• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.3 Pengembangan Perpustakaan Desa

2.3.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia untuk perpustakaan desa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing desa. Pengembangan tenaga pengelola perpustakaan tiap tahun sebaiknya ditingkatkan melalui pembinaan dan pelatihan sesuai dengan perkembangan masyarakat desa.

Menurut Sayuti Hasibuan (2000, 3) sumber daya manusia (SDM) adalah semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut.

Sedangkan Nawawi (2003, 37) membagi pengertian SDM menjadi 2, yaitu:

1. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh lapangan pekerjaan (lapangan kerja).

2. Pengertian SDM secara mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatau organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja, dan lain-lain. Jadi jika dikaitkan dengan perpustakaan, SDM adalah orang yang terlibat didalam organisasi perpustakaan dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi perpustakaan tersebut sebagai personil, pegawai, karyawan, atau pekerja yang dalam istilah perpustakaan disebut pustakawan.

Berdasarkan pengertian di atas, petugas perpustakaan mulai dari pimpinan, pegawai, dan pekerja adalah sumber daya manusia. Mereka merupakan orang-orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006, 116) kebijakan pengembangan Sumber Daya Manusia di perpustakaan mencakup dua hal, yaitu:

1. Kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap, kepribadian dan perilaku.

Pengembangan di bidang ini dilakukan dengan:

a. Mengikutsertakan dalam pendidikan formal berjenjang strata satu, strata dua, diploma dan akademi.

b. Mengikutsertakan pegawai di dalam pendidikan dan pelatihan pegawai (in the job training).

c. Mengikutsertakan pegawai dalam kursus-kursus dan sejenisnya.

d. Mengikutsertakan pegawai dalam pendidikan professional (of the job training). Misalnya untuk menambah kemampuan bahasa, komputer, dan teknologi informasi lainnya.

e. Mengikutsertakan pegawai dalam latihan jabatan, pra-jabatan, magang dan sejenisnya.

2. Kuantitas (jumlah)

Sumber daya manusia menurut jumlah mengacu kepada perkembangan kebutuhan. Hal itu dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Menambah jumlah pegawai, apabila terjadi perkembangan organisasi yang berarti tersedia formasi baru dan volume pekerjaan bertambah.

b. Mengurangi jumlah pegawai, hal itu dilakukan untuk menghindari pemborosan, pengangguran terselubung dan untuk menciptakan suasana kerja yanag sehat.

c. Mempertahankan yang ada namun dilakukan efisiensi dan efektivitas agar terjadi penghematan waktu, tenaga, biaya dan sarana serta prasarana agar tujuan dapat tercapai dengan baik.

Pendapat lain dikemukakan oleh Soekarman (2000, 8) persyaratan yang dituntut untuk petugas perpustakaan desa adalah sebagai berikut:

Keberadaan tenaga kerja yang handal sangat penting dalam sebuah perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan dapat memberi layanan informasi yang memuaskan bagi para penggunanya. Untuk menjadi tenaga kerja yang kompeten, maka seorang pengelola perpustakaan desa harus memenuhi beberapa persyaratan yang di butuhkan. Persyaratan-persyaratan yang yang dituntut untuk petugas perpustakaan desa yaitu persyaratan mental dan persyaratan pengetahuan.

a. Persyaratan Mental

Seorang petugas perpustakaan harus mempunyai jiwa mengabdi terhadap kepentingan masyarakat, serta menaruh perhatian yang besar terhadap hal-hal yang ada kaitannya dengan perpustakaan dan minat baca.

b. Persyaratan Pengetahuan

Hal-hal umum yang seyogyanya diketahui dan kadang-kadang mungkin harus dipelajari secara mandala madalah hal-hal yang menyangkut masyarakat setempat yang dilayani, anatara lain tentang mata pencaharian pokok masyarakat, kegemaran dan penggunaan waktu senggang mereka.

Adapun teknik-teknik penyelenggaraan perpustakaan desa meliputi kegiatan-kegiatan berikut:

1. Menata gedung atau ruang perpustakaan antara lain dengan cara mengatur letak rak-rak buku, lemari katalog, meja baca dan perlengkapan lainnya.

2. Mengembangkan koleksi baik melalui pembelian, hadiah, tukar-menukar dan lain sebagainya.

3. Mengolah bahan pustaka (katalogisasi, klasifikasi, pemasangan label dan kantong buku) dan mengatur bahan pustaka tersebut di rak sehingga selalu dalam keadaan siap pakai.

4. Memberikan bimbingan kepada masyarakat, antara lain administrasi peminjaman, bimbingan terhadap pembaca serta pelayanan informasi lainnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sumber Daya Manusia di perpustakaan agar memiliki kemampuan, perhatian dan kepedulian yang sehat agar mendapatkan semangat yang baik dan memiliki motivasi dalam meningkatkan prestasi bekerja serta dapat melakukan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.

Untuk mendapatkan pengelola perpustakaan desa yang kompeten, diperlukan pembinaan kepada tenaga pengelola perpustakaan desa. Hal ini dikarenakan tidak semua perpustakaan desa memiliki tenaga pengelola yang memenuhi syarat kelayakan bagi seorang pengelola perpustakaan desa.

Apabila dikaitkan dengan perpustakaan, SDM adalah orang yang terlibat didalam organisasi perpustakaan sebagai, pegawai, karyawan, atau pekerja yang dalam istilah perpustakaan disebut pustakawan.

2.3.1.1 Pustakawan

Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan, melaksanakan kegiatan perpustakaan dan merupakan tenaga profesional, sebagaimana dinyatakan

oleh Sulistyo-Basuki (1993, 159), “Pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku”.

Sedangkan menurut Suhernik (2006, 73), ”Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hermawan dan Zen (2006, 45) menyatakan bahwa:

Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah seorang yang berkarya secara profesional dibidang perpustakaan dan informasi.

Menurut Aziz (2006, 44) bahwa, “Pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi, khususnya informasi publik, informasi yang disediakan merupakan informasi publik melalui lembaga kepustakawanan yang meliputi berbagai jenis perpustakaan”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi, yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan berdasarkan pengetahuan dokumentasi dan informasi yang dimilikinya.

2.3.1.2 Tenaga Perpustakaan Desa

Pembinaan tenaga perpustakaan sangat diperlukan bagi perpustakaan desa yang masih berkembang. Petugas perpustakaan desa yang melaksanakan tugas dan

fungsinya diangkat oleh perangkat desa. Selain tenaga perpustakaan desa, para kepala desan dan sekretaris desa juga berperan sebagai penanggung jawab perpustakaan.

Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 pasal 29 mengenai tenaga perpustakaan, menyatakan:

1. Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

2. Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan.

3. Tugas tenaga teknis perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dirangkap oleh pustakawan sesuai dengan kondisi perpustakaan yang bersangkutan.

4. Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga perpustakaan yang berstatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga perpustakaan yang berstatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh penyelenggara perpustakaan yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang perpustakaan adalah pustakawan yang telah melaksanakan kegiatan mengelola pelayanan perpustakaan kepada masyarakat dan sekurang-kurangnya memiliki 2 orang pengelola dan telah menyelasaikan pendidikan SMA atau sederajat ditambah dengan pelatihan dibidang perpustakaan.

Dokumen terkait