• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

158 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.1. Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman Kabupaten Kolaka Utara

Sebagai sebuah kabupaten yang berada paling ujung Provinsi Sulawesi Tenggara yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Kolaka Utara memiliki ciri tersendiri terhadap model permukiman dimana permukiman yang ada saat ini berbentuk linear dengan mengikuti arah jalur trans sulawesi.

Kabupaten kolaka utara yang terdiri dari 15 kecamatan dan 133 desa/kelurahan pada umumnya berada di wilayah pesisir teluk bone, 13 kecamatan posisinya berada di wilayah pesisir sementara 2 kecamatan lainnya berada di wilayah pegunungan.

Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara saat ini melakukan pengembangan permukiman baik diperkotaan maupun dipedesaan. Sasaran kegiatan pengembangan permukiman berupa penataan-penatan kawasan seperti kawasan kumuh perkotaan, kawasan kumuh pesisir, kawasan daerah potensial agropolitan dan minapolitan sehingga nantinya kawasan-kawasan tersebut dapat menjadi sebuah permukiman yang maju di Kab. Kolaka Utara.

Untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan permukiman, Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara telah merencanakan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di beberapa lokasi. Penetapan DPP dengan memperhatikan banyak faktor, antara lain potensi ekonomi kawasan, jumlah penduduk, prasarana dan sarana dasar serta potensi-potensi lain yang belum tergali yang diperkirakan akan mampu meningkatkan kawasan menjadi lebih mandiri dan berkembang.

Kondisi permukiman perkotaan di Kabupaten Kolaka Utara sangat erat dengan pesatnya pembangunan dan perkembangan kota yang mengarah pada kegiatan perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa meningkatkan daya tarik bagi para penduduk di Kabupaten Kolaka Utara sehingga kebutuhan perumahan juga akan semakin meningkat. Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaanmembawa dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di kawasan perkotaan. Demikian pula halnya kawasan di luar perkotaan khusunya yang berada di wilayah pesisir banyak terdapat kawasan kumuh sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daaerah untuk memikirkan pola atau cara yang akan digunakan untuk menekan timbulnya kawasan-kawasan perkumuhan.

1. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Kolaka Utara diarahkan pada Kawasan Kota Lasusua yang meliputi kecamatan Lasusua dan sebagian kecamatan Katoi yang

BAB

(2)

159 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

merupakan Ibukota Kabupaten Kolaka Utara yang menjada pusat pemerintahan dan pusat pertumbuhan ekonomi.

2. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Kolaka Utara akan diarahkan pada pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan ,penyediaan prasarana & sarana daerah kumuh khususnya pada wilayah pesisir yang telah teridentifikasi sebagai kawasan perkumuhan non perkotaan yang berada di Kab. Kolaka Utara.

Untuk program pengembangan agropolitan dan Minapolitan membutuhkan analisa yang lebih lanjut agar kedua program tersebut dapat berjalan sesuai rencana pengembangan kawasan kedepan serta tetap mengacu dengan Rencana RTRW yang sementara dalam tahapan revisi Penyediaan Prasarana dan Sarana Permukiman di desa Terpencil

Keberadaan desa-desa di Kabupaten Kolaka Utara memiliki potensi lebih, seperti: potensi ekonomi, sosial budaya, wisata, prasarana dan sarana. Sebagian desa telah ditetapkan sebagai Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) dan sebagian kawasan telah ditetapkan sebagai kawasan agropolitan.

Dengan rencana pengembangan kawasan agropilitan dan minapolitan akan lebih efektif dan efisien dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar perdesaan guna peningkatan perekonomian kawasan serta kesejahteraan masyarakatnya.

Kondisi lingkungan perumahan dan permukiman masih banyak yang perlu ditingkatkan, khususnya perbaikan perumahan masyarakat yang belum layak huni dan lingkungan permukiman yang masih terbatas prasarana dan sarana dasarnya.

Komitmen Pemrintah Kab. Kolaka Utara dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar (PSD) sangatlah besar , ini dapat dilihat melalui pembangunan yang telah dilakukan selama 5 tahun terakhir ini. Beberapa program prioritas yang dilaksanakan guna memperbaiki kehidupan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah diantaranya kegiatan operasi desa bahtramas dan P2WKSS yang telah melakukan perbaikan perumahan bagi masyarakat yang belum layak huni dan lingkungan permukiman

.

(3)

160 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel-7.1:

Jenis Dokumen terkait Pengembangan Permukiman di Kabupaten Kolaka Utara

No Jenis Dokumen Perihal Tahun

Pembuatan

Keterangan

1.

Dokumen pengembangan

Agropolitan

Master Plan Pengembangan Kawasan Agropolitan

2009 Belum

diperdakan

2.

Dokumen Pengembangan

Minapolitan

Master Plan

Minapoltan 2013

Belum diperdakan

3

Dokumen Pengembangan

Permukiman

Dokumen Rencana Pengengambangan Pembangunan

4 Dokumen Kawasan

Kumuh

Master Plan

Kawasan Kumuh 2011

Belum diperdakan

5 Dokumen Kawasan

Kumuh

Dokumen Rencana Pengembangan Penataan Kumuh Perkotaan (RP2KP)

2015

Belum diperdakan

1. Data Kondisi Kawasan Kumuh

(4)

161 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

Tabel-7.2:

Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Kolaka Utara

Nama Kawasan Luas Administrasi Desa/Kelurahan

(Ha)

Luas Kawasan Kumuh ( Ha)

BAHARI,KECAMATAN TOLALA 50.00 6.36

LAWATA, KECAMATAN PAKUE UTARA

650.00 2.39

SAPOIHA,KECAMATAN WATUNOHU

460.00 4.25

SIPAKAINGE, KECAMATAN WATUNOHU

255.00 9.28

WATULIU, KECAMATAN LASUSUA 466.00 6.36

LASUSUA,KECAMATAN LASUSUA 1650.00 4.94

PITULUA, LASUSUA 16,10

LANIPA-NIPA, KATOI 17,14

TOJABI, LASUSUA 18,80

2. Permasalahan Dan Tantangan

(5)

162 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Adapun permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang ada di Kabupaten kolaka utara dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel-7.3

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Kolaka Utara

No Aspek Pengembangan

Permukiman

Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

1 Aspek Teknis  Lokasi Permukiman yang tidak sesuai RTRW

 Masih kurangnya sarana dan prasarana lingkungan permukiman 2 Aspek

Kelembagaan

 Belum adanya Dinas / Badan/ Lembaga Teknis pada SOPD yang secara khusus menangani

pembangunan dan Pengembangan perumahan dan Permukiman;  Lemahnya pelaksanaan koordinasi

antar instansi terkait;

 Belum terbangunnya sistem informasi manajemen perumahan permukiman yang terpadu dan terintegrasi;  Pengembangan kualitas SDM yang

masih terbatas terutama di bidang Perumahan dan Permukiman;

1) 2)

 Pembentukan Dinas yang akan menangani pihak lain yang terkait. 3 Aspek Pembiayaan Dana alokasi untuk sektor perumahan

masih relatif sedikit

1) 2)

Mencari solusi pembiayaan

Kurangnya Pemahaman Rumah sehat di Masyarakat

 Mendorong Peran Kelompok Masyarakat dalam hal penyediaan perumahan dan permukiman

5 Aspek Lingkungan

Permukiman Terdapat kawasan permukiman warga yang bermikim di bantaran sungai / kali

Terdapat kawasan permukiman kumuh

(6)

163 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

3. Evaluasi Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Penyediaan kawasan permukiman sebagai kebutuah pokok manusia telah mewajibkan Pemda Kabupaten Kolaka Utara untuk berkomitmen dalam terus mengalokasikan sebagian anggaran belanja daerahnya bagi penyediaan kawasan bermukim layak melalui berbagai pembangunan bidang pengembangan kawasan permukiman. Berikut ini adalah evaluasi program yang telah dan/atau akan dilaksanakan oleh Pemda Kabupaten Kolaka Utara guna mengembangkan dan menyediakan kawasan bermukim yang layak.

