• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DESA DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KERASIPAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI OLEH RIZKI AULIA MAISARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DESA DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KERASIPAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI OLEH RIZKI AULIA MAISARAH"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DESA DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KERASIPAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.sos) dalam

Bidang Studi Ilmu Perpustakaan

OLEH

RIZKI AULIA MAISARAH 140709031

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Maisarah, Rizki Aulia. 2018. Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengembangan Perpustakaan Desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa di Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun program pengembangan perpustakaan desa meliputi: pengembangan sumber daya manusia, pengembangan layanan perpustakaan desa, pengembangan koleksi perpustakaan desa, pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan desa serta anggaran perpustakaan desa.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara secara langsung dengan para informan yaitu Kepala Bagian Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai, Kepala Desa Rambung Sialang Tengah Kecamatan Sei Rampah dan Kepala Desa Melati I Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan Perpustakaan Desa tidak terbatas pada perpustakaan desa saja tetapi dalam bentuk taman bacaan masyarakat, rumah baca, dan sudut baca yang dikelola atas swakarsa dan swadaya masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa Di Kabupaten Serdang Bedagai. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai memberikan arahan kepada petugas perpustakaan desa agar dapat dapat mengembangkan perpustakaan desa sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Kata Kunci : Perpustakaan Desa

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang Tercinta Ayahanda Bambang Suharsono dan Ibunda Fitriah Simanjuntak yang telah memberikan segenap kasih sayang, perhatian dan semangat baik moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis juga telah banyak menerima bantuan dari pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, SS, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Belling Siregar, S.S, M. Lib., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan motivasi kepada penulis, serta meluangkan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar, M. Lib, selaku penguji I, dan Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku penguji II yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

5. Seluruh Bapak/Ibu staf pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah banyak membantu dan mendidik penulis selama perkuliahan.

6. Kepada Staf Pegawai dan Pustakawan Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai yang telah banyak membantu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian skripsi ini.

7. Kepada Kepala Desa Rambung Sialang Tengah Kecamatan Sei Rampah dan Kepala Desa Melati I Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

(7)

8. Kepada adik tercinta Salman Alfarisy dan Rafadel Algazali yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.

9. Kepada sahabat tersayang Prily, Lerisa, Wan, Novi, Raika dan Indah yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

10. Kepada teman-teman terkasih Nur, Pipah dan Juni yang membantu dalam pengerjaan skripsi.

11. Seluruh teman-teman angkatan 2014.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan dalam berbagai hal, baik dari segi penulisan, penyajian, serta penguraian isi untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat meningkatkan kemampuan menulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2018 Penulis

Rizki Aulia Maisarah

140709031

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

2.1 Perpustakaan Umum ... 6

2.2 Perpustakaan Desa ... 7

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Desa ... 8

2.2.2 Tugas Perpustakaan Desa ... 10

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Desa ... 11

2.2.4 Anggaran Perpustakaan Desa... 12

2.3 Pengembangan Perpustakaan Desa ... 13

2.3.1 Sumber Daya Manusia ... 14

2.3.2 Layanan Perpustakaan... 18

2.3.3 Koleksi Perpustakaan ... 24

2.3.4 Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Metode Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 30

3.3 Karakteristik Penelitian ... 30

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.6 Teknik Analisis Data ... 33

3.7 Keabsahan Data ... 35

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Profil Perpustakaan ... 37

4.2 Karakteristik Informan ... 37

4.3 Pengembangan Perpustakaan Desa ... 39

4.3.1 Sumber Daya Manusia ... 40

4.3.2 Layanan Perpustakaan ... 43

4.3.3 Koleksi Perpustakaan ... 46

4.3.4 Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 50

4.3.5 Anggaran Perpustakaan Desa ... 52

4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi Informan ... 31

Tabel 4.1 Karakteristik Informan ... 38

Tabel 4.2 Petugas Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah... 41

Tabel 4.3 Jam Layanan Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah ... 46

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ... 54

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rak Koleksi Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah ... 61

Gambar 2. Perangkat Komputer Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah ... 62

Gambar 3. Penghargaan Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah ... 62

Gambar 4. Rak Koran Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah ... 63

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedoman Wawancara ... 64

Lampiran II Transkip Wawancara ... 67

Lampiran III Profil Dinas Perpustakaan ... 72

Lampiran IV Struktur Organisasi Perpustakaan ... 76

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan umum merupakan suatu lembaga layanan informasi yang diselenggaran di tempat tinggal penduduk kota dan penduduk desa yang diperuntukkan bagi semua kalangan masyarakat tanpa melihat perbedaan latar belakang agama, pendidikan, status sosial-ekonomi dan sebagainya guna memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan penduduk pada umumnya. Perpustakaan umum berperan sebagai sumber informasi yang menyimpan informasi pembelajaran dalam berbagai bentuk sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk penelitian, pembelajaran dan pengajaran.

Perpustakaan desa merupakan lembaga layanan publik yang berada di desa.

Sebuah unit yang dikembangkan dari, oleh dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan warga yang berkaitan dengan informasi, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi kepada semua lapisan masyarakat.

Perpustakaan desa memiliki peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Oleh sebab itu, diharapkan pengembangan perpustakaan desa mendapat perhatian serius pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka mencerdaskan

(14)

masyarakat. Keberadaan perpustakaan akan memperluas cara berfikir masyarakat, mendorong prakarsa dan swadaya masyarakat dalam usaha meningkatkan kesejahteraan. Keberhasilan perpustakaan desa dapat ditinjau dari keberhasilan dalam menyediakan informasi bagi pengguna bedasarkan tinggi rendahnya kemampuan perpustakaan tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat pelayanan informasi dan rekreasi bagi masyarakat. Agar perpustakaan desa dapat melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, perpustakaan perlu dikelola menurut sistem dan ketentuan umum yang berlaku, disamping pengembangan, pembinaan dan pemberdayaan perpustakaan, dengan melibatkan semua komponen yang ada baik pemerintah maupun masyarakat desa yang bersangkutan.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai yang berada di jalan Negara (Kompleks Replika Istana Sultan Serdang) Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu perpustakaan yang bersifat umum berupaya untuk meningkatkan pengembangan perpustakaan desa dengan cara memberikan program pengembangan perpustakaan desa. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai mulai melakukan program pengembangan perpustakaan desa sejak tahun 2015. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki 17 kecamatan dan 243 desa, saat ini terdapat 9 perpustakaan kecamatan yang merupakan binaan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai yaitu Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kecamatan Pegajahan,

(15)

Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Tanjung Beringin, Kecamatan Sei Bamban, Kecamatan Bandar Kalipah, Kecamatan Bintang Bayu dan Kecamatan Dolok Masihul. Serta terdapat 77 perpustakaan dari berbagai desa di Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam hal ini peneliti mengambil satu perpustakaan desa yang akan mewakili daerah di Kabupaten Serdang Bedagai, perpustakaan terpilih tersebut merupakan perpustakaan yang pernah mengikuti perlombaan perpustakaan desa tingkat provinsi. Perpustakaan Desa Rambung Sialang Tengah merupakan pemenang juara terbaik dua tingkat provinsi Tahun 2018.

