• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surah Ar-Ru-m [30] Ayat 41–42 tentang Kerusakan Alam oleh Manusia

Z.aharal-fasa-du fil-barri wal-bah.ri bima- kasabat aidin-na-si liyuz.i-qahum ba‘d.al- laz.i- ‘amilu- la’allahum yarji‘u-n(a). Qul si-ru- fil-ard.i fanz.uru- kaifa ka-na ‘a-qibatul-laz.i-na min qabl(u), ka-na aks.aruhum musyriki-n(a).

Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), ”Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang- orang yang mempersekutukan (Allah).” (Q.S. ar-Ru-m [30]: 41–42)

1. Kosakata

: tampak : kerusakan : darat : laut : mereka perbuat : tangan-tangan manusia

: Allah menghendaki agar mereka merasakan : perbuatan mereka

: semoga mereka : kembali

: bepergianlah : di bumi : lalu lihatlah : bagaimana : adalah kesudahan : orang-orang : yang dahulu/sebelumnya : kebanyakan dari mereka

: orang-orang yang mempersekutukan (Allah)

2. Penerapan Ilmu Tajwid

Dalam Surah ar-Ru-m [30] ayat 41–42 di depan terdapat beberapa bacaan tajwid sebagai berikut.

a. Gunnah

Bacaan gunnah terjadi jika ada nun atau mim bertasydid. Cara membaca bacaan gunnah yaitu mendengung. Pergunakan bacaan gunnah untuk membaca kalimat .

b. Ikhfa’ Syafawi

Bacaan ikhfa’ syafawi terjadi jika ada mim sukun bertemu dengan huruf ba. Cara membaca bacaan ikhfa’ syafawi yaitu samar-samar di bibir atau agak didengungkan. Terapkan pada kalimat .

c. Izhar Syafawi

Bacaan izhar syafawi terjadi jika ada mim sukun bertemu dengan huruf hijaiah selain ba dan mim. Cara membacanya jelas. Contoh,

d. Mad T.abi’i

Bacaan mad t.abi’i terjadi jika ada ya sukun didahului harakat kasrah, alif didahului harakat fathah, dan wau sukun didahului harakat dammah. Cara membacanya panjang dua harakat. Hukum bacaan mad t.abi’i paling sering ditemui dalam Al-Qur’an. Contoh,

dan .

e. Mad Arid Lissuku-n

Bacaan mad arid lissukun terjadi jika ada mad tabi’i dan diwaqafkan. Cara membacanya panjang dua, empat, atau enam harakat. Terapkan untuk membaca kalimat dan .

3. Isi Kandungan Surah Ar-Ru-m [30] Ayat 41–42

Setiap manusia mengemban tugas mulia dari Allah Swt., yaitu sebagai khalifah di bumi. Manusia diberi tugas untuk mengurus dan melestarikan alam. Manusia diperintahkan mengambil manfaat dari alam, tetapi harus tetap menjaga kelestariannya.

Dalam ayat 41 Surah ar-Ru-m [30] Allah Swt. menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan laut akibat ulah tangan manusia. Kerusakan alam yang terjadi di muka bumi merupakan buah dari perbuatan manusia. Manusia mengeksploitasi kekaya- an alam tanpa memikirkan akibatnya. Hal ini dapat kita temukan dari berbagai kasus, misalnya hutan yang gundul, pen- cemaran air, pencemaran udara, dan matinya satwa-satwa.

Hutan menjadi gundul karena keserakahan manusia. Manusia menebang pepohonan di hutan tanpa mau menanamnya kembali. Demikian juga jika membuang sampah ke sungai atau selokan dapat menyumbat air. Hutan yang gundul dan sungai yang tersumbat akan menyebabkan banjir dan tanah longsor. Bencana banjir dan tanah longsor ini pasti merugikan manusia, baik moril maupun materiil. Puluhan bahkan ratusan jiwa dapat melayang karena bencana ini.

Kerusakan tidak hanya terjadi di darat. Akan tetapi, kerusakan juga di laut. Air laut yang seharusnya bersih dapat berubah menjadi kotor karena limbah yang mencemarinya. Akibatnya, ikan-ikan dan binatang lain yang sangat tergantung pada kelestarian air laut menjadi terancam.

Sumber: muhtadi71.files.wordpress.com

▼ Gambar 7.2

Kerusakan di muka bumi akibat ulah tangan manusia; limbah yang merusak ekosistem di sungai.