Tabel-7.4

Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Permukiman

No Program/Kegiatan Lokasi luas Status

1 Peningkatan Kualitas Permukiman

Kumuh Kws. Bahari Kecamatan Tolala 6.36 Tertangani

2

Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Sapoiha dan Kws. Sipakainge

Kab. Kolaka Utara (Optimalisasi)

Kecamatan Watunohu 13.53 Tertangani

3

4

(7)

164 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

7.1.2. Sasaran Program Kawasan Permukiman Kabupaten Kolaka Utara

Tabel-7.5

Sasaran Program Kawasan Permukiman Kabupaten Kolaka Utara

No Uraian Sasaran Program Lokasi

Total Luas Kawasan

(Ha)

Sasaran Program (Ha)

KET

2015 2016 2017 2018 2019

I Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Pembangunan kawasan Permukiman Kumuh

1 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Lasusua

Kecamatan Lasusua

20

2 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Pitulua Kecamatan Lasusua 15

II Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

1

Pembangunana PSD Permukiman Perdesaan

Kws. Minapolitan Patinggawa Kab. Kolaka Utara Kawasan Patinggawa

2

Pembangunana PSD Permukiman Perdesaan

Kws. Minapolitan Patinggawa Kab. Kolaka Utara Kawasan Patinggawa

3

Pembangunana PSD Permukiman Perdesaan

Kws. Agropolitan Tambora Kab. Kolaka Utara Kawasan Tambora

4

Pembangunana PSD Permukiman Perdesaan

Kws. Minapolitan Tambora Kab. Kolaka Utara Kawasan Tambora

5

Pembangunana PSD Permukiman Perdesaan

(8)

165 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

7.2. Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan

7.2.1. Isu Strategis Dan Tantangan Penataan Bangunan Dan Lingkungan

Untuk dapat merumuskan isu strategis bidang PBL, maka dapat melihat dari agenda Nasional dan Internasional yang mempengaruhi sektor PBL. Untuk agenda Nasional, salah satunya adalah Program PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan program – program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Agenda Nasional lainnya adalah Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di Kab/Kota dan tersedianya pedoman harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di Kab/Kota.

Agenda Internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian MDG’s 2015, khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target MDG’s yang

terkait bidang cipta karya adalah target 7C, yaitu menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015, serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.

Agenda Internasional lainnya adalah isu pemanasan global (Global Warming). Pemanasan Global yang disebabkan bertambahnya karbondioksida CO2 sebagai akibat konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan naiknya suhu permukaan bumi hingga 6,4 C antara tahun 1990 dan 2100, serta meningkatnya tinggi muka laut di seluruh dunia hingga mencapai 10-25 cm selama abad ke-20. Kondisi ini memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai, yaitu menculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran serta dampak sosial lainnya.

(9)

166 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Dari agenda – agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional bidang PBL dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Penataan Lingkungan Permukiman

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;

b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;

c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan;

d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal;

f. Pelibatan Pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.

2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan);

b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di kab/kota;

c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan berkelanjutan;

d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara; e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah

Negara.

3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96 % dari total penduduk Indonesia;

b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in cash sesuai MOU PAKET;

c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.

(10)

167 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

bersejarah dan d) Penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.

Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia tentunya isu – isu strategis sektor penataan bangunan dan lingkungan pasti ada, begitu pula di Kabupaten kolaka utara. Adapun gambaran isu strategis sektor PBL dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini :

Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen - dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional /bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.

Isu strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Kolaka Utara selengkapnya pada Tabel 3.28

Tabel-7.6

Isu Strategis Penataan Bangunana dan Lingkungan Kabupaten Kolaka Utara

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL

1. Penataan Lingkungan Permukiman

 masih kurangnya penerapan garis sempadan dan pengawasan aturan garis sempadan jalan dan sungai

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

 Masih kurang ditegakannya aturan keseamatan, keamanan dan kenyamanan banguna gedung

 Masih banyak bangunan gedung yang pengembanganya belum berdasarkan RTBL

 Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang cacat

3. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

 Rendahnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, implementasi dan pengendalian pembangunan

(11)

168 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

7.2.2. Permasalahan Dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain :

a. Penataan Lingkungan Permukiman

 Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;

 Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan Pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

 Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi

utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;

 Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman

yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

b. Penyelenggaraan bangunan Gedung dan Rumah Negara

 Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan dan Rumah Negara;

 Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota Metropolitan, besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia;

 Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan

penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kenyamanan dan kemudahan);

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

Bangunan gedung termasuk daerah-daerah rawan bencana;

 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang

mendapat perhatian;

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta

rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien;

 Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

c. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau

(12)

169 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

d. Kapasitas Kelembagaan Daerah

 Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan

penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;

 Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan

pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

 Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Adapun permasalahan dan tantangan sektor PBL yang ada di Kabupaten kolaka utara antara lain :

(13)

170 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel-7.7

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Kolaka Utara

No. Aspek Penataan Bangunan dan

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman 1. Aspek Teknis  Banyaknya drainase depan

ruko yang tertutup

 Jalan lingkungan permukiman yang rusak

 Adanya Perda No. 2 Tahun 2013 tentang Peraturan Bangunan gedung di

KabupatenKolaka Utara

 Drainase depan ruko jangan seluruhnya ditutup, di beri ruang agar sewaktu-waktu dapat dibersihkan.

2. Aspek Kelembagaan

 Masih Rendahnya SDM aparatur yang membidangi persoalan bangunan gedung

 Amanat Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

 Mengikutsertakan staf aparatur untuk mengikuti pelatihan tentang Penataan Lingkungan permukiman.

3. Aspek Pembiayaan  Masih rendahnya

pengalokasian anggaran dari pemerintah untuk kegiatan penataan lingkungan permukiman.

 Adanya Kebijakan dan Strategi nasional pembangunan perkim (KSNPP) yang salah satu sasaranya yaitu peningkatan kualitas lingkungan permukiman

 Mengalokasikan anggaran APBN untuk kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman.

4. Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta

 Belum optimalnya

kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran

masyarakat dan swasta.

