• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

Permasalahan pembangunan daerah merupakan perkiraan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.

Berdasarkan hasil identifikasi, permasalahan yang dihadapi oleh OPD Kecamatan Cepu adalah sebagai berikut :

1. Masih kurangnya jumlah SDM yang profesional di Kecamatan Cepu sehingga menghambat pelaksanaan pekerjaan secara efektif dan efisien;

2. Sarana dan prasarana yang tersedia belum dimanfaatkan secara optimal serta belum dibuatnya pemetaan infrastruktur yang baik dan tata lingkungan yang berkelanjutan;

3. Luasnya wilayah jangkauan pelayanan yang tidak diimbangi dengan tertibnya administrasi pemerintahan desa;

4. Kurangnya kerjasama dan partisipasi masyarakat dan stakeholder baik dalam menjaga hasil pembangunan maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengakibatkan kurang maksimalnya pencapaian pelaksanaan kegiatan.

5. Belum optimalnya pengembangan potensi wisata daerah dalam membuka peluang investasi untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Kecamatan Cepu, sebagai salah satu OPD di Kabupaten Blora berkewajiban mendukung dan ikut berupaya dalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Blora 2021-2026, yaitu :

Visi

“Sesarengan Mbangun Blora : Unggul dan Berdaya Saing”

Misi

1. Membangun sumberdaya manusia yang berkualitas, berdaya saing dan berkarakter;

2. Mewujudkan infrastruktur yang baik dan tata lingkungan yang berkelanjutan;

3. Mewujudkan birokrasi yang profesional, progresif, bersih dan akuntabel;

4. Menciptakan kondisi wilayah yang kondusif;

5. Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis potensi daerah dan membuka peluang investasi untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Berkaitan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Cepu, misi yang secara langsung berhubungan adalah mewujudkan birokrasi yang profesional, progresif, bersih dan akuntabel guna meningkatkan kualitas pelayanan publik. Walaupun demikian, dengan tugas pokok melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat desa dan/atau kelurahan, maka seluruh misi berkaitan dengan OPD Kecamatan Cepu.

Tabel 3.1

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Kecamatan Cepu terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah

No Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD

Penghambat Pendorong 1 Misi : Mewujudkan

birokrasi yang profesional, progresif, bersih dan akuntabel

Masih terbatasnya kualitas, kuantitas dan etos kerja pegawai dalam penyelesain pekerjaan serta kurangnya sarana dan prasarana pendukung kinerja

pelayanan publik dalam teknologi dan informasi yang tidak diimbangi dengan

pengembangan kualitas dan kuantitas SDM Aparatur serta keadaan sarana dan prasarana yang belum mendukung

-Dilakukannya bimbingan teknis guna pengembangan kualitas SDM Aparatur serta adanya

pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat Kecamatan -Adanya inovasi PATEN

-Keterbukaan informasi publik 2 Tujuan : meningkatkan

kualitas tata kelola pemerintahan dan kondusifitas wilayah 3 Sasaran :

a. Terwujudnya birokrasi yang bersih dan akuntabel b. Terwujudnya birokrasi

yang kapabel

c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi

Renstra K/L dan Renstra OPD Provinsi Jawa Tengah menjadi pertimbangan bagi Kecamatan Cepu dalam menentukan arah pengembangan pelayanan dan kinerja Kecamatan Cepu yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Kementrian/Lembaga serta OPD Provinsi yang menjadi acuan Kecamatan Cepu dalam penyusunan Renstra tentunya merupakan Kementrian/Lembaga dan OPD Provinsi yang mengampu sektor atau urusan pemerintahan daerah sesuai kondisi dan potensi di wilayah Kecamatan Cepu.

