• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.3 Pengembangan Perpustakaan Desa

2.3.4 Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sumber daya informasi perpustakaan desa mencakup seluruh koleksi yang tersedia di perpustakaan tersebut.

Perlunya pembinaan sumber daya informasi di perpustakaan desa agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, dapat menambah koleksi terbitan baru, memiliki daya tarik bagi para pengguna, menyeleksi bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna, melakukan penyiangan terhadap bahan pustaka dan dapat menjaga kerapian buku.

2.3.4 Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Sarana dan prasarana perpustakaan desa merupakan komponen pendukung berjalannya suatu perpustakaan. Perpustakaan desa seharusnya memiliki ruangan yang memadai untuk melaksanakan kegiatan layanan perpustakaan. Ruangan perpustakaan desa seharusnya terletak tidak jauh dari kantor desa agar mudah dijangkau oleh masyarakat. Namun apabila ruangan yang disediakan kurang memadai atau hanya menggunakan salah satu ruangan yang berada di kantor balai desa maka petugas perpustakaan harus dapat mengatur dan menata ruangan sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan perpustakaan desa tidak terganggu.

Dalam buku Pedoman Penyelenggraan Perpustakaan Desa (2001, 9), ruangan perpustakaan yang disediakan yaitu:

1. Ruangan kerja (pengolahan dan pelayanan administrasi)

Ruang kerja ini dipergunakan untuk melakukan berbagai kegiatan persiapan pelayanan seperti pengadaan, pengolahan, perbaikan buku, dll.

2. Ruang pelayanan

Ruang pelayanan terdiri dari tempat koleksi (rak-rak buku, majalah, surat kabar), layanan sirkulasi, tempat baca, dll.

Menurut Sutarno (2008, 80) ruangan perpustakaan desa disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan, yaitu:

Perpustakaan dapat menempati salah satu ruangan yang berada di lingkungan kantor desa dengan ukuran 25m2 dibagi menjadi:

1. Ruang kerja 1/5 bagian.

2. Ruang koleksi 2/5 bagian.

3. Ruang layanan 2/5 bagian dari seluruh ruang di perpustakaan.

Di dalam ruang perpustakaan tersebut dilengkapi dengan perabot dan perlengkapan perpustakaan, yaitu:

1. Perabot perpustakaan terdiri atas:

a. Meja dan kursi kerja.

b. Meja dan kursi petugas layanan.

c. Meja dan kursi baca minimal untuk 10 orang.

d. Rak buku

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang harus dikembangkan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap keberadaan

perpustakaan desa. Keberadaan bangunan perpustakaan desa seharusnya mendapatkan perhatian khusus karena sangat berguna untuk menampung seluruh koleksi yang ada agar tidak mudah rusak dan juga berguna sebagai ruang baca bagi masyarakat setempat atau pengguna perpustakaan tersebut.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif adalah menjelaskan atau menggambarkan masalah yang ada di lapangan tentang permasalahan yang telah dirumuskan untuk mengetahui dan mengungkap fakta-fakta yang ada di lapangan terkait “Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai”.

Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang berpola investigasi dimana data-data dan pernyataan di peroleh dari hasil interaksi langsung antara peneliti, objek yang diteliti dan orang-orang yang ada di tempat penelitian. Landasan teori pada penelitian kualitatif juga berfungsi sebagai latar belakang penelitian dan bahan pembahasan. Dalam melakukan penelitian kualtatif, peneliti melakukan penelitian atas dasar data-data yang dimiliki dengan memanfaatkan teori sebagai bahan acuan.

Pendekatan penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan wawancara untuk mendeskripsikan data yang penulis peroleh dari informan, untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai. Penulis akan menggunakan metode pendekatan ini kepada pihak-pihak yang dianggap relevan

dijadikan narasumber untuk memberikan keterangan terkait penelitian yang akan dilakukan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai, yang berlokasi di jalan Negara (Kompleks Replika Istana Sultan Serdang) Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai. Peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena ingin mengetahui tentang Pengembangan Perpustakaan desa di perpustakaan tersebut.

