• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

Rencana Pembangunan

Infrastruktur Bidang Cipta

Karya

7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman diidentifikasikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau pedesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7.1.1 Kondisi Eksisting

Isu Strategis

Isu-isu general yang dapat ditangkap untuk perkembangan permukiman dan perkembangan perumahan di perkotaan Kabupaten Lampung Timur:

(2)

fasilitas sosial hingga permukiman didominasi pertumbuhannya hanya pada layer pertama pada koridor ini.

b. Kondisi ‘stag’ di ibukota Kabupaten Lampung Timur sekaligus pusat pemerintahan. Kondisi ini dapat dilihat bahwa tidak mengalami perkembangan terutama sektor perekonomian karena faktor kultural masyarakat, seiring dengan tidak berkembangnya pertumbuhan perumahan baru.

c. Pusat-pusat permukiman perkotaan dan sistem jaringan infrastruktur tidak terdefinisi dan terintegrasi secara jelas. Kondisi tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan permukiman pada satu kawasan, sebagai permukiman kampung dengan pertumbuhan perumahan baru memiliki infrastruktur yang tidak saling terintegrasi. Demikian halnya dengan jalan-jalan akses perumahan baru yang tidak terintegrasi dengan sistem jaringan utama perkotaan, seperti sistem jaringan jalan, sistem jaringan drainase maupun sistem pembuangan persampahan.

Gambar 7.1 Isu-isu General Perkembangan Permukiman Kabupaten Lampung Timur

stag

Invasi lahan

konservasi dan lahan produktif dan area pesisir maupun bantaran sungai

Embrio aktifitas kota tersebar sepanjang koridor Lintas Pantai Timur/ Lintas Timur Pusat-pusat

(3)

d. Invasi lahan konservasi dan lahan produktif, dimana kondisi ini mulai tampak pada kawasan-kawasan konservasi, seperti Taman Nasional dan lahan produktif, seperti pertanian/ sawah, kawasan pesisir dan bantaran yang seharusnya memiliki sempadan baik sebagai jalur inspeksi maupun proteksi pesisir maupun bantaran.

e. Menurunnya Kualitas Lingkungan Permukiman

Penurunan kualitas lingkungan permukiman terutama pada kawasan perkotaan, seperti di Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana yang pada umumnya dihuni oleh masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, termasuk khususnya yang berada di daerah bantaran sungai,pasar, muara sungai dan pantai. Penurunan kualitas lingkungan terkait dengan menurunnya kemampuan masyarakat didalam memelihara prasarana dan sarana dasar lingkungannya.

f. Keberadaan Kawasan Permukiman Kumuh

Di Kabupaten Lampung Timur masih banyak ditemukan kawasan permukiman kumuh, baik dalam lingkup kecil (tersebar) maupun lingkup luas dan terkonsentrasi (kawasan) khususnya pada kawasan perkotaan seperti di Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana. Keberadaan kawasan permukiman kumuh membawa persoalan yang rumit karena terkait dengan masalah status tanah, kultur sosial budaya, ekonomi masyarakat, dan penyediaan sarana prasarana lingkungan. Proses penanganan kawasan permukiman kumuh belum ada realisasi yang kongkrit dan masih sebatas studi-studi perencanaan dan penataan lingkungan.

Adapun kajian isu-isu permukiman yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7-1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala kabupaten Lampung Timur

No Isu Strategis Keterangan

1 Embrio aktifitas kota tersebar sepanjang jalur Lintas

Timur Kabupaten Lampung Timur Aktifitas kegiatan cenderung linier, mulaidari pintu masuk Kabupaten Lampung Timur hingga sepanjang jalur Lintas pantai Timur, yang sekarang disebut jalur Lintas Timur.

2 Kondisi ‘stag’ di ibukota Kabupaten Lampung Timur

sekaligus pusat pemerintahan Ibukota Kabupaten (Sukadana) tidakmengalami perkembangan terutama sektor perekonomian karena faktor kultural masyarakat, seiring dengan tidak

berkembangnya pertumbuhan perumahan baru

3 Pusat-pusat permukiman perkotaan dan sistem jaringan infrastruktur tidak terdefinisi dan

(4)

No Isu Strategis Keterangan

sistem jaringan drainase maupun sistem pembuangan persampahan

4 Invasi lahan konservasi dan lahan produktif Kawasan konservasi, seperti Taman Nasional

lahan produktif, seperti pertanian/ sawah, kawasan pesisir dan bantaran yang seharusnya memiliki sempadan baik sebagai jalur inspeksi maupun proteksi pesisir maupun bantaran.

5 Penurunan kualitas lingkungan permukiman Kawasan perkotaan Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana yang pada umumnya dihuni oleh masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, termasuk khususnya yang berada di daerah bantaran sungai, pasar, muara sungai dan pantai

6 Keberadaan Kawasan Permukiman Kumuh Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana terkait dengan masalah status tanah, kultur sosial budaya, ekonomi masyarakat, dan penyediaan sarana prasarana lingkungan. 7 Menghilangnya Budaya Rumah/Permukiman Berciri

Tradisional Dinamika perkembangan sosial, ekonomi,dan budaya masyarakat dan besarnya tekanan pengaruh luar.

8 Kelembagaan Perumahan Belum mantapnya sistem dan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan perumahan dan permukiman.

9 Tata Ruang dan Pembangunan Permukiman Pertumbuhan permukiman dan perumahan belum dibawahi dalam satu kawasan khusus, seperli KASIBA (Kawasan Siap Bangun) dan LISIBA (Lingkungan Siap Bangun).

10 Terjadinya Masalah Lingkungan dan Bencana yang

serius Bencana banjir.

Sumber : Hasil Identifikasi, 2018

Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang akan mendominasi pengunaan lahan. Kebutuhan akan perumahan dan permukiman akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduknya. Kondisi ideal yang diharapkan adalah bila setiap keluarga menempati 1 unit tempat tinggal. Diasumsikan bahwa satu keluarga berjumlah 5 jiwa, asumsi ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan perumahan sedang bagi perhitungan ruang bagi pengembangan perumahan dan permukiman yang didasarkan pada asumsi luas rata-rata persil rumah yang ditepati.

(5)

tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur selama tahun 2002 – 2006 mengalami kenaikan hingga pada tahun 2006 sebesar177 jiwa/km2. Berdasarkan kriteria tingkat kepadatan penduduk di Kabuapten Lampung Timur, dapat diinterpretasikan bahwa kawasan padat penduduk mempunyai ciri kekotaan. Kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk dibawah170 jiwa/km2 merupakan kawasan yang memiliki kepadatan penduduk rendah dan memiliki ciri kekotaan yang rendah pula. Kecamatan yang tergolong kategori ini adalah : Kecamatan Way Bungur, Braja Selebah, Marga Sekampung, Labuhan Ratu dan Sukadana. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk 171-290 jiwa/km2 termasuk kategori kawasan dengan kepadatan penduduk sedang dan dapat dikatakan sudah mulai memiliki tingkat kekotaan yang lebih tinggi, meliputi: Kecamatan Kibang, Bumi Agung, Gunung Pelindung, Melinting, Pasir Sakti, Raman Utara, Waway Karya, Purbolinggo, Batanghari Nuban, Bandar Sribhawono, Marga Tiga, Jabung, Way Jepara dan Sekampung Udik.

Kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi di Kabupaten Lampung Timur merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan diatas 291 jiwa/km2 diantaranya Kecamatan Mataram Baru, Pekalongan (angka kepadatan terbesar mencapai 430 jiwa/km2), Batanghari Sekampung dan Labuhan Maringgai.

Secara umum, kawasan permukiman di Kabupaten Lampung Timur terdiri atas kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Luas kawasan daerah permukiman di Kabupaten Lampung Timur berdasarkan RTRW adalah 6.80 persen dari total luas pemanfaatan lahan di Kabupaten Lampung Timur atau dengan luas mencapai ± 36.226,70 hektare.

Perkembangan ekonomi wilayah yang sangat dinamis akan berpengaruh terhadap sebaran penduduk di wilayah bersangkutan. Kecenderungan sebaran penduduk mengikuti perkembangan industri, perdagangan dan jasa perdagangan di sepanjang jalur regional.

