0
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Sulawesi Utara
Triwulan IV 2010
1
Kata Pengantar
Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 6 Tahun 2009 , dijelaskan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI Manado dituntut
berperan sebagai yang diharapkan mampu
memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat kesejahteraan dan kemiskinan serta prospeknya ekonomi di triwulan mendatang.
Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.
Manado, 31 Desember 2010
BANK INDONESIA MANADO
Ramlan Ginting Pemimpin
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR halaman 1
DAFTAR ISI halaman 2
RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 5
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 15 Sisi Permintaan halaman 15 Sisi Penawaran halaman 25
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 35 Inflasi Tahunan (yoy) halaman 35 Inflasi Triwulanan (qtq)
Inflasi Bulanan (mtm) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi
halaman 36 halaman 37 halaman 39
Boks 1. Gerakan Menyentuh Tanah: Sinergi Sulawesi Utara Dalam Upaya Pengendalian Inflasi Daerah
halaman 43
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 45 Struktur Aset Perbankan halaman 46 Perkembangan Kantor Bank halaman 46 Perkembangan Bank Umum Konvensional
Stabilitas Sistem Perbankan Perkembangan Perbankan Syariah Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat
halaman 46 halaman 53 halaman 57 halaman 58
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 61 Dana Perimbangan di Sulawesi Utara halaman 62 APBD di Tingkat Provinsi halaman 64 Boks 2. Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara
halaman 68
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 73 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai halaman 73 Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai halaman 78
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
3 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah halaman 81
Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat halaman 84
PROSPEK PEREKONOMIAN halaman 89 Prospek Ekonomi Makro halaman 89 Prakiraan Inflasi halaman 92 Prospek Perbankan Halaman 94
4
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Kantor Bank Indonesia Manado Jl. 17 Agustus No. 56
Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933
Email : [email protected]
;
[email protected];
[email protected]website : www.bi.go.id
Publikasi ini dapat diunduh dalam bentuk softfile pada:
5
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perkembangan Makro Ekonomi Regional
Masih berlanjutnya proses pemulihan ekonomi global turut mendukung kinerja perekonomian domestik. Selama triwulan IV-2010, pemulihan ekonomi yang lebih kuat masih ditunjukkan oleh negara emerging market ditopang oleh konsumsi domestik yang solid dan kinerja eksternal yang membaik. Kondisi tersebut memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi di dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2010 mengalami peningkatan yang didorong oleh membaiknya kinerja investasi, stabilnya konsumsi rumah tangga, serta masih tingginya permintaan eksternal. Kinerja ekspor diperkirakan masih akan tumbuh tinggi searah dengan membaiknya perekonomian global dan dukungan peningkatan harga komoditas
Meningkatnya konsumsi, baik konsumsi swasta maupun konsumsi pemerintah, serta pertumbuhan nilai ekspor merupakan cerminan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang tumbuh positif pada triwulan IV-2010. Peningkatan aktivitas konsumsi swasta didukung oleh faktor musiman perayaan hari raya Idul Adha, Natal, Santa
Claus Day, pesta kembang api serta persiapan perayaan Tahun
Baru 2011. Konsumsi pemerintah juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini didorong oleh berlangsungnya penyelenggaraan Pilkada ulang di 3 Kabupaten/Kota dan serta realisasi proyek fisik pemerintah yang terus mengalami peningkatan menjelang akhir tahun anggaran. Sementara itu, kinerja perdagangan Sulawesi Utara masih menunjukan pertumbuhan positif yang ditopang oleh kegiatan ekspor luar negeri. Pertumbuhan ekspor luar negeri tersebut didorong oleh peningkatan harga-harga komoditas utama di berbagai negara. Secara netto neraca perdagangan luar negeri Sulawesi Utara masih mencatat surplus, dimana volume ekspor masih lebih besar dibandingkan volume impor. Sejalan dengan kinerja konsumsi dan ekpor, kinerja investasi di triwulan IV-2010 tercatat masih Akselerasi pertumbuhan ekonomi
Indonesia terus berlanjut dan stabilitas makro masih tetap terjaga...
Meningkatnya konsumsi, baik konsumsi swasta maupun konsumsi pemerintah, serta pertumbuhan nilai ekspor merupakan cerminan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara...
6
mengalami pertumbuhan yang positif meskipun mengalami perlambatan. Hal ini salah satunya terindikasi dari realisasi jumlah kredit konsumsi yang tumbuh 37,80% dari triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi penawaran
, p
eningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 tidak terlepas dari pertumbuhan kinerja sektor dominannya, yakni sektor pertanian, Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR), serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Relatif stabilnya pertumbuhan pada sektor pertanian, PHR, serta sektor pengangkutan dan komunikasi tidak terlepas dari pengaruh faktor musiman hari raya Idul Adha, Natal, Santa ClausDay, pesta kembang api serta persiapan Tahun Baru 2011. Selain
itu, peningkatan realisasi belanja pemerintah di akhir tahun 2010 serta masih berlanjutnya efek pelaksanaan panen raya cengkih dan kenaikan harga komoditi perkebunan utama juga turut menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan laporan.
Perkembangan Inflasi Daerah
Selama periode triwulan IV-2010 sampai bulan Desember 2010, perkembangan harga di Kota Manado secara umum masih menunjukkan terjadinya inflasi. Laju inflasi secara bulanan menunjukkan tren yang meningkat mencapai 1,5% (mtm) pada Desember 2010, lebih tinggi dari laju inflasi nasional tercatat 0,96 (mtm). Namun demikian, akumulasi laju inflasi (ytd) Kota Manado tahun 2010 masih lebih rendah dibandingkan akumulasi inflasi nasional. Tekanan Inflasi IHK yang terjadi di Kota Manado terutama bersumber dari kenaikan harga pada kelompok bahan makanan. Pergerakan harga barang dan jasa secara bulanan sangat dipengaruhi oleh faktor musiman yaitu momen perayaan hari raya keagamaan pada periode laporan yang menyebabkan meningkatnya permintaan dan tekanan harga pada sebagian besar barang dan jasa yang berhubungan dengan kebutuhan hari raya. Sementara, pengaruh faktor fundamental (interaksi permintaan Selama periode triwulan IV-2010
sampai bulan Desember 2010, perkembangan harga di Kota Manad
Dari sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 tidak terlepas dari pertumbuhan kinerja sektor dominannya
7
dan penawaran, ekspektasi inflasi serta faktor eksternal) relatif tidak terlalu memberikan tekanan yang kuat terhadap Inflasi tahunan Kota Manado pada triwulan IV-2010.
Perkembangan Perbankan Daerah
Secara umum kondisi perbankan (Bank Umum) di Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 menunjukkan perkembangan menggembirakan. Berbagai indikator seperti aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan outstanding kredit menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi penghimpunan dana, pertumbuhan DPK terutama terjadi pada tabungan. Sementara itu, kredit tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama kredit investasi. Pertumbuhan kredit yang lebih cepat daripada pertumbuhan DPK menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Sulawesi Utara mengalami peningkatan dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut, stabilitas sistem perbankan yang meliputi aspek risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan indikator lainnya relatif terkendali. Non Performing Loan
(NPL) relatif terjaga berada pada nilai dibawah batas ketentuan BI
yaitu dibawah 5%. Aspek penyerapan dana masyarakat yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level sedikit di atas 100%, sebagai akibat laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan DPK.
