• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan TantanganPengembangan Air Limbah

1. Identifikasi Permasalahan Air Limbah

Secara umum permasalahan terkait air limbah adalah masih banyaknya air kotor hasil limbah rumah tangga di buang ke sungai. Dan hal ini diperparah lagi dengan adanya perusahaan/industri yang langsung membuang limbah ke sungai. Tidak hanya terjadi pencemaran air saja, tetapi pencemaran lainnya pun terjadi (tanah dan udara). Rumusan masalah dapat terangkum sebagai berikut ini:

a. Septic Tank tidak memenuhi syarat b. Ketidakteraturan penyedotan tinja

c. Instalasi pengelolaan lumur tinja (IPLT) belum tersedia d. Kesadaran masyarakat rendah

e. Saluran limbah terbatas

f. Keterbatasan inovasi teknologi tepat untuk penanganan limbah (bau)

Masalah air limbah yang dihadapi dapat dianalisis dari lima aspek berikut ini.

ASPEK TEKNIS, meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah baik

on-site maupun off-on-site, di daerah perkotaan dan pedesaan, serta peningkatan kualitas pengelolaan sesuai dengan ketentuan teknis dan memperhatikan lingkungan. Peningkatan akses ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

 Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola oleh BUMD dan dinas.

 Meningkatkan cakupan pelayanan cakupan air limbah yang dikelola secara langsung oleh masyarakat.

 Meningkatkan kinerja BUMD dan penyelenggara lainnya dalam pengelolaan air limbah.

ASPEK PENDANAAN, peningkatan kapasitas pembiayaan untuk pembangunan

prasarana dan sarana air limbah baik sistem on-site maupun off-site serta menjamin pelayanan dengan pemulihan biaya pengelolaan. Dari aspek pendanaan, pemerintah daerah dapat melakukan hal-hal berikut:

 Mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan.

 mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah.

 Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta.

 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan air limbah.

ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT DAN SWASTA. Tinjauan aspek ini adalah

peningkatan kualitas pelayanan dan peningkatan kemitraan dengan swasta dan masyarakat. Aspek ini perlu dipertimbangkan karena adanya keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Peran serta masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara-cara sebagai berikut:

 Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya perilaku hidup bersih dan sehat.

 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembagunan dan pengelolaan air limbah.

 Meningkatkan peran serta badan usaha swasta dan koperasi dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah.

ASPEK KELEMBAGAN.Tinjauan dari aspek kelembagaan adalah peningkatan kinerja

institusi pengelolaan air limbah serta pemisahan fungsi regulator dan operator. Peningkatan kinerja institusi pengelolaan air limbah serta pemisahan fungsi regulator dan operator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar wilayah dalam pembangunan air limbah.

 Menyediakan fasilitas peningkatan menajemen pembagunan air limbah didaerah.

 Menyediakan fasilitas peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten.

ASPEK PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN. Aspek ini mempelajari perkuatan dan penerapan hukum dan pengelolaan sesuai ketentuan yang berlaku untuk penanganan dan pengelolaan air limbah. Perkuatan, penerapan hukum dan pengelolaan air limbah dapat dilakukan melalui:

 Revisi peraturan perundang-undangan yang melakukan pengaturan terhadap BUMD yang bergerak dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah.

 Peningkatan forum nasional peningkatan pengelolaan air limbah dalam mendorong pelaksanaan pengaturan yang lebih baik.

 Meningkatkan tersedianya NSPM dalam pengembangan sistem pembuangan air limbah.

Tabel 7-23 Permasalahan Pengelolaan Air Limbah

No Aspek Pengelolaan AirLimbah PERMASALAHAN Yang SudahTindakan

Dilakukan Yang AkanDilakukan A Kelembagaan :

Bentuk Organisasi Belum adanya organisasi atau tata laksana (Tupoksi, SOP di Kabupaten

Lampung Timur. Tata Laksana (Tupoksi,

SOP,dll)

Kualitas dan Kuantitas SDM B Perundangan terkait

sektor air limbah Pemerintah KabupatenLampung Timur belum memiliki peraturan terkait sektor air limbah dan belum melaksanakan pengawasan terhadap dimensi atau standar ukuran septictank dan sistem rembesan setempat.

•Belum efektifnya masalah sanksi terhadap

pelanggaran yang dilakukan mengenai air limbah. •Membuat peraturan sebagai bentuk pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan air limbah. •Memberikan sanksi yang tegas bagi yang melanggar.