Dalam upaya pengembangan perpustakaan desa yang berkesinambungan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai menyiapkan berbagai macam aspek yang berhubungan dengan pengembangan perpustakaan desa yang dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta minat baca masyarakat mulai dari usia dini hingga usia dewasa, membuat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai harus dapat membuat suatu program sehingga pengembangan perpustakaan desa dapat berjalan dengan baik.

Sehubungan dengan observasi awal, peneliti menemukan beberapa kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai dalam membuat rancangan program pengembangan perpustakaan desa yaitu sumber daya manusia yang terbatas baik secara kualitas maupun kuantitas, sarana dan prasarana yang masih belum memadai dan terbatasnya anggaran untuk pengadaan koleksi.

(16)

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang pengembangan perpustakaan desa. Maka dalam hal ini penulis ingin mengangkat judul “Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dijelaskan di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan perpustakaan desa yang di lakukan oleh Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat bagi perpustakaan, sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan bagi pengembangan perpustakaan desa di tempat lain, baik lembaga pemerintah maupun swasta yang tergerak untuk meningkatkan kualitas maupun mutu dalam mengembangkan perpustakaan desa.

(17)

2. Manfaat bagi pustakawan, sebagai tambahan pengetahuan dan diharapkan penelitian ini berguna dalam pengembangan ilmu perpustakaan.

3. Manfaat bagi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai, sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan program pengembangan perpustakaan desa.

4. Manfaat bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan baru berupa informasi mengenai perpustakaan desa serta berguna dalam pengembangan ilmu perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengembangan sumber daya manusia, pengembangan layanan perpustakaan desa, pengembangan koleksi perpustakaan desa, pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan desa.

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berada di kabupaten/kota yang diselenggarakan oleh dana umum. Perpustakaan ini berada di bawah naungan pemerintah provinsi.

Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1995, 5), dinyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota dan desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhan akan informasi dari bahan bacaan”.

Sedangkan Sutarno (2006, 43) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum merupakan satu satunya jenis perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu perpustakaan kabupaten atau kota, kecamatan, desa/kelurahan, perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat atau taman bacaan masyarakat, dan perpustakaan keliling. Perpustakaan umum menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayani tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta serta perbedaan lainnya.

Pendapat lain menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3) bahwa:

Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Berdasarkan uraian beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi

(19)

masyarakat umum untuk menyediakan informasi sebagai sumber belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, dimana setiap warga masyarakat dapat mengunjungi perpustakaan tanpa membedaakan status sosial, karena tugas dari sebuah perpustakaan adalah untuk melayani seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan tanpa membedakan tingkat usia, sosial dan pendidikan.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan informasi sebagai sumber belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, dimana setiap warga masyarakat dapat mengunjungi perpustakaan tanpa membedaakan status sosial, karena tugas dari sebuah perpustakaan adalah untuk melayani seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan tanpa membedakan tingkat usia, sosial dan pendidikan.

2.2 Perpustakaan Desa

Perpustakaan desa merupakan salah satu jenis perpustakaan umum yang berada di desa, dikembangkan oleh masyarakat desa, serta memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan informasi bagi masyarakat desa.

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 3), dinyatakan bahwa “Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan Desa/Kelurahan”.

Sedangkan pengertian perpustakaan desa menurut Sutarno (2008, 9) adalah:

(20)

Perpustakaan desa adalah lembaga layanan publik yang berada di desa.

Sebuah unit layanan yang dikembangkan dari, oleh dan untuk masyarakat tersebut. Tujuannya untuk memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan warga yang berkaitan dengan informasi, ilmu pengetahuan, pendidikan dan rekreasi kepada semua lapisan masyarakat.

Berdasarkan di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan desa merupakan lembaga pelayanan kepada masyarakat desa setempat yang berisi koleksi buku atau non buku untuk memberikan layanan sebagai pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat, serta mendukung kegiatan pendidikan dan rekreasi masyarakat tanpa batasan usia.

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Desa

Pada dasarnya perpustakaan desa bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa akan informasi, sebagai sarana untuk mendukung kegiatan pendidikan anak di sekolah serta membantu anak-anak yang putus sekolah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Menurut (Sutarno 2008, 27) tujuan perpustakaan desa adalah:

Tujuan pembentukan, penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan umum desa bertujuan untuk melayani masyarakat. Sebuah upaya menyediakan fasilitas membaca, belajar yang disesuaikan dengan kondisi, situasi, wilayah, dan kebutuhan masyarakat. Tujuan yang lebih rinci adalah untuk:

a. Menunjang program wajib belajar dan program pendidikan keterampilan masyarakat lainnya.

b. Menyediakan wahana mencerdaskan kehidupan masyarakat desa dan menumbuhkan daya kreasi, prakarsa dan swakarsa masyarakat melalui peningkatan gemar membaca dan semangat belajar masyarakat.

c. Memberi semangat belajar dan hiburan yang sehat dalam memanfaatkan hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang.

(21)

d. Menyediakan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat dalam berbagai bidang.

e. Menyediakan kebutuhan sarana edukasi, rekreasi, penerangan, informasi dan penelitian bagi warga desa.

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 3) dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan desa adalah:

1. Untuk menunjang program wajib belajar

2. Menunjang program kegiatan pendidikan seumur hidup bagi masyarakat 3. Menyediakan buku-buku pengetahuan maupun keterampilan untuk

mendukung keberhasilan kegiatan masyarakat diberbagai bidang misalnya:

a. Pertanian (yang produktif)

b. Perikanan, peternakan, perindustrian c. pengolahan. pemasaran dan lain-lain

4. Menggalakkan minat baca masyarakat dengan memanfaatkan waktu luang untuk membaca agar tercipta masyarakat kreatif, dinamis, produktif dan mandiri

5. Menyimpan dan mendayagunakan berbagai dokumen kebudavaan sebagai sumber infomiasi, penerangan pembangunan dan menambah wawasan pengetahuan masyarakat pedesaan.

6. Memberikan semangat dan hiburan yang sehat dalam pemanfaatan waktu senggang dengan hal-hal yang bersifat membangun.

7. Mendidik masyarakat untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan terbentuknya sebuah perpustakaan desa/kelurahan adalah sebagai sarana pelayanan kepada masyarakat, dapat mencerdaskan masyarakat, menunjang program wajib belajar, membantu masyarakat dalam mengembangkan keterampilan yang dimiliki dan sebagai penyedia sumber informasi yang cepat dan tepat.