Sementara itu, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan positif. Total aset bank umum syariah secara tahunan, sampai dengan posisi Desember 2010 meningkat signifikan sebesar 88,56% (yoy), sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 65,27%. Sementara itu DPK yang tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 32.51% (yoy) pada triwulan laporan. Dengan kondisi tersebut, Financing to
Deposit Ratio (FDR) meningkat dari 153,41% pada triwulan IV
2009 menjadi sebesar 191,35% pada triwulan IV 2010. Secara umum kondisi perbankan
(Bank Umum) di Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 menunjukkan perkembangan menggembirakan
Sementara itu, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan positif ...
8
Kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan IV 2010 juga menunjukkan perkembangan positif. Aset BPR pada Desember 2010 mengalami pertumbuhan positif sebesar 40.04% (yoy), menjadi Rp 402 miliar. Pertumbuhan aset BPR pada periode laporan terutama didorong oleh bertumbuhnya kredit tercatat 29,70% atau mencapai Rp 288,3 miliar. Secara sektoral, kredit terutama disalurkan pada sektor lain-lain (konsumsi) dengan pangsa 75,44% dan sektor PHR dengan pangsa 15,19%. Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar kredit yang disalurkan BPR merupakan kredit konsumsi dengan pangsa mencapai 67,82% dari total kredit. Hal ini diperkirakan tidak lepas dari kegiatan konsumsi masih menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah disamping meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat Sulawesi Utara khususnya menjelang perayaan hari besar keagamaan dan Tahun Baru 2011. Sejalan dengan hal tersebut, DPK juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 39,35% (yoy), menjadi Rp 281,8 miliar. Berdasarkan komponen pembentuknya, deposito masih mendominasi DPK BPR dengan pangsa 73,46%. Sementara itu, rasio LDR mengalami penurunan dari 118.6% pada triwulan IV 2009 menjadi 102.3% pada triwulan laporan. Kualitas kredit BPR memburuk seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan persentase kredit bermasalah (NPL) dari 2,9% pada Desember 2009 menjadi 4,20% pada triwulan IV 2010. Walaupun masih berada dibawah level toleransi Bank Indonesia BI, namun peningkatan NPL ini perlu menjadi perhatian.
Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)
Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke Provinsi/ Kab /Kota di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2010 mencapai Rp 5,68 Triliun atau naik 0,12% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan transfer dana dari pemerintah pusat terutama berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan komponen dari dana perimbangan yang naik 9,17% (yoy) mencapai jumlah sebesar Rp 4,43 Triliun. Sementara Transfer dana dari pemerintah pusat
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2010 mencapai Rp5,68 Triliun atau naik....
Kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan IV 2010 menunjukkan perkembangan positif.
9
itu Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus justru mengalami penurunan sebesar 43,88% dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan IV-2010 menunjukan pencapaian yang lebih baik, hal ini tercermin dari realisasi pendapatan dan belanja daerah yang mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan IV-2010 realisasi belanja pemerintah telah mencapai 94,9%, lebih tinggi dibandingkan realisasi pada triwulan IV-2009 sebesar 91,3%. Dari sisi penerimaan, realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah melebihi targetnya yakni sebesar 104,1%, jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 98,5%. Pencapaian ini didorong oleh naiknya penerimaan dari sisi pajak dan retribusi daerah. Peningkatan penerimaan ini terkait dengan meningkatnya aktivitas perekonomian, terutama yang bersumber dari penjualan kendaraan bermotor yang berdampak kepada peningkatan penerimaan atas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Perkembangan Sistem Pembayaran
Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, selama triwulan IV-2010 transaksi sistem pembayaran di Sulawesi Utara mengalami peningkatan, baik pada sistem pembayaran tunai maupun non tunai. Pada sistem permbayaran tunai, peningkatan ini dapat terkonfirmasi dari tingginya aktivitas transaksi tunai yang mencatat net outflow. Sementara pada pembayaran non tunai, peningkatan ini tercermin dari naiknya nilai dan volume transaksi kliring dan RTGS. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin menggeliatnya perekonomian di Sulawesi Utara selama periode laporan.
Selama triwulan IV-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 123,68%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat 89,15% sebagai dampak masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam memperlakukan uang kertas dengan baik. Selain itu, faktor iklim Bila dibandingkan dengan periode
yang sama tahun lalu, selama triwulan IV-2010 transaksi sistem pembayaran di Sulawesi Utara mengalami peningkatan...
Selama triwulan IV-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 123,68% ...
Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan IV-2010 menunjukan pencapaian yang lebih baik, hal ini tercermin dari ...
10
tropis yang lembab juga akan mempercepat tingkat kelusuhan uang kertas. Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan adalah sebesar Rp 474,17 miliar atau naik 126,77% (yoy).
Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2010 menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2010 tercatat sebanyak 49 lembar yang terdiri dari 35 lembar uang pecahan Rp100.000,00, 8 lembar uang pecahan Rp50.000,00, dan 6 lembar uang pecahan Rp20.000,00.
Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara (tunai) selama triwulan IV-2010 mengalami peningkatan, jumlah warkat yang dikliringkan sebanyak 89.523 lembar dengan nilai Rp 2.083 miliar atau meningkat jumlahnya sebesar 6,53% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang dikliringkan selama periode laporan tercatat sebanyak 1.400 lembar dengan nilai sebesar Rp32,52 miliar atau tumbuh sebesar 5,89% (yoy). Peningkatan rata-rata jumlah nominal kliring tersebut semakin menegaskan bahwa perekonomian Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif yang berkelanjutan.
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat
Seiring dengan membaiknya berbagai indikator makro ekonomi regional, perbankan, sistem pembayaran dan fiskal pada triwulan IV-2010, berbagai indikator ketenagakerjaan pada triwulan IV- 2010 di Sulawesi Utara mengindikasikan adanya peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja walaupun tidak dalam jumlah yang signifikan.Tingkat Pengangguran di Sulawesi Utara pada Agustus 2010 menurun, yang tercermin dari nilai TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 9,61%. Jumlah penyerapan tenaga kerja baru diperkirakan masih menunjukkan perkembangan Perkembangan kliring di wilayah
Sulawesi Utara (tunai) selama triwulan IV-2010 mengalami peningkatan ... Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2010 menunjukkan sedikit peningkatan . . .
Seiring dengan membaiknya berbagai indikator makro ekonomi regional, perbankan, sistem pembayaran dan fiskal pada triwulan IV-2010, berbagai indikator ketenagakerjaan pada triwulan IV- 2010 di Sulawesi Utara mengindikasikan . . .
11
positif pada triwulan laporan. Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, pertanian masih menjadi sektor lapangan pekerjaan utama.
Tingkat kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 diperkirakan mengalami peningkatan searah dengan membaiknya kondisi ketenagakerjaan dan kondisi perekonomian Sulawesi Utara secara makro. Hal ini tercermin dari tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 9,10% pada Maret 2010 yang berada dibawah tingkat kemiskinan nasional sebesar 13,50% serta meningkatnya angka indeks penghasilan saat ini berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) KBI Manado Desember 2010. Namun demikian, tingkat kesejahteraan petani mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terindikasi dari penurunan rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) dari 100,85 pada triwulan III-2010 menjadi 100,77 pada periode laporan. Kondisi ini tidak terlepas dari faktor anomali cuaca yang kurang kondusif bagi petani terutama di penghujung tahun 2010.