(6)

KondisiPermukimanLampungTimur SekitarWilayahPesisir Pantai

Sedangkan karakteristik wilayah dengan tingkat kepadatan rendah hingga sedang, cenderung memiliki ciri wilayah perdesaan. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan penduduknya yang banyak didominasi oleh kegiatan dan usahapertanian. Kawasan perdesaan banyak tersebar hampir merata diseluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. Sebagian besar kawasan permukiman perdesaan lebih berorientasi pada lahan pertanian dan perkebunan. Karakteristikaktivitas pedesaan merupakan kawasan agraris, sehingga kegiatan keseharian dan mobilitas penduduk banyak terjadi hanya dari rumah tempat tinggal hingga areal persawahan/perkebunan mereka.

Tabel 7-2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan

Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman di Kabupaten Lampung Timur

No Jenis ProdukPerda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan lainnya Amanat Kebijakan Daerah

Pengaturan No./Tahun Perihal

1 Surat Keputusan Bupati

Lampung Timur B. 89/15/SK/2014 Penetapan LokasiLingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Lampung Timur

Menetapkan lokasi

lingkunganperumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Lampung Timur tahun 2014.

Sumber : SK Bupati Lampung Timur, Tahun 2014

Kondisi rumah dan lingkungan permukiman di Kabupaten Lampung Timur secara umum cukup baik jika dilihat dari kondisi kelayakan hunian, keamanan, dan kenyamanan. Namun demikian, di Kabupaten Lampung Timur juga masih terdapat daerah yang termasuk kawasan permukiman yang kurang layak huni, kawasan yang termasuk permukiman kurang layak huni tersebar dibeberapa desa antara lain terdapat di daerah kawasan bantaran sungai, pasar, muara sungai dan pantai seperti Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana.

Kondisi permukiman di kawasan tersebut cenderung tidak teratur, kondisi Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) yang ada kurang tertata dengan baik. Karakteristik permukiman kumuh di Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut:

(7)

2) Tata letak bangunan yang tidak teratur dan kondisi fisik bangunan yang tidak layak huni , material / bahan bangunan yang digunakan umumnya bersifat semi permanen atau non permanen.

3) Kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan terhadap lahan perumahan, semakin tingginya harga tanah dan tingkat perekonomian dan penghasilan masyarakat di kawasan tersebut yang tergolong rendah.

Tabel 7-3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur

NO

Lokasi Kawasan Kumuh

Tipologi Luas(Ha) JumlahRumah Permanen Kecamatan Kelurahan LingkupRW

1 LabuhanMaringgai

Margasari Dusun 10dan 11 Muara Sungaidan Pantai 20 *) *) 1976 510

Sukorahayu Dusun 1dan 2 BantaranSungai 40 *) *) 613 189

2 BandarSribhawono Sadar Sriwijaya Dusun 1 Pasar 1,5 *) *)

3 Way Jepara Labuhan Ratu 2 Dusun 2 Pasar danBantaran

Sungai 9 *) *) 1904 407

4 Sukadana

Sukadana RW 1

Bantaran

Sungai 4 *) *) 480 117

Pasar Sukadana RW 10

Bantaran

Sungai 3 *) *) 2195 409

5 Pekalongan Pekalongan Dusun 4 Pasar danBantaran Irigasi 3,5 *) *) 1528 380 Sumber: Sumber : SK Bupati Lampung Timur, Tahun 2014

Keterangan *) Data Tidak tersedia

Jika dilihat dari kondisi bangunan rumah di Kabupaten Lampung Timur dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu rumah permanen, semi permanen dan temporer. Kriteria pengelompokkan ini berdasarkan pada penilaian visual yang dilakukan pada saat observasi di Kabupaten Lampung Timur.

a) Rumah Permanen

(8)

berada di sepanjang jalan utama. Pola rumah permanen bersifat linear di sepanjang jalan utama dan memusat di pusat keramaian.

Kondisi Permukiman di Kabupaten Lampung Timur Sekitar Jalan Lintas Kabupaten

b) Rumah semi permanen

Rumah yang sebagian menggunakan konstruksi batu, sementara sisanya menggunakan kayu atau bahan sejenisnya. Bangunan dengan konstruksi semi permanen banyak terdapat pada wilayah kecamatan-kecamatan yang sedang berkembang. Pola rumah semi permanen ini kebanyakan bersifat linear disepanjang jalan utama dan menyebar diwilayah-wilayah yang masih luas.

c) Rumah Temporer

Bangunan dengan konstruksi temporer merupakan bangunan yang sifatnya sementara dan bahan bangunannya menggunakan kayu atau bambu. Jenis bangunan ini tidak mengelompok pada suatu kawasan perumahan, tetapi lokasinya menyebar. Kebanyakan berada dilokasi perkebunan dan pertanian.

Status kepemilikan rumah di kabupaten Lampung Timur dibedakan dalam beberapa kategori diantaranya Milik sendiri, Kontrak, Sewa, Sewa Beli, Rumah Dinas, Rumah Milik Anggota, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 7-4 Rumah Tangga dan Status Penguasaan Tempat Tinggal Di Kabupaten Lampung Timur

No BangunanTempatTinggalStatusPenguasaan JumlahRumahTangga Persentase(%)

1 Miliksendiri 213.353 91,56

2 Kontrak 3.441 1,40

3 Sewa 2.107 0,90

4 Belisewa 6.020 2,58

5 RumahDinas 903 0,39

6 Rumahmilikorangtua 7.224 3,10

(9)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa status penguasaan bangunan tempat tinggal milik sendiri di Kabupatan Lampung Timur sebanyak 213.353 unit atau setara 91,56% dari jumlah rumah tangga menempati jumlah tertinggi dalam penguasaan bangunan. Hal ini berarti mudahnya membangun rumah bagi penduduk Kabupaten Lampung Timur karena ketersediaan lahan yang cukup serta dapat memanfaatkan bahan bangunan lokal yang ada dan murah untuk membangun rumah. Selain itu, pemanfaatan tenaga kerja setempat dapat mengurangi angka pengangguran desa.

Sampai dengan saat ini program pengembangan Rumah Sederhana Sehat (RSH) di Kabupaten Lampung Timur belum ada sehingga program pembangunan prasarana cipta karyayang akan dikembangkan pada kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH) seperti (jalan lingkungan/drainase/ MCK/SPAM, TPST dan sebagainya) tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu kedepannya pemerintahdaerah harus dapat melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilanrendah dan terjangkau.Pemenuhan kebutuhan tersebut salah satunya dengan pengadaanRumah Sederhana Sehat (RSH). Walaupun RSH diperuntukkan bagi masyarakatberpenghasilan rendah,tetapi RSH harus layak, terjangkau, memenuhi persyaratankesehatan, keamanan dan kenyamanan serta berwawasan lingkungan.

Pengertian rumah susun sederhana sewa (RUSUNAWA) yaitu bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian.

(10)

Tabel 7-5 Data Program Perdesaan

No Program/Kegiatan

Lokasi

Volume/Satuan Status infrastrukturKondisi Kecamatan Desa

Program Tahun 2013

1 Drainase/Saluran Jalan Batanghari

Nuban Sukacari 449.00 Hok -

-2 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Gunung Tiga 59.00 M3 -

-3 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Cempaka Nuban 8.00 M3 -

-4 Gorong-gorong Plat beton/Plat Duiker

Batanghari

Nuban Cempaka Nuban

-

-5 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Cempaka Nuban -

-6 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Gedung Dalam -

-7 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Gedung Dalam -

-8 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Kedaton Induk -

-9 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Kedaton Induk -

-10 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Kedaton Induk -

-11 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Tulung Balak -

-12 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Tulung Balak -

-13 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Tulung Balak -

-14 Plengsengan/Talud

Perkuatan/Dinding Penahan BatanghariNuban Tulung Balak - -15 Drainase/Saluran Jalan Gunung

Pelindung Nibung 14.00 M3 -

-16 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker PelindungGunung Pelindung Jaya -

-17 Plengsengan/Talud

Perkuatan/Dinding Penahan PelindungGunung Pelindung Jaya 66.00 M3 - -18 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Taman Pajar 23.00 M3 -