 Adanya Pengetahuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat

(14)

171 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

No. Aspek Penataan Bangunan dan

5. Aspek Lingkungan Permukiman

 Banyaknya rumah – rumah warga yang berada di kawasan yang bukan

peruntukan untuk permukiman

 Komitmen terhadap kesepakatan

internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015,

200 Kabupaten/Kota bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua Kabupaten/Kota bebas kumuh.

Perlu di perketat pemberian ijin untuk membangun rumah, agar sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam RTRW.

II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara 1. Aspek Teknis  Banyaknya Bangunan Gedung

Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

 Amanat Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

Perlu didukung oleh sarana dan prasarana jalan yang memadai ke lokasi Bangunan Gedung.

2. Aspek

Kelembagaaan

 Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

Penyelenggaran Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien.

 Amanat Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

 Pelatihan Manajemen Bangunan gedung dan Aset Negara untuk meningkatkan kinerja pengelolaan administrasi negara.

3. Aspek Pembiayaan  Rendahnya pendapatan masyarakat sehingga sulit untuk mengurus Perijinan bangunan.

 Pelayanan Pengurusan IMB bagi masyarakat berpenghasilan rendah di mudahkan.

(15)

172 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

No. Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Permasalahan yang dihadapi

Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

4. Aspek Peran Serta Masy/Swasta

 Belum mantapnya

kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran

masyarakat.

 Pelatihan bagi masyarakat tentang bagaimana sebaiknya membangun bangunan Gedung yang memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan.

5. Aspek Lingkungan Permukiman

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.

Ada sekitar 21.719 jiwa penduduk miskin yang ada di Kabupaten kolaka utara.

 Penciptaan keseimbangan tata guna lahan yang berorientasi pada pemakai bangunan dan ramah pejalan kaki;

 setiap bangunan gedung yang didirikan tidak boleh melebihi ketentuan maksimal kepadatan dan ketinggian yang ditetapkan dalam RTRW Kota/Kabupaten, RGTRKP dan RTBL.

III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1. Aspek Teknis

2. Aspek

Kelembagaaan

 Tidak dilibatkannya komunitas dalam pengambilan keputusan pada rapat-rapat.

 Adanya Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang percepatan Penanggulangan Kemiskinan

 Pembentukan organisasi bagi masyarakat miskin sesuai jenis usahanya.

(16)

173 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

No. Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Permasalahan yang dihadapi

Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

3. Aspek Pembiayaan  Rendahnya pendapatan masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya

 Adanya hak atas perlindungan dan pemenuhan kesempatan berusaha dan bekerja, dan SDA.

 Memberikan bantuan modal usaha atau pembiayaan dalam skala mikro.

 Menigkatkan keterampilan dan manajemen usaha.

4. Aspek Peran Serta Masy/Swasta

 Belum dilibatkannya

masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas

pembangunan diwilayahnya.

 Adanya hak bagi setiap warga negara untuk berkumpul, mengeluarkan pendapat yang membahas persoalan orang miskin.

 Dilibatkan komunitas masyarakat pada pertemuan-pertemuan yang membahas persoalan orang miskin.

5. Aspek Lingkungan Permukiman

 Kurangnya partisipasi masyarakat untuk turut serta bekerja membersihkan dan menjaga lingkungan permukimannya

 Adanya kawasan – kawasan kumuh di Kabupaten kolaka utara yang perlu dibenahi.

(17)

174 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

7.2.3. Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan

Tabel-7.8

Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Sasaran Program Sasaran

Penanganan

Sasaran Program

KET 2015 2016 2017 2018 2019

Penyelenggaraan Penataan Bangunan

1 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Kawasan Lasusua

2 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Kawasan Lasusua

3 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Kawasan Lasusua

4 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Kawasan Lasusua

5 Penyusuunan Desain DED Kawasan Wisata Danau Biru

6 Penyusuunan Desain DED Kawasan Pantai Pakue

7 Penataan Bangunan Kawasan Pasir Putih

8 Penataan Kawasan Wisata Danau Biru

9 Penyusuunan Desain DED Kawasan Pantai Pakue

Penyelenggaraan Penataan Bangunana Kawasan Khusus

1 Penataan Bangunan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkantoran Lasusua

2 Penataan Bangunan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkantoran Lasusua

3 Penyusunan Desain dan DED Kawasan Kebub Raya Tottalang

(18)

175 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

7.3.1. Kondisi Sistem Pelayanan Air Minum

I. Umum

PDAM Kolaka Utara sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara dalam upayanya meningkatkan pelayanan air bersih pada masyarakat saat ini sangat menggantungkan sarana air. Dalam perkembangannya jaringan penyediaan air PDAM ini mengalami perkembangan, baik jumlah pelanggan, kapasitas produksi, maupun jaringan distribusi dan transmisinya. Sistem penyediaan air bersih di Ibukota ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, karena masyarakat Ibukota juga sangat membutuhkan ketersediaan air bersih.

(19)
(20)

177 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

Gambar 7.1 Wilayah Pelayanan PDAM

IKK POREHU

Penduduk Adm : 7.609 Jiwa

● Sambungan : 308 SL ● Kapasitas Terpasang : 10 l/det ● Sumber Air : S. Tipa

● Cakupan Pelayanan = 24,29 %

IKK PAKUE UTARA

Penduduk Adm :79.924 Jiwa

● Sambungan : 837 SL ● Kapasitas Terpasang : 10 l/det

● Sumber Air : S. Lengkong Batu ● Cakupan Pelayanan = 63,38 %

IKK RANTE ANGIN

● Pendudk Adm : 5.665 Jiwa ●Sambungan : 575 SL ● Kapasitas Terpasang: 10 l/det ●Sumber Air : MA Turotuo ● Cakupan Pelayanan : 60,90 %

IKK LAMBAI

● Penduduk Adm : 5.929 Jiwa ● Sambungan : 182 SL

● Kapasitas Terpasang : 5 l/det

● Sumber Air : MA Raoda ● Cakupan Pelayanan : 18,42 %

IKK NGAPA

Penduduk Adm : 20.669 Jiwa

● Sambungan : 1.205 SL ● Kapasitas Terpasang : 10 l/det ● Sumber Air : MA Puurau ● Kapasitas Terpasang : 10 l/det ● Sumber Air : MA Puurau ● Cakupan Pelayanan = 48,48 %

IKK WAWO

● Penduduk Adm : 5.901 jiwa ● Sambungan : 442 SL

● Kapasitas Terpasang : 10 l/det ● Sumber Air : Sungai Sila ● Cakupan Pelayanan : 44,94 %

PDAM PUSAT KOLAKA UTARA ● Kapasitas Terpasang : 10 l/det ● Sumber Air : S. Mala-Mala ● Kapasitas Terpasang: 10 l/det ● Sumber Air : S Lapolu ● Cakupan Pelayanan : 50,38 %

(21)

178 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

7.3.2. Cakupan Pelayanan

Berdasarkan data Laporan Teknik PDAM Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2014 jumlah penduduk yang dilayani oleh PDAM Kabupaten Kolaka Utara adalah sebesar 45.174 jiwa. Cakupan pelayanan administrasif PDAM Kabupaten Kolaka baru mencapai 33,00% dari jumlah penduduk IKK/Kota yang sudah mempunyai sistem penyediaan air minum (181.545 jiwa). Tabel di bawah ini menunjukan tingkat pelayanan air minum untuk masing-masing