Outlook Pertumbuhan Ekonomi
Memasuki tahun 2011, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan pertama diperkirakan berpotensi meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010, yaitu dalam kisaran 6,8% ± 0,5%. Beberapa faktor yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan I-2011 diantaranya adalah kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), gaji PNS/ TNI/ Polri per 1 Januari 2011, peningkatan yang cukup signifikan pada dana transfer dari pemerintah pusat pada tahun 2011, dan pembangunan infrastuktur swasta serta terpilihnya Kota Manado sebagai tempat perhelatan event internasional Asean Regional
Forum Disaster Relief Index (ARF DIREx) dan Kongres Pejabat
Perempuan Internasional Asia Pasifik-Asia Timur yang keduanya akan dilaksanakan pada bulan Maret 2011.
Dari sisi permintaan, potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh kegiatan konsumsi dan membaiknya kinerja ekspor Tingkat kesejahteraan masyarakat
Sulawesi Utara pada triwulan IV 2010 diperkirakan mengalami peningkatan searah dengan membaiknya kondisi ketenagakerjaan dan kondisi perekonomian Sulawesi Utara secara makro.
Memasuki tahun 2011, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan pertama diperkirakan berpotensi meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun 2009, yaitu dalam kisaran 6,8% ± 0,5%.
Dari sisi permintaan, potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh kegiatan konsumsi dan membaiknya kinerja ekspor Sulawesi
12
Sulawesi Utara. Kegiatan konsumsi terutama dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi pemerintah yang ditandai dengan perkiraan kenaikan dana alokasi dari pemerintah pusat dan konsumsi swasta yang didorong oleh semakin membaiknya daya beli masyarakat sebagai dampak dari kenaikan UMP dan remunerasi yang diberikan pada PNS/ TNI/ Polri per Januari 2011. Sementara itu, belanja pemerintah juga diperkirakan akan meningkat, kondisi ini diindikasikan oleh kenaikan signifikan pada dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah di tahun 2011.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2011 diperkirakan masih akan ditopang oleh sektor-sektor dominan, seperti sektor pertanian, PHR dan sektor pengangkutan dan komunikasi.
Outlook Inflasi Regional
Laju inflasi Kota Manado pada triwulan I-2011 diperkirakan sebesar 5,75% ± 1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 1,84% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan I-2011 terutama disebabkan oleh tekanan eksternal dan terganggunya hasil panen bahan makanan akibat cuaca yang kurang kondusif.
Prospek Perbankan
Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara di tahun 2011 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2011 menunjukkan optimisme perbankan Sulawesi Utara untuk terus meningkatkan pertumbuhan penyaluran kreditnya pada kisaran 40%. Untuk mencapai target tersebut, perbankan akan lebih fokus pada pembiayaan UMKM selain dengan pembiayaan melalui linkage programme maupun model skim pembiayaan lainnya.
Dari sisi penghimpunan dana, pertumbuhan yang ditargetkan perbankan di Sulawesi Utara mencapai sekitar 45%. Tingginya Laju inflasi Kota Manado pada
triwulan I-2011 diperkirakan sebesar 5,75% ± 1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 1,84% (yoy).
Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara di tahun 2011 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2011 diperkirakan masih akan ditopang oleh sektor dominan, seperti
Dari sisi penghimpunan dana, pertumbuhan yang ditargetkan perbankan di Sulawesi Utara mencapai sekitar 45%.
13
target pertumbuhan ini dapat dicapai dengan menerapkan berbagai upaya diantaranya melalui strategi intergrated marketing untuk mendapatkan bundling product (produk jasa, kredit dan dana) dan penghimpunan dana dengan pola personal selling. Kebijakan Bank Indonesia untuk menaikan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 0,25 basis poin dari 6,5% menjadi 6,75% berpotensi untuk meningkatkan tingkat suku bunga perbankan. Namun demikian, dalam jangka pendek penyesuaian terhadap kenaikan suku bunga pinjaman perbankan masih dalam kisaran yang relatif terbatas.
14
15
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (yoy)
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Masih berlanjutnya proses pemulihan ekonomi global turut mendukung kinerja perekonomian domestik. Selama triwulan IV-2010, pemulihan ekonomi lebih kuat masih ditunjukkan oleh negara emerging markets ditopang oleh konsumsi domestik yang solid dan kinerja eksternal yang membaik. Kondisi tersebut memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi di dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2010 mengalami peningkatan yang didorong oleh membaiknya kinerja investasi, stabilnya konsumsi rumah tangga, serta masih tingginya permintaan eksternal. Kinerja ekspor diperkirakan masih akan tumbuh tinggi searah dengan membaiknya perekonomian global dan dukungan peningkatan harga komoditas.
Perkembangan ekonomi Indonesia yang terus membaik juga tercermin pada perkembangan ekonomi di daerah yang tumbuh positif, termasuk di Provinsi Sulawesi Utara. Secara tahunan, pada triwulan IV-2010
perekonomian tumbuh sebesar 7,77% (yoy) sehingga secara akumulasi mencapai 7,12% (yoy) pada tahun 2010. Optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian yang semakin membaik direspon melalui peningkatan belanja konsumsi baik konsumsi swasta maupun konsumsi pemerintah. Sementara itu, kinerja ekspor Sulawesi Utara terus menunjukkan
pergerakan positif, seiring dengan membaiknya permintaan dari domestik maupun internasional. Dari sisi penawaran, sektor Petanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), serta Pengangkutan dan Komunikasi masih mendominasi sebagai sektor utama pendorong terjadinya akselerasi perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010.
1.1 SISI PERMINTAAN
Meningkatnya konsumsi, baik konsumsi swasta maupun konsumsi pemerntah, serta pertumbuhan nilai ekspor merupakan cerminan pertumbuhan ekonomi SulawesiUtara yang tumbuh positif pada triwulan IV-2010. Peningkatan aktivitas konsumsi swasta didukung
7,45% 8,31% 7,63% 7,96% 6,75% 6,80% 7,04% 7,77% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010
16
oleh faktor musiman perayaan hari raya Idul Adha, Natal, Santa Claus Day, pesta kembang api serta persiapan perayaan Tahun Baru 2011. Konsumsi pemerintah juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini didorong oleh berlangsungnya penyelenggaraan Pilkada ulang di 3 Kabupaten/Kota dan serta realisasi proyek fisik pemerintah yang terus mengalami peningkatan menjelang akhir tahun anggaran. Sementara itu, kinerja perdagangan Sulawesi Utara masih menunjukan pertumbuhan positif yang ditopang oleh kegiatan ekspor luar negeri. Pertumbuhan ekspor luar negeri tersebut didorong oleh peningkatan harga-harga komoditas utama di berbagai negara. Secara netto neraca perdagangan luar negeri Sulut masih mencatat surplus, dimana volume ekspor masih lebih besar dibandingkan volume impor. Sejalan dengan kinerja konsumsi dan ekpor, kinerja investasi di triwulan IV-2010 tercatat masih mengalami pertumbuhan yang positif meskipun mengalami perlambatan. Hal ini salah satunya terindikasi dari realisasi jumlah kredit investasi yang tumbuh 37,80% dari triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Tabel 1.1.
Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara Menurut Penggunaan (% yoy)
Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q3 Sumb. Q4 Sumb. Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q3 Sumb Q4 Sumb
Konsumsi 8.53 5.84 6.44 4.15 3.38 6.91 6.91 2.43 5.04 3.49 7.90 5.00 9.72 6.01 10.03 6.22 Konsumsi Swasta 5.12 2.40 5.16 2.24 2.60 1.50 5.55 1.03 5.24 2.41 7.17 3.00 7.28 3.01 7.96 3.16 Konsumsi Pemerintah 15.95 3.44 9.04 1.91 4.99 1.05 9.41 1.39 4.65 1.08 9.35 1.99 14.63 3.00 13.74 3.06 PMTB 10.03 2.01 6.33 1.35 8.25 2.07 8.26 1.23 43.72 8.97 2.94 0.61 -0.19 -0.05 1.14 0.27 Stok -19.93 -0.26 -36.13 -0.88 -32.49 -0.77 10.90 0.12 9.16 0.09 15.18 0.22 17.94 0.27 13.43 0.21 Ekspor 5.96 2.92 6.90 3.40 -9.63 -5.11 16.60 6.02 -3.11 -1.50 13.01 6.33 26.29 10.66 9.87 4.61 Impor 7.89 3.06 -0.78 -0.29 -21.98 -8.90 7.90 1.83 11.05 4.30 15.67 5.35 33.91 9.85 10.45 3.54 PDRB 7.45 7.50 8.31 8.31 7.63 7.63 11.27 7.97 6.75 6.75 6.80 6.80 7.04 7.04 7.77 7.77 Jenis Penggunaan 2009 2010 1.1.1 Konsumsi
Konsumsi swasta pada triwulan IV-2010 tumbuh 7,96% (yoy), meningkat signifikan bila dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,55% (yoy). Beberapa faktor yang mendorong peningkatan tersebut antara lain adalah naiknya penghasilan masyarakat yang utamanya disebabkan oleh tambahan pendapatan yang bersumber dari peningkatan harga-harga komoditas utama yang dihasilkan di propinsi Sulut yaitu kelapa, pala, dan cengkeh. Perilaku masyarakat Sulawesi Utara yang cenderung konsumtif akan merespon sebagian besar dari porsi tambahan pendapatan ini untuk kegiatan konsumsi. Selain itu faktor musiman perayaan hari raya Idul Adha, Natal, Santa Claus Day, persiapan pelaksanaan pesta kembang api, dan persiapan perayaan Tahun Baru 2011 juga turut berperan dalam meningkatkan konsumsi swasta.
17
Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Manado.
Kinerja konsumsi swasta salah satunya terindikasi dari tren peningkatan indeks keyakinan konsumen. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Kota Manado sepanjang triwulan IV-2010 terus memperlihatkan tren peningkatan. Sebagaimana terlihat pada grafik 1.2, pada akhir triwulan laporan (Desember 2010) IKK mencapai 154,92. Jika dilihat berdasarkan komponennya, kenaikan
terjadi pada seluruh komponen penyusun Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini yang meliputi Indeks Penghasilan Saat Ini, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) serta Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi usaha yang semakin membaik berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang lebih besar, yang selanjutnya mendorong kenaikan penghasilan masyarakat, dan naiknya konsumsi rumah tangga. Optimisme konsumen juga diperlihatkan tidak hanya pada kondisi ekonomi saat ini, tetapi juga pada kondisi di masa yang akan datang. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi yang juga mengalami peningkatan pada seluruh komponennya yakni Indeks Ekspektasi Kondisi Perekonomian, Indeks Ekspektasi Penghasilan, dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja.
Grafik 1.3.
Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
Grafik 1.4. Komponen Indeks Ekspektasi
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Manado.
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D 2009 2010
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen
40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00 200,00 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D 2009 2010
Penghasilan saat ini Pembelian barang tahan lama Ketersediaan lapangan kerja
40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00 200,00 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D 2009 2010
Ekspektasi penghasilan 6 bulan y.a.d. Kondisi ekonomi Indonesia 6 bulan y.a.d. Ketersediaan lapangan kerja 6 bln yad"
18
Grafik 1.5.
Indeks Nilai Tukar Petani Per Sub-Sektor
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara
Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan tak lepas pula dari relatif terjaganya daya beli masyarakat khususnya petani tanaman pangan, peternakan, dan perikanan yang tercermin dari peningkatan
Nilai Tukar Petani (NTP) untuk subsektor tersebut. Peningkatan NTP tanaman pangan tidak terlepas dari meningkatnya produksi gabah kering hingga 10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara peningkatan NTP perikanan didukung oleh meningkatnya tren ekspor komoditi perikanan khususnya untuk ikan tuna segar yang banyak di ekspor ke
negara Jepang dan beberapa negara di Asia. Akan tetapi jika dilihat secara keseluruhan, selama triwulan laporan, rata-rata indeks NTP sebesar 100,88, lebih rendah jika dibandingkan rata-rata periode yang sama tahun lalu sebesar 101,41. Hal ini menunjukkan menurunnya tingkat kesejahteraan petani terutama petani perkebunan dan hortikultura yang akibat menurunnya produktivitas petani perkebunan yang disebabkan oleh faktor cuaca.
Dalam Indeks NTP yang ditunjukan pada grafik 1.5., sepanjang tahun 2009 sampai Desember 2010 NTP Sulawesi Utara selalu berada dalam kategori sejahtera (indeks > 100). Sebagaimana diketahui, berdasarkan komposisinya hampir 40% masyarakat di Sulawesi Utara bermata pencaharian bertani, sehingga tingkat kesejahteraan petani mampu memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap aktivitas konsumsi rumah tangga. Dalam grafik juga dapat dilihat, bahwa indeks subsektor perkebunan tercatat lebih tinggi dibandingkan subsektor lainnya. Hal ini semakin mempertegas bahwa sektor perkebunan masih menjadi andalan Sulawesi Utara, khususnya untuk komoditi unggulan seperti kelapa, cengkih dan pala.
Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan juga dapat dikonfirmasi melalui data perkembangan kredit konsumsi yang disalurkan bank umum. Sampai triwulan IV-2010, kredit konsumsi yang berhasil disalurkan bank umum mencapai
90 95 100 105 110 115 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 NTP batas minimum sejahtera Pangan Holtikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Grafik 1.6.
Perkembangan Kredit Konsumsi Bank Umum
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 -1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Kredit_Konsumsi (Rp miliar) - left axis gKredit_Konsumsi (% yoy) - right axis
19
Grafik 1.7.
Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Empat
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010
Total Sales (Unit) - left axis gSales (% yoy) - right axis
Sumber : Dealer utama penjualan kendaraan roda empat
-60 -40 -20 0 20 40 60 80 -500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 Total Sales (Unit) - left axis
gSales (% yoy) - right axis
Grafik 1.8.
Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Dua
Sumber : Dealer utama penjualan kendaraan roda dua
Rp7.148 miliar, atau tumbuh sebesar 20,34% (yoy). Sejalan dengan pertumbuhan kredit konsumsi, penjualan kendaraan roda empat di wilayah Kota Manado dan sekitarnya juga mengalami kenaikan sebagaimana data yang disajikan oleh salah satu dealer utama kendaraan roda empat dan roda dua di Kota Manado.Pada triwulan IV-2010, pertumbuhan penjualan kendaraan roda empat mengalami kenaikan hingga 31,78%% (yoy), sementara kendaraan roda dua tumbuh 67,71% (yoy). Adanya kenaikan pendapatan masyarakat yang bertepatan dengan panen raya cengkih direspon oleh masyarakat dengan melakukan pembelian barang dan jasa khususnya pembelian barang tahan lama.
