• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBAN GAN EKON OMI MAKRO D AN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL

2 .1 Pe n d a h u lu a n

Kinerja ekonom i global tahun 20 10 m enun jukkan akselerasi yang cukup tinggi sebesar 5,1 persen setelah pada tahun sebelum nya m asih berkontraksi pada level 0 ,5 persen. Mem baiknya kondisi perekonom ian global tersebut ditopang oleh pertum buhan ekonom i n egara-negara m aju yang m en ingkat sebesar 3,0 per sen, ser ta didoron g oleh penguatan kiner ja ekonom i

negara berkem ban g dan em ergin g countries yang berekspan si sebesar 7,4 persen. Sejalan

dengan hal tersebut, volum e perdagangan dunia tahun 20 10 juga m enin gkat tajam sebesar 12,4 per sen setelah pada tah un sebelum nya m asih m en galam i kon tr aksi pada level 10 ,8 persen.

H in gga par u h per tam a tah un 2 0 11, kin er ja per ekon om ian global m asih tet ap kon du sif m eskipun dengan laju pertum buhan yang relatif m elam bat. Perlam batan ini terjadi sebagai dam pak dari ben can a tsun am i dan kr isis n uklir J epan g yang telah m elem ah kan in dustr i

m anufaktur dan sektor usaha di J epang. Hal ini terindikasikan dari Business Act iv ity Index

dan Purchasing M anager’s Index yang cenderung terus m enurun dalam periode bulan Maret

hingga Mei 20 11. Kondisi ini pada gilirannya m en gganggu rantai pasokan m anufaktur global dan m elem ah kan volum e per dagan gan dun ia. Selain itu, sen t im en n egatif per lam batan

ekon om i global juga ber asal dar i ber akh ir n ya pr ogr am Quan t it at iv e Easin g II, b elum

pulihnya kr isis kawasan Eropa yang diperparah dengan penurunan perin gkat utang negara-

negara PIIGS (Port ugal, Ireland, It aly , Greece, an d Sp ain), ser ta krisis politik di MENA

(M iddle East and N orth Africa).

Indikasi perlam batan ekon om i global antara lain ditunjukkan dengan pertum buhan ekonom i J epang pada kuar tal I tahun 20 11 yang ber kontraksi pada level 1,0 persen, jauh m enur un bila dibandingkan dengan kinerja ekonom i pada periode yang sam a tah un sebelum nya yang tum buh 5,6 persen. Kinerja ekonom i Am erika Serikat (AS) pada kuartal I tahun 20 11 tum buh sebesar 2,3 persen atau lebih ren dah bila diban dingkan pertum buhan ekonom i pada kuartal I tahun 20 10 yang m encapai sebesar 2,4 persen. Sedangkan Chin a sebagai m otor Asia, pada kuar tal I tah un 20 11 m encatat pertum buh an sebesar 9,7 persen , m en galam i perlam batan jika dibandingkan den gan per tum buhan pada per iode yan g sam a tahun sebelum n ya yang m encapai 11,9 per sen . Den gan m en dasar kan pada per kem bangan ter kin i, secar a agr egat pertum buhan ekonom i global tahun 20 11 diperkirakan sebesar 4,3 persen atau lebih rendah bila dibandingkan dengan pertum buhan tahun 20 10 sebesar 5,1 persen. Sedangkan, volum e p er da ga n ga n du n ia t ah un 20 11 d ip er kir aka n akan tu m b uh 8 ,2 per sen , m elam b at jika dibandingkan dengan realisasi tahun 20 10 yang m en ingkat sebesar 12,4 per sen.

Pada tahun 20 12, kinerja ekonom i global diperkirakan akan ber ekspansi dan m am pu tum buh setidaknya pada level 4,5 persen. Kondisi ini terutam a dipengaruhi oleh proses pem ulihan ekon om i di J epang pasca gem pa dan penguatan fundam ental ekonom i negara-negara m aju seper ti AS dan kawasan Er opa. H al ini selanjutnya akan m eningkatkan aktivitas industr i

m anufaktur dalam skala global yan g pada gilirann ya m em berikan sentim en positif dalam perkem bangan kinerja sektor keuangan global dan perdagan gan dunia.