3.3 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah kepala bidang perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai dan Kepala Desa Rambung Sialang Tengah. Wawancara dilakukan melalui perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu dengan para informan yang telah menyediakan waktu luang untuk diberikan beberapa pertanyaan dalam bentuk wawancara. Karakteristik dari informan tersebut adalah:

Tabel 3.1 Deskripsi Informan Penelitian

Informan Jabatan

I1 Kepala Bidang Perpustakaan

I2 Kepala Desa Rambung Sialang Tengah

3.4 Data dan Sumber data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian kualitatif adalah perkataan, tindakan, dokumen, foto dan beberapa tambahan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian adalah:

1. Sumber Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung terhadap beberapa informan yaitu pegawai yang terlibat dalam program pembinaan perpustakaan desa. Beberapa sumber tersebut merupakan unsur penting yang dapat menunjang keberhasilan penelitian, untuk mendapatkan data yang akurat penulis mengadakan pendekatan dengan melaksanakan wawancara mendalam.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder, merupakan data tambahan dari berbagai sumber tertulis yang dapat dimanfaatkan oleh penulis, seperti buku, jurnal, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan terhadap pokok permasalahan dalam penelitian. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan, dan dicatat secara sistematis. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi yang lebih akurat seputar permasalahan atau obyek yang akan diteliti.

Menurut Satori dan Komariah (2010, 130) bahwa:

wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau

tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.

Untuk mendapatkan data yang akurat tentang “Rancangan Program Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai”, maka peneliti mewawancarai secara langsung pegawai perpustakaan dan kepala desa yang bersangkutan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data atau dokumen yang tersedia serta pengambilan gambar disekitar objek penelitian yang akan dideskripsikan ke bagian pembahasan yang akan membantu dalam penyusunan hasil akhir penelitian. Peneliti juga mencatat sekuruh hasil pengamatan langsung yang telah dilakukan serta merekam suara informan pada saat wawancara.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan data dari informan, maka untuk memudahkan dalam analisis data diperlukan teknik analisis data untuk menemukan makna dari setiap data yang ada. Pada penelitian ini peneliti menanyakan mengenai program pembinaan perpustakaan desa yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai, kemudian jawaban dari informan akan digabungkan antara satu dengan yang lainnya.

Menurut Sugiyono (2009, 338) “analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan”.

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2009, 338) “reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal pokok,kompleks, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.”

Pada reduksi data, peneliti melakukan pengelompokan hasil wawancara sesuai dengan kategori yang telah ditentukan pada pada pedoman wawancara.

2. Penyajian Data

Pada penelitian ini data yang digunakan berbentuk teks naratif atau serangkaian kata yang telah disusun berdasarkan hasil wawancara dari informan.

3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan

Tahap terakhir setelah reduksi data dan penyajian data adalah verifikasi data dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses interpretasi data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi sambil terus melakukan penggabungan terhadap kesimpulan yang akan dibuat.

3.7 Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih mandalam. Menurut Moleong (2009, 330) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.” Data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan, yaitu:

1. Triangulasi Data

Menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat, dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

2. Triangulasi Metode

Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan

wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya.

Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan agar diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan.

Dengan teknik triangulasi data, peneliti membandingkan hasil wawancara yang diperoleh dari masing-masing sumber atau informan penelitian sebagai pembanding untuk mengecek kebenaran informasi yang didapatkan. Selain itu peneliti juga melakukan pengecekan derajat kepercayaan melalui teknik triangulasi dengan metode, yaitu dengan melakukan pengecekan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data yang berbeda yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi sehingga derajat kepercayaan data dapat valid.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perpustakaan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu perpustakaan umum yang berdiri pada tanggal 28 Februari 2008 berawal dengan nama Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dan meningkat statusnya menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan pada tahun 2016 yang berlokasi dijalan Negara (Kompleks Replika Istana Sultan Serdang) Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai memiliki luas ± 165 m2 dan jumlah koleksi sebanyak 4.708 judul dengan 25.555 eksemplar dalam bentuk tercetak, namun saat ini belum tersedia bahan pustaka dalam bentuk tidak tercetak.

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai dan Kepala Desa Rambung Sialang Tengah. Wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu dengan para informan. Setelah melalui perkenalan, kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai. Adapun karakteristik informan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

No. Kode Nama Inisial Jabatan

1. I1 (Informan 1) Harlinawati, S.sos H Kepala Bidang Perpustakaan

2. I2 (Informan 2) Samidi S Kepala Desa Rambung Sialang Tengah

Informan 1 yaitu Kepala Bidang Perpustakaan merupakan informan yang pertama kali diwawancarai oleh peneliti dengan perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu. Topik yang di tanyakan kepada Informan 1 mengenai pengembangan perpustakaan desa yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai, Informan 2 adalah Kepala Desa Rambung Sialang Tengah, perpustakaan desa tersebut merupakan pemenang juara terbaik dua tingkat provinsi tahun 2018. Topik yang di bahas yaitu mengenai pengembangan perpustakaan desa yang terdiri dari sumber daya manusia, koleksi, layanan, fasilitas, anggaran dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan perpustakaan. Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara dengan teknik wawancara mendalam. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara subtansif, dimana wawancara dilakukan tidak harus di suatu tempat tertentu. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal.

Isi wawancara berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.