(22)

2.2.2 Tugas Perpustakaan Desa

Tugas utama perpustakaan desa adalah menyediakan, mengolah dan memberikan informasi bagi masyarakat desa.

Menurut Sutarno (2006, 61) tugas perpustakaan adalah:

a. Tugas menghimpun informasi adalah kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang di sesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir.

b. Tugas mengelola meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusur, ditemukan kembali dan diakses oleh pemakai. Pekerjaan pengolahan mencakup pemeliharaan dan perawatan agar seluruh koleksi perpustakaan tetap dalam kondisi bersih, utuh dan baik. Sedangkan kegiatan pelestarian adalah dalam rangka preservasi konservasi karena untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan dokumentasi.

c. Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi dan budaya masyarakat di sekitarnya. Termasuk didalam tugas ini adalah upaya promosi dan publikasi serta sosialisasi agar masyarakat di sekitar perpustakaan mengetahui dengan jelas apa yang dapat dimanfaatkan dari perpustakaan.

Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 6) adalah sebagai beikut:

a. Menghimpun, mendayagunakan, membina, dan memelihara secara permanen bahan-bahan yang terkumpul dalam perpustakaan yang berupa buku-buku, majalah-majalah. brosur-brosur. manual-manual dan sebagainya untuk kepentingan masyarakat.

b. Mengolah dalam arti mengelola bahan-bahan dimaksud dengan suatu sistem, prosedur dan mekanisme yang antara lain meliputi kegiatan- kegiatan katalogisasi, klasifikasi, pencatatan pengkodean dan berbagai jenis kegiatan perpustakaan lainya sampai kepada melayani peminjaman kepada yang memerlukannya .

(23)

c. Menyebarkan kembali, dalam arti melayani masyarakat sesuai dengan keperluannya terhadap perpustakaan, membantu pula penyelidik dan para peneliti dalam mencari penemuan-penemuan baru, serta membantu para pelajar, siswa dan mahasiswa yang berkepentingan terhadap perpustakaan desa/kelurahan.

d. Membantu pemerintah desa/kelurahan dalam memasyarakatkan P4 dan tugas-tugas lain yang sesuai dengan fungsi serta peranan perpustakaan.

Berdasarkan uraian tugas perpustakaan desa tersebut, dapat dijelaskan bahwa tugas pokok perpustakaan desa adalah menghimpun atau mengumpulkan informasi, mengelolanya, menyimpan, memberdayakan serta memberikan layanan kepada masyarakat dengan menyediakan bahan perpustakaan dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Desa

Menurut Sutarno (2008, 42) untuk melaksanakan tugas pokoknya, maka perpustakaan desa memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :

a. Pengkajian kebutuhan informasi dan bahan pustaka bagi para pemakai dan masyarakat.

b. Penyediaan bahan pustaka yang diperlukan.

c. Pengelolaan dan penyiapan bahan pustaka.

d. Penyimpanan dan pelestarian.

e. Pendayagunaan koleksi/bahan pustaka.

f. Pemberian layanan kepada pemakai.

g. Pemasyarakatan perpustakaan desa.

h. Pengkajian dana pengembangan semua aspek kepustakawanan.

i. Pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah desa dan instansi terkait.

j. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dan lembaga lain yang berkepentingan dengan perpustakaan desa.

Sedangkan fungsi utama perpustakaan desa berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 4) yaitu:

(24)

1. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan mendayagunakan bahan pustaka tercetak maupun terekam.

2. Mensosialisasikan manfaat jasa perpustakaan.

3. Mendekatkan buku dan bahan pustaka lainya kepada masvarakat.

4. Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai pusat komunikasi dan informasi .

5. Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai tempat rekreasi dengan menyediakan bacaan hiburan sehat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa fungsi dari perpustakaan desa bukan hanya memberikan kebutuhan informasi, menyediakan dan mengelolah bahan pustaka saja, tetapi harus menyebarluaskan bahan pustaka tersebut kepada masyarakat dan melakukan kerjasama antara perpustakaan desa dengan pemerintah agar dapat membuat Perpustakaan Desa menjadi tempat rekreasi dalam menunjang pendidikan bagi masyarakat desa.

2.2.4 Anggaran Perpustakaan Desa

Anggaran merupakan jumlah total dana yang tersedia untuk memenuhi biaya dari sebuah perpustakaan desa dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya anggaran perpustakaan desa memungkinkan untuk menyediakan pelayana, serta dukungan tambahan untuk mengatasi peningkatan penggunaan atau memberikan layanan baru.

Menurut Sutarno (2008, 77) anggaran perpustakaan desa dapat diperoleh dari beberapa sumber, seperti:

1. Alokasi anggaran yang pasti, misalnya dari anggaran pendapatan dan belanja daerah atau anggaran pemerintahan desa.

2. Menggali dan mengembangkan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat, misalnya menyelenggarakan kegiatan dan melibatkan masyarakat sambal memungut biaya.

(25)

3. Mencari donator dan penyandang dana dari masyarakat dan swasta, terutama tokoh pemuka masyarakat dan pengusaha yang peduli dengan pendidikan dan perpustakaan.

Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 9) adalah sebagai berikut:

1. Besar perpustakaan dalam arti luas ruangan, jumlah koleksi, pengguna, petugas dan skala layanan perpustakaan.

2. Jenis jasa perpustakaan.

3. Kelompok dan jumlah pemakai yang dilayani.

4. Jangka waktu (biasanya 1 tahun).

Angaran yang ada di perpustakaan desa harus terus dikembangkan. Karena besar kecilnya anggaran dapat mempengaruhi perkembangan dari sebuah perpustakaan desa. Meskipun perpustakaan bukanlah lembaga yang menghasilkan keuntungan namun pemerintah dan pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perpustakaan desa harus berperan aktif dalam peningkatan anggaran perpustakaan desa. Hal ini dikarenakan perpustakaan desa merupakan pusat sumber informasi dan pembelajaran bagi masyarakat yang berperan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.

2.3 Pengembangan Perpustakaan Desa

Program Pengembangan perpustakaan desa dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, mengelola layanan perpustakaan dengan baik, memiliki sumber daya informasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

(26)

2.3.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia untuk perpustakaan desa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing desa. Pengembangan tenaga pengelola perpustakaan tiap tahun sebaiknya ditingkatkan melalui pembinaan dan pelatihan sesuai dengan perkembangan masyarakat desa.

Menurut Sayuti Hasibuan (2000, 3) sumber daya manusia (SDM) adalah semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut.