Sejalan dengan peningkatan konsumsi swasta, kegiatan konsumsi pemerintah selama triwulan IV-2010 juga tumbuh sebesar 13,74% (yoy). Peningkatan ini antara lain dapat dikonfirmasi dengan peningkatan realisasi anggaran belanja di triwulan IV-2010 yang tercatat mencapai 95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 91%. Selain itu, belanja pemerintah daerah terkait pelaksanaan Pilkada Ulang di 3 Kabupaten/Kota serta usaha pemerintah dalam menyelesaikan proyek-proyek menjelang akhir tahun 2010 juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan laporan.
1.1.2 Investasi
Pada triwulan IV-2010, investasi di Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,14% (yoy). Pertumbuhan ini dapat dikonfirmasi melalui realisasi penjualan semen pada triwulan IV-2010 yang tumbuh 28,74% (yoy) dari 122,6 ribu ton pada triwulan IV-2009 menjadi 157,8 ribu ton pada triwulan IV-2010.
20
Ket: *) Data estimasi untuk Desember 2010
Sumber : Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, diolah -1.000 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*) 2009 2010 Capital (ton) - left axis
gCapital ytd (%) - right axis
Pertumbuhan kinerja investasi juga tidak terlepas dari peran perbankan dalam penyaluran pembiayaan untuk kegiatan investasi. Sampai akhir triwulan IV-2010, jumlah kredit investasi tercatat sebesar Rp1.335 miliar atau tumbuh 37,80% (yoy). Pencapaian pertumbuhan kredit investasi ini lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2009 yang hanya tumbuh 15,68% (yoy) dan merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun 2008 hingga 2010.
Jika dilihat dari kontribusinya, kinerja investasi hanya memberikan sumbangan sebesar 0,27% terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2010. Rendahnya kontribusi investasi pada triwulan IV-2010 dapat dikonfirmasi melalui data impor barang modal yang mengalami perlambatan. Sampai dengan bulan Desember 2010,volume impor barang modal diperkirakan sebesar 99,98 ton atau mengalami penurunan sebesar 16,50%
dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 119,73 ton. Data ini mampu mengkonfirmasi bahwa aktivitas investasi pada triwulan laporan lebih didominasi oleh usaha penyelesaian proyek-proyek fisik pemerintah pada akhir tahun 2010 serta pembangunan properti yang sedang dalam proses penyelesaian, antara lain kompleks perumahan Citraland, Taman Megapolitan, dan Grand Kawanua City.
Sumber : Asosiasi Semen, diolah
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 -200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Kredit_Investasi (Rp miliar) - left axis gKredit_Investasi (% yoy) - right axis
Grafik 1.10.
Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum
Sumber : Asosiasi Semen, diolah
Grafik 1.9.
Perkembangan Penjualan Semen Provinsi Sulawesi Utara
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 Volume (ton) - left axis g_semen (%) - right axis
Grafik 1.11.
21
Sumber: Berbagai media, diolah
1.1.3 Ekspor Impor
Kinerja perdagangan Sulawesi Utara di triwulan IV-2010 terus mengalami pertumbuhan positif. Indikasi pertumbuhan positif kinerja ekspor tersebut terutama disumbang oleh perdagangan antar negara yang ditunjukkan oleh tren pertumbuhan nilai ekspor akibat meningkatnya harga-harga komoditi ekspor utama. Nilai ekspor luar negeri pada triwulan IV-2010 tercatat menunjukan pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 9,42%.
M
Meskipun terus tumbuh positif, kinerja ekspor Sulawesi Utara selama triwulan IV-2010 tercatat mengalami perlambatan. Kinerja ekspor Sulawesi Utara pada triwulan laporan hanya tumbuh sebesar 9,87% (yoy), melambat apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,60%. Salah satu indikator yang dapat mengkonfirmasi penurunan kinerja ekspor
pada triwulan laporan adalah penurunan volume ekspor baik ke luar negeri maupun ke pasar domestik (antar daerah). Perkembangan kegiatan ekspor antar daerah/provinsi dapat dikonfirmasi dengan kegiatan muat barang melalui pelabuhan Bitung. Kegiatan muat didefinisikan sebagai kegiatan pengiriman barang dari Sulawesi Utara ke luar provinsi. Selama triwulan IV-2010, volume barang asal Sulawesi Utara yang dikirim (muat) ke pasar domestik sebesar 223,17 ribu ton atau turun 16,50% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tabel 1.2.
Realisasi Ekspor Sulawesi Utara Triwulan IV
Sumber : Berbagai Media, diolah
Grafik 1.12.
Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara
-120 -70 -20 30 80 130 180 230 280 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010
Muat (Ribu ton) - left axis gMuat (% yoy) - right axis
Sumber : PT. Pelindo IV (Persero) Bitung, diolah
22
Sejalan dengan kegiatan ekspor antar daerah, kegiatan ekspor luar negeri sampai dengan bulan Desember 2010 masih menunjukan adanya perlambatan. Volume ekspor Sulawesi Utara ke luar negeri periode Oktober-Desember 2010 hanya mencapai 148,09 ribu ton atau turun 28,32% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Berbanding terbalik dengan jumlah volume ekspor, nilai ekspor pada triwulan laporan tercatat sebesar USD156,32 juta atau naik 9,42% (yoy). Meningkatnya nilai ekspor tersebut didorong oleh harga ekspor komoditi utama Sulawesi Utara yang meningkat di berbagai negara. Namun demikian, jika melihat tren pertumbuhannya, sampai dengan Desember 2010 kinerja ekspor Sulut memperlihatkan adanya perlambatan.
Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri terutama dalam bentuk Food &
Live Animals serta Animals & Vegetable Oils & Fats khususnya olahan dari produk kopra,
minyak kelapa (Virgin Coconut Oil) dan ikan. Komposisi negara tujuan ekspor tidak jauh berbeda bila dibandingkan pada tahun 2009. Negara tujuan utama ekspor Sulut sampai dengan November 2010 adalah Amerika Serikat (22%), China (21%), Korea Selatan (12%), Australia (11%), Belanda (10%), dan Jepang (5%).
Tabel 1.3.
Komoditi Utama Ekspor Sulut (dlm Ribu Ton)
Ket: *) Data estimasi untuk bulan Desember
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia
Grafik 1.14.
Perkembangan Nilai Ekspor Sulawesi Utara Grafik 1.13.
Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara
Ket: *) Data estimasi untuk bulan Desember 2010
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia Ket: *) Data estimasi untuk bulan Desember 2010
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia
-60 -40 -20 0 20 40 60 80 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*) 2009 2010
Ekspor_Value (Juta USD) - left axis gEkspor_Value (% yoy) - right axis
-60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 50 100 150 200 250 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*) 2009 2010
Ekspor_Volume (Ribu ton) - left axis gEkspor_Volume (% yoy) - right axis
23
Sementara itu, kinerja impor luar negeri ke Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, bahkan hingga menyentuh level ekspansi. Dari data PDRB, tercatat kinerja impor (antar daerah dan luar negeri) Sulawesi Utara pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,45%. Pertumbuhan kinerja impor luar negeri antara lain dapat dikonfirmasi dengan data volume impor selama triwulan IV-2010 yang tercatat mencapai 10,11 ribu ton atau mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2009 yang hanya mencapai 1,1 ribu ton. Berdasarkan nilainya, impor luar negeri juga mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu sebesar 362,45% dari USD3,41 juta pada triwulan IV-2009 menjadi USD15,75 juta pada periode yang sama tahun 2010.
