Perjalanan alamiah penyakit telah dijelaskan dalam Bab sebelumnya di Buku Acuan Umum ini. Dalam perjalanan alamiah penyakit, terdapat tahapan perkembangan penyakit yang diderita oleh seseorang mulai dari sehat hingga sembuh, mengalami kecacatan atau meninggal dunia.
Di setiap tahapan tersebut, berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki status kesehatan seseorang. Apabila diurutkan sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit maka upaya perbaikan kesehatan tersebut digolongkan menjadi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Perjalanan alamiah penyakit dan upaya perbaikan kesehatan
Sehat
Promotif dan Preventif
Disease or injury Kuratif Impairment Rehabilitatif Disability Rehabilitatif Dependency Determinan Kesehatan
Definisi WHO (cit. Morton, Greene, & Gottlieb, 1995) tentang arti sehat adalah sebagai berikut:
“ Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity”
Meskipun definisi WHO tersebut sudah dikenalkan sejak 55 tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 1947, namun definisi tersebut masih berlaku hingga saat ini. Sehat berarti keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial, dan tidak hanya ketiadaan suatu penyakit. Selanjutnya, berdasar
48
definisi tersebut, maka penentuan status kesehatan tidak hanya dengan angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas) saja, tetapi dengan melihat pada angka kualitas hidup. Berikut ini adalah pergeseran pengukuran kesehatan dari yang tradisional ke yang inovatif.
Tabel 1. Pengukuran Kesehatan Tradisional dan Inovatif
Tradisional Inovatif
o Mortalitas o Morbiditas
o Pengukuran kecacatan o Angka harapan hidup
o Tahun hidup sehat (Years of Healthy Life)
o Quality Adjusted Life Years o Self-assessment of Health o Health Risk Apprasial
Sementara itu Blum (cit. Morton, Greene & Gottlieb, 1995) menyebutkan bahwa kesehatan manusia ditentukan oleh empat hal yang utama, yaitu :
o Genetik/biologi
Beberapa kejadian kesehatan dapat disebabkan atau dominasi dari keadaan biologis atau unsure genetik
o Pelayanan kesehatan
Tersedianya pelayanan kesehatan beserta kuantitas serta kualitasnya turut serta mempunyai distribusi terhadap keadaan kesehatan.
o Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan sosial (kebijaksanaan, hukum dan adanya organisasi sosial baik pemerintah maupun swasta) dan fisik (kelembaban, temperatur, kebisingan, polusi dsb.) juga turut menyumbang keadaan sehat atau sakit
o Perilaku
Pilihan gaya hidup yang dipengaruhi oleh perilaku, seperti misalnya pengaturan pola makan, olah raga, istirahat, kebiasaan-kebiasaan lainnya diteliti mempunyai hubungan yang erat dengan keadaan kesehatan.
49
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, seperti: a. Pendapatan dan status sosial
Pendapatan yang tinggi dan status sosial berhubungan dengan kesehatan yang lebih baik. Semakin jauh jarak antara orang kaya dengan orang miskin, semakin jauh tingkat kesehatannya.
b. Pendidikan
Level pendidikan yang rendah berhubungan dengan kesehatan yang buruk, stres yang meningkat, dan tingkat kepercayaan diri yang rendah.
c. Lingkungan fisik
Air bersih, udara bersih, tempat kerja yang sehat, rumah yang aman, komunitas dan jalan berkontribusi terhadap kesehatan yang baik. Pekerja yang sehat memiliki kontrol yang pada pekerjaannya.
d. Jaringan sosial
Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas berhubungan dengan kesehatan yang baik. Kultur, tradisi, dan kepercayaan dari keluarga dan komunitas utrut memberikan dampak pada kesehatan.
e. Genetik
Genetik berperan dalam kejadian sakit, walaupun perilaku dan kemampuan menghadapi masalah juga mengambil peran dalam kejadian sakit.
f. Pelayanan kesehatan
Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan untuk mencegah dan mengobati penyakit mempengaruhi kesehatan
g. Jenis kelamin
Laki-laki dan wanita dapat terkena jenis penyakit yang berbeda dan pada usia yang berbeda.
Peran Perilaku dalam Kesehatan
Dalam tulisan Tolsma dan Koplan (dalam Donaldson, 1993) disebutkan bahwa merokok, pengaturan pola makan (diet) dan konsumsi alcohol mempunyai berkontribusi sebesar 24% pada kematian, 21% life years lost sebelum umur 65 tahun, 21% hospital days dan 16% biaya kesehatan langsung. Selanjutnya juga disebutkan bahwa dua pertiga kematian di USA
50
berhubungan dengan enam penyebab yang dapat dicegah, yaitu tembakau atau merokok, konsumsi alcohol, resiko kecelakaan, tingginya tekanan darah, nutrisi yang berlebihan, dan gaps pada prevensi primer. Merokok disebutkan sebagai penyebab yang terkuat dari kematian, jumlah tahun hilang (life years lost) dan hari-hari rawat inap (hospital days). Empat penyebab yang berhubungan erat dengan perilaku kesehatan personal yaitu pemakaian tembakau, tingginya tekanan darah, nutrisi yang berlebihan dan konsumsi alcohol menyumbangkan kurang lebih 1 juta kematian yang dapat dicegah, 4 juta jumlah kehilangan tahun yang potensial dan 45.5 juta hari rawat inap.