C Pembiayaan: Sumber-sumber

pembiayaan Minimnya anggaran yangdisediakan oleh pemerintah kabupaten untuk

membangun sistem sanitasi.

Retribusi Pemerintah Kabupaten

Lampung Timur belum memiliki peraturan mengenai tarif atau besaran retribusi mengenai pengelolaan air limbah sehingga berdampak pada belum optimalnya

No Aspek Pengelolaan AirLimbah PERMASALAHAN

Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang AkanDilakukan penyelenggaraan air

limbah. D Peran serta Masyarakat

dan swasta Kurangnya kesadaranmasyarakat terhadap sanitasi.

•Kurangnya kemampuan masyarakat akan biaya operasi dan

pemeliharaan.

•Minimnya peran swasta dalam Penyedia layanan air limbah domestik (layanan sedot tinja). •Tingkat ekonomi

masyarakat berdampak pada sulitnya masyarakat dalam memenuhi penyediaan sarana air limbah di tempat tinggalnya. E Teknis Operasional:

Sistem On-Site Sanitation:

MCK Pada umumnya air limbah

berupa grey water (limbah cuci dan mandi) dan limbah dapur dialirkan ke saluran pembuangan secara terpisah dari saluran limbah buangan manusia.

Sebagian limbah–limbah tersebut dialirkan ke saluran atau alur drainase dan sebagian lagi dibuang melalui lubang rembesan. Jamban keluarga/ cubluk/

septik tank

Pengelolaan limbah rumah tangga di daerah

permukiman Kabupaten Lampung Timur, terutama limbah kakus sebagian besar masih ditangani sendiri oleh masyarakat, sehingga masyarakat lebih cenderung memilih untuk membangun tangki septik / septictank yang baru apabila tangki septik yang ada telah penuh.

Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Lampung Timur telah menggunakan Jamban pribadi dengan sub sistem berupa cubluk atau tangki septik

Septik tank komunal

-PS Sanimas

-Truk tinja Belum tersedia alat penyedot lumpur tinja ataupun truk tinja di

No Aspek Pengelolaan AirLimbah PERMASALAHAN

Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang AkanDilakukan

IPLT Sampai saat ini, Kabupaten

Lampung Timur belum memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat atau IPLT. Sistem Off Site Sanitation:

Sambungan rumah

-Sistem jaringan pengumpul -Sistem sanitasi berbasis

masyarakat

-IPAL Dalam penanganan

masalah sistem pengolahan air limbah, Kabupaten Lampung Timur belum memiliki sistem jaringan air limbah untuk menampung dan menyalurkan limbah perkotaan.

Sumber : RPIJM Kabupaten Lampung Timur, 2019 – 2023

2. Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah

 Tantangan Internal

a. Prasarana dan sarana air limbah di Kabupaten Lampung Timur masih menggunakan sistem sanitasi setempat/on-site.

b. Masih adanya masyarakat menggunakan tempat-tempat terbuka sebagai lokasi buang air besar.

c. Rawan terhadap penyakit berupa diarhe, DBD, Filariasis, Muntaber dan lain-lain.

 Tantangan Eksternal

a. Berdasarkan Sasaran RPJMN 2015 – 2019. Sasaran pembangunan air

limbah yaitu peningkatkan utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun hingga mencapai minimal 65% di akhir tahun 2014 serta pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja hingga 45% di akhir tahun 2014 dari kondisi tahun 2005. Selain itu di kota-kota metropolitan dan besar secara bertahap dikembangkan sistem air limbah terpusat (sewerage system). Target akses sanitasi sistem setempat (on site) yang aman untuk tahun 2014, yaitu 80% untuk perkotaan dan 50% untuk perdesaan atau 60% untuk skala nasional.

b. Target MDGS. Dimana diharapkan sampai dengan tahun 2015 pencapaian akses air limbah dapat mencapai 75,34% atau sekitar 185 Juta Jiwa dari 246 Juta Jiwa penduduk. Secara detail pencapaian pelayanan air limbah permukiman pada 2015, dapat dilihat pada dibawah ini

c. RTRW Kabupaten Lampung Timur (2011-2031). Hingga tahun 2031 di

wilayah Kabupaten Lampung Timur diharapkan 70% kawasan permukiman telah menggunakan septic tank dan 30% yang menggunakan MCK dalam membuang limbah rumah tangganya. Sistem pengelolaan air limbah yang bisa dilakukan pengelolaannya dengan skala kawasan untuk melayani perumahan.