-19 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Taman Endah 22.00 M3 -

-20 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker Purbolinggo Taman Endah 1.00 unit -

-21 Saluran Irigasi (Pembawa,Pembuang) Purbolinggo Tanjung Inten 9.00 M3 -

-22 Jalan Telford/Onderlaagh Way Bungur Tanjung Tirto 52.00 M3 -

-23 Jalan Telford/Onderlaagh Way Bungur Toto Projo -

-24 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker Way Bungur Toto Projo 6.00 M3 -

-25 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker Way Bungur Toto Projo -

-26 Plengsengan/TaludPerkuatan/Dinding Penahan Way Bungur Toto Projo -

(11)

No Program/Kegiatan

Lokasi

Volume/Satuan Status infrastrukturKondisi Kecamatan Desa

1 Sumur Bor Sukacari 3 Unit -

-2 Jalan Telford/Onderlaagh Gunung Tiga 4,470 meter -

-3 Jalan Telford Gedung Dalam 3,973 meter -

-4 Gorong-Gorong Gedung Dalam 2 unit -

-5 Jalan Telford Cempaka Nuban 4,098 meter -

-6 Gorong-Gorong Cempaka Nuban 2 unit -

-7 Jalan Telford Kedaton Induk 2,328 meter -

-8 Gorong-Gorong Kedaton Induk 3 unit -

-9 Gorong-Gorong Kedaton Induk 1 unit -

-10 Gorong-Gorong Kedaton Induk 1 unit -

-11 Gorong-Gorong Kedaton Induk 1 unit -

-12 Jalan Telford Tulung Balak 2,271 meter -

-13 Gorong-Gorong Tulung Balak 5 unit -

-14 Gorong-Gorong Tulung Balak 8 unit -

-15 Gorong-Gorong Tulung Balak 2 unit -

-16 Gorong-Gorong Tulung Balak 1 unit -

-17 TPT Tulung Balak 14 unit -

-18 Gorong-Gorong Tulung Balak 1 unit -

-19 Jalan Telford Taman Pajar 1547meter -

-20 Jalan Telford/Onderlaagh Taman Bogo 1416meter -

-21 Jalan Telford/Onderlaagh Tanjung Inten 1534meter -

-22 Talud Way Mili 1,043meter -

-23 Gorong-gorong Way Mili 5 Unit -

-24 Gorong-gorong Way Mili 4 Unit -

-25 Jalan Telford Toto Projo 3,696meter -

-26 Gorong-gorong Toto Projo 7 unit -

-Program Tahun 2010

1 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Sukacari 1604meter

-

-2 Gorong-gorong Plat beton/Plat Duiker

Batanghari

Nuban Sukacari 5unit

(12)

-No Program/Kegiatan

Lokasi

Volume/Satuan Status infrastrukturKondisi Kecamatan Desa

3 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Gunung Tiga 1564.5meter -

-4 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Gunung Tiga 6unit -

-5 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Gunung Tiga 1unit -

-6 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Negara Ratu 1460meter -

-7 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Negara Ratu 2unit -

-8 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Negara Ratu 5unit -

-9 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Gedung Dalam 1585meter -

-10 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Gedung Dalam 7unit -

-11 Jalan Telford/Onderlaagh BatanghariNuban Sukaraja Nuban 1525meter -

-12 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker BatanghariNuban Sukaraja Nuban 8unit -

-13 Jalan Telford/Onderlaagh BatanghariNuban Bumi Jawa 1520meter -

-14 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker BatanghariNuban Bumi Jawa 8unit -

-15 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker BatanghariNuban Bumi Jawa 1unit -

-16 Jalan Telford/Onderlaagh BatanghariNuban Trisno Mulyo 1629meter -

-17 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker BatanghariNuban Trisno Mulyo 1unit -

-18 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker BatanghariNuban Trisno Mulyo 1unit -

-19 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker BatanghariNuban Trisno Mulyo 2unit -

-20 Jalan Telford/Onderlaagh BatanghariNuban Kedaton 1 (Satu) 1866.5meter -

-21 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker BatanghariNuban Kedaton 1 (Satu) 1unit -

-22 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker BatanghariNuban Kedaton 1 (Satu) 2unit -

-23 Jalan Telford/Onderlaagh BatanghariNuban Kedaton 2 (Dua) 1500.75meter -

-24 Jembatan Beton / Permanen Batanghari

Nuban Kedaton 2 (Dua) 1unit

-

-25 Gorong-gorong Plat beton/Plat Duiker

Batanghari

Nuban Kedaton 2 (Dua) 1unit

-

-26 Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Penahan

Batanghari

Nuban Kedaton 2 (Dua) 114.8meter

-

-27 Drainase/Parit Galian Tanah Batanghari

Nuban Kedaton 2 (Dua) 25.3meter

-

-28 Jalan Telford/Onderlaagh Batanghari

Nuban Purwosari 2012meter

-

-29 Sumur Bor Purbolinggo Tegal Gondo 3 unit -

-30 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Tegal Gondo 988meter -

(13)

-No Program/Kegiatan

Lokasi

Volume/Satuan Status infrastrukturKondisi Kecamatan Desa

32 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Tanjung Inten 2013meter -

-33 Sumur Bor Purbolinggo Taman Asri -

-34 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Taman Asri 1345meter -

-35 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Tambah Luhur 1715meter -

-36 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker Purbolinggo Tambah Luhur 2 unit -

-37 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker Purbolinggo Tambah Luhur 2 unit -

-38 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker Purbolinggo Tambah Luhur 1 unit -

-39 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Tambah Dadi 860meter -

-40 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Tambah Dadi 633meter -

-41 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Tambah Dadi -

-42 Plengsengan/TaludPerkuatan/Dinding Penahan Purbolinggo Tambah Dadi 70 unit -

-43 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Taman Pajar 1237meter -

-44 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Taman Pajar -

-45 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Taman Pajar -

-46 Jalan Telford/Onderlaagh Purbolinggo Taman Pajar 969.6meter -

-47 Saluran Irigasi (Pembawa,Pembuang) Way Bungur Toto Mulyo 1791.7meter -

-48 Jalan Telford/Onderlaagh Way Bungur Tambah Subur 1093meter -

-49 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker Way Bungur Tambah Subur 2 unit -

-50 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker Way Bungur Tambah Subur 2 unit -

-51 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker Way Bungur Tambah Subur 5 unit -

-52 Plengsengan/TaludPerkuatan/Dinding Penahan Way Bungur Tambah Subur 60unit -

-53 Jembatan Beton / Permanen Way Bungur Tanjung Kencono 1 unit -

-54 Jalan Telford/Onderlaagh Way Bungur Tanjung Kencono 1568.6meter -

-55 Plengsengan/Talud

Perkuatan/Dinding Penahan Way Bungur Kali Pasir 664meter

-

-56 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker Way Bungur Kali Pasir

-

-57 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker Way Bungur Kali Pasir

-

-58 Jalan Telford/Onderlaagh Way Bungur Tegal Ombo 528.7meter -

-59 Plengsengan/Talud

Perkuatan/Dinding Penahan Way Bungur Tegal Ombo 180meter

-

-60 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker Way Bungur Tegal Ombo 1 unit

(14)

-No Program/Kegiatan

Lokasi

Volume/Satuan Status infrastrukturKondisi Kecamatan Desa

61 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker Way Bungur Tegal Ombo 1 unit -

-62 Saluran Irigasi (Pembawa,

Pembuang) Way Bungur Tegal Ombo 612meter -

-63 Jalan Telford/Onderlaagh Way Bungur Taman Negeri 1529.5meter -

-64 Rehab/Perbaikan Jembatan Beton Way Bungur Taman Negeri 1 unit -

-65 Gorong-gorong Plat beton/Plat

Duiker Way Bungur Taman Negeri 1 unit -

-66 Drainase/Saluran Jalan Gunung

Pelindung Pempen 915meter -

-67 Jalan Telford/Onderlaagh Gunung

Pelindung Negeri Agung 1496.1meter -

-68 Drainase/Saluran Jalan Gunung

Pelindung Negeri Agung 45meter -

-69 Jalan Paving Block PelindungGunung Negeri Agung 68meter -

-70 Jalan Paving Block PelindungGunung Negeri Agung 151meter -

-71 Gorong-gorong Plat beton/PlatDuiker PelindungGunung Negeri Agung 13 unit -

-72 Jalan Telford/Onderlaagh Gunung

Pelindung Nibung 2004.4meter -

-73 Jalan Telford/Onderlaagh PelindungGunung Way Mili 825meter -

-74 Plengsengan/TaludPerkuatan/Dinding Penahan PelindungGunung Way Mili 280meter -