Sedangkan Nawawi (2003, 37) membagi pengertian SDM menjadi 2, yaitu:

1. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh lapangan pekerjaan (lapangan kerja).

2. Pengertian SDM secara mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatau organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja, dan lain-lain. Jadi jika dikaitkan dengan perpustakaan, SDM adalah orang yang terlibat didalam organisasi perpustakaan dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi perpustakaan tersebut sebagai personil, pegawai, karyawan, atau pekerja yang dalam istilah perpustakaan disebut pustakawan.

Berdasarkan pengertian di atas, petugas perpustakaan mulai dari pimpinan, pegawai, dan pekerja adalah sumber daya manusia. Mereka merupakan orang-orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006, 116) kebijakan pengembangan Sumber Daya Manusia di perpustakaan mencakup dua hal, yaitu:

1. Kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap, kepribadian dan perilaku.

Pengembangan di bidang ini dilakukan dengan:

(27)

a. Mengikutsertakan dalam pendidikan formal berjenjang strata satu, strata dua, diploma dan akademi.

b. Mengikutsertakan pegawai di dalam pendidikan dan pelatihan pegawai (in the job training).

c. Mengikutsertakan pegawai dalam kursus-kursus dan sejenisnya.

d. Mengikutsertakan pegawai dalam pendidikan professional (of the job training). Misalnya untuk menambah kemampuan bahasa, komputer, dan teknologi informasi lainnya.

e. Mengikutsertakan pegawai dalam latihan jabatan, pra-jabatan, magang dan sejenisnya.

2. Kuantitas (jumlah)

Sumber daya manusia menurut jumlah mengacu kepada perkembangan kebutuhan. Hal itu dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Menambah jumlah pegawai, apabila terjadi perkembangan organisasi yang berarti tersedia formasi baru dan volume pekerjaan bertambah.

b. Mengurangi jumlah pegawai, hal itu dilakukan untuk menghindari pemborosan, pengangguran terselubung dan untuk menciptakan suasana kerja yanag sehat.

c. Mempertahankan yang ada namun dilakukan efisiensi dan efektivitas agar terjadi penghematan waktu, tenaga, biaya dan sarana serta prasarana agar tujuan dapat tercapai dengan baik.

Pendapat lain dikemukakan oleh Soekarman (2000, 8) persyaratan yang dituntut untuk petugas perpustakaan desa adalah sebagai berikut:

Keberadaan tenaga kerja yang handal sangat penting dalam sebuah perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan dapat memberi layanan informasi yang memuaskan bagi para penggunanya. Untuk menjadi tenaga kerja yang kompeten, maka seorang pengelola perpustakaan desa harus memenuhi beberapa persyaratan yang di butuhkan. Persyaratan-persyaratan yang yang dituntut untuk petugas perpustakaan desa yaitu persyaratan mental dan persyaratan pengetahuan.

a. Persyaratan Mental

Seorang petugas perpustakaan harus mempunyai jiwa mengabdi terhadap kepentingan masyarakat, serta menaruh perhatian yang besar terhadap hal- hal yang ada kaitannya dengan perpustakaan dan minat baca.

b. Persyaratan Pengetahuan

Hal-hal umum yang seyogyanya diketahui dan kadang-kadang mungkin harus dipelajari secara mandala madalah hal-hal yang menyangkut masyarakat setempat yang dilayani, anatara lain tentang mata pencaharian pokok masyarakat, kegemaran dan penggunaan waktu senggang mereka.

(28)

Adapun teknik-teknik penyelenggaraan perpustakaan desa meliputi kegiatan-kegiatan berikut:

1. Menata gedung atau ruang perpustakaan antara lain dengan cara mengatur letak rak-rak buku, lemari katalog, meja baca dan perlengkapan lainnya.

2. Mengembangkan koleksi baik melalui pembelian, hadiah, tukar- menukar dan lain sebagainya.

3. Mengolah bahan pustaka (katalogisasi, klasifikasi, pemasangan label dan kantong buku) dan mengatur bahan pustaka tersebut di rak sehingga selalu dalam keadaan siap pakai.

4. Memberikan bimbingan kepada masyarakat, antara lain administrasi peminjaman, bimbingan terhadap pembaca serta pelayanan informasi lainnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sumber Daya Manusia di perpustakaan agar memiliki kemampuan, perhatian dan kepedulian yang sehat agar mendapatkan semangat yang baik dan memiliki motivasi dalam meningkatkan prestasi bekerja serta dapat melakukan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.

Untuk mendapatkan pengelola perpustakaan desa yang kompeten, diperlukan pembinaan kepada tenaga pengelola perpustakaan desa. Hal ini dikarenakan tidak semua perpustakaan desa memiliki tenaga pengelola yang memenuhi syarat kelayakan bagi seorang pengelola perpustakaan desa.

Apabila dikaitkan dengan perpustakaan, SDM adalah orang yang terlibat didalam organisasi perpustakaan sebagai, pegawai, karyawan, atau pekerja yang dalam istilah perpustakaan disebut pustakawan.

2.3.1.1 Pustakawan

Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan, melaksanakan kegiatan perpustakaan dan merupakan tenaga profesional, sebagaimana dinyatakan

(29)

oleh Sulistyo-Basuki (1993, 159), “Pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku”.

Sedangkan menurut Suhernik (2006, 73), ”Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hermawan dan Zen (2006, 45) menyatakan bahwa:

Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah seorang yang berkarya secara profesional dibidang perpustakaan dan informasi.

Menurut Aziz (2006, 44) bahwa, “Pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi, khususnya informasi publik, informasi yang disediakan merupakan informasi publik melalui lembaga kepustakawanan yang meliputi berbagai jenis perpustakaan”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi, yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan berdasarkan pengetahuan dokumentasi dan informasi yang dimilikinya.

2.3.1.2 Tenaga Perpustakaan Desa

Pembinaan tenaga perpustakaan sangat diperlukan bagi perpustakaan desa yang masih berkembang. Petugas perpustakaan desa yang melaksanakan tugas dan

(30)

fungsinya diangkat oleh perangkat desa. Selain tenaga perpustakaan desa, para kepala desan dan sekretaris desa juga berperan sebagai penanggung jawab perpustakaan.

Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 pasal 29 mengenai tenaga perpustakaan, menyatakan:

1. Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

2. Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan.

3. Tugas tenaga teknis perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dirangkap oleh pustakawan sesuai dengan kondisi perpustakaan yang bersangkutan.

4. Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga perpustakaan yang berstatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga perpustakaan yang berstatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh penyelenggara perpustakaan yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang perpustakaan adalah pustakawan yang telah melaksanakan kegiatan mengelola pelayanan perpustakaan kepada masyarakat dan sekurang-kurangnya memiliki 2 orang pengelola dan telah menyelasaikan pendidikan SMA atau sederajat ditambah dengan pelatihan dibidang perpustakaan.