Seb a ga i n ega r a d en ga n p er ekon om ia n t er b u ka (op en econ om y ), p er kem b a n ga n d a n din am ika perekonom ian Indon esia tidak bisa dilepaskan dar i setiap per gerakan ekon om i global. Sejalan dengan m em baiknya perekonom ian global, ekonom i In donesia pada tah un 20 10 juga m am pu ber ekspansi pada level 6,1 persen , jauh lebih baik bila dibandingkan dengan realiasinya pada tahun sebelum nya yang tum buh 4,6 persen. Per tum buhan tersebut terutam a didukun g oleh kin er ja investasi yan g tum buh sebesar 8 ,5 persen (y-o-y), m en in gkat bila diban din gkan dengan in vestasi pada tah un sebelum n ya sebesar 3,3 per sen (y-o-y), serta eksp or d a n im p or ya n g m a sin g-m a sin g t u m b u h 14 ,9 p er sen (y-o-y) d an 17,3 p er sen (y-o-y), m en in gka t jika dib a n d in gkan d en ga n kin er ja t ah u n seb elum n ya ya n g m a sih berkontraksi pada level 9,7 persen (y-o-y) dan 15,0 persen (y-o-y).

Di tengah m elam batn ya kondisi ekon om i global dalam paruh pertam a tahun 20 11, ekonom i Indonesia justru cenderung terus berakselerasi. Pada kuartal I tahun 20 11, kin erja ekonom i m am pu berekspansi sebesar 6,5 per sen (y-o-y), jauh m eningkat jika dibandingkan den gan p er iode yan g sam a ta h u n seb elum n ya yan g tu m b u h 5,6 per sen (y-o-y). Per t um bu h a n t e r seb u t d id u ku n g s eca r a p r op or sion a l oleh sem u a s ekt or p en d u ku n gn ya . Da r i sisi per m in taan , kon sum si r um ah tan gga tum buh 4,5 per sen (y-o-y), kon sum si pem er in tah m eningkat 3,0 persen (y-o-y), dan kiner ja investasi naik 7,3 persen (y-o-y). Sedan gkan ekspor dan im por m en catatkan per tum buh an cukup tin ggi, m asin g-m asin g sebesar 12,3 persen (y-o-y) dan 15,6 persen (y-o-y). Sem entar a itu dari sisi pen awaran , sem ua sektor ekonom i m engalam i peningkatan, bahkan beber apa diantar an ya m en galam i akselerasi. Dua sektor padat kerja, yaitu sektor pertanian dan sektor in dustri pengolah an juga tum buh cukup kuat, m a s in g- m a s in g s e b e s a r 3,4 p e r s e n d a n 5,0 p e r s e n . De n ga n m em p e r t im b a n gk a n perkem bangan terkini perekonom ian, secara agregat ekon om i tah un 20 11 diperkirakan akan tum buh sebesar 6,5 persen.

Seir ing den gan akselerasi pertum buhan ekonom i pada par uh pertam a tahun 20 11, stabilitas ekon om i m akro dalam periode tersebut juga relatif ter jaga. H al ini tercerm in dari perger akan n ilai tukar r upiah ter h adap dolar AS yan g cen der un g stabil dan laju in flasi yan g r elatif terkendali. Untuk n ilai tukar rupiah terh adap dolar AS, pergerakan rata-rata selam a bulan J anuari hingga J uni 20 11 m engalam i apreasiasi sebesar 4,81 persen jika dibandingkan dengan r ata-rata periode yan g sam a tahun 20 10 . Sedangkan untuk laju in flasi, secar a kum ulatif h in gga bulan J un i 20 11 telah m en capai 1,0 6 per sen (y-t-d), lebih r en dah diban din gkan den gan per iode yan g sam a tahun sebelum n ya sebesar 2,42 per sen (y-t-d). Mem baikn ya kondisi fun dam ental ekon om i Indon esia dan m en in gkatnya keper cayaan in vestor global telah m em berikan sentim en positif terh adap penguatan rupiah dan laju inflasi dalam beberapa waktu terakh ir .