-75 Jalan Telford/Onderlaagh PelindungGunung Pelindung 1300meter -

-76 Plengsengan/TaludPerkuatan/Dinding Penahan PelindungGunung Pelindung 100meter -

-77 Drainase/Saluran Jalan PelindungGunung Pelindung 100meter - -Sumber : RIS PNPM Provinsi Lampung

Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembangunan dan pengembangan permukiman di Kabupaten Lampung Timur pada dasarnya karena sebagian masyarakat belum memahami dengan baik sehingga sosialisasi sangat diperlukan untuk menyamakan persepsi pentingnya pembangunan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kawasan menjadi lebih maju dan mandiri. Disisi lain masih banyaknya rumah penduduk yang tidak layak huni sehingga perlu penanganan serta penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya, seperti: jalan lingkungan, sanitasi, air minum dll.

(15)

aksesibiltas ke pusat kota. Akibatnya sering dijumpai kawasan perkotaan menjadi kumuh karena lahan dan ruang yang terbatas telah beralih fungsi ruang, seperti: sempadan jalan, trotoar, saluran, ruang terbuka hijau dll dipergunakan untuk tempat jualan atau bahkan sebagai tempat hunian. Permasalahan ini juga dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, sehingga perlu dilakukan penataan kawasan menjadi lebih baik dan mampu mendukung perekonomian kawasan baik di kawasan perdesaan maupun kawasan perkotaan.

Pembangunan kawasan perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Lampung Timur dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaannya. Keterlibatan warga masyarakat yaitu melalui musyawarah/ rembug desa untuk menentukan skala prioritas permasalahan yang segera harus ditangani sehingga mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Permasalahan dalam pengembangan permukiman Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut:

Tabel 7-6 Identifikasi Permasalahan dan TantanganPengembangan Permukiman Kabupaten Lampung Timur

No Pengembangan PermukimanPermasalahan Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi 1 Aspek Teknis

1. Pertumbuhan perumahan di kawasan perkotaan Sukadana cenderung stag 2. Kecenderungan masyarakat yang bekerja di Kecamatan Sukadana lebih memilih untuk tinggal di luar kecamatan tersebut karena tingginya kriminalitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal.

3. Urbanisasi dan migrasi yang tinggi.

1. Kesulitan terbentukmya perumahan baru karena tingginya tingkat kriminalitas, sehingga sektor perekonomian yang dapat menambah pendapatan tidak berkembang.

2. Pertumbuhan permukiman linier sepanjang jalan Lintas Timur. 3. Pertumbuhan perumahan baru skala

menengah di kawasan berbatasan kota Metro Penyediaan perumahan untuk kawasan hinterland, dimana harga lahan yang dimiliki murah. 4. Permukiman kumuh nelayan

mengintervensi kawasan pesisir pantai dan bantaran sungai dengan menempati lahan-lahan ilegal. 5. Limitasi pembangunan permukiman

kawasan bantaran sungai dan kawasan konservasi Taman Nasional Way Kambas.

1. Penambahan permukiman yang baru termasuk perumahan vertikal. 2. Kawasan Pekalongan yang

berada pada entrance

Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola

pembangunan danpengembangan

permukiman sebagai regulator

Lokasi pengembangan perumahan khususnya kepada developer / pengembang dimana pembangunan perumahan dan permukiman tidak sesuai dengan arahan perencanaan

(16)

No Pengembangan PermukimanPermasalahan Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi Dimana instansi yang

menangani masalah pengelolaan pembangunan danpengembangan

permukiman yaitu Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang.

bawah dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) penunjangnya saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Kabupaten Lampung Timur.

1. Adanya keterbatasan pembiayaan pembangunan mengakibatkan tidak seluruh wilayah Kabupaten

Lampung Timur dapat menikmati pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) permukiman yang memadai.

2. Antaramasyarakat, swasta dan pemerintah harus meningkatkan pola kerjasama agar pembangunan di Kabupaten LampungTimur dapat berjalan sebagaimana yang sudah direncanakan.

Pembangunan prasarana dan sarana dasar yang dilakukan perlu memperhatikan skala prioritas pembangunan yaitu mendahulukan wilayah – wilayah yang benar – benar membutuhkan penanganan dalam bertempat tinggal, sehingga identik dengan

Adanya campur tangan dari pihak luar dalam keterlibatan masyarakat dalam pembangunan

5 Aspek Lingkungan Permukiman Pertumbuhan infrastruktur jalan di perumahan baru kawasan perkotaan terutama kawasan Pekalongan tidak infrastruktur jalan terintegrasi antara akses perumahan dan perkotaan, sehingga butuh dokumen masterplan jalan

Pengembangan sistem jaringan transportasi untuk menghubungkan pusat-pusat kegiatan

Distribusi air minum belum menyeluruh terlayani dan masih mengandalakan sungai sebagai pemenuhankebutuhan air bersih

Kesulitan mencari sumber air baru Perlu adanya koordinasi antar pemerintah Kabupaten Lampung Timur dengan wilayah berbatasan dan pemerintah provinsi mengenai masalah sektor air bersih agar menggunakan SPAM Regional Belum adanya ketegasan fungsi

sistem drainase dan

penanganan drainase belum terpadu.

Sistem drainase yang tidak terintegrasi dari skala permukiman hingga skala perkotaan karena perencanaan parsial dan tidak memiliki dokumen masterplan

(17)

saluran-No Pengembangan PermukimanPermasalahan Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi Kemudian dialirkan ke saluran-saluran drainase primer. sistem pengelolaan persampahan dan kebutuhan masterplan persampahan

Adanya alternatif lahan baru untuk memindahkan Lokasi TPA yang berada di Desa Muara Jaya ke lokasi TPA yang baru dengan sistem pengolahan sanitary landfill dan meningkatkan/

memperbaiki manajemen/ pengelolaan persampahan Pengelolaan limbah kakus di

lingkungan permukiman banyak ditangani sendiri olehmasyarakat

Sulitnya menjangkau dan memperbaiki sistem sanitasi yang memenuhi standart dan sesuai persyaratan kesehatan karena kurangnya informasi Sumber : Hasil Identifikasi, 2018

7.1.2 Sasaran Program

Rencana pengembangan permukiman dari tingkat kepadatan penduduk kecamatan di Kabupaten Lampung Timur hingga akhir tahun rencana diklasifikasikan sebagai berikut:

• Kawasan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada Kecamatan Sukadana, Kecamatan Way Jepara dan Kecamatan Labuhan Maringgai.

• Kawasan permukiman berkepadatan sedang diarahkan pada Kecamatan Pekalongan, Kecamatan Sribhawono, Kecamatan Sekampung Udik, Kecamatan Jabung, Kecamatan Marga Tiga, Kecamatan Pasir Sakti dan Kecamatan Purbolinggo.

• Kawasan permukiman berkepadatan rendah diarahkan pada Kecamatan Sekampung, Kecamatan Raman Utara, Kecamatan Melinting, Kecamatan Gunung Pelindung, Kecamatan Marga Sekampung, Kecamatan Batanghari, Kecamatan Metro Kibang, Kecamatan Batanghari Nuban, Kecamatan Bumi Agung, Labuhan Ratu, Kecamatan Baru, Kecamatan Waway Karya, Kecamatan Braja Sebelah dan Kecamatan Way Bungur.

Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bahaya bencana alam maupun buatan manusia, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha, serta dapat memberikan manfaat:

(18)

b. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

c. tidak mengganggu fungsi lindung;

d. tidak mengganggu upaya pelestarian sumberdaya alam; e. meningkatkan pendapatan masyarakat;

f. meningkatkan pendapatan nasional dan daerah; g. menyediakan kesempatan kerja;

h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada umumnya semua kecamatan di Kabupaten Lampung Timur memiliki kesesuaian untuk wilayah permukiman penduduk yang perkiraan luas seluruhnya mencapai 182.405,45 Ha atau 34,25% dari luas wilayah kabupaten. Hal ini berarti bahwa cukup besarnya daerah yang dapat menampung kegiatan masyarakat yang prosentase ketersediaannya masih sekitar 65,77% dari kemampuan lahannya dengan kemampuan lahan terbesar terdapat di Kecamatan Sukadana (25.885,17 ha). Namun terdapat kecamatan tertentu yang penggunaan lahannya sudah melebihi kemampuannya, seperti yang terjadi pada Kecamatan Waway Karya, Bandar Sribhawono, Labuhan Ratu, dan Raman Utara.

Kondisi tersebut juga terjadi di hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Lampung Timur, hanya saja tingkat pertumbuhan kebutuhan rumah tidak sama pada masing-masing kecamatan. Wilayah kecamatan yang ditaksir memiliki tingkat kebutuhan rumah paling rendah adalah kecamatan Bumi Agung. Dari hasil perhitungan, pertumbuhan kebutuhan rumah di Kecamatan Bumi Agung rata-rata mencapai 0,4% per tahun, sehingga kebutuhan rumah pada tahun 2015 diperkirakan sebanyak 2,559 unit. Secara keseluruhan total kebutuhan rumah di Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2030 diprediksikan sebanyak 141,340 unit untuk menampung 1,177,917jiwa penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 7-7 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun

NO URAIAN UNIT I II TAHUNIII IV V KET

1 JumlahPenduduk Jiwa 349,652 356,610 363,706 370,944 378,326

Kepadatan Penduduk Jiwa/Km2 194 197 201 205 209

Proyeksi Persebaran

Penduduk Miskin Jiwa 26,399 26,924 27,460 28,006 28,564

(19)

NO URAIAN UNIT I II TAHUNIII IV V KET

3 Kebutuhan Rusunawa TB

4 Kebutuhan RSH unit

5 KebutuhanPengembanganPermukiman Baru Kws

Tabel 7-8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan Untuk 5 Tahun

NO URAIAN UNIT I II TAHUNIII IV V KET

1 JumlahPenduduk Jiwa 628,133 640,633 653,382 666,384 679,645

Kepadatan Penduduk Jiwa/Km2 178 182 186 189 193

Proyeksi Persebaran

Penduduk Miskin Jiwa/Km2 47,424 48,368 49,330 50,312 51,313

2 Desa Potensial untukAgropolitan Kws BandarSribhawono Pekalongan

3 Desa Potensial untukMinapolitan Kws LabuhanMaringgai Way Panet Kuala Seputih

4 KawasanRawanBencana Kws

Kawasan

5 Kawasan Perbatasan Kws Pekalongan Batanghari 6 Kawasan PermukimanPulau-Pulau Kecil Kws

Pulau 7 Desa Kategori Miskin Desa

8 Kawasan denganKomoditas Unggulan Kws MaringgaiLabuhan SribhawonoBandar Pekalongan

7.1.3 Usulan Kebutuhan Program

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan terdiri dari : 1) Peningkatan kualitas lingkungan permukiman perkotaan dan pedesaan, serta

penyediaan permukiman dengan kegiatan-kegiatan peningkatan pemberdayaan masyarakat.

2) Program penyehatan lingkungan permukiman yang meliputi kegiatan penanganan drainase pengendalian banjir flood control.

3) Peningkatan pemanfaatan kapasitas produksi yang sudah terpasang melalui perluasan jaringan distribusi sambungan rumah, hidran umum dan terminal air.

(20)

5) Peningkatan kualitas permukiman kumuh khususnya yang berada di daerah bantaran sungai, pasar, muara sungai dan pantai seperti di Labuhan Maringgai, Bandar Sribawono, Way Jepara, Pekalongan dan Sukadana.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari :

1) Pengembangan kawasan permukiman pedesaan untuk kawasan potenisal (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil, 2) Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE), 3) Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

(21)

7.2 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

7.2.1 Kondisi Eksisting

Isu Strategis

Pada saat ini terjadi degradasi kualitas lingkungan di wilayah Kab. Lampung Timur, seperti :

a. Kerusakan Ekologi Perkotaan

Terjadi degradasi dan kerusakan baik lingkungan (seperti : terjadinya pencemaran air/sungai, pantai, udara dan kebisingan) maupun yang berdampak pada sosial budaya setempat (seperti: konflik sosial, kriminalitas dan sebagainya).

b. Kurangnya kelengkapan kenyamanan (amenitas) kawasan, seperti kurang memadainya prasarana bagi pejalan kaki, tapak kawasan yang buruk, jalan dan ruang yang tidak memberikan fasilitas kebutuhan manusia, tidak tersedianya estetika ruang bentuk kota yang bisa memanusiawikan lingkungan, tidak tersedianya petunjuk arah, arah dan tujuan yang sulit (way-findings), dan lingkungan yang semakin tidak ramah terhadap anak-anak, orang tua, penyandang cacat, dan kaum perempuan.

Untuk saat ini usaha yang dilakukan pemerintah dalam menata tata kotanya masih belum optimal, masih banyak terjadi pembangunan gedung tanpa memperhatikan dasar-dasar pembangunan, baik itu berkaitan dengan izin pendirian bangunan atau pengaturan intensitas bangunan (KDB, KLB, Ketinggian Bangunan). Selain itu sulitnya pengendalian pendirian bangunan di pinggir-pinggir sungai, pasar, dan pesisir pantai. Hal ini juga kaitannya dengan budaya masyarakat yang dari dulu sudah tinggal di pinggir sungai. Sehingga perlu perencanaan yang matang dalam mengatasi permasalahan tersebut. Membangun Kota yang tertata rapi, namun dalam perwujudannya tanpa merugikan masyarakat itu sendiri.

(22)

seperti yang disebutkan diatas mengenai koefisien dasar bangunan (garis sempadan bangunan), koefisien lantai bangunan, atau ketinggian bangunan.

Tabel 7-9 Isu Strategis Sektor PBL Kabupaten Lampung Timur

NO KEGIATAN SEKTOR PBL ISU STRATEGIS SEKTOR PBL

1 Penataan LingkunganPermukiman

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL ;

b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan ;

c. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal ; d. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka

pemenuhan Standar Pelayanan Minimal ;

e. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.

2

Penyelenggaraan Bangunan

Gedung danRumah Negara a. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedungdengan perda bangunan gedung di kabupaten. b. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset

gedung dan rumah negara ;

c. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara.

3 Pemberdayaan KomunitasdalamPenanggulangan Kemiskinan

Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan

Sumber: Hasil Identifikasi, 2018

Kondisi Eksisting

A. Pencapaian Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Lampung Timur secara umum saat ini diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak kota, bangunan-bangunan memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7-50 Fungsi Bangunan di Kabupaten Lampung Timur

Fungsi Bangunan Lokasi

Perdagangan dan Jasa Kec. Sukadana, Kec. Way Jepara, Kec. Labuhan Maringgai, Kec. Pekalongan, Kec. Sekampung Udik, Kec. Bandar Sribhawono, Kec. Purbolinggo.

Pemukiman Seluruh kecamatan

Pendidikan dan Kantor Untuk Pendidikan difokuskan pada seluruh Kecamatan, sedangkan perkantoran di Kec. Sukadana

Bangunan Tradisional Bersejarah

 Desa Tadisional Wana (Kec. Melinting)

 Sesat Agung (Kec.Sukadana)

 Museum Budaya (Kec. Sukadana)

 Taman Nasional Purbakala Pugung Raharjo (Desa Pugung Raharjo,

(23)

Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos, kantor dinas pemadam kebakaran dan lain-lain. Secara umum bangunan-bangunan fasilitas umum ini seharusnya dijadikan fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena perkembangan pembangunan kota yang kurang terkendali dan cenderung tidak terencana. Dari sisi historis banyak bangunan – bangunan dan kawasan di Kabupaten Lampung Timur yang memiliki nilai historis tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah.

Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan perdagangan dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi bangunan, fungsi bangunan, umur atau usia bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdagangan biasanya memilkii nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada bangunan perkantoran, pendidikan ataupun pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.

a. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.