2.3.2 Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu perpustakaan. Pelayanan yang baik, cepat, tepat dan benar akan memberi kepuasan bagi pengguna sehingga pengguna akan percaya bahwa layanan

(31)

perpustakaan dapat memenuhi informasinya. Baik tidaknya suatu perpustakaan dapat diukur dari kemampuannya memberikan informasi yang tepat kepada pengguna.

Soeatminah (1992, 129) menyatakan bahwa “suatu perpustakaan dianggap bermutu apabila dapat memberi layanan yang cepat, tepat dan benar kepada pengguna.”

Sedangkan menurut Eko Handoyo (2012, 47):

Layanan perpustakaan adalah layanan informasi pustaka/sumber informasi yang dilakukan oleh perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka.

Layanan ini merupakan aktivitas perpustakaan dalam memberikan jasa perpustakaan kepada pemustaka. Jenis/divisi layanan pemustaka cukup banyak. Adapun penyelenggaraan semua jenis/divisi layanan tersebut disesuaikan dengan kondisi di setiap perpustakaan dan kebutuhan penmustakanya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan perpustakaan dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perpustakaan apabila memenuhi berbagai kebutuhan informasi penggunanya.

Menurut Sutarno (2008, 82) pembinaan layanan perpustakaan desa, yaitu:

1. Berorientasi kepada pemakai, artinya mengutamakan untuk melayani kepentingan para pemakai.

2. Mudah ditinjau dari segi prosedur, selama ini layanan kepada masyarakat sering kali dianggap sulit, berbelit-belit atau bertele-tele.

3. Murah dilihat dari segi biaya yang diperlukan (gratis), perpustakaan berbeda dengan layanan yang lain, yang kadang terkesan mahal, sedangkan semestinya bebas biaya (gratis).

4. Cepat ditinjau dari sisi waktu, hal ini untuk menghilangkan kesan bahwa layanan masyarakat lambat dan banyak membuang waktu dan tenaga.

5. Tepat jika dilihat pada sasaran yang dituju, kadang-kadang antara yang melayani danyang dilayani tidak ada satu persamaan persepsi, sehingga tidak tepat dan salah sasaran.

(32)

6. Menyenangkan dan memuaskan ditinjau dari sisi pemakai. Banyak keluhan yang muncul bahwa masyarakat mengeluhkan system layanan.

Mereka merasa kurang dilayani dengan baik dan tidak puas oleh beberapa factor, seperti lamban, sulit dan menyebalkan.

7. Mempunyai daya tarik bagi masyarakat oleh karena manfaat, cara melayani, dan nilai guna. Orang masih banyak yang belum tahu bahwa perpustakaan bermanfaat, tidak membuang waktu dan tenaga.

8. Bermanfaat bagi pengunjung, baik dari segi ekonomis, waktu, nilai guna maupun fasilitas.

9. Kerasan/betah bagi pengunjung karena suasana yang menyenangkan, seperti sejuk, nyaman, tenang, aman, bersih, tertib dan bersahabat.

10. Terwujudnya saling pengertian, hubungan/komunikasi yang harmonis dan kerjasama yang baik antara petugas dan pemustaka. Masing-masing pihak tahu dimana posisinya, apa tugas dan kewajibannya.

11. Kondisional (bersih, aman, asri, nyaman, tenang) baik bagi petugas maupun pemustaka.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pembinaan layanan perpustakaan desa perlu dilakukan agar dapat berhubungan langsung dengan masyarkat dan dapat memenuhi kebutuhan informasi mereka, sehingga perpustaakan desa tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat. Layanan perpustakaan juga dapat dilakukan dengan pembinaan bahan pustaka kepada masyarakat yang sudah menjadi anggota perpustakaan dan membaca ditempat. Dalam pengembangannya perlu dilakukan promosi perpustakaan atau penyuluhan kepada masyarakat tentang keberadaan perpustakaan dan jasa layanan yang diberikan oleh perpustakaan desa tersebut.

1. Layanan Sirkulasi

Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation” yang mempunyai arti perputaran, peredaran. Sedangkan dalam ilmu perpustakaan, kata sirkulasi sering dikenal dengan pemanfaatan bahan pustaka. Menurut Bafadal-Ibrahim (2000, 24),

(33)

“pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembaliaan bahan pustaka.”

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 97), “Sirkulasi adalah kegiatan peredaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan maupun dibawah keluar perpustakaan.”

Dalam buku Pedoman Penyelenggraan Perpustakaan Desa (2001, 36) layanan sirkulasi mencakup peraturan peminjaman, pengembalian dan bahan pustaka yang boleh di pinjam.

1. Sistem peminjaman

Perpustakaan Umum Desa dianjurkan menggunakan 2 (dua) alat pinjam:

 Pertama : Kartu anggota

Bentuknya sama dengan kartu penduduk ukurannya juga sama.

Memuat di dalamnya nomor anggota, nama, alamat anggota, dan nomor telepon kalau ada serta pas foto ukuran 2 x 3 cm. Kartu anggota ini berfungsi untuk mengontrol apakah pengunjung tersebut telah terdaftar dan berhak untuk meminjam buku atau tidak. Disamping itu apabila mereka melanggar tata tertib perpustakaan. maka kartu tersebut dapat ditarik kembali, atau tidak boleh meminjam selama 6 (enam) bulan. Hal ini tergantung dari peraturan tata tertib yang telah di keluarkan oleh perpustakaan.

 Kedua : Kantong kartu pinjam

Kantong kartu pinjam ini bentuknya seperti kantong kartu buku ukurannya juga sama namun kartu ini memuat identitas anggota peminjam (sama dengan yang tertera pada kartu pinjam) yaitu nomor urut, nama dan alamat anggota peminjam.Jumlah kartu untuk setiap anggota tergantung dan sistem peminjaman. Kalau anggota boleh meminjam 2 (dua) buah buku untuk setiap kali peminjaman maka jumlah kantong kartu anggota 2 (dua) buah karena setiap buku harus 1 (satu) kantong. Adapun kegunaan kantong kartu peminjaman ini adalah sebagai alat untuk meminjam buku dan tempat untuk memnyimpan kartu buku dari buku yang sedang terpinjam.

(34)

2. Tata kerja a. peminjaman:

 Buku 1 (satu) atau 2 (dua) buah (tergantung dari peraturan tata tertib perpustakaan) bersama kartu anggota serta kantong kartu anggota diserahkan kepada petugas perpustakaan. Petugas perpustakaan memeriksa kemurnian kartu anggota.

