• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengembangan sumber daya manusia, pengembangan layanan perpustakaan desa, pengembangan koleksi perpustakaan desa, pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan desa.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berada di kabupaten/kota yang diselenggarakan oleh dana umum. Perpustakaan ini berada di bawah naungan pemerintah provinsi.

Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1995, 5), dinyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota dan desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhan akan informasi dari bahan bacaan”.

Sedangkan Sutarno (2006, 43) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum merupakan satu satunya jenis perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu perpustakaan kabupaten atau kota, kecamatan, desa/kelurahan, perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat atau taman bacaan masyarakat, dan perpustakaan keliling. Perpustakaan umum menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayani tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta serta perbedaan lainnya.

Pendapat lain menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3) bahwa:

Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Berdasarkan uraian beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi

masyarakat umum untuk menyediakan informasi sebagai sumber belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, dimana setiap warga masyarakat dapat mengunjungi perpustakaan tanpa membedaakan status sosial, karena tugas dari sebuah perpustakaan adalah untuk melayani seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan tanpa membedakan tingkat usia, sosial dan pendidikan.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan informasi sebagai sumber belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, dimana setiap warga masyarakat dapat mengunjungi perpustakaan tanpa membedaakan status sosial, karena tugas dari sebuah perpustakaan adalah untuk melayani seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan tanpa membedakan tingkat usia, sosial dan pendidikan.

2.2 Perpustakaan Desa

Perpustakaan desa merupakan salah satu jenis perpustakaan umum yang berada di desa, dikembangkan oleh masyarakat desa, serta memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan informasi bagi masyarakat desa.

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 3), dinyatakan bahwa “Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan Desa/Kelurahan”.

Sedangkan pengertian perpustakaan desa menurut Sutarno (2008, 9) adalah:

Perpustakaan desa adalah lembaga layanan publik yang berada di desa.

Sebuah unit layanan yang dikembangkan dari, oleh dan untuk masyarakat tersebut. Tujuannya untuk memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan warga yang berkaitan dengan informasi, ilmu pengetahuan, pendidikan dan rekreasi kepada semua lapisan masyarakat.

Berdasarkan di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan desa merupakan lembaga pelayanan kepada masyarakat desa setempat yang berisi koleksi buku atau non buku untuk memberikan layanan sebagai pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat, serta mendukung kegiatan pendidikan dan rekreasi masyarakat tanpa batasan usia.

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Desa

Pada dasarnya perpustakaan desa bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa akan informasi, sebagai sarana untuk mendukung kegiatan pendidikan anak di sekolah serta membantu anak-anak yang putus sekolah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Menurut (Sutarno 2008, 27) tujuan perpustakaan desa adalah:

Tujuan pembentukan, penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan umum desa bertujuan untuk melayani masyarakat. Sebuah upaya menyediakan fasilitas membaca, belajar yang disesuaikan dengan kondisi, situasi, wilayah, dan kebutuhan masyarakat. Tujuan yang lebih rinci adalah untuk:

a. Menunjang program wajib belajar dan program pendidikan keterampilan masyarakat lainnya.

b. Menyediakan wahana mencerdaskan kehidupan masyarakat desa dan menumbuhkan daya kreasi, prakarsa dan swakarsa masyarakat melalui peningkatan gemar membaca dan semangat belajar masyarakat.

c. Memberi semangat belajar dan hiburan yang sehat dalam memanfaatkan hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang.

d. Menyediakan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat dalam berbagai bidang.

e. Menyediakan kebutuhan sarana edukasi, rekreasi, penerangan, informasi dan penelitian bagi warga desa.

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 3) dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan desa adalah:

1. Untuk menunjang program wajib belajar

2. Menunjang program kegiatan pendidikan seumur hidup bagi masyarakat 3. Menyediakan buku-buku pengetahuan maupun keterampilan untuk

mendukung keberhasilan kegiatan masyarakat diberbagai bidang misalnya:

a. Pertanian (yang produktif)

b. Perikanan, peternakan, perindustrian c. pengolahan. pemasaran dan lain-lain

4. Menggalakkan minat baca masyarakat dengan memanfaatkan waktu luang untuk membaca agar tercipta masyarakat kreatif, dinamis, produktif dan mandiri

5. Menyimpan dan mendayagunakan berbagai dokumen kebudavaan sebagai sumber infomiasi, penerangan pembangunan dan menambah wawasan pengetahuan masyarakat pedesaan.