Secara umum bangunan-bangunan yang berada di semua kabupaten Lampung Timur disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah-daerah rawan bencana misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, maka disyaratkan bangunan-bangunan tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap ancaman bencana tersebut.

b. Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran

(24)

Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak. Keberadan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.

c. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan

Kabupaten Lampung Timur telah menyusunPeraturan Daerah No. 12 Tahun 2000, tentang Peraturan Bangunan Gedung yang diterapkan di Kabupaten Lampung Timur, namun rencana tata bangunan dan lingkungannya (RTBL) masih dalam tahap penyusunan, kondisi penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur selama ini telah dilaksanakan melalui proses perizinan, seperti IMB, izin reklame dan lain-lain. Selain itu Pemerintah Kabupaten Lampung Timur berencana pada tahun depan untuk menyusun StudiMaster Plan Perkotaanyang akan menjadi salah satu acuan/pedoman dalam pengembangan tata ruang baik untuk penataan bangunan dan gedung, penataan hutan kota dan ruang terbuka hijau (RTH) di Kabupaten Lampung Timur.

Tabel 7-61 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No

Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan

Walikota/PeraturanBupati/Peraturan lainnya Amanat JenisProduk

Pengaturan Nomor &Tahun Tentang

1 Praturan Daerah No 13 Tahun2013 BangunanGedung

Harus memuat perizinan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, kelayakan bangunan gedung agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur No. 13 Tahun 2013, tentang peraturan bangunan gedung yang diterapkan di Kabupaten Lampung Timur adalah :

(25)

2. Jalan Propinsi, GSB minimal 21 meter dari as jalan dan GSP minimal 10,5 meter dari as jalan.

3. Jalan Kabupaten, GSB minimal 19 meter dari as jalan dan GSP minimal 9,5 meter dari as jalan.

4. Jalan Kecamatan, GSB minimal 14,5 meter dari as jalan dan GSP minimal 7,25 meter dari as alan.

5. Jalan Desa, GSB minimal 13 meter dari as jalan dan GSP minimal 6,5 meter dari as jalan.

6. Jalan Dusun, GSB minimal 12 meter dari as jalan dan GSP minimal 6 meter dari as jalan.

7. Untuk daerah blok pemerintahan mempunyai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 40 % dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 3,0.

8. Untuk daerah blok fasilitas sosial mempunyai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 35 % dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 2,5.

9. Untuk daerah blok jasa dan perdagangan mempunyai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 45 % dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 4,0.

10. Untuk daerah blok pendidikan mempunyai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 40 % dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 3,0.

11. Untuk daerah blok pendidikan mempunyai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 35 % dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 3,2.

Berdasarkan peraturan ini, fungsi bangunan di Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 6 fungsi, yakni bangunan rumah tinggal, bangunan sarana pendidikan, bangunan tempat usaha, bangunan sarang walet, bangunan industri dan bangunan lain-lain (pagar, menara/tower, tempat menjemur padi/huller dan lain-lain).

Kualitas bangunan di Kabupaten Lampung Timur dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yaitu bangunan dengan kualitas baik, bangunan dengan kualitas sedang dan bangunan dengan kulaitas kurang baik. Sebaran bangunan berdasarkan klasifikasi tersebut di Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut:

1. Bangunan dengan kualitas baik.

Bangunan dengan kualitas baik ini terdapat di kawasan perdagangan di jalan-jalan utama kota dan kawasan perumahan formal dan bangunan-bangunan baru.

2. Bangunan dengan kualitas sedang.

(26)

3. Bangunan dengan kualitas kurang baik.

Bangunan dengan kualitas kurang baik ini tersebar di beberapa kawasan teruatama di perdesaan dan permukiman yang berada di kawasan pesisir pantai. Jumlah bangunan kelompok ini permanen kecil dan lokasinya tersebar diantara bangunan-bangunan dengan kualitas sedang, kebanyakan merupakan bangunan semi permanen dan temporer. Tata letak bangunan tidak teratur sehingga menimbulkan kesan kumuh serta kondisi lingkungan kurang baik.

Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel 7-72 Penataan Lingkungan Permukiman

Kawasan

Tradisional/Bersejarah RTH PemenuhanSPM Penanganan Kebakaran

Nama

RTH KetersediaanIMB % IMB HSBGN Instansi KebakaranPrasarana Desa

Wana Belum Ada Belum Ada

Sesat Agung

Sukadana Belum Ada Belum Ada

Museum

Sukadana Belum Ada Belum Ada

Taman

Belum Ada Belum Ada

Pemerintah Kabupaten Lampung Timur melalui Dinas Pekerjaaan Umum mengeluarkan suatu prosedur tentang perizinan kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Lampung Timur yang akan melaksanakan pembangunan/menggunakan lahan dan hak atas tanah/sertifikat diharuskan memiliki izin peruntukan penggunaan tanah (Keterangan Rencana Kota) dari Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Keterangan Rencana Kota (KRK) merupakan syarat utama untuk mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Proses untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten Lampung Timur adalah dengan mengajukan permohonan tertulis dengan melampirkan persyaratan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Untuk bangunan yang lebih dari dua lantai harus mempunyai perhitungan konstruksi, dan untuk bangunan dengan bentangan lebih dari sepuluh meter harus mempunyai perhitungan konstruksi.

a. Penataan Lingkungan Permukiman

(27)

lingkungan permukiman cenderung semakin mengalami penurunan. Terdapat beberapa kawasan permukiman yang mengalami penurunan kualitas lingkungan akibat perkembangan kegiatan yang terjadi disekitarnya dan juga kawasan permukiman lainnya yang berada di bawah standar lingkungan sehat dan nyaman. Kondisi penataan lingkungan permukiman di Kabupaten Lampung Timur dilakukan dengan melaksanakan beberapa Program Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL), namun masih belum optimal.

Mengingat masih terdapat bangunan rumah tinggal yang kondisinya kurang memadai, pemerintah daerah berupaya dengan memberikan penyuluhan– penyuluhan dalam pemberian izin mendirikan bangunan kepada masyarakat.

Dalam penataan lingkungan terkait pencegahan dan penanganan terhadap bahaya bencana kebakaran yang mungkin terjadi, pemerintah daerah Kabupaten Lampung Timur belum memiliki ke depan membuat Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK).

Demikian juga ketersediaan lahan yang ada untuk ruang publik sebagai ruang terbuka hijau masih kurang mendapat perhatian dikarenakan sebagaian besar wilayah Kabupaten Lampung Timur masih termasuk kawasan perdesaan. Dengan demikian masih diperlukannya upaya penataan ruang terbuka hijau di Kabupaten Lampung Timur.

b. Penataan Lingkungan Kawasan Wisata

Penataan bangunan dan lingkungan juga diperlu dilakukan di lokasi lingkungan kawasan wisata guna menjaga keasrian dan keberlanjutan lingkungan kawasan wisata yang merupakan potensi daerah. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur telah mulai melakukan kegiatan penataan beberapa kawasan wisata yang ada. Akan tetapi upaya– upaya penataan tersebut belum ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, kurangnya kesadaran masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata dan juga belum adanya dokumen perencanaan (master plan) sebagai pedoman penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur.

Kabupaten Lampung Timur merupakan bagian dari Propinsi Lampung yang termasuk dalam "Wilayah Tujuan Wisata C" dalam strategi pengembangan wisata nasional.

(28)

Untuk kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan di tahun 2013 sesuai data dari kegiatan Satker PLP Provinsi Lampung tahun 2010 s.d. 2014 yang disinkronkan dengan kegiatan PNPM Perkotaan (P2KP) terletak di Kawasan Pesikan Kecamatan Labuhan Maringgai dan Kawasan Bandar Negeri Kecamatan Labuhan Maringgai.

Permasalahan dan Tantangan

Dukungan bantuan teknis dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur masih terbatas. Hal ini disebabkab karena masih terbatas dokumen– dokumen perencanaan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) yang merupakan acuan/pedoman pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan di lapangan, seperti : Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), revitalisasi kawasan dan bantuan teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Sasaran kegiatan Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten Lampung Timur antara lain :

• Terselenggaranya penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur, terutama penataan lingkungan permukiman dan penataan bangunan juga gedung dan rumah negara.