 Mengeluarkan kartu buku dari kantong kartu buku dan mencatat nomor anggota serta tanggal kapan bukunya harus dikembalikan pada kolom yang tertera dalant kartu buku.

 Mencatat pula nomor anggota serta tanggal kapan buku harus dikembalikan pada kartu slip yang biasanya terdapat pada halaman terakhir buku-buku yang boleh dipinjamkan.

 Masukan kartu buku pada kantong kartu pinjam.

 kantong kartu pinjam bersama kartu buku disusun (file) pada peminjaman menurut tanggal kembali.

 Serahkan buku pinjaman kepada anggota peminjam.

b. pengembalian

 Buku pinjaman diterima oleh petugas perpustakaan.

 Periksa kartu slip (kartu kembali), apabila terlambat hitung hari keterlambatan dan perhitungkan denda. Apabila tidak terlambat, proses lebih lanjut.

Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa layanan sirukulasi di perpustakaan desa merupakan kegiatan pemberian bahan pustaka kepada pengguna dalam proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, apabila pengguna terlambat memberikan bahan pustaka yang sudah di pinjam maka akan mendapatkan sanksi berupa denda dan di proses lebih lanjut.

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 3 Tahun 2001 tentang perpustakaan desa dan kelurahan pasal 4 butir 2, dinyatakan bahwa:

Setiap pihak yang menerima pelayanan bahan bacaan dari perpustakaan Desa/Kelurahan memiliki “ikatan perjanjian” dengan pengelola perpustakaan Desa/Kelurahan dengan ketentuan:

(35)

a. Semua peminjam wajib mengembalikan semuabahan bacaan dari perpustakaan yang dipinjamkannya kepada perpustakaan Desa/Kelurahan.

b. Kelalaian dalam mengembalikan semua bahan bacaan dari perpustakaan Desa/Kelurahan yang dapat merugikan pihak lain yang membutuhkan bahan bacaan yang sama dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan desa tentang perpustakaan Desa atau peraturan daerah tentang perpustakaan Kelurahan

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan peredaran koleksi atau pelayanan kepada pengguna yang berkaitan dengan kegiatan peminjaman, pengembalian dan perhitungan denda apabila terjadi keterlambatan dalam pengembalian bahan pustaka.

2. Layanan Referensi

Layanan referensi/rujukan merupakan kegiatan dalam memberikan informasi yang diperlukan oleh pembaca, serta membantu memanfaatkan koleksi dengan sebaik-baiknya sebagai sumber informasi.

Dalam buku Pedoman Penyelenggraan Perpustakaan Desa (2001, 40), dinyatakan bahwa Berikut jenis-jenis buku rujukan yang diperlukan oleh pengguna, antara lain:

1. Ensiklopedi 2. Kamus 3. Bibliografi 4. Indeks 5. Biografi 6. Buku tahunan 7. Buku petunjuk

(36)

2.3.3 Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan faktor utama yang menentukan kriteria dan jenis sebuah perpustakaan. Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1, koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan yang dihimpun, diolah dan dilayankan.

Sutarno (2008, 82) menyatakan:

Pembinaan koleksi bahan pustaka dilakukan setelah pembentukan koleksi yang pertama pada saat pembentukan perpustakaan. Pembinaan koleksi mencakup tugas:

1. Menyusun rencana operasional pengembangan koleksi 2. Menghimpun alat seleksi

3. Melakukan survei minat pemakai 4. Melakukan survei bahan pustaka 5. Menyeleksi bahan pustaka 6. Pengadaan bahan pustaka 7. Meregistrasi bahan pustaka

8. Mengevaluasi dan menyiangi koleksi

Adapun koleksi bahan pustaka dari perpustakaan desa yang memenuhi standar biasanya terdiri dari jumlah koleksi, usia koleksi, jenis koleksi, koleksi referensi, pengorganisasian bahan perpustakaan dan perawatan koleksi.

Dalam buku Pedoman Penyelenggraan Perpustakaan Desa (2001, 22), dinyatakan bahwa:

Perpustakaan desa diharapkan mempunyai koleksi awal sekurang-kurangya 1000 judul (2500 eksemplar). Adapun komposisi jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan desa adalah perbandingan non-fiksi 60% dan fiksi 40%. Dengan persentase non-fiksi lebih besar, dimaksudkan agar masyarakat pengguna

(37)

perpustakaan dapat memperluas pengetahuan umum dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari.

Agar koleksi yang dimiliki perpustakaan dapat digunakan oleh pengguna, petugas perlu mengadakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam melakukan pengadaan koleksi perpustakaan harus sesuai dengan jenis perpustakaannya. Perpustakaan desa koleksinya bersifat umum, artinya mencakup semua ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat desa termasuk pengguna perpustakaan. Kebutuhan pengguna pada dasarnya adalah apa saja permintaan pengguna dan saran yang disampaikan oleh masyarakat.

Menurut Sutarno (2008, 86), prinsip pengadaan koleksi didasarkan pada kebijakan pimpinan, kebutuhan/permintaan pengguna dan perkembangan penerbitan buku ytentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses pengadaan koleksi perpustakaan desa dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Kebijakan koleksi dasar meliputi penekanan jenis, jumlah dan mutu, pengguna yang akan dilayani, ketersediaan anggaran dan kemudahan dalam mendapatkannya.

2. Pengumpulan bahan seleksi (tool selection), seperti katalog terbitan, bibliografi, saran pengguna, daftar koleksi yang sudah dimiliki, perkembangan ilmu pengetahuan dan kecenderungan pemakai.

3. Proses seleksi, pemilihan berdasarkan nama pengarang, subjek, judul, harga, tahun terbit dan manfaatnya.

4. Pembuatan daftar buku yang siap diadakan/dibeli.

5. Proses pengadaan bahan pustaka:

a. Membeli langsung, membeli langsung melalui agen, distributor, penjualan langsung dan pameran.

b. Mencari sumbangan dari donatur atau tokoh masyarakat, menghimpun buku bekas, majalah bekas yang layak dan masyarakat yang

mengadakan kegiatan wakaf buku.

(38)

c. Mengadakan perbaikan untuk buku-buku langka yang masih di baca.

d. Meminjam atau menerima penitipan dari orang-orang tertentu untuk diberdayakan.

e. Pengecekan sesuai dengan pesanan atau kebutuhan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sumber daya informasi perpustakaan desa mencakup seluruh koleksi yang tersedia di perpustakaan tersebut.

Perlunya pembinaan sumber daya informasi di perpustakaan desa agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, dapat menambah koleksi terbitan baru, memiliki daya tarik bagi para pengguna, menyeleksi bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna, melakukan penyiangan terhadap bahan pustaka dan dapat menjaga kerapian buku.