6. Memberikan semangat dan hiburan yang sehat dalam pemanfaatan waktu senggang dengan hal-hal yang bersifat membangun.

7. Mendidik masyarakat untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan terbentuknya sebuah perpustakaan desa/kelurahan adalah sebagai sarana pelayanan kepada masyarakat, dapat mencerdaskan masyarakat, menunjang program wajib belajar, membantu masyarakat dalam mengembangkan keterampilan yang dimiliki dan sebagai penyedia sumber informasi yang cepat dan tepat.

2.2.2 Tugas Perpustakaan Desa

Tugas utama perpustakaan desa adalah menyediakan, mengolah dan memberikan informasi bagi masyarakat desa.

Menurut Sutarno (2006, 61) tugas perpustakaan adalah:

a. Tugas menghimpun informasi adalah kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang di sesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir.

b. Tugas mengelola meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusur, ditemukan kembali dan diakses oleh pemakai. Pekerjaan pengolahan mencakup pemeliharaan dan perawatan agar seluruh koleksi perpustakaan tetap dalam kondisi bersih, utuh dan baik. Sedangkan kegiatan pelestarian adalah dalam rangka preservasi konservasi karena untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan dokumentasi.

c. Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi dan budaya masyarakat di sekitarnya. Termasuk didalam tugas ini adalah upaya promosi dan publikasi serta sosialisasi agar masyarakat di sekitar perpustakaan mengetahui dengan jelas apa yang dapat dimanfaatkan dari perpustakaan.

Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 6) adalah sebagai beikut:

a. Menghimpun, mendayagunakan, membina, dan memelihara secara permanen bahan-bahan yang terkumpul dalam perpustakaan yang berupa buku-buku, majalah-majalah. brosur-brosur. manual-manual dan sebagainya untuk kepentingan masyarakat.

b. Mengolah dalam arti mengelola bahan-bahan dimaksud dengan suatu sistem, prosedur dan mekanisme yang antara lain meliputi kegiatan-kegiatan katalogisasi, klasifikasi, pencatatan pengkodean dan berbagai jenis kegiatan perpustakaan lainya sampai kepada melayani peminjaman kepada yang memerlukannya .

c. Menyebarkan kembali, dalam arti melayani masyarakat sesuai dengan keperluannya terhadap perpustakaan, membantu pula penyelidik dan para peneliti dalam mencari penemuan-penemuan baru, serta membantu para pelajar, siswa dan mahasiswa yang berkepentingan terhadap perpustakaan desa/kelurahan.

d. Membantu pemerintah desa/kelurahan dalam memasyarakatkan P4 dan tugas-tugas lain yang sesuai dengan fungsi serta peranan perpustakaan.

Berdasarkan uraian tugas perpustakaan desa tersebut, dapat dijelaskan bahwa tugas pokok perpustakaan desa adalah menghimpun atau mengumpulkan informasi, mengelolanya, menyimpan, memberdayakan serta memberikan layanan kepada masyarakat dengan menyediakan bahan perpustakaan dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Desa

Menurut Sutarno (2008, 42) untuk melaksanakan tugas pokoknya, maka perpustakaan desa memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :

a. Pengkajian kebutuhan informasi dan bahan pustaka bagi para pemakai dan masyarakat.

b. Penyediaan bahan pustaka yang diperlukan.

c. Pengelolaan dan penyiapan bahan pustaka.

d. Penyimpanan dan pelestarian.

e. Pendayagunaan koleksi/bahan pustaka.

f. Pemberian layanan kepada pemakai.

g. Pemasyarakatan perpustakaan desa.

h. Pengkajian dana pengembangan semua aspek kepustakawanan.

i. Pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah desa dan instansi terkait.

j. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dan lembaga lain yang berkepentingan dengan perpustakaan desa.

Sedangkan fungsi utama perpustakaan desa berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 4) yaitu:

1. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan mendayagunakan bahan pustaka tercetak maupun terekam.

2. Mensosialisasikan manfaat jasa perpustakaan.

3. Mendekatkan buku dan bahan pustaka lainya kepada masvarakat.

4. Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai pusat komunikasi dan informasi .

5. Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai tempat rekreasi dengan menyediakan bacaan hiburan sehat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa fungsi dari perpustakaan desa bukan hanya memberikan kebutuhan informasi, menyediakan dan mengelolah bahan pustaka saja, tetapi harus menyebarluaskan bahan pustaka tersebut kepada masyarakat dan melakukan kerjasama antara perpustakaan desa dengan pemerintah agar dapat membuat Perpustakaan Desa menjadi tempat rekreasi dalam menunjang pendidikan bagi masyarakat desa.