3.3.1 Telaahan Renstra K/L

Tabel 3.2

Permasalahan Pelayanan Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L

Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah

Sebagai Faktor

Penghambat Pendorong 1 Misi : Meningkatkan

kapasitas dan kualitas SDM aparatur

pemerintahan dalam negeri dalam rangka pemantapan pelayanan publik dan reformasi birokrasi (M2)

Masih terbatasnya kualitas, kuantitas dan etos kerja pegawai dalam penyelesain pekerjaan serta kurangnya sarana dan prasarana pendukung kinerja pelayanan publik dalam

mempercepat pelayanan kepada masyarakat

Belum optimalnya pelaporan data kependudukan yang disampaikan dari tingkat

desa/kelurahan ke kecamatan

Perkembangan teknologi dan informasi yang tidak

diimbangi dengan

pengembangan kualitas dan kuantitas SDM Aparatur serta keadaan sarana dan prasarana yang belum mendukung

Adanya perpindahan penduduk yang tidak dilaporkan mulai dari tingkat RT/RW

-Dilakukannya bimbingan teknis guna pengembangan kualitas SDM Aparatur serta adanya

pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat Kecamatan -Adanya inovasi PATEN

-Penggunaan teknologi dan informasi guna pembaruan data penduduk dengan sensus penduduk secara online yang merata 2 Tujuan : Peningkatan

kapasitas dan sinergi pembangunan pusat dan daerah, serta pelayanan publik yang berkualitas dan penguatan inovasi (T2) 3 Sasaran :

A Meningkatnya kapasitas dan kualitas SDM aparatur pemerintahan dlm negeri B Meningkatnya harmonisasi

kualitas produk hukum pusat dan daerah

C Meningkatnya tata kelola pemerintahan dalam negeri yang adaptif, profesional, proaktif, dan inovatif D Terjaminnya hak-hak

keperdataan setiap warga negara dalam aspek kependudukan dan tersedianya data kependudukan untuk semua keperluan

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L

Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah

Sebagai Faktor

Penghambat Pendorong E Meningkatnya tata kelola

penyelenggaraan kewilayahan

3.3.2 Telaahan Renstra Perangkat Daerah Provinsi Tabel 3.3

Permasalahan Pelayanan Kecamatan Cepu Kabupaten Blora berdasarkan Sasaran Renstra Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No

Sasaran Jangka Menengah Renstra Perangkat Daerah

Provinsi

Permasalahan Pelayanan Perangkat

Daerah

Sebagai Faktor Penghambat Pendorong

1 - - -

-Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 tentang Kecamatan menerangkan bahwa kecamatan atau yang disebut dengan nama lain bagian wilayah dari daerah kabupaten/ kota yang dipimpin oleh camat dan kelurahan adalah bagian wilayah dari kecamatan sebagai perangkat kecamatan. Sedangkan penyelenggara urusan kecamatan adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sebagai kawasan strategis, Kecamatan Cepu dengan mata pencaharian penduduk di sektor Pertanian, Perdagangan, dan sektor Migas serta penambangan, sehingga diperlukan adanya ketahanan eksistensi sektor tersebut sebagai penggerak ekonomi wilayah.

Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengembangkan usaha pertanian dengan pendekatan teknologi dan manajemen modern yaitu dengan sistem agribisnis yang didukung sektor perdagangan, dengan penanganan dan pengelolaan yang baik, akan memberikan posisi tawar yang lebih kuat dibanding tahun sebelumnya.

Sementara dalam sektor penambangan, khususnya penambangan pasir, diperlukan regulasi yang jelas dan upaya untuk menertibkan penambangan liar sebagai salah satu cara untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sektor Migas dalam hal ini adanya Pusdiklat Migas Cepu telah memberikan sumbangsih besar bagi kemajuan Kecamatan Cepu, terutama dalam upaya memberikan kesempatan lebih luas bagi masyarakat Cepu untuk menimba ilmu dan bekerja di Pusdiklat Migas.

3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Blora adalah “Terwujudnya Daerah sebagai wilayah pengembangan agroindustri dan agroforestry yang terpadu, seimbang, dan berkelanjutan”. Permasalahan pelayanan OPD Kecamatan Cepu berdasarkan telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.4

Permasalahan Pelayanan OPD Kecamatan Cepu berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong

Keberhasilan Penanganannya No

Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah

Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah

Faktor

Penghambat Pendorong 1. Rencana Struktur

Ruang Wilayah Belum optimalnya akses jaringan jalan antar wilayah

Kondisi jalan jalan antar wilayah yang masih belum baik

Pembangunan infrastruktur berupa perbaikan sistem prasarana jaringan jalan antar wilayah untuk mendukung kawasan

agroindustri dan agroforestry 2. Rencana Pola Ruang

Wilayah Belum

optimalnya penggunaan lahan guna meningkatkan produktivitas pengembangan di bidang budidaya/

pertanian

-Pemanasan global yang

menyebabkan perubahan iklim -Banjir dan tanah longsor di saat musim penghujan -Penebangan pohon secara ilegal guna

pembukaan lahan permukiman -Aktivitas

penambangan liar

-Pembangunan infrastruktur berupa sumur di lahan pertanian -Pembuatan saluran

pembuangan air (drainase)

