• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 74-79)

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

73

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran adalah sistem yang berkaitan dengan kegiatan pemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lain yang melibatkan berbagai komponen sistem pembayaran. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran tunai, kliring, maupun

Real Time Gross Settlement (RTGS). Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

nasional baik tunai maupaun non tunai merupakan salah satu tugas Bank Indonesia yang diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang-undang Republik Indonesia No.6 tahun 2009. Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar (clean money policy). Sementara itu kebijakan di bidang instrumen pembayaran non tunai tetap diarahkan untuk menyediakan sistem pembayaran yang efektif, efisien, aman dan handal dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan konsumen. Sebagai representasi Bank Indonesia di daerah, fungsi mengatur kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai di Sulawesi Utara dijalankan oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Manado.

Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, selama triwulan IV-2010 transaksi sistem pembayaran di Sulawesi Utara mengalami peningkatan, baik pada sistem pembayaran tunai maupun non tunai. Pada sistem permbayaran tunai, peningkatan ini dapat terkonfirmasi dari tingginya aktivitas transaksi tunai yang mencatat net outflow. Sementara pada pembayaran non tunai, peningkatan ini tercermin dari naiknya nilai dan volume transaksi kliring dan RTGS. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin menggeliatnya perekonomian di Sulawesi Utara selama periode laporan.

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

5.1.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow)

Aktivitas transaksi tunai di Sulawesi Utara yang dilakukan melalui Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2010 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan IV-2009. Peningkatan transaksi pembayaran tunai ini tercermin pada kenaikan jumlah uang kartal yang dikeluarkan Kantor Bank Indonesia Manado (outflow) pada triwulan IV-2010 sebesar 208,98 miliar, naik sebesar 30,4% dari Rp687,38 miliar pada triwulan IV-2009 menjadi

74

(Dalam ribuan)

MASUK KELUAR MASUK KELUAR

UK 100,000 11,321,100 - 13,567,900 -50,000 9,479,850 - 8,399,550 -20,000 8,240 5,980,620 65,340 5,839,940 10,000 9,080 4,583,810 55,750 6,234,010 5,000 1,010 4,103,380 42,325 4,869,335 2,000 - 4,389,484 7,922 3,226,592 1,000 155 1,511,492 27,396 1,678,742 500 250 - 119 -100 17 - 1 -SUB JUMLAH 20,819,702 20,568,786 22,166,302 21,848,619 UL 1,000 20 - 162 5,040 500 2,108 136,950 3,761 159,000 200 400 57,601 991 91,200 100 338 49,400 389 51,800 50 20 9,850 54 16,000 25 - - - -SUB JUMLAH 2,885 253,801 5,357 323,040 JUMLAH 20,822,587 20,822,587 22,171,659 22,171,659 PECAHAN 2009 2010

Rp896,36 miliar pada periode laporan. Sementara itu, aliran uang kartal yang masuk dari masyarakat dan perbankan ke Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2010 hanya tercatat sebesar Rp383,40 miliar.

Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada pada kondisi net outflow sebesar Rp512,96 miliar atau meningkat 13,28%, lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp452,84 miliar. Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kebutuhan akan uang tunai menjelang perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta perayaan menjelang tahun baru 2011. Hal ini juga terindikasi dari jumlah penukaran uang pecahan kecil di loket KBI Manado selama periode 1 bulan menjelang hari raya Natal yang tercatat sebesar Rp22,17 miliar, meningkat sebesar 6,48% dibandingkan periode yang sama di tahun 2009.

Tabel 5.1.

Data Penukaran Uang Kartal 1 Bulan Menjelang Natal di Kantor Bank Indonesia Manado

Secara bulanan, net outflow tertinggi terjadi pada Desember 2010 sebesar Rp420,15 miliar, selanjutnya pada November 2010 yang tercatat sebesar Rp160,25 miliar. Sementara, pada Oktober 2010 aliran kas mengalami net inflow sebesar Rp67,44 miliar. Uang masuk yang lebih tinggi pada Oktober 2010 merupakan efek musiman dari tingginya aliran uang keluar pada triwulan III-2010 sebagai konsekuensi dari perayaan Idul Fitri.

75 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 Inflow (+) 613 160 122 235 617 303 482 383 Outflow (-) -18 -355 -235 -687 -0.77 -525 -799 -896 Net Flow 595 -195 -113 -453 616 -222 -317 -513 (1,000) (800) (600) (400) (200) -200 400 600 800 miliar Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 Inflow 613 160 122 235 617 303 482 383 PTTB 53 78 490 209 261 297 309 474 Rasio 8.57 49.00 402.99 89.15 42.35 97.86 64.11 123.68 -40 80 120 160 200 240 280 320 360 400 440 -100 200 300 400 500 600 700 Miliar % Grafik 5.1.

Netflow Aliran Kas Uang Kartal KBI Manado

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar

Dalam melaksanakan strategi clean money policy, Bank Indonesia Manado melaksanakan kegiatan pemusnahan uang yang sudah tidak layak edar, dengan melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap uang kartal yang telah lusuh/rusak. Proses pemusnahan tersebut telah dilakukan dengan prosedur dan pengawasan yang ketat terhadap tingkat kelusuhan uang yang dapat dimusnahkan.

Selama triwulan IV-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 123,68%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat 89,15%. Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan adalah sebesar Rp474,17 miliar atau naik 126,77% (yoy). Budaya dan perilaku masyarakat yang kurang baik dalam memperlakukan uang kertas seperti melipat, mengokot (men-staples), meremas dan mencorat-coret akan mempercepat kelusuhan uang kertas. Selain itu, karena faktor iklim tropis yang lembab juga akan mempercepat tingkat kelusuhan uang kertas.