Grafik 1.17.
Perkembangan Volume Impor Sulawesi Utara
Grafik 1.18.
Perkembangan Nilai Impor Sulawesi Utara
Ket: *) Data estimasi untuk bulan Desember
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia
Ket: *) Data estimasi untuk bulan Desember
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia
-2.000 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 0 5 10 15 20 25 30 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*) 2009 2010
Impor_Value (Juta USD) - left axis gImpor_Value (% yoy) - right axis
-500 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*) 2009 2010
Impor_Vol (Ribu ton) - left axis gImpor_Vol (% yoy) - right axis
Grafik 1.16.
Negara Tujuan Ekspor Tahun 2010
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia
Grafik 1.15.
Negara Tujuan Ekspor Tahun 2009
21% 19% 16% 8% 7% 6% 23% Belanda China Amerika Serikat Korea Selatan Jepang Jerman Negara Lainnya 22% 21% 12% 11% 10% 5% 19% Amerika Serikat China Korea Selatan Australia Belanda Jepang Negara Lainnya
24
Secara agregat neraca perdagangan luar negeri Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 masih berada pada kondisi surplus perdagangan sebesar USD140,57 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini berarti bahwa nilai ekspor luar negeri lebih tinggi dibandingkan nilai impor dari luar negeri ke Sulawesi Utara.
Berdasarkan strukturnya, kegiatan impor luar negeri pada triwulan laporan (sampai dengan November 2010) masih didominasi oleh impor barang modal dengan pangsa 43%. Beberapa produk barang modal tersebut antara lain mesin penghasil energi dan perlengkapannya, perlengkapan transportasi, dan perkakas logam. Meningkatnya komposisi barang impor dalam bentuk mesin, peralatan dan material ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan investasi di Sulawesi Utara. Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor sepanjang Tahun 2010 lebih dominan didatangkan dari negara China (56%), Australia (14%) dan Inggris (7%).
Tabel 1.4.
Komoditi Utama Impor Sulut (dlm Ton) Grafik 1.19.
Perkembangan Net Volume Ekspor-Impor Sulawesi Utara
Grafik 1.20.
Perkembangan Net Value Ekspor-Impor Sulawesi Utara
-60 -40 -20 0 20 40 60 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*) 2009 2010
NetExim_Value (Juta USD) - left axis gNetExim_Value (Juta USD) - right axis
-60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 50 100 150 200 250 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*) 2009 2010
NetExim_Vol (Ribu ton) - left axis gNetExim_Vol (Ribu ton) - right axis
Ket: *) Data estimasi untuk bulan Desember
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia
Ket: *) Data estimasi untuk bulan Desember
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia
Ket: *) Data estimasi untuk bulan Desember
25
Di sisi lain, perkembangan kegiatan impor antar provinsi selama triwulan laporan mencatat pertumbuhan yang melambat. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan kegiatan bongkar barang melalui pelabuhan Bitung. Kegiatan bongkar didefinisikan sebagai masuknya barang dari luar provinsi ke Sulawesi Utara. Selama triwulan IV-2010, volume barang yang masuk ke Sulawesi Utara (bongkar) hanya mencapai 735,07 ribu ton atau turun sebesar 4,86% (yoy)
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jika dilihat perkembangannya, sejak awal tahun 2010 tingkat ketergantungan Sulawesi Utara terhadap daerah/provinsi lainnya di luar Sulawesi Utara sudah mulai menunjukan adanya tren penurunan, yang tercermin dari pertumbuhan volume barang yang masuk ke Sulawesi Utara (bongkar) yang mengalami perlambatan.
1.2 SISI PENAWARAN
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 tidak terlepas dari pertumbuhan kinerja sektor dominannya, yakni sektor pertanian, Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR), serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Relatif stabilnya pertumbuhan pada sektor pertanian, PHR, serta sektor pengangkutan dan komunikasi tidak terlepas dari pengaruh faktor musiman hari raya Idul Adha, Natal, Santa Claus Day, pesta
Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung
Grafik 1.23.
Perkembangan Kegiatan Bongkar di Pelabuhan Bitung
-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010
Bongkar (Ribu ton) - left axis gBongkar (% yoy) - right axis
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia
Grafik 1.21. Negara Asal Impor Tahun 2009
Grafik 1.22. Negara Asal Impor Tahun 2010
38% 21% 16% 11% 7% 2% 4% China Australia Filipina Malaysia Jepang Korea Selatan Negara Lainnya 56% 14% 7% 4% 4% 4% 11% China Australia Inggris Jepang Vietnam Filipina Negara Lainnya
26
Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, diolah
Tabel 1.6.
Perkembangan Produksi, Produktivitas, dan Luas Panen Pertanian
kembang api serta persiapan Tahun Baru 2011. Selain itu, peningkatan realisasi belanja pemerintah di akhir tahun 2010 serta masih berlanjutnya efek pelaksanaan panen raya cengkih dan kenaikan harga komoditi perkebunan utama juga turut menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan laporan.
Tabel 1.5.
Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah
1.2.1 Pertanian
Kinerja sektor pertanian pada triwulan IV-2010 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada triwulan ini, sektor pertanian tumbuh 10,31% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan pertumbuhan di triwulan IV-2009 yang hanya tumbuh sebesar 0,60% (yoy). Pertumbuhan tersebut sejalan dengan peningkatan Angka Ramalan III (ARAM III) untuk beberapa komoditi seperti padi, jagung, dan kedelai yang didukung oleh perluasan luas lahan budidaya ketiga komoditi pertanian tersebut. Selain itu, pada akhir tahun ini Dinas Kelautan dan Perikanan
(DKP) Sulut, menargetkan produksi perikanan tangkap oleh nelayan mencapai 214.902 ton, angka ini meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 15,6%.
27
Grafik 1.24. Pertumbuhan Kredit Pertanian
Sementara itu, dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian masih relatif terbatas. Sampai dengan Desember 2010, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertanian hanya mencapai Rp 207 milliar atau hanya 1,63% dari total kredit yang disalurkan. Belum terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan oleh relatif tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya NPL (Non Performing
Loan) di sektor pertanian yang mencapai 5,32%. Hal ini terbukti dengan terus melambatnya
pertumbuhan kredit di sektor ini, pada tahun 2008 rata-rata pertumbuhan sektor pertanian dapat mencapai 88%, kemudian terus mengalami penurunan hingga menyentuh level 33,11% (yoy) pada triwulan IV-2010.
1.2.2 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada triwulan IV-2010 menunjukan kinerja yang cukup baik dengan laju pertumbuhan sebesar 11,11% (yoy). Pertumbuhan kinerja sektor PHR tidak terlepas dari peningkatan kinerja sub sektor pedagangan besar dan eceran yang didorong oleh dampak lanjutan dari adanya panen raya cengkih dan peningkatan harga-harga komoditas perkebunan utama yaitu kopra, pala, dan cengkeh dimana terjadi peningkatan pendapatan masyarakat (petani) yang sebagian besar akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder dari masyarakat. Hal ini pada tahap lebih lanjut akan meningkatkan kinerja sub sektor perdagangan besar dan eceran. Selain itu, faktor musiman Hari Raya Idul Adha, Natal, perayaan Santa Claus Day, pesta kembang api dan persiapan perayaan Tahun Baru 2011 juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan sektor PHR.