-Pengembangan sistem

agroindustri -Adanya aktivitas penanaman pohon di berbagai

wilayah 3.4.2 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Berdasarkan telaahan kajian lingkungan hidup strategis RPJMD Kabupaten Blora 2021-2026, dirumuskan isu strategis TPB berdasarkan progam, kegiatan dan sub kegiatan yang telah dilaksanakan tetapi belum mencapai target indikator nasional. Adapun isu strategis yang diambil Kecamatan Cepu yaitu mengenai penguatan tata kelola pemerintahan yang baik dan peningkatan kondusivitas wilayah. Permasalahan pelayanan OPD

Kecamatan Cepu berdasarkan telaahan KLHS RPJMD Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.5

Permasalahan PelayananOPD Kecamatan Cepu berdasarkan KLHS RPJMD Kabupaten Blora Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

No Tujuan TPB

Target TPB Yang Belum

Tercapai/

Indikator Belum Menjadi

Target Kinerja

Isu Pembangunan

Berkelanjutan Permasalahan

Faktor

Penghambat Pendorong 1 Menggalakkan

masyarakat yang damai dan inklusif, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang, membangun berbagai lembaga yang efektif, serta memperkuat yang memiliki nilai indeks Reformasi Birokrasi Baik Kementrian /Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten / Kota)

Belum optimalnuya kinerja pelayanan di kecamatan sehingga kualitas pelayanan dinilai masih rendah

Perkembangan teknologi dan informasi yang tidak diimbangi dengan

pengembangan kualitas dan kuantitas SDM Aparatur serta keadaan sarana dan prasarana yang belum

mendukung kinerja pelayanan

- Kualitas SDM yang masih

- peningkata n kapasitas SDM Aparatur

- penyediaa n dan pemanfaat an sarana dan prasarana penunjang kinerja pelayanan

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana strategis untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral dan etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan. Berdasakan hasil telaah/analisis terhadap berbagai permasalahan pembangunan Kecamatan Cepu di atas, maka ditetapkan isu-isu strategis sebagai berikut :

1. Kualitas dan kuantitas SDM dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya;

Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai dengan potensi dan kondisi sebagai bahan masukan dalam menetapkan kebijakan strategis dengan memperhatikan kepentingan masyarakat;

2. Pelayanan Prima bagi masyarakat;

Kecamatan merupakan kepanjangan tangan pemerintah kabupaten yang terdekat dengan masyarakat yang harus dilayani. Sesuai kewenangan yang diberikan kepada kecamatan, maka pengembangan sistem pelayanan pada masyarakat dapat mengantarkan pada penyediaan pelayanan prima;

3. Partisipasi masyarakat dalam menjaga hasil pembangunan;

Kurangnya peran serta atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat menyebabkan kurangnya rasa memiliki atas hasil pembangunan yang bersangkutan. Dengan demikian, perlu kiranya peran serta dan partisipasi masyarakat terus menerus ditingkatkan.

Adanya konsep yang tepat dalam keterlibatan dan pengembangan peran serta masyarakat dapat membantu penyelenggaraan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan serta pemeliharaanya;

4. Pemberdayaan Desa/Kelurahan guna mendorong perkembangan perdesaan/kelurahan;

Meningkatnya pemberdayaan desa/kelurahan dalam menempatkan masyarakat desa/kelurahan sebagai pelaku utama sebagai proses pengelolaan pembangunan desa/kelurahan menuju terwujudnya kemandirian dalam pengembangan desa/kelurahan yang bersangkutan.

Kecamatan dengan peranya yang memfasilitasi dan membina desa/kelurahan dapat mempercepat proses perkembangan dimaksud;

5. Pemetaan Infrastruktur yang baik dan tata lingkungan yang berkelanjutan;

Masih belum optimalnya pemetaan infrastruktur dan tata lingkungan, khususnya di Kelurahan yang menyebabkan kesulitan untuk mengidentifikasi aset jalan ataupun drainase yang bersumber dari APBD.

BAB IV