2.3.4 Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Sarana dan prasarana perpustakaan desa merupakan komponen pendukung berjalannya suatu perpustakaan. Perpustakaan desa seharusnya memiliki ruangan yang memadai untuk melaksanakan kegiatan layanan perpustakaan. Ruangan perpustakaan desa seharusnya terletak tidak jauh dari kantor desa agar mudah dijangkau oleh masyarakat. Namun apabila ruangan yang disediakan kurang memadai atau hanya menggunakan salah satu ruangan yang berada di kantor balai desa maka petugas perpustakaan harus dapat mengatur dan menata ruangan sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan perpustakaan desa tidak terganggu.

Dalam buku Pedoman Penyelenggraan Perpustakaan Desa (2001, 9), ruangan perpustakaan yang disediakan yaitu:

(39)

1. Ruangan kerja (pengolahan dan pelayanan administrasi)

Ruang kerja ini dipergunakan untuk melakukan berbagai kegiatan persiapan pelayanan seperti pengadaan, pengolahan, perbaikan buku, dll.

2. Ruang pelayanan

Ruang pelayanan terdiri dari tempat koleksi (rak-rak buku, majalah, surat kabar), layanan sirkulasi, tempat baca, dll.

Menurut Sutarno (2008, 80) ruangan perpustakaan desa disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan, yaitu:

Perpustakaan dapat menempati salah satu ruangan yang berada di lingkungan kantor desa dengan ukuran 25m2 dibagi menjadi:

1. Ruang kerja 1/5 bagian.

2. Ruang koleksi 2/5 bagian.

3. Ruang layanan 2/5 bagian dari seluruh ruang di perpustakaan.

Di dalam ruang perpustakaan tersebut dilengkapi dengan perabot dan perlengkapan perpustakaan, yaitu:

1. Perabot perpustakaan terdiri atas:

a. Meja dan kursi kerja.

b. Meja dan kursi petugas layanan.

c. Meja dan kursi baca minimal untuk 10 orang.

d. Rak buku e. Rak majalah f. Rak koran g. Lemari katalog

2. Perlengkapan teknis perpustakaan terdiri atas:

a. Computer

b. Kartu peminjaman c. Kartu kataog d. Kartu buku e. Katalog buku f. Slip pengembalian g. Kartu anggota h. Label buku i. Sampul buku

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang harus dikembangkan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap keberadaan

(40)

perpustakaan desa. Keberadaan bangunan perpustakaan desa seharusnya mendapatkan perhatian khusus karena sangat berguna untuk menampung seluruh koleksi yang ada agar tidak mudah rusak dan juga berguna sebagai ruang baca bagi masyarakat setempat atau pengguna perpustakaan tersebut.

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif adalah menjelaskan atau menggambarkan masalah yang ada di lapangan tentang permasalahan yang telah dirumuskan untuk mengetahui dan mengungkap fakta-fakta yang ada di lapangan terkait “Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai”.

Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang berpola investigasi dimana data-data dan pernyataan di peroleh dari hasil interaksi langsung antara peneliti, objek yang diteliti dan orang-orang yang ada di tempat penelitian. Landasan teori pada penelitian kualitatif juga berfungsi sebagai latar belakang penelitian dan bahan pembahasan. Dalam melakukan penelitian kualtatif, peneliti melakukan penelitian atas dasar data-data yang dimiliki dengan memanfaatkan teori sebagai bahan acuan.

Pendekatan penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan wawancara untuk mendeskripsikan data yang penulis peroleh dari informan, untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai. Penulis akan menggunakan metode pendekatan ini kepada pihak-pihak yang dianggap relevan

(42)

dijadikan narasumber untuk memberikan keterangan terkait penelitian yang akan dilakukan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai, yang berlokasi di jalan Negara (Kompleks Replika Istana Sultan Serdang) Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai. Peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena ingin mengetahui tentang Pengembangan Perpustakaan desa di perpustakaan tersebut.

3.3 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah kepala bidang perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai dan Kepala Desa Rambung Sialang Tengah. Wawancara dilakukan melalui perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu dengan para informan yang telah menyediakan waktu luang untuk diberikan beberapa pertanyaan dalam bentuk wawancara. Karakteristik dari informan tersebut adalah:

(43)

Tabel 3.1 Deskripsi Informan Penelitian

Informan Jabatan

I1 Kepala Bidang Perpustakaan

I2 Kepala Desa Rambung Sialang Tengah

3.4 Data dan Sumber data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian kualitatif adalah perkataan, tindakan, dokumen, foto dan beberapa tambahan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian adalah:

1. Sumber Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung terhadap beberapa informan yaitu pegawai yang terlibat dalam program pembinaan perpustakaan desa. Beberapa sumber tersebut merupakan unsur penting yang dapat menunjang keberhasilan penelitian, untuk mendapatkan data yang akurat penulis mengadakan pendekatan dengan melaksanakan wawancara mendalam.

(44)

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder, merupakan data tambahan dari berbagai sumber tertulis yang dapat dimanfaatkan oleh penulis, seperti buku, jurnal, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan terhadap pokok permasalahan dalam penelitian. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan, dan dicatat secara sistematis. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi yang lebih akurat seputar permasalahan atau obyek yang akan diteliti.

Menurut Satori dan Komariah (2010, 130) bahwa:

wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau

(45)

tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.

Untuk mendapatkan data yang akurat tentang “Rancangan Program Pengembangan Perpustakaan Desa Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai”, maka peneliti mewawancarai secara langsung pegawai perpustakaan dan kepala desa yang bersangkutan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data atau dokumen yang tersedia serta pengambilan gambar disekitar objek penelitian yang akan dideskripsikan ke bagian pembahasan yang akan membantu dalam penyusunan hasil akhir penelitian. Peneliti juga mencatat sekuruh hasil pengamatan langsung yang telah dilakukan serta merekam suara informan pada saat wawancara.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan data dari informan, maka untuk memudahkan dalam analisis data diperlukan teknik analisis data untuk menemukan makna dari setiap data yang ada. Pada penelitian ini peneliti menanyakan mengenai program pembinaan perpustakaan desa yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai, kemudian jawaban dari informan akan digabungkan antara satu dengan yang lainnya.

(46)

Menurut Sugiyono (2009, 338) “analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan”.

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2009, 338) “reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal pokok,kompleks, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.”

Pada reduksi data, peneliti melakukan pengelompokan hasil wawancara sesuai dengan kategori yang telah ditentukan pada pada pedoman wawancara.

2. Penyajian Data

Pada penelitian ini data yang digunakan berbentuk teks naratif atau serangkaian kata yang telah disusun berdasarkan hasil wawancara dari informan.