Dengan melihat eratnya hubungan perilaku dengan keadaan kesehatan, maka tujuan promosi kesehatan, terutama di negara berkembang adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, menekan kesakitan dan meluaskan harapan hidup aktif. Penekanan kematian juga merupakan tujuan, meskipun bukan prioritas.
Untuk memperjelas gambaran hubungan antara penyakit yang menyebabkan kematian, faktor resiko perilaku dan faktor penentu perilakunya, pada tabel 2 akan dipaparkan beberapa penyakit penyebab kematian yang faktor resikonya adalah perilaku.
Tabel 2. Penyakit Penyebab Kematian, Faktor Resiko dan Penentu Perilaku
Penyebab kematian Faktor resiko Penentu perilaku/faktor
resiko fisiologis
Penyakit jantung Merokok, Aktivitas fisik,
Kolesterol tinggi, Obesitas
Hipertensi DM
Diet tinggi lemak
Diet tinggi kalori
Diet tinggigaram Diet tinggi kalori
Malignant neoplasm Merokok
Diet tinggi lemak Diet rendah serat Aktivitas fisik
51
Penyakit serebrovaskuler Hipertensi
Aterosklerosis
Merokok
Diet tinggi garam Diet tinggi lemak
Penyakit paru obstruktif kronis Merokok
Kecelakaan Alkohol
Menyetir ugal2an Tak gnk seat belt
Penggunaan obat Pneumonia & influenza Penggunaan obat
Status imunisasi Malnutrisi
Diet
Kegagalan imunisasi
DM Aktivitas fisik
obesitas Diet tinggi kalori
Bunuh diri Alkohol
Penggunaan senjata Penggunaan obat
HIV Perilaku seksual
Penggunaan obat Pembunuhan & Pelanggaran hukum Alkohol Penggunaan senjata Penggunaan obat Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan kombinasi proses perubahan yang ditujukan pada pendidikan, organisasi, ekonomi dan lingkungan yang mendukung kesehatan (Grenn & Johnson,
cit. Morton, Greene, & Gottlieb, 1995). Selanjutnya Dwore & Kreuter (cit. Morton, Greene, & Gottlieb, 1995) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatan kemungkinan personal (individu, keluarga & masyarakat),
52
swasta (profesional dan bisnis) serta pemerintah (nasional, propinsi, lokal) untuk mendukung praktek kesehatan positif menjadi norma sosial.
Joint Committee of Public Health (cit. Morton, Greene, & Gottlieb, 1995) mendefinisikan promosi kesehatan lebih spesifik, yaitu promosi kesehatan dan prevensi penyakit adalah sejumlah kegiatan yang bertujuan dan dirancang untuk meningkatkan kesehatan personal dan masyarakat melalui kombinasi strategi, termasuk implementasi perubahan perilaku, pendidikan kesehatan, pengukuran proteksi kesehatan, deteksi resiko kesehatan, serta peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. WHO mendefinisikan promosi kesehatan sebagai berikut:
“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over and improve, their health”
(promosi kesehatan merupakan proses untuk mendorong orang meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatannya). Dari definisi tersebut fungsi promosi kesehatan sendiri adalah untuk memberikan advokasi untuk sehat, mendorong dan membuat orang untuk mencapai kesehatan yang potensial dan menjadi penengah minat masyarakat terhadap pencarian kesehatan.
Berbagai konsep untuk memahami bagaimana seseorang berperilaku telah banyak dipelajari. Konsep-konsep tersebut sebagai dasar pemikiran mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang berperilaku, juga sebagai dasar untuk memperdiksi bagaimana seseorang akan berperilaku. Salah satu model yang menggambarkan hubungan konsep-konsep perilaku yang banyak dipakai di bidang promosi kesehatan adalah health belief model (gambar 2). Health Belief Model (HBM), dikembangkan untuk menjelaskan mengapa seseorang cenderung melakukan atau tidak melakukan tindakan pencegahan penyakit. Misalnya kecenderungan seseorang untuk mevaksin atau tidak memvaksin BCG anaknya. Kecenderungan melakukan tindakan pencegahan dipengaruhi oleh tiga variable utama yakni likelihood of action,
modifying factors dan individual perception. Individual perception terdiri dari persepsi kerentanan terhadap penyakit dan persepsi bahaya penyakit. Semakin rentan seseorang untuk sakit dan semakin berbahaya suatu penyakit menurut persepsi seseorang maka semakin tinggi ancaman penyakit. Persepsi ancaman penyakit ini dipengaruhi juga oleh faktor-faktor pemodifikasi yakni faktor demografis dan sosio-psikologis, variable structural serta faktor pendorong tindakan. Faktor pemodifikasi mempengaruhi persepsi seseorang terhadap manfaat
53
dan hambatan melakukan tindakan pencegahan, yang akan mempengaruhi kemungkinan seseorang melakukan tindakan pencegahan
Gambar 2. Health Belief Model
Tujuan Promosi kesehatan
o Individual: pengetahuan, sikap, perilaku
o Individu dan kelompok: jaringan formal dan informal, termasuk dukungan sosial,
kelompok kerja dan kelompok sebaya
o Organisasi: kebijaksanaan, praktek, program, fasilitas, dan sumber o Komunitas: kebijaksanaan, praktek, program, fasilitas, dan sumber
o Pemerintah : kebijaksanaan, program, fasilitas, sumber, koordinasi/ legistasi, peraturan
dan penguatan
Sementara itu pendidikan kesehatan diartikan sebagai praktek multidisiplin yang melibatkan diri mulai dari perancangan, pelaksanaan dan evaluasi program pendidikan yang dapat menyebabkan