 Sasaran

a. Sasaran pengelolaan prasarana dan sarana air limbah di Kabupaten Lampung Timur ditekankan pada pengelolaan air limbah permukiman yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dengan pengembangan sistem sanitasi perpiaan.

b. Diharapkan masyarakat semakin mengerti pentingnya sanitasi lingkungan melalui pengolahan air limbah yang dihasilkan tidak mencemari badan air (sungai, selokan dsb) atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri/ rumah tangga sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan.

c. Tersedianya dokumen perencanaan dalam pengelolaan sistem air limbah.

d. Pencemaran lingkungan akibat kurang memadainya sarana sanitasi dapat diminimalisir dengan tersedianya sarana dan prasarana sanitasi sistem perpipaan.

e. Terbentuknya kelembagaan yang menangani pengelolaan air limbah di Kabupaten Lampung Timur.

Tabel 7-24 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.01/PRT/M/2014

JenisPelayanan Dasar

Standar Pelayanan

Minimal Batas Waktu

Pencapaian Ket Indikator Nilai Penyehatan Lingkungan Permukiman Air Limbah Permukiman Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai.

60% 2019 membidangiDinas yg PU Tersedianya

sistem air limbah skala komunitas/ kawasan/kota

5% 2019 membidangi PUDinas yg

7.4.1.2 Sasaran Program

Pengembangan jaringan air limbah dilakukan dengan orientasi lokasional dengan memperhatikan kepadatan penduduk serta kondisi fisik kawasan yang akan dilayani serta pembangunan instalasi pengolahan dan pembuangan lumpur tinja. Konsep pengembanan jaringan air limbah pada prinsipnya adalah pengembangan penanganan air limbah yang berwawasan lingkungan/ramah lingkungan, dimana air limbah yang dihasilkan dapat didaur ulang dengan sistem pengolahan tertentu dan tidak mencemari lingkungan.

Pengolahan air limbah dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Air limbah dilarang dibuang secara langsung menuju alam dan menjamin bahan buangan yang disalurkan ke alam lepas tidak merusak lingkungan.

b. Instalasi pengolahan limbah mutlak ada.

c. Pelayanan jaringan perpipaan/instalasi pengolahan air limbah prioritas pada kegiatan industri, perdagangan, sarana pelayanan umum dan perkantoran.

d. Mengurangi resiko yang diakibatkan oleh limbah.

Untuk menyediakan sarana pengolahan air limbah, maka diperlukan perkiraan timbulan limbah yang akan dihasilkan. Timbulan air limbah sangat dipengaruhi oleh pola pemakaian air bersih, pada umumnya timbulan air limbah yang dihasilkan kurang lebih 70% - 80% dari pemakaian air bersih. Standar yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001.

b. SNI 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan Tanki Septik Dengan Sistem Peresapan. c. SNI 03-2399-2002 Tata cara perencanaan bangunan MCK umum.

2014 2019 2024 2029 2034

1 Jml Penduduk Jiwa 975.192 1.011.140 1.047.087 1.083.034 1.118.981

2 Jumlah Rumah Tangga KK 195.038 202.228 209.417 216.607 223.796

3 Kebutuhan Air Bersih Domestik Lt/Hari 70.213.854 72.802.046 75.390.238 77.978.430 80.566.621

4 Timbulan Limbah Cair Domestik (Asumsi 80% dari Air Bersih) Lt/Hari 56.171.083 58.241.637 60.312.190 62.382.744 64.453.297