Ibukota Kecamatan (IKK) dan gambar……wilayah pelayanan PDAM Kabupaten Kolaka

UtaraLAYAH PELAANAN PDAM Tabel-7.9

Cakupan Pelayanan Air Minum PDAM

No Kota / Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa)

Jumlah SR

Jumlah Penduduk Terlayani (jiwa)

Cakupan Pelayanan

(%)

1. Lasusua (PDAM Pusat)

26.899 1.596 9.576 35,60

2. Lambai 5.929 182 1.092 18,42

3. Rante Angin 5.665 575 3.450 60,90

4. Wawo 5.901 442 2.652 44,94

5. Kadeoha 11.117 703 4.218 37,94

6. Tiwu 4.243

892 5.352 50,38

7. Watunohu 6.383

8. Ngapa 20.669 1.205 7.230 34,98

9, Pakue 9.764 789 4.734 48,48

10. Pakue Utara 7.924 837 5.022 63,38

11. Porehu 7.609 308 1.848 24,29

12. Batu Putih 8.409 -

13. Katoi 6.600 -

14. Pakue Tengah 6.377 -

15. Tolala 3.434 -

Total 136.883 45.174 33,00

(22)

179 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

7.3.3. Aspek Teknik dan Oprasional

1. Sumber Air Baku

Hampir semua daerah diwilayah kecamatan di Kabupaten Kolaka potensial untuk pengembangan usaha air minum, karena setiap daerah kecamatan mempunyai sumber air baku yang layak dikelola. Berikut potensi sumber air baku di Kabupaten Kolaka Utara dilihat dari wilayah kecamatan

Tabel-7.10

Sumber Air Baku PDAM Kabupaten Kolaka Utara

No Kota/Kecamatan Sumber Air Baku

Debit

(lt/det) Kontuinitas Kualitas

Max Min

1. Kota Kolaka

Utara

Sungai Ingdewe 170 120 Baik Baik

2. Kodeoha Sungai Mala-Mala 250 200 Baik Baik

3. Tiwu Sungai Lapolu 200 150 Baik Baik

4. Porehu Sungai Tipa 50 30 Baik Baik

5. Wawo Sungai Sila 40 20 Baik Baik

6. Rante Angin MA Torotuo 15 10 Baik Baik

7. Lambai MA Raoda 15 7 Baik Baik

MA Woise 200 150 Baik Baik

8. Ngapa MA Purau 200 150 Baik Baik

9. Pakue MA Purau 200 150 Baik Baik

10. Pakue Utara MA Lengkong Batu 50 40 Baik Baik

11. Katoi MA Katoi 150 50 Baik Baik

12. Pakue Tengah Sungai Latali 100 50 Baik Baik

(23)

180 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

2. Unit Produksi

Jumlah unit produksi IPA (Instalasi Pengolahan Air) PDAM Kabupaten Kolaka Utara saat ini ada 10 (sepuluh) unit, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-7.11

Jumlah dan Kapasitas IPA PDAM Kabupaten Kolaka Utara

No. Sumber Air Baku Instalasi

Kapasitas

Terpasang

(l/d)

Kapasitas

Produksi (l/d)

Idle

Capasity

(l/d)

Sistem

Pengaliran

Jam

Operasi

Tahun

Pembuatan

1. S. Ingdewe IPA Lasusua 22,3 22 1,3 Gravitasi 22 2008

2. S. Mala-Mala IKK Kodeoha 10 5 5 Gravitasi 15 2010 2013

3. S. Lapolu IKK Tiwu 10 7 3 Gravitasi 15 2011

4. S. Tipa IKK Porehu 10 5 5 Gravitasi 15 2012

5. S. Sila IKK Wawo 10 5,2 4,8 Gravitasi 22 2014

6. MA. Puurau IKK Pakue 10 10 - Gravitasi 24 2005

7. MA. Puurau IKK Ngapa 10 10 - Gravitasi 24 2006

8. MA. Lengkong Batu IKK Pakue Utara 10 10 - Gravitasi 24 2009

9. MA. Raoda IKK Lambai 5 5 - Gravitasi 24 2009

10 MA. Turotuo IKK Rante Angin 10 10 - Gravitasi 24 2003

Jumlah 107,3 87,2 20,1

(24)

181 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

Kapasitas produksi terpasang tahun 2014 sebesar 107,3 ltr/dtk yang telah dibangun tidak semuanya dapat dimanfaatkan, sebanyak 20,1 ltr/dtk (18,735%) belum dapat dimanfaatkan, penyebabnya adalah belum optimalnya pemanfaatan IPA dimasing-masing IKK, masih banyaknya masyarakat yang belum menjadi pelanggan PDAM, belum adanya jaringan distribusi pada sebagian wilayah.

Kajian FCR pada tahun 2014 unit produksi untuk IKK Wawo dan IKK Porehu belum beroperasional dan baru dilakukan pada Januari 2015 penagihan rekening pemakaian air, sehingga kapasitas terpasang untuk tahun 2014 sebesar 87,3 l/det, kapasitas produksinya sebesar 77 l/det, sehingga idle capacity unit produksi PDAM Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2014 sebesar 10,3 l/det

3. Reservoar

Reservoir (bak penampung) dimaksudkan untuk memberikan pelayanan air yang merata di wilayah pelayanan. Kondisi reservoir yang dimiliki PDAM dalam keadaan baik dan beroperasi. PDAM Kabupaten Kolaka Utara memiliki 9 (sembilan) unit reservoir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel-7.12

Jumlah dan Kapasitas Reservoir

No. Reservoir Kapasitas Terpasang

(M3)

1. Reservoir Lasusua – PDAM Pusat 400

2. Reservoir Kodeoha

128

240

3. Reservoir Tiwu 351

4. Reservoir Porehu 128

5. Reservoir Wawo 250

6. Reservoir Pakue

36 7. Reservoir Ngapa

8. Reservoir Pakue Utara 240

9 Reservoir Lambai 36

10. Reservoir Rante Angin 80

TOTAL 1.889

(25)

182 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

7.3.4. Sasaran Program

Tabel-7.13

Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan SPAM

No. OUTPUT SATUAN

Kebutuhan Tahun

2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020 SPAM PERKOTAAN

1. Pembangunan IPA IKK Lambai Kap 10L/dt Kec. Lambai - √ - - -

2. Pembangunan IPA IKK Ngapa Kap 10L/dt Kec. Ngapa - √ - - -

3. Pembangunan IPA IKK Pakue Kap 10L/dt Kec. Pakue - - √ - -

4. Pembangunan IPA Kota Lasusua untuk penambahan Kapasitas 30 L/dt Kec. Lasusua - √ - - -

SPAM BERBASIS MASYARAKAT

1. Pelaksanaan Pamsimas Kab. Kolut - √ - - -

2. Pelaksanaan Pamsimas Kab. Kolut - - √ - -

3. Pelaksanaan Pamsimas Kab. Kolut - - - √ -

4. Pelaksanaan Pamsimas Kab. Kolut - - - - √

SPAM KAWASAN KHUSUS

(26)