2.2.4 Anggaran Perpustakaan Desa

Anggaran merupakan jumlah total dana yang tersedia untuk memenuhi biaya dari sebuah perpustakaan desa dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya anggaran perpustakaan desa memungkinkan untuk menyediakan pelayana, serta dukungan tambahan untuk mengatasi peningkatan penggunaan atau memberikan layanan baru.

Menurut Sutarno (2008, 77) anggaran perpustakaan desa dapat diperoleh dari beberapa sumber, seperti:

1. Alokasi anggaran yang pasti, misalnya dari anggaran pendapatan dan belanja daerah atau anggaran pemerintahan desa.

2. Menggali dan mengembangkan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat, misalnya menyelenggarakan kegiatan dan melibatkan masyarakat sambal memungut biaya.

3. Mencari donator dan penyandang dana dari masyarakat dan swasta, terutama tokoh pemuka masyarakat dan pengusaha yang peduli dengan pendidikan dan perpustakaan.

Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa (2001, 9) adalah sebagai berikut:

1. Besar perpustakaan dalam arti luas ruangan, jumlah koleksi, pengguna, petugas dan skala layanan perpustakaan.

2. Jenis jasa perpustakaan.

3. Kelompok dan jumlah pemakai yang dilayani.

4. Jangka waktu (biasanya 1 tahun).

Angaran yang ada di perpustakaan desa harus terus dikembangkan. Karena besar kecilnya anggaran dapat mempengaruhi perkembangan dari sebuah perpustakaan desa. Meskipun perpustakaan bukanlah lembaga yang menghasilkan keuntungan namun pemerintah dan pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perpustakaan desa harus berperan aktif dalam peningkatan anggaran perpustakaan desa. Hal ini dikarenakan perpustakaan desa merupakan pusat sumber informasi dan pembelajaran bagi masyarakat yang berperan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.

2.3 Pengembangan Perpustakaan Desa

Program Pengembangan perpustakaan desa dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, mengelola layanan perpustakaan dengan baik, memiliki sumber daya informasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

2.3.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia untuk perpustakaan desa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing desa. Pengembangan tenaga pengelola perpustakaan tiap tahun sebaiknya ditingkatkan melalui pembinaan dan pelatihan sesuai dengan perkembangan masyarakat desa.

Menurut Sayuti Hasibuan (2000, 3) sumber daya manusia (SDM) adalah semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut.

Sedangkan Nawawi (2003, 37) membagi pengertian SDM menjadi 2, yaitu:

1. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh lapangan pekerjaan (lapangan kerja).

2. Pengertian SDM secara mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatau organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja, dan lain-lain. Jadi jika dikaitkan dengan perpustakaan, SDM adalah orang yang terlibat didalam organisasi perpustakaan dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi perpustakaan tersebut sebagai personil, pegawai, karyawan, atau pekerja yang dalam istilah perpustakaan disebut pustakawan.

Berdasarkan pengertian di atas, petugas perpustakaan mulai dari pimpinan, pegawai, dan pekerja adalah sumber daya manusia. Mereka merupakan orang-orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006, 116) kebijakan pengembangan Sumber Daya Manusia di perpustakaan mencakup dua hal, yaitu:

1. Kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap, kepribadian dan perilaku.

Pengembangan di bidang ini dilakukan dengan:

a. Mengikutsertakan dalam pendidikan formal berjenjang strata satu, strata dua, diploma dan akademi.

b. Mengikutsertakan pegawai di dalam pendidikan dan pelatihan pegawai (in the job training).

c. Mengikutsertakan pegawai dalam kursus-kursus dan sejenisnya.

d. Mengikutsertakan pegawai dalam pendidikan professional (of the job training). Misalnya untuk menambah kemampuan bahasa, komputer, dan teknologi informasi lainnya.

e. Mengikutsertakan pegawai dalam latihan jabatan, pra-jabatan, magang dan sejenisnya.

2. Kuantitas (jumlah)

Sumber daya manusia menurut jumlah mengacu kepada perkembangan kebutuhan. Hal itu dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Menambah jumlah pegawai, apabila terjadi perkembangan organisasi yang berarti tersedia formasi baru dan volume pekerjaan bertambah.

b. Mengurangi jumlah pegawai, hal itu dilakukan untuk menghindari pemborosan, pengangguran terselubung dan untuk menciptakan suasana kerja yanag sehat.

c. Mempertahankan yang ada namun dilakukan efisiensi dan efektivitas agar terjadi penghematan waktu, tenaga, biaya dan sarana serta prasarana agar tujuan dapat tercapai dengan baik.