5 Penduduk yang terlayani Septic Tank (Asumsi 85%) Asumsi 85% 165.783 171.894 178.005 184.116 190.227

6 Penduduk yang terlayani MCK (Asumsi 15%) Asumsi 15% 29.256 30.334 31.413 32.491 33.569

7 Proyeksi Kebutuhan Septic Tank Untuk Keluarga (1 Septic/1KK) 1 Septic Tank/1KK 195.038 202.228 209.417 216.607 223.796

8 Proyeksi Kebutuhan MCK (Unit;1 MCK=100 jiwa) Unit;1 MCK=100 Jiwa 9.752 10.111 10.471 10.830 11.190

9 Proyeksi lumpur tinja domestik yang di hasilkan; lt/hari (30 lt x jmlh pddk)/365 hariLt/Hari(30 LtxJmL

Pend/365) 80.153 83.107 86.062 89.016 91.971

10 Proyeksi Lumpur Non Tinja (Lt/hari;20% Tinja) Lt/Hari;20% Tinja) 16.031 16.621 17.212 17.803 18.394

11 Total Jumlah Lumpur (Lt/Hari) Lt/Hari 96.183 99.729 103.274 106.820 110.365

12 Proyeksi Kebutuhan Mobil Tinja (Unit ; Kapasitas 4m³) Unit;Kapasitas 4m³ 24 25 26 27 28

13 Kebutuhan Kapasitas IPLT Minimal (50m³/hari) 50m³/hari 19 20 21 21 22

Perkiraan Jumlah dan Kebutuhan Penyediaan Prasarana Limbah

Satuan

No Uraian

d. Dasar-Dasar Teknik Pengolahan Air Limbah. e. Dasar-Dasar Teknik Pengolahan Air Limbah.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk perkiraan jumlah timbulan air limbah pada di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2014 sebesar 56.171.083 liter/hari atau 56.171 m3/hari dari total kebutuhan air bersih dengan kebutuhan septiktank komunal 195.038 unit. Dan untuk pelayanan tinja diperlukan 24 unit mobil tinja. Untuk lebih jelasnya mengenai perkiraan jumlah timbulan air limbah dan kebutuhan jumlah utilitas air limbah pada kawasan perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7-25 Proyeksi Timbulan Air Limbah dan Sarana Prasarana Air Limbah

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Adapun penanganan air limbah di Kabupaten Lampung timur dengan rencana pengembangan sebagai berikut:

1. Sistem Pembuangan Air Limbah

a. Penyediaan dan pembangunan sanitasi setempat yang dilengkapi dengan tangki septik bidang resapan dan sumur resapan.

b. Mengembangkan tangki septik secara kolektif pada kawasan perumahan tipe kecil serta tangki septik secara individu pada kawasan perumahan tipe sedang dan tipe besar.

c. Penyediaan dan pembangunan sanitasi terpusat dengan proses pengolahan limbah sistem IPAL. Hal ini merupakan kewajiban besar bagi pengelola industri dan pusat perdagangan kapasitas besar.

2. Sistem Pengolahan Air Limbah

a. Penyediaan pengolahan air limbah domestik dengan septiktank konvensional yang terintegrasi dengan bidang resapan (beerput) dan sumur resapan serta pada permukiman padat dengan penyediaan tangki septik dengan pengurangan berkala menggunakan mobil Tinja.

b. Penyediaan pengolahan air limbah non domestik dengan pembangunan IPAL dengan sistem produksi bersih, yaitu pemanfataan kembali air limbah yang memenuhui baku mutu air besih dan penggunaan limbah padat terdaur ulang. c. Alternatif pengolahan limbah berwawasan lingkungan dengan pengembangan

sanitasi taman (sanita) danbiofiil septic tankyang dikembangkan dengan kepadatan lingkungan permukiman rendah hingga sedang.

d. Penanganan air limbah secara ketat pada lingkup kawasan peruntukan industri, perdagangan dan jasa, dan kesehatan berupa penyediaan instalasi pengolahan air limbah pada masing-masing kawasan.

3. Sistem Penyaluran Air Limbah

a. Menghindari sistem pemompaan dengan memperhatikan kontur kawasan.

b. Sistem Penyaluran terpisah atau biasa disebut separate system/full sewerageadalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran drainase khusus untuk air yang tidak tercemar.

c. Pola penyaluran air limbah dikembangkan dengan pola zona, dimana daerah pelayanan terbagi menjadi dua, yaitu pusat pelayanan dan zona industri. Hal ini dikarenakan daerah terhambat dengan elevasi yang bervariasi.

Jaringan pengelolaan air limbah yang akan direncakan di Kabupaten Lampung Timur meliputi sistem pembuangan air limbah setempat (onsite) dan/atau terpusat (offsite).

Tabel 7-26

No Aspek Pengelolaan Drainase Kondisi Eksisting Tahun I Tahun II Kebutuhan Tahun III Tahun IV A Peraturan terkait sektor air limbah

Ketersediaan Peraturan bidang air limbah (Perda, Pergub, Perwali dst)

Pemerintah Kabupaten

Lampung Timur belum memiliki peraturan terkait sektor air limbah dan belum

melaksanakan pengawasan terhadap dimensi atau standar ukuran septictank dan sistem rembesan setempat.