Hasil Survei Penjualan Eceran pada triwulan IV-2010 menunjukkan adanya peningkatan indeks pada penjualan kendaraan dan suku cadangnya, peralatan rumah tangga, serta pakaian dan perlengkapannya.
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 -100 200 300 400 500 600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Pertanian (Rp miliar) - left axis gPertanian (% yoy) - right axis
28
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Grafik 1.26.
Perkembangan Kredit Sektor PHR
Grafik 1.25.
Perkembangan Indeks Penjualan Eceran per KLUI
Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor konsumsi yang mendapatkan alokasi pembiayaan dari perbankan. Sampai dengan bulan Desember 2010 kredit sektor PHR yang telah disalurkan bank umum mencapai Rp3.264 miliar atau tumbuh 7,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pertumbuhan sub sektor hotel mengalami pertumbuhan yang relatif melambat. Perlambatan aktivitas di sub sektor ini terkait dengan ketiadaan event internasional pada triwulan laporan yang menjadi kontributor utama pertumbahan sub sektor ini. Hal ini antara lain dapat dikonfirmasi melalui perkembangan data pariwisata yang secara umum memperlihatkan tren penurunan diantaranya adalah data wisatawan mancanegara, data jumlah tamu dan lama tamu menginap, Tingkat Penghunian Kamar (TPK), dan jumlah kamar terjual.
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah
Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE) KBI Manado 0 200 400 600 800 1.000 1.200 I II III IV I II III IV 2009 2010
Kendaraan & suku cadangnya Peralatan rumah tangga Kerajinan, seni & mainan Makanan & tembakau Pakaian & perlengkapannya Bahan kimia Bahan bakar Peralatan tulis -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 -500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Kredit_PHR (Rp miliar) - left axis gKredit_PHR (% yoy) - right axis
Grafik 1.27. Kunjungan Wisman ke Sulut
Grafik 1.28. Jumlah Tamu Menginap
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah -60 -40 -20 0 20 40 60 80 -2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Wisman (org) - left axis gWisman (% yoy) - right axis
-10 0 10 20 30 40 50 60 -5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Menginap (org) - left axis gMenginap (% yoy) - right axis
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
29
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Tabel 1.7.
Perkembangan Lalu Lintas Penumpang dan Kargo di Bandara Sam Ratulangi
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Datang 127,473 147,371 162,498 176,683 166,510 202,844 212,656 224,178 26.88% Berangkat 133,507 150,115 165,109 161,278 175,663 200,622 214,014 210,950 30.80% Datang 7,727 9,165 11,582 9,771 7,503 5,377 5,858 5,730 -41.36% Berangkat 7,728 9,179 10,973 8,848 7,612 5,243 5,553 5,536 -37.43% Datang 1,478,551 1,435,824 1,361,774 1,610,759 1,358,143 1,684,431 1,817,817 1,915,853 18.94% Berangkat 893,345 875,982 722,016 820,500 885,607 1,195,887 1,336,502 947,511 15.48% Datang 23,912 27,238 18,024 24,488 20,151 31,362 26,610 41,290 68.61% Berangkat 46,464 129,662 94,012 80,884 56,165 74,232 64,266 64,028 -20.84% Growth (YoY) Domestik Internasional Domestik Internasional 2009 Asal/Tujuan Kedatangan/ Keberangkatan 2010
1.2.3. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan IV-2010 tumbuh 12,41% (yoy). Pertumbuhan tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan pesat pada subsektor pengangkutan terutama angkutan udara dan subsektor komunikasi. Pertumbuhan yang positif pada sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan bertepatan dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal, Santa Claus Day, dan persiapan perayaan tahun baru 2011. Hal ini tercermin dari tingginya arus penumpang dan kargo yang keluar dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado, khususnya dengan asal/tujuan domestik. Arus penumpang dan kargo domestik yang berangkat (keluar) dari wilayah Sulawesi Utara tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 30,80% (yoy) dan 15,48% (yoy). Tingginya arus keberangkatan (keluar) dari wilayah Sulawesi Utara terkait dengan musim liburan natal dan tahun baru.
Sementara itu, relatif stabilnya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan antara lain didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan, disamping pesatnya
Sumber: PT. Angkasa Pura II, Sulawesi Utara Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Grafik 1.29. TPK dan Lama Menginap
Grafik 1.30. Jumlah Kamar Terjual
-1 2 3 4 5 6 -10 20 30 40 50 60 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010 TPK (%) - left axis
Ratas Menginap (hari) - right axis
-10 -5 0 5 10 15 20 25 30 -10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Kmr Terjual (unit) - left axis gKmr Terjual (% yoy) - right axis
30
pembangunan sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada daerah yang sebelumnya terisolir sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi. Selain itu perkembangan kecanggihan telepon selular dengan berbagai macam jenis merk, harga, dan fasilitas/fitur baru yang ditawarkan serta gencarnya promosi yang dilakukan semakin mendorong masing-masing provider untuk lebih bersaing mendapatkan konsumen, hal ini pada tahap selanjutnya akan berdampak terhadap peningkatan kinerja sub sektor komunikasi.
Sejalan dengan pertumbuhan positif sektor ini, keberpihakan perbankan yang diwujudkan dalam penyaluran kredit di sektor pengangkutan dan komunikasi juga memperlihatkan adanya peningkatan. Sampai dengan bulan Desember 2010 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp91 miliar, atau tumbuh 47,08% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
1.2.4. Sektor Jasa-jasa
Kinerja sektor jasa pada triwulan IV-2010 tumbuh positif sebesar 6,54% (yoy). Kinerja sektor jasa yang cukup stabil ditopang oleh aktivitas sub sektor pemerintahan umum sejalan dengan realisasi proyek pembangunan pemerintah daerah pada triwulan laporan. Indikasi ini terlihat dari besaran realisasi belanja yang telah mencapai 95% lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu sebesar 91%.
Dari sisi pembiayaan perbankan, laju pertumbuhan kredit sektor jasa-jasa sampai dengan bulan Desember 2010 tercatat tumbuh sebesar 28,95% dengan jumlah kredit sebesar Rp618 miliar. Penyaluran kredit pada sektor jasa-jasa, didominasi oleh pemberian kredit pada sub sektor jasa dunia usaha sebesar Rp 421 miliar, dengan
Grafik 1.32.
Perkembangan Kredit Sektor Jasa-jasa
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 -100 200 300 400 500 600 700 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Kredit_Jasa (Rp miliar) - left axis gJasa (% yoy) - right axis Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah
Grafik 1.31.
Perkembangan Kredit Sektor Transportasi dan Komunikasi
-40 -20 0 20 40 60 80 -10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Kredit_Angk&Kom (Rp miliar) - left axis gKredit_Angk&Kom (% yoy) - right axis
31
pangsa 68,21% dari total kredit yang berhasil disalurkan pada sektor jasa. Sisanya sebesar 31,79% disalurkan pada sub sektor jasa pemerintahan. Tingginya penyaluran kredit di sektor jasa pada triwulan laporan juga didorong oleh maraknya jasa-jasa yang terkait dengan persiapan perayaan Hari Raya Natal, Santa Claus Day, dan Tahun Baru 2011.