Sejalan dengan itu, kin erja sektor finan sial dalam paruh per tam a tahun 20 11 juga cukup m enggem bir akan. Arus m odal asing yan g m asuk ke pasar finan sial, baik ke pasar ekuitas m a u p u n p a s a r ob liga s i, t e r u s m e n ga la m i p e n in gk a t a n s e ca r a p e r s is t e n ya n g m en gonfirm asikan bahwa peringkat investasi Indon esia sudah sem akin baik. Untuk pasar ekuitas, tin ggin ya ar us m asuk m odal asin g m en yebabkan in deks h arga sah am gabun gan (IHSG) s.d J uni m enguat 5,0 per sen jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun . Selain

triliun, lebih tinggi bila dibandingkan dengan posisi akh ir tahun 20 10 yang sekitar Rp3.20 0 tr iliun.

Sem entara itu di pasar obligasi, tingginya arus m asuk dan a asing terindikasikan dari posisi

total (out st an ding) dana asing per J uni 20 11 yang m encapai Rp235,0 triliun atau sekitar

3 4 ,0 p e r s e n d a r i p o s isi t o t a l Su r a t Ber h a r ga N ega r a ( SBN ) d o m e s t ik ya n g d a p a t diperdagangkan sebesar Rp691,0 triliun. Porsi kepem ilikan asing per J uni 20 11 ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan posisi per Desem ber 20 10 yang m encapai sekitar 30 ,5 per sen. Tin ggin ya m in at in vestor asin g p ada in str um en SBN tela h m en in gkat kan posisi tawar

Pem erintah, sehingga im bal hasil (y ield) atas SBN pada tahun 20 10 m enjadi yang terendah

sepanjang sejar ah . Im plikasinya, beban pem biayaan (cost of fin ancin g) dalam em isi SBN

yan g ditan ggung APBN pun sem akin m ur ah .

Penguatan sektor finansial juga terlihat dari kinerja perban kan. Hingga Mei 20 11, penyaluran kredit dan penghim punan Dan a Pihak Ketiga (DPK) secara tahunan m asing-m asing tum buh sebesar 23,4 persen dan 19,1 per sen. Sejalan dengan h al tersebut, r ata-rata rasio penyaluran

kredit terh adap DPK (Loan to Deposit Ratio/ LDR) telah m encapai 78,8 persen. Ini m erupakan

suatu pencapaian yang cukup tinggi serta berkon tribusi positif terhadap geliat sektor riil dan pertum buhan ekonom i. Tingginya pen yaluran kredit ini tetap diser tai den gan prinsip keh ati-

hatian (prudential banking) dan penerapan m an ajem en risiko yang baik seh ingga r asio kr edit

ber m asalah (N on Perform ing Loan/ N PL) pun terjaga pada level r endah, yaitu 2,8 per sen.

Kinerja positif tah un 20 11 m em ber ikan pijakan optim istis bagi Pem erin tah dalam m elan gkah di tahun 20 12. Nam un dari sisi risiko, tetap per lu diwaspadai adanya sejum lah risiko yang ber poten si m un cul di tah un 20 12, kar en a bisa m engh am bat kiner ja per ekon om ian serta ber poten si m engganggu likuiditas dan sustain abilitas APBN tahun 20 12. Dari sisi global, beber apa r isiko tah un 20 12, dian tar an ya (a) ken aikan h ar ga m in yak m en tah dun ia dan harga kom oditas pangan yan g terjadi secar a ter us m en erus dalam waktu lam a, (b) belum m eratanya laju pem ulihan ekonom i global, dan (c) m asih derasnya arus m odal jangka pendek yang bisa m enciptakan ketidakseim ban gan likuiditas global. Sedan gkan faktor r isiko dari sisi dom estik, dian tar an ya: (1) m elem ah n ya pem biayaan in fr astr uktur , (2) m en ur un n ya cadangan sum ber energi prim er di In don esia kh ususn ya m inyak m entah, dan (3) kon disi iklim yang sem akin tidak m en entu dan faktor ben can a alam yang in tensitasn ya sem akin sering terjadi dim ana hal ini terkait dengan kondisi geografis Indonesia yang terletak pada salah satu titik r awan bencana paling aktif di dunia. Selain itu, risiko lainnya yang pen ting adalah m en u r un n ya r ealisasi pen er im aan pajak pem er in tah pusat sebagai d am pak dar i kebijakan pengalihan Pajak Bum i dan Bangun an Per desaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta Bea Peroleh an Hak Atas Tan ah dan Bangunan (BPHTB) yang kini hak pungutnya m en jadi hak daerah.