4.3 Pengembangan Perpustakaan Desa

Pengembangan perpustakaan desa dapat dilakukan dengan baik apabila disesuaikan dengan kebutuhan dalam perkembangan suatu perpustakaan. Kategori pertama yang diperoleh peneliti dari transkip hasil wawancara dengan informan satu (I1) mengenai pengembangan perpustakaan desa.

P : Bagaimana awal mula merencanakan program pengembangan perpustakaan desa?

Berikut jawaban dari Informan 1 mengenai pertanyaan di atas:

I1 : Awal mula merencanakan program pengembangan perpustakaan yang pertama

mengindentifikasi program apa yang mau dilakukan untuk mengembangkan perpustakaan desa, kemudian melakukan survei ke desa-desa yang sudah ada perpustakaannya untuk memberikan sosialisasi program tersebut.

Perpustakaan desa yang mendapatkan program pengembangan perpustakaan adalah perpustakaan desa yang dianggap koperatif, artinya pengelola perpustakaan desa tersebut mau dan bersedia untuk mengikuti program yang telah kami buat.

Dari wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai yaitu Ibu Harlinawati dapat diketahui bahwa dalam merancang program pengembangan perpustakaan desa yang perlu dilakukan pertama sekali adalah mengidentifikasi program pengembangan perpustakaan desa yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan desa.

Setelah itu perlu melakukan survei ke perpustakaan desa mana saja yang akan mendapatkan sosialisasi dari program yang telah dibuat oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

4.3.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan orang-orang yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan suatu perpustakaan. Baik atau buruknya kinerja perpustakaan dapat dilihat dari sumber daya manusia yang dimiliki perpustakaan tersebut. Kategori kedua yang diperoleh peneliti dari transkip hasil wawancara dengan informan satu (I1) mengenai program pengembangan Sumber Daya Manusia yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

P : Bagaimana pelaksanaan program pengembangan sumber daya manusia untuk tingkat perpustakaan desa?

Berikut jawaban dari Informan 1 mengenai pertanyaan di atas:

I1 : Dalam program pengembangan sumber daya manusia tingkat perpustakaan

desa kami tidak hanya memberikan kepada perpustakaan desa saja tetapi ada taman bacaan masyarakat, ada rumah baca dan pojok baca. Pojok baca berada di sudut-sudut kantor desa yang belum memiliki gedung perpustakaan.

Kami memberikan pembinaan dan bimbingan teknis (bimtek) kepada para petugas perpustakaan agar perpustakaannya dapat berjalan dengan baik dan sesuai pedoman penyelenggaraan perpustakaan desa serta Standar Nasional Indonesia (SNI). Biasanya dalam satu perpustakaan desa terdapat satu orang pengelola perpustakaan yang mengikuti bimtek yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

Dari wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai dapat diketahui bahwa pentingnya sumber daya manusia karena dapat menjadi faktor utama dalam keberhasilan suatu perpustakaan. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai memberikaan pembinaan dan melakukan bimbingan teknis (bimtek)

kepada para petugas perpustakaan desa agar perpustakaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan perpustakaan desa.

Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih akurat mengenai program pengembangan sumber daya manusia , peneliti melakukan wawancara dengan Informan 2 (I2) Kepala Desa Rambung Sialang Tengah yaitu Bapak Samidi.

P : Berapakah jumlah petugas perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah dan Desa Melati I?

Berikut jawaban dari Informan 2 mengenai pertanyaan di atas:

I2 : Di perpustakaan ini terdapat tiga orang petugas perpustakaan termasuk saya

sendiri bagian dari petugas perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa kepala desa merupakan bagian dari staf atau petugas yang mengelola perpustakaan desa. Berikut tabel petugas perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah:

Tabel 4.2 Petugas Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah

No. Nama Jabatan

1. Samidi Penanggung jawab

2. Siti Junaida Kepala perpustakaan 3. Fildzah Amalia Pustakawan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kepala Desa Rambung Sialang Tengah merupakan bagian dari pengelola perpustakaan dan kegiatan lain yang diselenggarakan oleh perpustakaan tersebut. Adapun deskripsi kerja bagi penanggung jawab, kepala perpustakaan dan pustakawan yaitu:

1. Penanggung jawab: sebagai penanggung jawab atas penyelenggaraan perpustakaan desa. Bertanggung jawab dalam mendirikan, mengolah dan memajukan perpustakaan desa.

2. Kepala perpustakaan: sebagai ketua atas kegiatan teknis dan administrasi pengelolaan perpustakaan, menyusun konsep perencanaan program kerja, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan tahunan.