• Tersedianya dokumen perencanaan tata bangunan dan lingkungan sebagai pedoman pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan.

• Tersedianya prasarana dan sarana pendukung dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur, penataan Ruang Terbuka Hijau dan taman kota sebagai ruang publik.

• Terselenggaranya tata bangunan dan lingkungan dengan prasarana dan sarana yang memadai pada kawasan wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur.

Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang antara lain:

1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan

Gedung

 Kurangnya prasarana dan sarana hidran kebakaran, bahkan dari yang ada banyak

(29)

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung serta rendahnya

kualitas pelayanan publik dan perijinan

2. Permasalahan dan tantangan di Bidang Gedung dan Rumah Negara

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien  Masih banyaknya asset negara yang tidak teradministrasi dengan baik

3. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan

 Masih adanya permukiman kumuh yang tersebar di beberapa kecamatan terutama

di kawasan pesisir pantai.

 Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan

gedung bersejarah, padahal mempunyai potensi wisata yang baik.

 Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk

mendorong pertumbuhan di perdesaan.

 Sarana lingkungan hijau/open spaceataupublic space, sarana olah raga, dan lain-lain

4. Permasalahan dan tantangan di bidang Pemberdayaan Masyarakat di Lampung Timur

 Masih banykanya jumlah penduduk miskin.

 Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran serta

masyarakat dalam pembangunan.

 Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan

penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya

Pokok-pokok permasalahan dan tantangan dalam penataan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut :

1. Menurunnya daya dukung lingkungan diantaranya dengan meningkatnya lingkunngan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.

2. Kondisi fisik dan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan serta kondisi fisik lingkungan yang tidak kurang memenuhi persyaratan teknis dikarenakan tidak tersedianya prasarana dan sarana permukiman yang memadai.

(30)

4. Sangat berkurangnya taman-taman dan ruang terbuka hijau di beberapa lingkungan permukiman dan di pusat–pusat kegiatan masyarakat.

5. Kurang prasarana dan sarana pendukung di kawasan cagar budaya dan kawasan wisata. 6. Hutan kota di wilayah belum optimal berfungsi sebagai ruang terbuka hijau karena

kondisi tanaman yang tidak terpelihara dengan baik

7. Masih sangat kurangnya pohon-pohon peneduh dan pohon untuk mengurangi polusi di sepanjang jalan-jalan utama kota dan di sekitar wilayah industri.

7.2.2 Sasaran Program

Dari permasalahan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur saat ini, maka untuk mengatasi permasalahan–permasalahan tersebut dibutuhkan beberapa upaya penanganan. Kebutuhan program/kegiatan dalam penataan bangunan dan lingkungan antara lain :

A. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

1. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Pada tahapan ini tim teknis tidak dapat menganalisis Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dikarenakan dokumen belum tersusun sehingga informasi RTBL belum bisa diidentifikasi.

2. Penataan dan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya.

Penataan dan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya dibutuhkan guna menunjang potensi daerah yang ada dan peningkatan pendapatan daerah.

3. Pengelolaan Sistem Proteksi Kebakaran.

(31)

Dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur diperlukan adanya peran serta dari semua komponen, terutama pemerintah daerah dan masyarakat serta swasta. Kapasitas kelembagaan/instansi yang menanagani masalah PBL dan sumber daya manusia serta pemberdayaan masyarakat sangat dibutuhkan. Selain itu perlu dilakukan studi–studi guna mendukung penyelenggaraan pentaan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Lampung Timur. Sedangkan dokumen-dokumen perencanaan yang telah disusun perlu ditindaklanjuti.

Tabel 7-84 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan MinimalIndikator Nilai PencapaianWaktu Keterangan I. Penataan

100 % 2014 Dinas yang

membidangi

100 % 2014 Dinas yang

membidangi Sumber: Standar Pelayanan Minimal

B. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan RumahNegara

Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi:

1) Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan);

2) Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung danRumah Negara; 3) Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.

(32)

C. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). P2KP merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaaan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat.

7.2.3 Usulan Kebutuhan Program

Program pengembangan permukiman kumuh utamanya dapat dibagi menjadi dua, yaitu Program Rehabilitasi dan Program Relokasi. Program rehabilitasi adalah program yang lebih lebih mengedepankan perbaikan kondisi lingkungan permukiman, sarana prasarana, dan kualitas rumah dari suatu kawasan permukiman kumuh. Sementara program relokasi berfokus pada perbaikan kualitas permukiman dengan cara memindahkan penduduk ke kawasan permukiman baru dan/atau kawasan permukiman yang telah ada.

Secara umum program Sektor Penataan Bangunan Lingkungan terdiri dari:

a. Penataan Bangunan Gedung

1. Untuk menangani permasalahan penataan bangunan gedung maka diperlukan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan bagi daerah yang belum memilikinya.

2. Untuk menegakkan hukum pada sektor penataan bangunan gedung perlu dilakukan legalisasi rencana tata bangunan dan lingkungan yang telah disusun.

3. Perlu ada sosialisasi RTBL yang telah disusun kepada masyarakat secara umum. 4. Perlu ada langkah-langkah penguatan fungsi kelembagaan dalam penegakan

hukum di bidang penataan bangunan dan lingkungan.

5. Untuk menanggulangi bencana kebakaran perlu disusun Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran.

b. Penataan Lingkungan

1. Pelestarian Bangunan Tradisional Bersejarah

Untuk melestarikan dan merevitalisasi kawasan wisata dan bangunan tradisonal bersejarah perlu disusun program penataan dan revitalisasi khusus untuk kawasan wisata dan tradisional bersejarah.

(33)

Untuk meningkatkan kualitas pemukiman penduduk di kawasan kumuh dan nelayan perlu dilakukan penataan dan peningkatan sarana prasarana misalnya: perkerasan jalan, pembuatan con block, pembuatan talud dan lain-lain.

3. Sarana Reklame dan Parkir

a Untuk menertibkan sarana reklame perlu dibuat master plan penataan sarana reklame di ruang publik.

b Untuk menertibkan kawasan parkir perlu dilakukan manajemen dan pengelolan kawasan parkir.

4. Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)

a. Diperlukan relokasi bagi PKL yang menempati Jalan Protokol Kota. Namun demikian relokasi yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan PKL dan tidak semakin membebani usaha PKL.

b. Perlu penyediaan bangunan usaha PKL yang baik.

c. Diperlukan pembinaan oleh pemerintah daerah setempat melalui jalur kelembagaan PKL misalnya koperasi atau paguyuban yang memberikan berbagai macam pelatihan dan penyuluhan.

Dari permasalahan penataan bangunan dan lingkungan yang ada saat ini dan dengan mempertimbangkan tingkat kebutuhan terhadap usulan program/kegiatan maka upaya penanganan permasalahan dilakukan dengan prioritas program/kegiatan sebagai berikut :

• Penyediaan PSD proteksi kebakaran;

• Dukungan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan nelayan, tradisional/bersejarah;

• Kelengkapan aksesbilitas bangunan gedung;

• Revitasilisasi kawasan kota tuadan bersejarah; dan

• Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan disejumlah kota kecamatan yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan terhadap penataan kawasan.

(34)

7.3 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Pelayanan air minum atau air bersih merupakan komponen yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu entry point dalam penanggulangan kemiskinan. Pengembangan dan pelayanan air minum adalah untuk meningkatkan pelayanan air minum di perdesaan maupun perkotaan, khususnya bagi masyarakat miskin di kawasan rawan air dan meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi pembangunan prasarana dan sarana air minum di perkotaan.

7.3.1 Kondisi Eksisting

Isu Strategis Pengembangan SPAM

Berdasarkan kebijakan Nasional mengenai penyediaan air minum dan kondisi daerah Kabupaten Lampung Timur, maka Arahan kebijakan penyediaan air bersih Kabupaten Lampung Timur diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan derajad kesehatan dengan pemenuhan air bersih dan lingkungan yang memenuhi persyaratan kesehatan; namun dalam implementasinya di lakukan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan daerah Kabupaten Lampung Timur.