Pembuatan Peraturan

bidang Air Limbah Pembuatan Peraturanbidang Air Limbah Pembuatan Peraturanbidang Air Limbah Pembuatan Peraturan bidangAir Limbah

B Kelembagaan :

Bentuk Organisasi - Pembentukan Organisai

dan tata laksanaan (Tupoksi, SOP)

- Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan

Permukiman (limbah)

Pembuatan Sarana dan Prasarana Air Limbah Berbasis Masyarakat Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman (limbah)

Tata Laksana (Tupoksi, SOP,dll) Kualitas dan kuantitas SDM

C Pembiayaan

Sumber-sumber pembiayaan (APBD Prov/Kab/kota/ swasta/ masyarakat/dll)

Pembiayaan pengelolaan air limbah meliputi biaya

operasional dan perawatan serta biaya investasi belum mencapai angka ideal

Tarif Retribusi

Realisasi penarikan retribusi (%terhadap target)

D Peran serta Masyarakat dan swasta (Sudah ada/belum ada/

bentuk kontribusi, dll)

Pembentukan Kelembagaan Pengelola Air Limbah E Sistem setempat (on site)

No Aspek Pengelolaan Drainase Kondisi Eksisting Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV

Kapasitas IPLT - Sarana Air Limbah

Dengan Sistem Terpusat

- Pembebasan Lahan

penyedotan septic tank limbah/air kotor mikro yang melayani buangan limbah kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, dan sarana lainnya.

Tingkat cakupan Pelayanan

IPLT

-Ketersediaan dan kondisi Truk

tinja

-Biaya O&P

-Kualitas efluen IPLT (BOD dan COD)

Ketersediaan Sistem pengolahan air limbah skala kecil/ kawasan/ komunitas F Sistem Terpusat (off site)

Ketersediaan dan kondisi IPAL Perencanaan Masterplan IPAL bagi kegiatan industri dan limbah perkotaan di Kecamatan Bandar Sribawono

Perencanaan Teknis (DED)

IPAL.

-Penyediaan ruang energi yang digunakan sebagai sumber pembangit listrik untuk kegiatan

pengolahan IPAL.

- Penyediaan ruang gudang sebagai penyimpanan residu yang tidak termanfaatkan yang kemudian dibuang menuju TPA minimal sebulan sekali.

- Penerapan sistem pemantauan limbah buangan untuk kualitas air limbah industri yang diperbolehkan.

- Pembuatan jaringan pembungan limbah/air kotor secara mandiri oleh industri.

- Penyediaan RTH berupa pekarangan dan green belt dengan vegetasi tanaman yang mampu menyerap polusi, bising dan bau.

- Melakukan pengawasan pengolahan secara berkala. Kapasitas IPAL

Tingkat cakupan Pelayanan IPAL

Biaya O&P

7.4.1.3 Usulan Kebutuhan Program

Usulan dan prioritas proyek pengelolaan air limbah disesuaikan dengan program yang telah diusulkan beserta rencana pendanaan disajikan dalam tabel matriks program pada Bab VIII Memorandum Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya.

7.4.2 Persampahan

7.4.2.1 Kondisi Eksisting

Persampahan merupakan salah satu permasalahan yang cukup krusial dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur permukiman / keciptakaryaan. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Lampung Timur sampai saat ini adalahopen dumping(penumpukan terbuka) di pembuangan sampah/akhir (TPA). Kabupaten Lampung Timur memiliki 1 (satu) TPA, yaitu TPA Rantau Jaya di Kecamatan Sukadana dengan luas ± 2 Ha. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Lampung Timur dipegang oleh Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Lampung Timur. Sampah yang dikelola oleh Dinas Pasar dan Kebersihan biasanya berupa timbulan sampah dari pasar, komplek kantor PEMDA, jalan protokol/taman disekitar perkantoran dan permukiman sekitar. Pada umumnya, proses sistem pengelolaan dan pengangkutan sampah sampai ke TPA dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu pengumpulan dan pewadahan dengan sistem kontainer dan sistem bak pengumpul atau TPS.

Gambar 7.65 Proses Pengumpulan dan Pewadahan dengan Sistem Bak Pengumpul atau TPS