Grafik 5.2.

Rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Terhadap Inflow

76 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 Inflow 621 542 645 629 672 547 726 649 Outflow -443 -611 -566 -673 -537 -586 -652 -716 Netflow 178 -69 80 -44 135 -39 74 -67 -800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800 . Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 Inflow 57 27 40 108 40 39 24 20 Outflow -39 -78 -63 -111 -50 -97 -105 -131 Netflow 18 -51 -23 -3 -11 -58 -81 -110 -150 -100 -50 0 50 100 150

5.1.3. Perkembangan Kas Titipan

Dalam perannya sebagai regulator di daerah yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan kebutuhan uang yang layak edar bagi masyarakat di wilayahnya, Kantor Bank Indonesia Manado melakukan kegiatan kas titipan. Kegiatan kas titipan ini dilakukan khususnya untuk daerah yang lokasinya cukup jauh dari Kantor Bank Indonesia. Penyelenggaraan kegiatan kas titipan ini dilakukan Kantor Bank Indonesia Manado bekerjasama dengan salah satu bank umum di wilayah Gorontalo dan Tahuna.

Grafik 5.3.

Netflow Kas Titipan KBI Manado di Gorontalo

(Rp. Miliar)

Seperti halnya aliran uang kartal di KBI Manado, kondisi aliran kas titipan di Gorontalo menunjukkan posisi net outflow. Sepanjang triwulan IV-2010 posisi aliran kas titipan Gorontalo menunjukkan nilai net outflow sebesar Rp66,98 miliar. Net outflow yang terjadi selama triwulan laporan lebih disebabkan oleh pola musiman setelah pada triwulan sebelumnya terjadi inflow yang cukup tinggi.

Grafik 5.4.

Netflow Kas Titipan KBI Manado di Tahuna (Rp. Miliar)

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

77 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 - Rp100.000,- 2 1,014 14 1 14 5 4 18 14 0 94 35 - Rp50.000,- 17 19 16 135 23 12 6 15 19 3 10 8 - Rp20.000,- 6 0 1 0 3 0 4 10 0 0 2 6 - Rp10.000,- 0 2 2 0 0 0 0 2 1 0 0 0 - Rp5.000,- 0 0 0 0 1 1 0 2 3 0 0 0 - Rp1.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 25 1,035 33 136 41 18 14 47 37 3 106 49 2009 2008 Pecahan 2010

Selain di Provinsi Gorontalo, kas titipan juga terdapat di Kota Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Secara historis, kegiatan kas titipan Tahuna cenderung mengalami net

outflow (kecuali pada awal tahun). Pada triwulan IV-2010, kas titipan di Tahuna mengalami net outflow sebesar Rp110,10 miliar atau meningkat signifikan dibandingkan triwulan yang

sama tahun sebelumnya (Rp3,49 miliar). Kondisi net outflow yang terjadi di khasanah titipan di Tahuna mengindikasikan perkembangan pembangunan yang cukup pesat antara lain pembangunan sarana/prasarana pengaman pantai, pembangunan rumah khusus, pembangunan prasarana dermaga penyeberangan dan pembangunan prasarana bandar udara, yang mendorong bergairahnya aktivitas perekonomian di daerah tersebut.

5.1.4. Penemuan Uang Palsu

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2010 menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2010 tercatat sebanyak 49 lembar yang terdiri dari 35 lembar uang pecahan Rp100.000,00, 8 lembar uang pecahan Rp50.000,00, dan 6 lembar uang pecahan Rp20.000,00.

Tabel 5.2.

Temuan Uang Palsu di Wilayah Kerja KBI Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado, diolah

Terjadinya peningkatan temuan uang palsu merupakan dorongan bagi Bank Indonesia untuk terus berupaya meminimalisir pergerakan pelaku pemalsuan uang melalui kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Kegiatan sosialisasi tidak hanya dilakukan di Kantor Bank Indonesia, kalangan perbankan, di instansi-instansi pemerintah daerah, akademisi dan sekolah-sekolah namun juga dilakukan di pusat perbelanjaan dan sentra perekonomian di kota Manado. Hal tersebut dilakukan mengingat pusat perbelanjaan juga sangat rentan terhadap kegiatan peredaran uang palsu karena tingginya tingkat perputaran uang yang digunakan untuk melakukan transaksi. Selain itu, secara represif pihak Bank Indonesia juga menjalin kerjasama dengan pihak Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dalam upaya

78 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Perputaran Kliring a. Lembar 72,982 79,557 82,114 84,032 75,799 80,399 82,862 89,523 b. Nominal (Rp miliar) 1,497 1,626 1,722 1,860 1,658 1,674 1,914 2,083

Rata-rata perputaran kliring per hari

a. Lembar 1,236 1,282 1,369 1,384 1,221 1,299 1,315 1,400 b. Nominal (Rp miliar) 25.40 26.17 28.72 30.71 26.73 27.08 30.39 32.52

Persentase rata-rata penolakan

a. Lembar (%) 0.99 0.96 1.06 1.33 1.02 2.16 1.72 1.33 b. Nominal (%) 0.91 1.08 1.27 1.45 1.01 2.44 1.54 1.82

2010

KETERANGAN 2009

penanganan proses hukum. Peran serta aktif masyarakat bersama dengan pihak kepolisian diperlukan untuk dapat membongkar sejumlah kasus pemalsuan uang di Sulawesi Utara.

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 74-79)