Berdasarkan Kebijakan tingkat Nasional terkait dengan Millenium Development Goal (MDG – 2015 ) sasaran untuk:

• Daerah perkotaan 80% terlayani dengan konsumsi 100 liter/orang/hari

• daerah perdesaan 40% terlayani dengan konsumsi 60 liter/orang/hari

Isu-isu general yang dapat ditangkap untuk perkembangan SPAM di perkotaan Kabupaten Lampung Timur yaitu :

• Tingkat pelayanan air minum terutama pada daerah perkotaaan di Kabupaten Lampung Timur baru mencapai 4.56 %, yang meliputi sistem perpipaan 33 % dan sistem non perpipaan 67 %. Diperkirakan saat ini masih banyak terdapat masyarakat miskin di perkotaan yang belum terlayani air minum dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 19.370 Jiwa (35%).

• Cakupan pelayanan air minum pada daerah perdesaan di Kabupaten Lampung Timur baru mencapai 0.76 % dari seluruh penduduk perdesaan yang meliputi sistem perpipaan 0.19% dan sistem non perpipaan yang terlindungi 0.57%.

(35)

Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM

PDAM Way Guruh terbagi menjadi 13 unit pengelolaan yang keseluruhannya merupakan unit IKK yaitu :

1. Unit Sukadana 2. Unit Sribhawono

3. Unit Peniangan (Marga Sekampung) 4. Unit Labuhan Maringgai

5. Unit Pelindung Jaya (Gunung Pelindung) 6. Unit Melinting

7. Unit Pugung Raharjo

8. Unit Margototo (Metro Kibang) 9. Unit Purbolinggo

10. Unit Brajasakti (Way Jepara)

11. Unit Sumber Gede (Way Sekampung) 12. Unit Pekalongan

13. Unit Negara Batin (Jabung)

Jumlah sambungan rumah (SR) terpasang sampai dengan akhir tahun 2011 sebanyak 2976 Sambungan Rumah dengan sumber air yang dipergunakan adalah sumber air baku yang berasal dari air tanah dalam (ATD) dan dan sumber air baku yang berasal dari air sungai/air permukaan serta mata air.

Tabel 7-15 Tingkat Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Lampung Timur

Pelayanan Air Bersih

1 Kapasitas Terpasang 100 liter/detik

2 Unit Pengelolaan 13 unit

3 Jumlah sambungan rumah (SR) 2.976 SR

4 Distribusi/Terjual 473.246,00 M3/tahun

5 Sumber air - air permukaan (AP)

- air tanah dalam (ATD) - mata air (MA)

(36)

Dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 kinerja PDAM kian tahun kian menurun, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Terdapat sejumlah sumber permasalahan yang menjadi sebab terjadinya penurunan kinerja PDAM ini. Permasalahan tersebut antara lain adanya gangguan dalam sistem distribusi air serta masalah penentuan tarif air minum yang menurut pihak PDAM perlu ditinjau kembali.

a. Aspek Teknis

Sumber-sumber air baku untuk penyediaan air bersih di Kabupaten Lampung Timur terutama untuk daerah kota – kota kecamatan selain berasal dari air permukaan seperti yang dikelola oleh PDAM Way Guruh juga berasal dari air tanah dalam (ATD) dan mata air. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat di kota-kota kecamatan dan perdesaan di Kabupaten Lampung Timur juga memanfaatkan sumber air dari sumur dengan kedalaman berkisar 8-10 meter dengan sumur gali, sumur pompa tangan, sumur pompa listrik dan lain-lain.

Berikut ini dipaparkan kondisi eksisting unit-unit PDAM Way Guruh.

Unit Sukadana

(37)

Unit Sukadana berada di Desa Sukadana Kecamatan Sukadana dengan sumber air baku yang digunakan berasal air Sungai Way Pegadungan. Saat ini unit ini sudah tidak berfungsi lagi. Bendung berupa Pasangan batu kosong dalam kondisi rusak (bocor). Intake berupa Konstruksi beton bertulang dengan kondisi baik namun perlu pembersihan sedimentasi atau pengurasan lumpur. Pompa non clogging 3 buah kapasitas 5 lt/det dalam kondisi rusak atau tidak ada dan perlu perbaikan atau penggantian accecories perpipaan (gate valve, check valve dan air valve). Water Treatment Plant (WTP), Filter, Reservoir Kapasitas 100 m3 dan 50 m3, dalam kondisi baik namun perlu pembersihan sedimentasi atau pengurasan lumpur. Ruang Genset, Laboratorium dan Pompa dalam kondisi rusak. Genset yang rusak telah diganti dengan jaringan PLN.

Unit Sumber Gede Way Sekampung

Gambar 7.3 Skematik Unit Produksi PDAM Way Guruh Unit Way Sekampung

(38)

Unit Pekalongan

Gambar 7.4 Skematik Unit Produksi PDAM Way Guruh Unit Pekalongan

Saat masih tergabung dalam Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Pekalongan mendapat suplai air dari PDAM Way Irang. Namun setelah pemekaran Lampung Timur dan Kota Metro, Kecamatan Pekalongan tidak lagi mendapat suplai dari PDAM tersebut.

Unit Margototo Metro Kibang

Gambar 7.5 Skematik Unit Produksi PDAM Way Guruh Unit Margototo

(39)

sumuran berada dalam kondisi rusak tertimbun tanah. Pompa non clogging 3 buah dengan kapasitas masing-masing 5 lt/det tidak ada dan panel pompa telah rusak. WTP kapasitas 10 lt/det dalam kondisi baik namun berkarat dan perlu pengurasan.

Reservoir Kapasitas 100 m3dalam kondisi baik namun perlu pembersihan sedimentasi atau pengurasan lumpur. Hydrofore kapasitas 10 lt/det dalam kondisi rusak. Ruang genset dan Laboratorium rusak dan perlu rehabilitasi.

Saat ini unit ini sudah tidak berfungsi namun pipa distribusi masih dalam kondisi baik. Masyarakat sangat mengharapkan perbaikan pada unit ini.

Unit Raman Utara

Unit Raman Utara yang berada di desa Kota Raman Kecamatan Raman Utara dalam kondisi non aktif. Sumur bor terbangun sebagai sumber air baku dalam kondisi baik dan pompa submersible 10 lt/det ada, namun Hydrofore dalam kondisi rusak. Ruang Genset dan ruang jaga dalam kondisi rusak parah dan perlu rehabilitasi. Genset 2 buah beserta panel dengan kondisi rusak. Pembangkit daya dapat diganti dengan jaringan PLN. Saat ini unit ini sudah tidak berfungsi namun pipa distribusi masih dalam kondisi baik. Masyarakat sangat mengharapkan perbaikan pada unit ini.

Gambar 7.6 Skematik Unit Produksi PDAM Way Guruh Unit Raman Utara

Gambar

Tabel 7-5 Data Program Perdesaan
Tabel 7-6 Identifikasi Permasalahan dan TantanganPengembangan Permukiman
Tabel 7-72 Penataan Lingkungan Permukiman
Tabel 7-15 Tingkat Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Lampung Timur
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Sistem Jaringan Air Minum Perkotaan Purbalingga , yaitu sistem jaringan air minum yang saat ini melayani penduduk yang berada di wilayah Kota Purbalingga dan.

Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar yaitu

Pengelolaan limbah cair di Kota Bitung saat ini mayoritas dengan sistim drainase, yang pada. akhirnya air limbah dialirkan ke daerah-daerah rendah atau ke

Drainase Perkotaan Tabel 3.18 Tujuan, Sasaran Dan Data Dasar Pembangunan Drainase Sasaran Data Dasar Tujuan 1 2 3 Rata-rata Tersedianya anggaran Meningkatkan untuk

Sistim Drainase yang ada pada Kota Sabu Raijua adalah berupa saluran pinggir jalan, pada beberapa jalan utama sistim drainase sudah terbuat dari pasangan

Permasalahan dan tantangan penataan bangunan dan lingkungan di KabupatenKolaka Utara dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Sinjai meliputi :.. KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA VII - 25 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN. DINAS

Pengelolaan sanitasi yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi ditetapkan bahwa tujuan dari pengembangan sanitasi sektor air limbah Kabupaten Lebak yaitu tercapainya Standar