183 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

No. OUTPUT SATUAN

Kebutuhan Tahun

2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020 SPAM PDAM TERFASILITASI

1. PDAM Kab. Kolaka Utara Kab. Kolut - - √ - -

2. PDAM Kab. Kolaka Utara Kab. Kolut - - - √ -

3. Optimalisasi SPAM IKK Kaw. Lsusua Kab. Kolaka Utara Kawasan √ - - - -

4. Optimalisasi SPAM IKK Lambai Kab. Kolaka Utara Kawasan - √ - - -

5. Optimalisasi SPAM IKK Ngapa Kab. Kolaka Utara Kawasan - √ - - -

6. Optimalisasi SPAM IKK Pakue Kab. Kolaka Utara Kawasan - - √ - -

7. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Desa Maruge √ - - - -

8. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Porehu √ - - - -

9. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Batu Putih √ - - - -

10. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Wawo √ - - - -

11. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Tiwu √ - - - -

12. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Pakue Utara √ - - - -

13. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Kodeoha √ - - - -

14. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Watunohu √ - - - -

(27)

184 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

No. OUTPUT SATUAN

Kebutuhan Tahun

2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

16. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Rante Angin √ - - - -

17. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kec. Ngapa √ - - - -

18. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Kolaka Utara - √ - - -

19. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Kolaka Utara - - √ - -

20. Peningkatan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Kolaka Utara - - - √ -

(28)

185 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

7.4. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

7.4.1. Kondisi Eksisting Pengelolamasalahan Air Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian dan kotoran manusia.Seperti pada limbah pada umumnya limbah rumah tangga Limbah rumah tangga atau limbah domestic adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia.Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat.Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit muntaber, diare disentri, typus, kolera dan penyakit berbagai penyakit lainnya.

Air limbah seharusnya dikelola sebelum dibuang karena akan menimbulkan pencemaran dan mengganggu sanitasi lingkungan. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan peresapan dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya, tidak mengotori permukaan tanah sehingga bisa mengakibatkan tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah, mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lainnya, tidak menimbulkan bau yang mengganggu ,tempat saluran pembuangan dibuat secara sederhana dan jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan kedalaman 10 meter. Kondisi umum pengelolaan air limbah domestik di Kab. Kolaka Utara baik dari aspek teknis maupun aspek non teknis (Kelembagaan, Kebijakan, Keuangan, PMJK, Media dan Komunikasi serta Penyedia layanan kesanitasian) dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Sistem dan Infrastruktur

(29)

186 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel-7.14

Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Kolaka Utara

No Nama

Kecamatan

Jumlah penduduk

Akses layak (KK)

Akses Dasar (KK)

BABS (KK)*

On-Site Off-Site

Cubluk, Tangki septik

Individual KK

Tangki Septik Kumunal (≤ 10 KK)

MCK ***

Tangki Septik Komunal (> 10 KK)

IPAL Komunal

IPAL Kawasan

IPAL Kawasan

Tangki Septik Individual Belum Aman

**

Cubluk

1 Kec. Wawo 5.901 831 395 0 0 0 0 0 831 - 250 2 Kec. Ranteangin 5.665 598 626 0 0 0 0 0 598 - 147 3 Kec. Lambai 5.929 303 861 0 0 0 0 0 303 - 200 4 Kec. Lasusua 26.889 2.208 2.980 0 0 0 0 0 2.208 - 1.300 5 Kec. Katoi 6.594 447 985 0 0 0 0 0 447 - 252 6 Kec. Kodeoha 11.117 1.194 1.095 0 0 0 0 0 1.194 - 524 7 Kec. Tiwu 4.243 286 388 0 0 0 0 0 286 - 401 8 Kec. Ngapa 20.669 2.200 2.920 0 0 0 0 0 2.200 - 734 9 Kec. Watunohu 6.383 794 429 0 0 0 0 0 794 - 410 10 Kec. Pakue 9.764 682 1.183 0 0 0 0 0 682 - 631 11 Kec. Pakue Tengah 6.337 289 829 0 0 0 0 0 289 - 457 12 Kec. Pakue Utara 7.924 621 870 0 0 0 0 0 621 - 598 13 Kec. Batu Putih 8.409 332 895 0 0 0 0 0 332 - 888 14 Kec. Porehu 7.609 589 794 0 0 0 0 0 589 - 702 15 Kec. Tolala 3.434 31 475 0 0 0 0 0 31 - 328

Jumlah 136.877 11.404 14.729 0 0 0 0 0 11.404 7.823-

Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kab. Kolaka Utara, 2015

(30)

187 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

Tabel-7.15

Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan air Limbah Domestik

No Jenis Satuan Jumlah/

Kapasitas

Kondisi

Keterangan Berfu-

ngsi

Tdk berfungsi

SPAL Setempat (Sistem Onsite)

1 Tangki Septik Komunal <10 KK unit 0 - - Belum ada

2 MCK unit 46 46 -

3 Truk Tinja unit 0 - - Belum ada

4 IPLT ; Kapasitas unit 0 - - Belum ada

SPAL Terpusat (Sistem Ofsite)

1 Tangki Septik Komunal > 10 KK unit 0 - - Belum ada

2 IPAL Komunal unit 0 - - Belum ada

3 IPAL Kawasan unit 0 - - Belum ada

4 IPAL Kota unit 0 - - Belum ada

(31)

188 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

7.4.2. Kondisi Eksisting Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Kolaka Utara saat ini belum optimal.Dari 15 Kecamatan yang ada, hanya Kecamatan Lasusua sebagai ibukota Kabupaten yang persampahannya dikelola secara optimal.

Namun demikian masih banyak kendala yang dihadapi terkait pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan Lasusua. Kecamatan Lasusua masih berada pada urutan nomor 7 perihal persentase sampah yang dibakar, bahkan berada pada urutan nomor 4 perihal persentase sampah yang dibuang ke lahan kosong/ kebun/ hutan dan dibiarkan membusuk. Pengelolaan ini terkendala pada :

 Kekurangan jumlah tong sampah fiber yang disebarkan di rumah masyarakat,

 Kendaraan yang bertugas mengangkut sampah hanya beroperasi di wilayah – wilayah

perkantoran dan jalan raya, sedangkan perumahan yang berada di dalam lorong atau gang tidak dilewati

 Retribusi persampahan tidak tertib, sehingga petugas pengelola sampah memilah

dan memilih wilayah kerja yang dianggap lebih potensial

 Beberapa desa di Kecamatan Lasusua memang tidak dapat dijangkau atau terlalu

jauh baik dari segi jarak maupun medan. Desa – desa tersebut antara lain : a. Desa Puncak Monapa

b. Desa Batuganda Permai c. Desa Sulaho, dan d. Desa Babussalam

 Medan dan jarak yang secara geografis cukup sulit, membutuhkan dana operasional yang lebih.