3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan

Tahap terakhir setelah reduksi data dan penyajian data adalah verifikasi data dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses interpretasi data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi sambil terus melakukan penggabungan terhadap kesimpulan yang akan dibuat.

(47)

3.7 Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih mandalam. Menurut Moleong (2009, 330) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.” Data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan, yaitu:

1. Triangulasi Data

Menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat, dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

2. Triangulasi Metode

Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan

(48)

wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya.

Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan agar diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan.

Dengan teknik triangulasi data, peneliti membandingkan hasil wawancara yang diperoleh dari masing-masing sumber atau informan penelitian sebagai pembanding untuk mengecek kebenaran informasi yang didapatkan. Selain itu peneliti juga melakukan pengecekan derajat kepercayaan melalui teknik triangulasi dengan metode, yaitu dengan melakukan pengecekan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data yang berbeda yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi sehingga derajat kepercayaan data dapat valid.

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perpustakaan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu perpustakaan umum yang berdiri pada tanggal 28 Februari 2008 berawal dengan nama Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dan meningkat statusnya menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan pada tahun 2016 yang berlokasi dijalan Negara (Kompleks Replika Istana Sultan Serdang) Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai memiliki luas ± 165 m2 dan jumlah koleksi sebanyak 4.708 judul dengan 25.555 eksemplar dalam bentuk tercetak, namun saat ini belum tersedia bahan pustaka dalam bentuk tidak tercetak.

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai dan Kepala Desa Rambung Sialang Tengah. Wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu dengan para informan. Setelah melalui perkenalan, kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai. Adapun karakteristik informan sebagai berikut :

(50)

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

No. Kode Nama Inisial Jabatan

1. I1 (Informan 1) Harlinawati, S.sos H Kepala Bidang Perpustakaan

2. I2 (Informan 2) Samidi S Kepala Desa Rambung Sialang Tengah

Informan 1 yaitu Kepala Bidang Perpustakaan merupakan informan yang pertama kali diwawancarai oleh peneliti dengan perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu. Topik yang di tanyakan kepada Informan 1 mengenai pengembangan perpustakaan desa yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai, Informan 2 adalah Kepala Desa Rambung Sialang Tengah, perpustakaan desa tersebut merupakan pemenang juara terbaik dua tingkat provinsi tahun 2018. Topik yang di bahas yaitu mengenai pengembangan perpustakaan desa yang terdiri dari sumber daya manusia, koleksi, layanan, fasilitas, anggaran dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan perpustakaan. Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara dengan teknik wawancara mendalam. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara subtansif, dimana wawancara dilakukan tidak harus di suatu tempat tertentu. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal.

Isi wawancara berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.

(51)

4.3 Pengembangan Perpustakaan Desa

Pengembangan perpustakaan desa dapat dilakukan dengan baik apabila disesuaikan dengan kebutuhan dalam perkembangan suatu perpustakaan. Kategori pertama yang diperoleh peneliti dari transkip hasil wawancara dengan informan satu (I1) mengenai pengembangan perpustakaan desa.

P : Bagaimana awal mula merencanakan program pengembangan perpustakaan desa?

Berikut jawaban dari Informan 1 mengenai pertanyaan di atas:

I1 : Awal mula merencanakan program pengembangan perpustakaan yang pertama

mengindentifikasi program apa yang mau dilakukan untuk mengembangkan perpustakaan desa, kemudian melakukan survei ke desa-desa yang sudah ada perpustakaannya untuk memberikan sosialisasi program tersebut.

Perpustakaan desa yang mendapatkan program pengembangan perpustakaan adalah perpustakaan desa yang dianggap koperatif, artinya pengelola perpustakaan desa tersebut mau dan bersedia untuk mengikuti program yang telah kami buat.

Dari wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai yaitu Ibu Harlinawati dapat diketahui bahwa dalam merancang program pengembangan perpustakaan desa yang perlu dilakukan pertama sekali adalah mengidentifikasi program pengembangan perpustakaan desa yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan desa.

Setelah itu perlu melakukan survei ke perpustakaan desa mana saja yang akan mendapatkan sosialisasi dari program yang telah dibuat oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

(52)

4.3.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan orang-orang yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan suatu perpustakaan. Baik atau buruknya kinerja perpustakaan dapat dilihat dari sumber daya manusia yang dimiliki perpustakaan tersebut. Kategori kedua yang diperoleh peneliti dari transkip hasil wawancara dengan informan satu (I1) mengenai program pengembangan Sumber Daya Manusia yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

P : Bagaimana pelaksanaan program pengembangan sumber daya manusia untuk tingkat perpustakaan desa?

Berikut jawaban dari Informan 1 mengenai pertanyaan di atas:

I1 : Dalam program pengembangan sumber daya manusia tingkat perpustakaan

desa kami tidak hanya memberikan kepada perpustakaan desa saja tetapi ada taman bacaan masyarakat, ada rumah baca dan pojok baca. Pojok baca berada di sudut-sudut kantor desa yang belum memiliki gedung perpustakaan.

Kami memberikan pembinaan dan bimbingan teknis (bimtek) kepada para petugas perpustakaan agar perpustakaannya dapat berjalan dengan baik dan sesuai pedoman penyelenggaraan perpustakaan desa serta Standar Nasional Indonesia (SNI). Biasanya dalam satu perpustakaan desa terdapat satu orang pengelola perpustakaan yang mengikuti bimtek yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai.

Dari wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai dapat diketahui bahwa pentingnya sumber daya manusia karena dapat menjadi faktor utama dalam keberhasilan suatu perpustakaan. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serdang Bedagai memberikaan pembinaan dan melakukan bimbingan teknis (bimtek)

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Dairi telah melakukan kegiatan pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial yang sudah melakukan beberapa kegiatan

Salah satu manfaat hasil sensus pokok yaitu sebagai dasar perhitungan kebutuhan pupuk.Kegiatan pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan sangat penting,

Pengelolaan kompetensi akhlak Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta dari hasil temuan survei menunjukkan sebanyak 85% dosen menyatakan dalam melaksanakan tugasnya, dosen

Perjanjian kinerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Madiun tahun 2020 merupakan target tahun Kedua dari renstra Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Sampang sebagai lembaga perpustakaan dan kearsipan di daerah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan

Kegiatan seleksi bahan pustaka di Perpustakaan Sastra Mangutama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung dilakukan oleh pustakawan dengan menyediakan form

yang terbentuk, persentase imago yang muncul serta lama hidup imago dapat dikatakan bahwa, penggunaan ekstrak rimpang jeringau pada konsentrasi 3% sudah bisa dikatakan

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan pembahasan atas data yang berhasil dihimpun tentang manajemen pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis