• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Seni Islam pada Abad Pertengahan

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Keadaan sosial politik pada abad pertengahan berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam. Hancurnya Kota Bagdad beserta hasil-hasil penelitian yang tersimpan di perpustakaan menghentikan perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, terbunuhnya para ilmuwan muslim oleh pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan juga berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kaum muslimin yang pada abad sebelumnya menjadi ikon ilmu penge- tahuan tidak lagi dapat mempertahankannya.

Geliat kebangkitan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan dimulai dengan munculnya kesultanan-kesultanan Islam. Tiga kesultanan besar, yaitu Kesultanan Usmani di Turki, Kesultanan Safawi di Persia, dan Kesultanan Mogul di India memacu kebangkitan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan. Hal ini dikuatkan dengan bergesernya pandangan para penganut tasawuf terhadap kehidupan duniawi dan ilmu penge- tahuan. Perlu diketahui, para penganut tasawuf pada awalnya lebih me- nekankan perhatiannya pada sisi spiritual dan ketenangan diri. Ibnu Taimiyah merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam mengubah pandangan para pengikut tasawuf.

Kairo menjadi tempat pelarian para ilmuwan Bagdad dari serangan pasukan Mongol. Di Kairo para pelarian dari Bagdad mengembangkan ilmu pengetahuan. Muncullah ilmu astronomi, sejarah, kedokteran, ilmu agama, dan beberapa cabang ilmu lainnya. Selain itu, kondisi ini juga memunculkan nama-nama tokoh dalam bidang ilmu pengetahuan. Muncullah nama Nasiruddin at-Tusi dalam bidang astronomi. Dalam bidang matematika dikenallah nama Abu al-Faraj al-Ibry. Dalam bidang kedokteran dikenal nama Abu al-Hasan Ali Nafis yang berhasil menemu- kan peredaran darah paru-paru manusia.

Dalam bidang ilmu agama dikenal nama Ibnu Taimiyah (reformis pemikiran Islam). Dalam bidang ilmu-ilmu Al-Qur’an dikenal nama Jalaluddin as-Suyuti dan Ibnu Hajar al-Asqalani dalam bidang hadis. Dalam bidang sejarah dan sosiologi dikenal nama Ibnu Khaldun. Ibnu Batutah mendapat julukan ”Pengembara Islam”.

Pada saat itu Universitas al-Azhar yang dibangun pada masa pemerin- tahan Dinasti Fatimiyah dibuka kembali. Al-Azhar direnovasi agar menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Al-Azhar selama abad per- tengahan menjadi tempat berguru banyak ulama dari seluruh dunia.

Tradisi keilmuwan berlanjut di Persia. Munculnya Kesultanan Safawi memacu bangkitnya ilmu pengetahuan. Para penguasa Kesultanan Safawi memiliki per- hatian terhadap ilmu pengetahu- an. Isfahan menjadi kota penting dalam pengembangan ilmu pe- ngetahuan. Muncul nama-nama tokoh besar seperti Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad, Bahauddin al-Sirazy, dan Sadaruddin al-Sirazy.

2. Seni dan Arsitektur

Pada abad pertengahan juga terjadi kebangkitan di bidang seni dan arsitektur. Nama Jalaluddin Rumi yang bernama lengkap Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qanuwi muncul pada abad pertengahan dalam bidang seni. Karya Jalaluddin Rumi adalah Diwani Syamsi Tabriz dan al-Masnawi. Karya lain Jalaluddin Rumi meliputi

Maqalati Syamsi Tabriz, Rubaiyyat, Fihi Ma Fihi, dan Maktubat. Dalam karya- karyanya Jalaluddin Rumi menyampaikan ajaran-ajaran tasawuf yang dikenal sebagai aliran sufi Maulawiyah. Di India muncul nama Malik Muhammad Jayarai dengan karyanya Padmawat yang mengandung pesan kebajikan.

Seni kaligrafi juga mengalami perkembangan pada abad pertengahan. Kaligrafi adalah seni menulis indah. Melalui seni kaligrafi umat Islam mengeksplorasi keindahan bentuk huruf Arab. Huruf Arab sangat lentur dan artistik sehingga dapat menjadi bahan seni kaligrafi. Media yang dipergunakan untuk mengembangkan seni kaligrafi pada abad pertengahan meliputi kertas, pintu, jendela, dinding bangunan, dan ber- bagai media lain. Bangunan-bangunan pada abad pertengahan dihiasi dengan seni kaligrafi indah. Masjid, istana, makam, perpustakaan, sekolah, dan berbagai fasilitas umum lainnya menjadi media seni kaligrafi.

Sumber: omniplan ▼ Gambar 6.6

Universitas al-Azhar selama abad pertengahan telah menjadi pusat pendidikan di dunia.

Seni arsitektur tidak mau ketinggalan. Masjid, istana, dan berbagai bangunan lain tidak luput dari sentuhan arsitektur yang berkembang saat itu. Saat itu arsitektur yang berkembang merupakan perpaduan antara Romawi,Yunani, Arab, dan Persia. Beberapa masjid yang dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Usmani berarsitektur indah seperti Masjid Sulaiman, Masjid Muhammad al-Fatih, Masjid Salim, dan beberapa masjid lain. Seni arsitektur juga merambah makam termasuk Taj Mahal di India yang dibangun pada saat Syah Jehan memerintah Kesultanan Mogul.

3. Perkembangan Ilmu Tasawuf

Salah satu perkembangan penting yang terjadi pada masa abad pertengahan adalah berkembangnya aliran tasawuf di kalangan umat Islam. Kehancuran Bagdad akibat penyerbuan Hulagu Khan membuat umat Islam mengalami kemandegan ilmu pengetahuan. Kemandegan ini membuat gerak keilmuan umat Islam terhenti di sebagian besar wilayah yang dihuninya. Umat Islam pun berpaling dari ilmu pengetahuan kepada ilmu tasawuf yang menawarkan kedamaian hati bersama Allah Swt. Dalam keadaan ini, ilmu tasawuf dengan berbagai alirannya pun ber- kembang pesat di kalangan umat Islam. Hal ini ditandai dengan muncul- nya berbagai aliran tasawuf di hampir seluruh kawasan umat Islam. Inilah perkembangan ilmu pengetahuan dan seni yang ada dalam komunitas muslim abad pertengahan. Meskipun ilmu pengetahuan Islam ber- kembang di berbagai daerah, akan tetapi secara umum, gerak ilmu pengetahu- an berhenti berganti dengan corak tasawuf yang kental. Inilah yang pada akhirnya membuat umat Islam terpuruk di hadapan umat lain, yaitu bangsa Eropa.

Bangsa Eropa yang tadinya belajar kepada ilmuwan Islam berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh. Dengan kemajuan itu, Bangsa-bangsa Eropa menyerang dan menjajah umat Islam di hampir seluruh penjuru bumi. Termasuk di dalamnya, kaum muslimin di Indonesia yang dijajah oleh bangsa Portugis dan Belanda. Penindasan dan penjajahan itu menjadi dasar dan awal kebangkitan Islam di abad modern.

Salah satu faktor kemunduran umat Islam di abad pertengahan adalah terpuruknya kaum muslimin di bidang ilmu pengetahuan. Hal ini merupakan pelajaran berharga yang dapat kita ambil untuk kehidupan di masa depan. Oleh karena itu, dalam kegiatan kali ini Anda diajak untuk meningkatkan gairah ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam, khususnya dalam diri Anda dan lingkungan sekitar.

Buatlah satu karya asli Anda. Anda dapat membuat karya apa pun yang Anda inginkan. Setelah selesai, sampaikanlah di depan kelas. Apabila karya Anda berupa suatu barang, jangan lupa menyertakan bahan dan cara membuatnya.

Ketertinggalan umat Islam pada abad pertengahan sebenarnya masih terasa hingga pada masa kita saat ini. Untuk menjawab ketertinggalan itu, tidak ada cara lain yang dapat kita lakukan selain meningkatkan kompetensi kita selaku umat Islam. Untuk itulah Anda diajak untuk membiasakan kebiasaan-kebiasaan unggul dalam kehidupan Anda sehari- hari.

Beberapa kebiasaan unggul yang perlu kita biasakan sebagai berikut.

1. Sangat bergairah terhadap ilmu pengetahuan.

2. Disiplin waktu dan pekerjaan.

3. Memiliki pandangan jauh ke depan dan cita-cita setinggi langit.

4. Siap bekerja keras dan bekerja cerdas.

5. Tidak mudah putus asa dan menyerah pada keadaan.

1. Sejarah Islam abad pertengahan tidak lepas dari keadaan setelah hancurnya ke-

khalifahan Islam Abbasiyah di Bagdad pada tahun 1258 Masehi oleh tentara Hulagu Khan.

2. Setelah Bagdad hancur, kondisi umat Islam terpuruk hingga titik terendah sebelum

akhirnya bangkit kembali di berbagai kawasan dengan munculnya kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India.

3. Ketiga kerajaan tersebut berdiri sendiri dan mengembangkan kebudayaan serta ilmu

pengetahuan sendiri.

4. Seiring dengan kemajuan Eropa, kaum muslimin di setiap kerajaan tersebut terpuruk

dan menjadi negara jajahan Eropa.

5. Keterpurukan kaum muslimin di abad pertengahan menjadi awal kebangkitan Islam di

abad modern hingga saat ini. Proses kebangkitan tersebut masih terus berlangsung dan menunggu peran serta setiap warga umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Keterpurukan umat Islam bukanlah semata akibat ketamakan orang lain. Kesalahan diri kita sendiri yang menjadi faktor utama keterpurukan. Hal ini berlaku bagi setiap manusia dan setiap bangsa. Meski hal ini bukan berarti nasib manusia pasti ditentukan oleh dirinya sendiri, akan tetapi kita tidak dapat menyalahkan orang lain atas keterpurukan kita. Kita sendirilah yang harus memperbaiki keadaan kita.

Ingatlah pernyataan Allah, Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu

kaum hingga dia berusaha mengubah keadaan dirinya sendiri. Oleh karena itu, kapankah kita berhasil dan jaya? Jawabnya ada pada diri kita sendiri.