3. Pustakawan: bertugas untuk melayani masyarakat pengguna perpustakaan sesuai dengan keperluannya.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Informan 1 mengenai pelaksanaan program pengembangan sumber daya manusia untuk tingkat perpustakaan desa, maka peneliti mengembangkan wawancara kepada Informan 2.

P : Berapa kali Petugas perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah mendapatkan pembinaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai?

Berikut jawaban dari Informan 2 mengenai pertanyaan di atas:

I2 : Sampai sekarang ada satu kali dilakukan, kepala perpustakaan saja yang

mendapat pembinaan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa pembinaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai masih belum merata karena tidak semua perpustakaan desa mendapat pembinaan sumber daya manusia dalam jangka waktu tertentu.

4.3.2 Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas dalam memberikan jasa layanan kepada para pengguna perpustakaan tanpa membedakan status sosial, ras, suku, agama dan status lainnya. Layanan perpustakaan merupakan tujuan dari serangkaian kegiatan yang ada di perpustakaan. Pemanfaatan layanan perpustakaan akan lebih maksimal apabila seluruh layanan yang ada di perpustakaan dapat dinikmati oleh para penggunanya. Sejauh ini, layanan yang diberikan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai kepada perpustakaan desa masih belum maksimal karena belum semua perpustakaan desa se-Kabupaten Serdang Bedagai dapat menikmati layanan perpustakaan. Hal tersebut berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

P : Bagaimana dengan program pengembangan layanan perpustakaan desa?

Berikut jawaban dari Informan 1 mengenai pertanyaan di atas:

I1 : Sampai sekarang masih berjalan program pengembangan layanan untuk perpustakaan desa karena pengembangan layanan membutuhkan waktu yang

tidak sebentar. Kami melakukan pengembangan layanan juga bertahap, sehingga tidak bisa sekali saja dilakukan langsung selesai.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa program pengembangan layanan perpustakaan desa yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai saat ini masih sedang berjalan karena pengembangan layanan perpustakaan desa membutuhkan waktu yang lama, sehingga Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai melakukan pengembangan layanan perpustakaan desa secara bertahap.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Informan 2 mengenai program pengembangan layanan perpustakaan desa.

P : Bagaimana dengan program pengembangan layanan perpustakaan desa yang sudah dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai?

Berikut jawaban dari Informan 2 mengenai pertanyaan di atas:

I2 : Program pengembangan layanan perpustakaan desa yang sudah dilakukan oleh

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai di perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah yaitu ada layanan koleksi,

layanan membaca ditempat, layanan peminjaman koleksi, layanan sirkulasi untuk peminjaman dan pengembalian buku.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa sudah ada beberapa program pengembangan layanan perpustakaan desa yang sudah dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai salah satunya adalah pengembangan layanan koleksi dan layanan sirkulasi. Untuk itu peneliti ingin mengetahui layanan perpustakaan yang ada pada setiap desa di Kabupaten Serdang Bedagai.

P : Apakah sudah semua perpustakaan desa mendapatkan layanan yang sama?

Berikut jawaban dari Informan 1 mengenai pertanyaan di atas:

I1 : Saat ini belum semua perpustakaan mendapatkan layanan yang sama karena kebutuhan perpustakaan desa yang berbeda-beda. Misalnya ada perpustakaan desa yang butuh layanan bercerita dongeng untuk anak-anak, ada juga desa yang tidak membutuhkan itu karena kebutuhan informasi di perpustakaan di setiap desa berbeda. Jadi hasilnya juga berbeda, seperti contohnya diperpustakaan A sudah ada pengembangan layanan ini tapi di perpustakaan B belum ada.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa program pengembangan layanan perpustakaan desa masih belum merata karena kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh perpustakaan desa berbeda-beda. Seperti contoh yaitu, ada perpustakaan desa yang butuh layanan bercerita dongeng untuk anak-anak, ada juga desa yang tidak butuh itu. karena kebutuhan informasi di perpustakaan setiap desa berbeda. Sejauh ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai masih melakukan program pengembangan layanan perpustakaan Desa. Kemudian peneliti ingin mengetahui waktu layanan yang ditetapkan oleh Desa Rambung Sialang Tengah.

P : Bagaimana jam layanan perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah?

Berikut jawaban dari Informan 2 mengenai pertanyaan di atas:

I2 : Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah buka setiap hari senin sampai sabtu mulai dari pukul delapan pagi sampai pukul lima sore, istirahat pukul dua belas siang sampai pukul dua siang. Kecuali hari libur nasional dan hari minggu perpustakaan tutup.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan beroperasi pada hari senin sampai sabtu dibuka pada pukul delapan pagi dan ditutup pada pukul lima

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan beroperasi pada hari senin sampai sabtu dibuka pada pukul delapan pagi dan ditutup pada pukul lima

Dokumen terkait