hukum dapat merujuk pada Kenneth S. Feber yang menyebut:

“a corporation is an artificial person. It can do anything a person can

do. It can buy and sell the property, both real and persona, in its own name. It can sue and be sued in its own name. It is formal”.322

Berdasarkan rumusan mengenai makna badan hukum baik menurut Satjipto

Raharjo, Utrecht, R. Rochmat Soemitro, J.J. Dormier, R. Subekti, dan Kenneth S. Feber di atas, dapat penulis rumuskan secara lebih spesifik bahwa

unsur-unsur dari badan hukum, terdiri dari: (i) suatu badan hasil ciptaan hukum

317 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 10

318 Chidir Ali, Badan Hukum…Op.Cit., hlm. 18

319 Ibid...

320 Ibid...hlm. 21

321 Ibid...hlm. 19

105 yang terdiri dari persekutuan orang; (ii) suatu badan yang memiliki hak dan kewajiban layaknya manusia; (iii) suatu badan yang dapat melakukan hubungan hukum atas dirinya sendiri; (iv) suatu badan yang memiliki harta kekayaan sendiri; dan (v) suatu badan yang dapat menggugat atau digugat untuk atau atas nama dirinya sendiri.

b. Peristilahan Korporasi dalam Bidang Hukum Pidana

Perumusan istilah korporasi dalam khazanah ilmu hukum pidana pada dasarnya dilatarbelakangi dan dapat diawali dari pengakuan terhadap korporasi sebagai subjek hukum pidana.323 Istilah korporasi dalam bidang hukum pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan mengandung makna suatu kumpulan yang terorganisasi dari orang dan/atau kekayaan baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.324 Sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 angka 21 Undang-Undang tentang Narkotika misalnya, korporasi dimaknai sebagai “kumpulan terorganisasi dari orang atau kekayaan, baik merupakan badna hukum maupun bukan badan hukum”.325

Berangkat dari rumusan istilah korporasi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang hukum pidana, pada tataran teoretis, Sutan Remy Sjahdeni mengonstruksikan bahwa istilah korporasi dalam bidang hukum pidana mencakup

323 Tentang pengakuan korporasi sebagai subjek hukum pidana dapat dibaca di (buku pak pahrus, buku sutan remy, buku dwijapriyatno, dsb)

324 H. Setiyono, Kejahatan Korporasi. Analisis Viktimologi dan Pertanggungjawaban

Korporasi dalam Hukum Pidana, Banyumedia Publishing, Malang, 2003, hlm. 17

325 Dwidja Priyatno, Sistem Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Kebijakan

106 makna sempit dan makna luas.326 Dalam makna yang sempit, istilah korporasi identik dengan badan hukum yang diakui dalam bidang hukum perdata.327

Sedangkan dalam makna yang luas, istilah korporasi tidak hanya melingkupi makna korporasi sebagai badan hukum, tetapi juga melingkupi makna korporasi sebagai bukan badan hukum.328 Senada dengan Sutan Remy Sjahdeny, Dwidja Priyatno dan Kristian juga mengemukakan mengenai makna korporasi dalam bidang hukum pidana dengan menegaskan:

“pengertian korporasi dalam bidang hukum perdata adalah badan hukum, sedangkan dalam hukum pidana pengertian korporasi merupakan kumpulan orang atau harta kekayaan yang terorganisir baik yang berbadan hukum maupun yang bukan berbadan hukum”.329

Dengan demikian, penulis simpulkan bahwa cakupan makna korporasi dalam bidang hukum pidana lebih luas daripada cakupan makna korporasi dalam bidang hukum perdata. Pasalnya, korporasi dalam bidang hukum pidana tidak terbatas pada kumpulan dari orang dan/atau kekayaan yang merupakan badan hukum, tetapi juga termasuk kumpulan dari orang dan/atau kekayaan yang bukan merupakan badan hukum sehingga istilah korporasi dalam hukum pidana selain mencakup badan hukum seperti perseroan terbatas, yayasan, dan koperasi, juga mencakup firma, persekutuan komanditer, dan persekutuan-persekutuan perdata lainnya yang notabene bukan merupakan badan hukum.330

326 Sultan Remy Sjahdeni, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Grafiti Pers, Jakarta, 2006, hlm. 43

327 Ibid…

328 Ibid…hlm. 45

329 Dwidja Priyatno dan Kristian, Kebijakan Formulasi…Op.Cit., hlm. 26

107 Berdasarkan penjelasan mengenai istilah korporasi baik menurut bidang hukum perdata maupun bidang hukum pidana di atas, menurut hemat penulis, istilah korporasi secara esensial memiliki makna umum (general significance) dan makna khusus (specific significance). Dalam makna umum, korporasi dapat diinterpretasikan sebagai badan hukum sebab baik bidang hukum perdata maupun bidang hukum pidana mengakomodir badan hukum sebagai cakupan makna dari istilah korporasi. Sedangkan dalam makna khusus, korporasi dapat diinterpretasikan sebagai bukan badan hukum sebab hanya bidang hukum pidana yang secara speisifik merumuskan korporasi dengan makna yang demikian.