Hal-hal yang diuraikan di depan berupa kerusakan secara fisik. Selain itu, ada juga kerusakan berupa moril. Perilaku yang bertentangan dengan syariat-Nya merupakan contoh kerusakan berupa moril. Demikian juga perbuatan melampaui batas dan melanggar larangan-Nya. Sikap-sikap yang dianggap rusak ini juga sering dilakukan oleh umat manusia.

Bencana yang terjadi di muka bumi merupakan kehendak Allah Swt. agar manusia merasakan akibat perbuatannya dan kembali ke jalan yang benar. Dengan adanya bencana seharusnya menjadi pelajaran bagi manusia agar selalu menjaga kelestarian bumi. Kerusakan di bumi harus segera dihentikan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti merawat bumi dengan baik, tidak mengeksploitasi lingkungan, dan menunjukkan akhlak yang baik terhadap sesama manusia dan makhluk- makhluk lain. (Hamka. 2006. Halaman 94)

Dalam ayat 42 Surah ar-Ru-m [30] Allah Swt. memerintahkan kepada manusia agar melakukan perjalanan di muka bumi. Perjalanan ini dimaksudkan untuk melihat akibat yang menimpa orang-orang yang berbuat kerusakan. Mereka menerima balasan yang sesuai dengan perbuatannya. Kaum Nabi Nuh a.s. musnah diterpa bencana banjir karena berbuat merusak. Kaum Nabi Lut a.s. dimusnahkan oleh Allah Swt. karena melampaui batas (perilaku seksual). Peristiwa yang menimpa umat-umat terdahulu tersebut hendaknya dapat kita jadikan sebagai pelajaran. Jika kita melakukan perbuatan yang melampaui batas, kita juga dapat menerima balasan sebagaimana yang menimpa umat terdahulu.

Perbuatan merusak dan melampaui batas terhadap alam ini sering dilakukan oleh orang-orang musyrik. Orang-orang musyrik tidak mempercayai Tuhan sehingga mereka tidak memiliki kontrol dalam menjalani hidupnya. Mereka berbuat sekendak hati, asal menguntungkan. Mereka tidak pernah memikirkan bahwa akibat dari perbuatan merusak tersebut akan merugikan orang lain sehingga dilaknat oleh Allah Swt.

Islam mengajarkan umatnya agar menjaga lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai ibadah yang dilaksanakan umat Islam. Sebagai contoh Dalam ibadah haji, para jamaah haji dilarang menebang pohon dan membunuh hewan. Hal ini mengajarkan kepada kita agar selalu menjaga kelestarian lingkungan alam. Pepohonan yang ditebangi dan hewan-hewan yang diburu dapat merusak ekosistem.

Sumber: citizenimages.kompas.com

▼ Gambar 7.3

Salah satu cara menjaga kelestarian lingkungan dengan membersihkan lingkungan dari sampah.

Melestarikan lingkungan dapat dimulai dengan melakukan hal-hal yang sederhana. Misalnya tidak membuang sampah sembarangan, menyiram bunga, merawat hewan peliharaan, dan menanam pepohonan. Semua itu merupakan perbuatan yang mungkin tidak sulit bagi kita, tetapi membawa dampak yang positif bagi alam.

Lingkungan yang terjaga mendatangkan manfaat bagi manusia. Manusia dapat memperoleh kebutuhan hidupnya dari alam sekitar. Tidak berbuat kerusakan di muka bumi juga dapat dilakukan dengan senantiasa menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Dengan berpegang teguh terhadap syariat-Nya kita akan selamat di dunia dan akhirat serta tidak akan mengalami nasib sebagaimana umat terdahulu yang melampaui batas.

Bacalah Surah ar-Ru-m [30] ayat 41–42! Bacalah bersama teman sebangku Anda dengan cara saling menyimak. Jika Anda yang membaca, teman Anda yang menyimak. Jika teman Anda yang membaca, Anda yang menyimak. Perhatikan makhraj huruf dan bacaan tajwid yang ada di dalamnya. Jika Anda telah yakin bacaannya benar, majulah ke depan kelas dan bacalah ayatnya dengan suara nyaring.

Setelah praktik membaca ini Anda lakukan, lanjutkan dengan mencari referensi tentang tata cara menjaga lingkungan yang diajarkan Islam. Anda dapat menemukannya di berbagai sumber seperti kitab fikih, hadis, atau ensiklopedi. Anda dapat pula menemukannya dengan mengunduh data dari internet.

B. Surah Al-A‘ra-f [7] Ayat 56–58 tentang Larangan Berbuat