(32)

189 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

Tabel-7.16

Timbulan Sampah Per Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara

No Kecamatan

Jumlah Penduduk

Jiwa

Timbulan Sampah

Sampah dikelola mandiri disumber

Sampah Terproses 3 R

Sampah terangkut ke TPA

Sampah Tidak

Terproses Total

% (m3/hari) % (m3/hari) % (m3/hari) % (m3/hari) % (m3/hari)

1 Kec. Wawo 5.901 - - - 100 14.752,5 100 14.752,5

2 Kec. Ranteangin 5.665 - - - 100 14.162,5 100 14.162,5

3 Kec. Lambai 5.929 - - - 100 14.822,5 100 14.822,5

4 Kec. Lasusua 26.889 - - - - 100 1.667.118 - - 100 1.667.118

5 Kec. Katoi 6.594 - - - 100 16.485 100 16.485

6 Kec. Kodeoha 11.117 - - - 100 27.792,5 100 27.792,5

7 Kec. Tiwu 4.243 - - - 100 10.607,5 100 10.607,5

8 Kec. Ngapa 20.669 - - - 100 51.672,5 100 51.672,5

9 Kec. Watunohu 6.383 - - - 100 15.957,5 100 15.957,5

10 Kec. Pakue 9.764 - - - 100 24,410 100 24,410

11 Kec. Pakue Tengah 6.337 - - - 100 15,842.5 100 15,842.5

12 Kec. Pakue Utara 7.924 - - - 100 19.810 100 19.810

13 Kec. Batu Putih 8.409 - - - 100 21.022,5 100 21.022,5

14 Kec. Porehu 7.609 - - - 100 19.022,5 100 19.022,5

15 Kec. Tolala 3.434 - - - 100 8.585 100 8.585

(33)

190 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel-7.17

Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan

No Jenis Prasarana

/Sarana Satuan

Jumlah/ luas total

terpakai

Kapasitas /

daya tampung Ritasi /hari

Kondisi

Ket

M3 Baik Rusak

Ringan Rusak

Berat

1

Pengumpul Setempat

- Gerobak Unit 10 1 1 10 - - -

- Motor Sampah Unit 17 2 1 13 4 - -

- Kendaraan Pick

Up Unit - - - -

2 Tempat Penampungan Sementara (TPS)

- Bak Biasa Unit 14 - - 14 - - -

- Container Unit - - - -

- Tranfer Stasiun Unit - - - -

- SPA (Stasiun Peralihan Antar)

Unit - - - -

3

Pengangkutan

- Dump Truck Unit 8 6 1 6 1 1 -

- Arm Roll Truck Unit 3 6 1 2 1 - -

- Comactor

Truck Unit - - - -

4 Pengolahan Sampah

- TPS 3R Unit 1 45 - 1 - - -

- ITF -Unit - - - -

- Bank Sampah Unit

- Incinerator Unit

5

TPA/TPA Regional

Konstruksi : lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional : lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka - Luas Total TPA

yang terpakai Ha 1 - - 1 - - -

- Luas sel landfill Ha - - - -

- Daya Tampung TPA

(M3/

hari - - - - -

(34)

191 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

No Jenis Prasarana

/Sarana Satuan

Jumlah/ luas total

terpakai

Kapasitas /

daya tampung Ritasi /hari

Kondisi

Ket

M3 Baik Rusak

Ringan Rusak

Berat

6 Alat Berat

- Bulldozer Unit - - - -

- Excavator/

back hoe Unit - - - -

- Truck tanah Unit - - - -

7 IPL : Sistem

kolam/aerasi - - - -

Hasil

pemeriksaan lab (BOD dan COD) - Efluen di

Inlet - Efluen di

Outlet

Mg/l - - - -

(35)

192 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

7.4.3. Kondisi Eksisting Drainase Permukiman

Seiring pertumbuhan penduduk kota maka permasalahan drainase juga mulai meningkat seperti banjir dan genangan. Pada umumnya sistem ataupun kondisi pembangunan drainase saat ini masih bersifat an sehingga belum dapat menyelesaikan masalah banjir dan genangan secara tuntas.

Beberapa permasalahan yang timbul terkait pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Kolaka Utara antara lain :

1.

Beberapa titik drainase tersumbat, akibat penumpukan limbah rumah

tangga dan sampah, maupun oleh sedimentasi yang berasal dari longsor

tebing atau sisa pekerjaan masyarakat atau swasta.

2.

Masih banyak rumah tangga yang tidak memiliki drainase

3.

Beberapa saluran drainase telah ditutup secara permanen

4.

Di beberapa titik, dimensi drainase sudah tidak sesuai, sehingga aliran air

menjadi tidak lancar, dan mengakibatkan genangan yang kadang

bertahan cukup lama. Bahkan bisa pula mengakibatkan banjir.

5.

Konstruksi drainase yang kurang tepat. Seringkali drainase dibangun

dengan kemiringan diatas 50°, sehingga percepatan air beserta lumpur

yang jatuh semakin besar.

6.

Di lingkungan permukiman, kurangnya percabangan dan gorong - gorong

untuk penyebaran air ke beberapa drainase utama.

7.

Masih banyak rumah tangga yang tidak membuat daerah resapan untuk

drainase lokal mereka.

8.

Beberapa pekerjaan pelebaran jalan provinsi, dilakukan di wilayah

berbukit. Pelebaran jalan dan pembangunan drainase dikerjakan

bersama-sama dengan cuttingan tebing bukit, sehingga meniadakan

rumput atau tumbuhan lain yang dapat menghambat terjadinya longsor ke

(36)

193 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

1. Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan

Tabel-7.18: Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan

No Lokasi Genangan

Wilayah Genangan Infrastruktur

Luas Ketinggian Lama Frekuensi

Penyebab Jenis Ket

(Ha) (m) (jam/hari) (kali/tahun)

1 Kec. Wawo 60 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase - -

2 Kec. Ranteangin 530 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase - -

3 Kec. Lambai 55 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase - -

4 Kec. Lasusua 134 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase - -

5 Kec. Katoi 2.655 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase - -

6 Kec. Kodeoha 130 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase - -

7 Kec. Tiwu 312 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

8 Kec. Ngapa 2,15 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

9 Kec. Watunohu 1.081 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

10 Kec. Pakue 3.995 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

11 Kec. Pakue Tengah 238 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

12 Kec. Pakue Utara 60 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

13 Kec. Batu Putih 343 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

14 Kec. Porehu 446 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

15 Kec. Tolala 78 Belum terukur Belum terukur Belum terukur Kurangnya infrastruktur drainase

Total 14.625

(37)

194 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

2. Sistem dan Infrastruktur

Tabel-7.19

Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Kolaka Utara

No

Jenis Prasarana

/Sarana

Satuan

Bentuk Penampang

Saluran

Dimensi Kondisi Frekuensi Pemeliharaan

(kali/tahun)

Lebar Tinggi Berfungsi Tidak Berfungsi 1 Saluran :

(Primer, Sekunder, Tersier)

m Trapesium

Wawo m Trapesium - - 15 7 1

Ranteangin m Trapesium - - 19 2 1

Lambai m Trapesium - - 20 0 1

Lasusua m Trapesium - - 5 2 1

Katoi m Trapesium - - 12 0 1

Kodeoha m Trapesium - - 25 2 1

Tiwu m Trapesium - - 16 0 1

Ngapa m Trapesium - - 12 1 1

Watunohu m Trapesium - - 18 3 1

Pakue m Trapesium - - 18 0 1

Pakue Tengah m Trapesium - - 21 0 1

Pakue Utara m Trapesium - - 4 4 1

Batu Putih m Trapesium - - 16 0 1

Tolala m Trapesium - - 0 0 1

Porehu m Trapesium - - 8 0 1

2 Bangunan Pelengkap - Rumah

Pompa

- Pintu Air Unit - - - -

- Kolam

Retensi Unit - - - -

- Trash rack/ Saringan Sampah

Unit - - - -

(38)

195 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

7.4.4. Area Berisiko Dan Permasalahan Mendesak Sanitasi

a. Area Berisiko dan Permasalahan AIr Limbah Domestik

Permasalahan yang ada dalam pengelolaan air limbah Kabupaten Kolaka Utara adalah:

Tabel-7.20

Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik

No Area Berisiko Wilayah Prioritas

Kecamatan Kelurahan/Desa

1 Risiko 4 Tiwu Tiwu

Pakue Tengah Powalaa

Batu Putih Paru Lampe

Purehu Tobela

Loka Bahari

Loka Tolala

2 Risiko 3 Lasusua Kel. Lasusua

Lasusua Patowonua

Tiwu Lawadia

Tiwu Watumea

Tiwu Tahibua

Ngapa Kel Lapai

Ngapa Beringin

Pakue Tengah Terengga

Pakue Tengah To’lemo

Batu Putih Batu Api

Purehu Purehu

(39)

196 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel-7.21

Permasalahan Utama Sektor Air Limbah Domestik

No Permasalahan Mendesak

1. Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana ( User interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir)

a. Masih Rendahnya Akses layanan air limbah Domestik

b. User interface Masih terdapat 55% Warga yang masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) disebabkan belum adanya akses jamban

c. Pengolahan awal

Masih terdapat 52% warga belum memiliki tangkiseptik

Masih terdapat 28% tangkiseptik warga suspek tidak aman

d. Pengangkutan /

Pengaliran: Belum adanya layanan mobil Tinja

e. Pengolahan Akhir

Terpusat Belum ada IPLT

f. Daur Ulang /

Pembuangan Akhir Belum ada Kegiatan Daur Ulang lumpur tinja

2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, peran serta Masyarakat dan dunia Usaha/Swasta, Komunikasi

a. Masih rendahnya pendanaan sektor air limbah domestik

b. Belum optimalnya perda kelembagaan (belum ada sub bidang yang khusus menangani Air Limbah Domestik)

c. Masih kurangnya Kapasitas lembaga (SKPD) dan SDM dalam pengelolaan Air limbah domestic

d. Belum adanya peraturan daerah (Perda atau Perbup) yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestic

e. Belum adanya Perda pengelolaan air limbah domestik (perda yang mengatur teknis pengelolaan air limbah maupun perda retribusi)

f. Belum ada Dokumen perencanaan Air Limbah

g. Belum adanya keterlibatan pihak swasta dan media dalam pengelolaan sanitasi

(40)

197 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

b. Area Berisiko dan Permasalahan Persampahan

Tabel-7.22

Area Berisiko Persampahan

No Area Berisiko Wilayah Prioritas

Kecamatan Kelurahan/Desa

1 Risiko 4 Ngapa Kel. Lapai

Ngapa Beringin

2 Risiko 3 Rante Angin Rante Baru

Rante Angin Kel. Rante Angin

Wawo Wawo

Lasusua Rante Limbong

Lasusua Tojabi

Lasusua Kel. Lasusua

Lasusua Ponggiha

Lasusua Patowonua

Katoi Ujung Tobaku

Kodeoha Kel. Mala Mala Kodeoha Ainani Tajriani

Tiwu Lawadia

Tiwu Tiwu

Tiwu Tahibua

Pakue Sipakainge

Pakue Utara Pakue

Pakue Utara Saludongka

Batu Putih Batu Api

Batu Putih Kel. Batu Putih

Tolala Tolala

Tolala Bahari

(41)

198 BAB VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel-7.23

Permasalahan Utama Sektor Persampahan

No Permasalahan Mendesak

1. Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana ( User interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir)

1 masih rendahnya pengurangan sampah dari sumbernya

2 Masih Rendahnya Akses layanan persampahan

a User interface

93,5 % (Hasil EHRA) pengolahan sampah rumah tangga belum memadai (dibakar, dikubur dibuang ke laut dll),

(hanya 6,5% yang melakukan pengolahan sampah)

b Pengumpulan Setempat Masih kurang pengumpulan setempat (gerobak/motor sampah)

C Penampungan Sementara Hanya 0 % warga yang membuang sampah ke TPS

d Belum ada fasilitas pengolahan sampah terpadu

(TPST)

Pengangkutan

e (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat (optional)

Belum adanya pengetahuan dan kesadaran warga mengenai 3R

Belum ada kegiatan 3R dalam masyarakat

f TPA dan Daur Ulang

2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, peran serta Masyarakat dan dunia Usaha/Swasta, Komunikasi

a Masih rendahnya pendanaan sektor Persampahan

b Belum optimalnya perda kelembagaan (belum ada sub bidang yang khusus menangani Pengelolaan Persampahan)

c Masih kurangnya Kapasitas lembaga (SKPD) dan SDM dalam pengelolaan Persampahan

d Masih kurangnya Kapasitas lembaga (SKPD) dan SDM dalam pengelolaan Persampahan

e Belum ada Dokumen perencanaan Manajemen Pengelolaan Persampahan

f Masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman warga mengenai pengelolaan persampahan yang sesuai standar teknis dan standar kesehatan

g Belum adanya kelompok masyarakat yang menangani persampahan

Sumber : Pokja Sanitasi, 2015

(42)

199 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

c. Area Berisiko dan Permasalahan Drainase

Seiring pertumbuhan penduduk kota maka permasalahan drainase juga mulai meningkat seperti banjir dan genangan. Pada umumnya sistem ataupun kondisi pembangunan drainase saat ini masih bersifat parsial sehingga belum dapat menyelesaikan masalah banjir dan genangan secara tuntas.

Tabel-7.24

Area Berisiko Drainase

No Area Berisiko Wilayah Prioritas

Kecamatan Kelurahan/Desa

1 Risiko 4 Tiwu Tahibua

2 Risiko 3 Tiwu Lawadia

Tiwu Tiwu

Ngapa Lapai

Ngapa Beringin

Tolala Tolala

Tolala Bahari

Sumber :Hasil Olah Data Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Kolaka Utara, 2015

(43)

200 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel-7.25

Permasalahan Utama Sektor Drainase

No Permasalahan Mendesak

1.

Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana ( User interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengangkutan-interface-pengolahan akhir-pembuangan akhir)

1 Masih rendahnya layanan jaringan drainase

User Interface Masih adanyatitik genangan yang tersebar dibeberapa kecamatan

Timbulan Grey Water dari dapur rumah tangga dan cucian dalam satuan Rumah Tangga masih belum terakses IPAL

Penampungan/pengolahan

awal Belum ada pengolahan awal

Pengangkutan/pengaliran Adanya kondisi drainase yang buruk dan tidak sesuai standar teknis

2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, peran serta Masyarakat dan dunia Usaha/Swasta, Komunikasi

a Belum adanya peraturan daerah (Perda atau Perbup) yang mengatur tentang pengelolaan Drainase

b Belum adanya Perda pengelolaan Drainase (perda yang mengatur teknis pengelolaan Drainase maupun perda retribusi)

c Masterplan/Rencana Induk Sistem Pengolahan Drainase harus direview kembali

d Masih kurangnya Kapasitas lembaga (SKPD) dan SDM dalam pengelolaan Drainase

e Masih kurangnya SDM dalam bidang pengelolaan Drainase

f Rendahnya keterlibatan masyarakat dan pihak swasta dan media dalam pengelolaan drainase

g Masih kurangnya keterlibatan Masyarakat dalam pengelolaan Drainase

H Masih kurangnya keterlibatan pihak Swasta dan kelompok peduli dalam pengelolaan Drainase

i Masih kurangnya Media dan kegiatan sosialisasi dalam pengelolaan Drainase

(44)

201 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

7.4.5. Sasaran Program

Tabel-7.26

Analisis Kebutuhan Sistem Pengolahan Air Limbah

No Uraian Kondisi eksisting

Kebutuhan

Ket

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

1. Sistem Setempat (Onsite)

a. Ketersediaan dan kondisi IPLT Perencanaan Pembangunan - - - 1 -

b. Kapasitas IPLT ....M³ - - - - -

c. Tingkat Cakupan Pelayanan IPLT - - - -

d. Ketersediaan dan kondisi truk tinja Perencanaan Pengadaan - - - 1 -

e. Biaya O&P Paket - - - - 1

f. Kualitas efluen IPLT (BOD dan COD) Belum Ada data - - - - -

g. Ketersediaan Sistem Pengolahan air limbah skala kawasan/komunitas unit/ rusak 2 2 2 2 2

2. Sistem Terpusat (Offsite)

a. Ketersediaan dan kondisi IPAL Tidak ada data - - - - -

b. Kapasitas IPAL Tidak ada data - - - - -

c. Tingkat Cakupan Pelayanan IPAL Tidak ada data - - - - -

d. Biaya O& P Tidak ada data - - - - -

(45)

202 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel-7.27

Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Persampahan

No Uraian Kondisi Eksisting Kebutuhan Ket

2014 2015 2016 2017 2018

I Aspek Non Teknik

A. Peraturan Terkait Sektor Persampahan sampah dari rumah ke rumah;

- Belum ada Perbup tentang penetapan waktu (jam)

pembuangan sampah ke TPS belum ada

B. Kelembagaan

- Bentuk Organisasi

- Badan Lingkungan Hidup Kebersihan

- Pembangunan TPS TPS Terpilah

10 20 40 60 80

- Kualitas dan Kuantitas SDM

- Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader dan aparat pengelola sampah;

- Pembentukan dan Pelatihan Kelompok pengelola

- Pengumpulan Sampah setempat (KSM) Tingkat RT/RW

- Bantek Pengelolaan Persampahan

- Pelatihan bagi Operator TPA

- Biaya Operasi dan Pemeliharaan SPA - Pembangunan SPA - Pelatihan Kemitraan

untuk menyasar CSR khususnya Pengadaan Armada Pengumpulan setempat

- Stimulan Biaya Operasi dan Pemeliharaan Armada Pengangkutan Setempat

- Sumber Pembiayaan - Realisasi Penarikan

Retribusi (%

(46)

203 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

No Uraian Kondisi Eksisting Kebutuhan Ket

2014 2015 2016 2017 2018

- Pembentukan kelompok kebersihan di tingkat RT/RW tentang Pengelolaan Persampahan; - Pengadaan tempat

sampah terpilah untuk rumah tangga - Penyuluhan dan

Bimbingan kepada E. Teknis Operasional

1.

- Penyusunan Master Plan Persampahan Skala Kota; - Studi Manajemen

Pengelolaan Persampahan - Penyusunan Rencana

Usaha (Business Plan) Persampahan - Fasilitasi Kerjasama

dengan Dunia usaha/Lembaga; - Outsourcing

Pengelolaan Persampahan; - Pemantauan dan

Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Kebijakan dan kinerja Pengelolaan

a. Gerobak sampah b. Motor sampah

20 unit/ kondisi baik 18 unit/ kondisi baik

10 a. Transfer depo b. Container c. Compactor Truck

6 unit/ Kondisi baik unit/kondisi Baik b. Komposter Skala

(47)

204 BAB – VI RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA

TAHUN 2015- 2019

RPIJM

No Uraian Kondisi Eksisting Kebutuhan Ket

2014 2015 2016 2017 2018 Rumah Tangga

c. Komposter Komunal d. TPST :

e. Peningkatan TPS Biasa menjadi TPS Terpilah d. Pengawasan dan

supervisi Pembangunan TPST baru e. Revitalisasi TPST

yang ada

unit /Kondisi baik unit/ Kondisi baik

TPA

c. Compactor Landfill d. Lahan TPA e. Jembatan Timbang 2. Fasilitas umum a. Jalan masuk

a. Lapisan kedap air b. Perpipaan pengumpul lindi c. Instalasi pengolahan lindi d. Buffer zone e. Perpipaan gas metan

Gambar

Gambar 7.1 Wilayah Pelayanan PDAM

Referensi

Dokumen terkait

NB : bagi yang tidak mendapatkan tugas sebagai penanggung jawab ataupun petugas pada waktu acara diharapkan membantu petugas dan penanggung jawab pada jalannya acara

Untuk memperoleh data mengenai motivasi kerja ini diperlukan adanya pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala / ukuran ordinal yaitu skala

Berdasarkan hasil interpretasi, klasifikasi terbimbing dan perbaikan peta setelah ground check lapangan dapat dihitung luasan 3 kelas kerapatan jenis mangrove yang

Indikator Ketertarikan dengan Produk, Ketertarikan terhadap Warna Logo, Ketertarikan terhadap Icon Logo dan Ketertarikan terhadap Tipografi Logo masuk pada faktor 1, karena

Sedangkan pengambilan sampah untuk toko dan sekolah dilakukan pada pukul 16.00 WIB hal tersebut dikarenakan pada jam tersebut sampah akan terkumpul secara maksimal

Tingkat Bahaya Erosi (TBE) adalah perkiraan jumlah tanah yang hilang maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan, bila pengelolaan tanaman dan tindakan

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi obesitas pada remaja putri, tetapi dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah faktor citra

dengan regius akan dapat ditanggapi dengan sangat baik... b) Secara demografis Swara Seruni Bikrama (SSB) Metro.. membidik Masyarakat Metro dengan Share segmen