1.2.5. Sektor Industri Pengolahan
Kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan IV-2010 relatif stabil dengan tingkat pertumbuhan mencapai 7,48% (yoy). Industri pengolahan di Sulawesi Utara tersebar di Kota Bitung, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Kotamobagu dan Kota Tomohon. Kota Bitung dan Kota Manado merupakan pusat industri pengolahan yang tersebar di Provinsi Sulawesi Utara.
Perkembangan industri pengolahan juga dapat dilihat dari pertumbuhan industri pengolahan besar dan sedang di Sulawesi Utara pada triwulan IV-2010 yang tercatat sebesar 3,89% (qtq) lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 2,65% (qtq). Cukup tingginya pertumbuhan sektor industri pengolahan besar dan sedang di Sulawesi Utara pada triwulan IV tahun 2010, terutama disebabkan oleh tersedianya pasokan bahan baku secara kontinyu, pasar yang masih terbuka lebar dan tenaga kerja yang cukup tersedia serta didukung oleh stabilitas sosial, keamanan dan politik. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 11,68%, terjadi perlambatan produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang di Sulawesi Utara. Perlambatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan negatif Industri Makanan dan Minuman sebesar 1,49%.
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara
Grafik 1.33.
Perkembangan Industri Food and Beverage (%) Grafik 1.34.
Perkembangan Industri Pengolahan Sedang dan Besar (%)
0 2 4 6 8 10 12 14 Q3 Q4 2010
Sulawesi Utara Nasional
-4 -2 0 2 4 6 8 10 12 Q3 Q4 2010 Food and Beverage
32
Grafik 1.35.
Perkembangan Kredit Sektor Industri
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah
Grafik 1.36.
Perkembangan Kredit Konstruksi
Perkembangan sektor industri pengolahan tak lepas pula dari dukungan pembiayaan oleh perbankan, dimana sampai dengan akhir triwulan IV-2010 jumlah kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 47,52% (yoy) dari Rp235 miliar pada triwulan IV-2009 menjadi Rp347 miliar pada triwulan IV-2010. Pertumbuhan kredit yang relatif membaik mengindikasikan bahwa sektor industri pengolahan mulai bergairah kembali.
Pasca krisis ekonomi global, tingkat permintaan ekspor terhadap produk olahan Sulut masih
menunjukkan adanya peningkatan. Namun demikian, peluang tersedianya pasar dan tingginya permintaan dari negara partner dagang belum dapat dioptimalkan oleh perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya ketersediaan bahan baku akibat semakin tingginya persaingan usaha yang sejenis di Sulawesi Utara serta adanya ketergantungan pada alam (cuaca) dalam penyediaan bahan baku. Keterbatasan bahan baku ini juga menjadi penyebab utama belum terpenuhinya kapasitas utilisasi dari sebagian besar perusahaan.
1.2.6. Sektor Lainnya
Kinerja sektor bangunan (konstruksi) selama triwulan IV-2010 tumbuh melambat sebesar 0,86% (yoy). Beberapa prompt indicators yang mendorong pertumbuhan tersebut diantaranya adalah aktivitas pemerintah dalam menyelesaikan proyek-proyek fisik di akhir tahun 2010 serta pembangunan properti yang sedang dalam proses penyelesaian, antara lain kompleks perumahan Citraland, Taman Megapolitan, dan Grand Kawanua City.
Pertumbuhan sektor konstruksi tersebut didukung oleh keberpihakan perbankan terhadap sektor bangunan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pembiayaan perbankan yang disalurkan ke sektor konstruksi yang menunjukan adanya perkembangan yang positif. Sampai dengan bulan Desember 2010 jumlah
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah 0 10 20 30 40 50 60 -50 100 150 200 250 300 350 400 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Kredit_Industri (Rp miliar) - left axis gKredit_Industri (%yoy) - right axis
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 -100 200 300 400 500 600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Konstruksi (Rp miliar) - left axis gKonstruksi (% yoy) - right axis
33
outstanding kredit tercatat sebesar Rp378 miliar atau tumbuh sebesar 2,05% (yoy)
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan IV-2010 tumbuh positif 7,35% (yoy). Jika dilihat dari jumlah penjualan listrik serta jumlah pelanggan di bulan Oktober - Desember 2010, terdapat pertumbuhan yang tajam dalam jumlah pelanggan dan pemakaian listrik pada triwulan laporan. Jumlah pelanggan listrik pada triwulan IV-2010 tercatat sebesar 409.128 pelanggan atau tumbuh 5,81% (yoy) dengan jumlah pemakaian 187 MW atau tumbuh 48% dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Sementara itu, pada triwulan IV 2010, kapasitas listrik yang tersedia adalah sebesar 223 MW atau tumbuh 75% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2009. Tingkat pertumbuhan kapasitas listrik tersedia yang lebih besar dari angka pertumbuhan jumlah pemakaian menunjukkan bahwa ketersediaan energi listrik Sulawesi Utara dapat mencukupi kebutuhan listrik masyarakat.
Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2010 tumbuh 2,10% (yoy). Berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar. Hal inilah yang mendorong rendahnya penyaluran kredit pada sektor pertambangan selain karena faktor risiko yang tinggi dari kegiatan pertambangan. Jika dilihat berdasarkan trennya, pembiayaan yang diberikan oleh pihak perbankan terhadap sektor pertambangan pengalami penurunan yang cukup signifikan pada awal tahun 2009, dan selanjutnya relatif tidak mengalami perubahan. Pada triwulan laporan, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertambangan tercatat sebesar Rp 37 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 16,71% (yoy).
Grafik 1.37.
Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik di Sulawesi Utara
Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah
Grafik 1.38.
Penggunaan Listrik di Sulawesi Utara
Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah
-1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 340.000 345.000 350.000 355.000 360.000 365.000 370.000 375.000 380.000 385.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010
Pelanggan_RT - left axis gPelanggan_RT (% yoy) - right axis
0 10 20 30 40 50 60 -50 100 150 200 250 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010
Jumlah Pemakaian (MW) - left axis Jumlah listrik yang tersedia (MW) - left axis gPenjualan (% yoy) - right axis
34
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Jumlah Bank umum 23 23 24 24 24 25 25 25
Jumlah kantor bank umum*) 195 197 199 206 206 215 219 225
Jumlah BPR 17 17 17 13 13 14 14 16
Jumlah kantor BPR 39 39 39 39 39 39 41 43
2009
Data Bank 2010
Sementara itu, untuk kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2010 tumbuh 6,54% (yoy). Perkembangan sektor keuangan, persewaan dan jasa antara lain tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan fasilitas perbankan antara lain: pembukaan kantor cabang pembantu baru, penambahan ATM (Anjungan Tunai Mandiri), serta penawaran produk-produk baru yang memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam bertransaksi. Selain itu, pengaruh musiman perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal, Santa Claus Day, perayaan pesta kembang api serta persiapan perayaan Tahun Baru 2011 juga mempengaruhi pertumbuhan sektor ini.
Grafik 1.39.
Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah
Tabel 1.8.
Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank Umum dan BPR di Sulawesi Utara
-200 0 200 400 600 800 1000 -5 10 15 20 25 30 35 40 45 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010
Kredit_Pertambangan (Rp miliar) - left axis gKredit_pertambangan (% yoy) - right axis
Ket: *) termasuk kantor unit Sumber : Bank Indonesia Manado