Dengan m em perhatikan kiner ja tahun-tahun sebelum nya, pertum buh an ekonom i kedepan, serta m em per tim bangkan tantangan dan peluang ke depan, or ientasi pem bangunan ekonom i tahun 20 12 diarahkan untuk m enjalankan program akselerasi pengentasan kem iskinan dan peningkatan kesejahteraan m asyarakat sesuai dengan sasar an Rencan a Kerja Pem erintah

(RKP) Tahun 20 12 yang bertem a Pe r c e p a t a n d a n Pe r lu a s a n Pe r t u m b u h a n Ek o n o m i

y a n g B e r k u a li t a s , In k lu s i f, d a n B e r k e a d i l a n b a g i Pe n i n g k a t a n K e s e j a h t e r a a n R a k y a t”. Selan jut n ya, u n tuk m ewujud kan per tum b uh an ekon om i yan g ber akseler at if, in klusif, berkeadilan, dan m em berikan n ilai tam bah optim al bagi m asyarakat, pen ciptaan

pertum buhan ekonom i yang tinggi harus disertai dengan upaya pen ciptaan stabilitas ekonom i yang terjaga pada level keekon om ian agar bisa m en ciptakan keun tungan m aksim al bagi segenap kom pon en m asyarakat.

Dari sisi im plem entatif, guna m endukung terciptanya akselerasi dan stabilisasi ekonom i di tah un 20 12, orientasi pem bangunan nasional akan tetap dilaksanakan dengan pendekatan

p ro-grow t h, p ro-job, p ro-p oor, dan p ro-en v ir on m en t . Adapun or ien tasi pem b an gun an

n a sion a l a ka n d ija b a r ka n ke d a la m em p a t t a t a n a n k eb ija ka n im p lem en t a t if, ya it u : ( a ) p e r ce p a t a n d a n p e r lu a s a n p e m b a n gu n a n ek o n o m i I n d o n e s ia ; ( b ) p e r cep a t a n pem ban gunan Papua, Papua Barat, dan Nusa Ten ggara Tim ur; (c) pelaksan aan program klaster em pa t; d an (d) keb ijakan p en in gkat an kesem pa ta n ker ja. Selain it u, b eb er ap a k eb ija ka n s t r a t egis ya n g a ka n d ila ks a n a ka n p a d a t a h u n 2 0 12 , d ia n t a r a n ya a d a la h pen in gkat an kom peten si in du st r i dom estik, pen gu ata n skem a ker ja sam a p em bia ya an investasi dengan swasta, perbaikan kinerja perdagangan internasional, penguatan daya beli m asyarakat, dan perbaikan iklim investasi, baik di sektor keuangan m aupun sektor r iil. Sejalan den gan sasaran dan orientasi pem bangunan nasion al di atas, Pem erintah juga telah m en etapkan 11 (sebelas) pr ior itas pem ban gunan nasion al dan 3 (tiga) pr ioritas n asional lain nya. Adapun, kesebelas prioritas pem bangunan nasional tahun 20 12 adalah: (1) refor m asi birokrasi dan tata kelola; (2) pen didikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kem iskinan; (5) ketah an an pan gan ; (6) in frastruktur ; (7) iklim in vestasi dan iklim usah a; (8 ) en ergi; (9) lin gkun gan hidup dan pengelolaan ben cana; (10 ) daerah ter tinggal, ter depan, ter luar , dan pasca konflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Sedangkan tiga pr ior itas n asion al lain n ya, yaitu: (a) bidan g politik, h uku m , dan keam an an ; (b) bidan g perekonom ian; dan (c) bidang kesejah teraan r akyat.

Kebijakan infr astr uktur sebagai salah satu program prioritas n asional di tahun 20 12 akan diar ahkan terutam a un tuk m endukung program ketahanan pan gan dan penguatan sektor en er gi. Ter kait den gan pr ogr a m keta h an a n p an gan , pem ban gun an d an pen gem b an gan in frastr uktur akan ber or ientasi pada pen ingkatan kualitas sistem jar in gan yan g m am pu

m enghubungkan antarwilayah (dom estic con nectiv it y ) secara lebih efektif dan efisien, serta

m en ja m in ter sed ian ya pasoka n b ar a n g h in gga ke wilaya h -wila yah ter pen cil di selur uh I n d on esia . H a l in i d im a k su d ka n a ga r m a m p u m e n ja ga st a b ilit a s h a r ga b a r a n g d a n m eningkatkan daya beli m asyarakat. Sem entara itu, terkait dengan penguatan sektor energi, pem bangunan dan pen gem bangan infrastruktur akan diarahkan untuk m em per kuat inovasi

baru dalam bidang energi terbarukan (ren ew able energy ). Selain itu, juga diarahkan untuk

m eningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pem anfaatan sum ber energi prim er sekaligus m em ber ikan daya dukung ter hadap progr am penurun an em isi karbon.

Sem entara itu, dalam rangka m em itigasi dan m enim inalkan dam pak negatif dari berbagai risiko yang akan dihadapi kedepan, Pem erintah m enyiapkan sejum lah instrum en proteksi,

term asuk penciptaan sistem peringatan dini (early w arning sy stem ). Khusus untuk m en jaga

stabilitas sistem keuangan, telah dipersiapkan pula skenario pengam bilan tin dakan (crisis

m anagem ent protocol) dalam hal r isiko yang ter jadi berdam pak luas kepada perekonom ian

dan m engar ah pada ter jadinya krisis ekon om i. Sedangkan, un tuk m enjaga sustain abilitas fiska l d ar i kem un gkin a n t er ja d in ya ber b aga i r isiko b ur uk, da la m RAP BN 20 12 tela h dicadan gkan dan a risiko fiskal. Dana ini pada dasar nya dipergun akan sebagai penyan gga

(buffer) apabila risiko yang terjadi berpengaruh negatif terhadap perubahan asum si m akro

Den gan m endasarkan pada ber bagai sasar an dan prioritas pem ban gun an nasion al tahun 2 0 12 ser t a d en ga n m em p er t im ba n gka n b er ba ga i r isiko d i a t as, Ra n can gan An gga r a n Pen dapatan dan Belan ja Negar a (APBN) tah un 20 12 sebagai in str um en utam a kebijakan fiskal disusun den gan postur dan struktur sebagai berikut: (1) Pendapatan negara dan h ibah direncanakan m en capai Rp1.292,9 triliun atau m eningkat 10 ,5 per sen dar i sasaran APBN Perubahan (APBN-P) tahun an ggaran 20 11, dan (2) belanja n egara direncanakan m encapai Rp1.418 ,5 tr iliun , yan g ber ar ti m en ingkat 7,4 per sen dar i pagu yan g dian ggarkan dalam AP BN -P 2 0 11. Bela n ja n e ga r a t er s eb u t , a k a n d ia lok a s ik a n u n t u k a n gga r a n b ela n ja pem erintah pusat sebesar Rp954,1 triliun dan anggaran transfer ke daerah sebesar Rp464,4 tr iliun. Dengan , defisit an ggar an pada tah un 20 12 diperkir akan m encapai Rp125,6 triliun atau sekitar 1,5 persen terhadap PDB.

Dokumen terkait