Pendapat lain dikemukakan oleh Soekarman (2000, 8) persyaratan yang dituntut untuk petugas perpustakaan desa adalah sebagai berikut:

Keberadaan tenaga kerja yang handal sangat penting dalam sebuah perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan dapat memberi layanan informasi yang memuaskan bagi para penggunanya. Untuk menjadi tenaga kerja yang kompeten, maka seorang pengelola perpustakaan desa harus memenuhi beberapa persyaratan yang di butuhkan. Persyaratan-persyaratan yang yang dituntut untuk petugas perpustakaan desa yaitu persyaratan mental dan persyaratan pengetahuan.

a. Persyaratan Mental

Seorang petugas perpustakaan harus mempunyai jiwa mengabdi terhadap kepentingan masyarakat, serta menaruh perhatian yang besar terhadap hal-hal yang ada kaitannya dengan perpustakaan dan minat baca.

b. Persyaratan Pengetahuan

Hal-hal umum yang seyogyanya diketahui dan kadang-kadang mungkin harus dipelajari secara mandala madalah hal-hal yang menyangkut masyarakat setempat yang dilayani, anatara lain tentang mata pencaharian pokok masyarakat, kegemaran dan penggunaan waktu senggang mereka.

Adapun teknik-teknik penyelenggaraan perpustakaan desa meliputi kegiatan-kegiatan berikut:

1. Menata gedung atau ruang perpustakaan antara lain dengan cara mengatur letak rak-rak buku, lemari katalog, meja baca dan perlengkapan lainnya.

2. Mengembangkan koleksi baik melalui pembelian, hadiah, tukar-menukar dan lain sebagainya.

3. Mengolah bahan pustaka (katalogisasi, klasifikasi, pemasangan label dan kantong buku) dan mengatur bahan pustaka tersebut di rak sehingga selalu dalam keadaan siap pakai.

4. Memberikan bimbingan kepada masyarakat, antara lain administrasi peminjaman, bimbingan terhadap pembaca serta pelayanan informasi lainnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sumber Daya Manusia di perpustakaan agar memiliki kemampuan, perhatian dan kepedulian yang sehat agar mendapatkan semangat yang baik dan memiliki motivasi dalam meningkatkan prestasi bekerja serta dapat melakukan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.

Untuk mendapatkan pengelola perpustakaan desa yang kompeten, diperlukan pembinaan kepada tenaga pengelola perpustakaan desa. Hal ini dikarenakan tidak semua perpustakaan desa memiliki tenaga pengelola yang memenuhi syarat kelayakan bagi seorang pengelola perpustakaan desa.

Apabila dikaitkan dengan perpustakaan, SDM adalah orang yang terlibat didalam organisasi perpustakaan sebagai, pegawai, karyawan, atau pekerja yang dalam istilah perpustakaan disebut pustakawan.

2.3.1.1 Pustakawan

Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan, melaksanakan kegiatan perpustakaan dan merupakan tenaga profesional, sebagaimana dinyatakan

oleh Sulistyo-Basuki (1993, 159), “Pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku”.

Sedangkan menurut Suhernik (2006, 73), ”Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hermawan dan Zen (2006, 45) menyatakan bahwa:

Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah seorang yang berkarya secara profesional dibidang perpustakaan dan informasi.

Menurut Aziz (2006, 44) bahwa, “Pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi, khususnya informasi publik, informasi yang disediakan merupakan informasi publik melalui lembaga kepustakawanan yang meliputi berbagai jenis perpustakaan”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi, yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan berdasarkan pengetahuan dokumentasi dan informasi yang dimilikinya.

2.3.1.2 Tenaga Perpustakaan Desa

Pembinaan tenaga perpustakaan sangat diperlukan bagi perpustakaan desa yang masih berkembang. Petugas perpustakaan desa yang melaksanakan tugas dan

fungsinya diangkat oleh perangkat desa. Selain tenaga perpustakaan desa, para kepala desan dan sekretaris desa juga berperan sebagai penanggung jawab perpustakaan.

Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 pasal 29 mengenai tenaga perpustakaan, menyatakan:

1. Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

2. Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan.

3. Tugas tenaga teknis perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dirangkap oleh pustakawan sesuai dengan kondisi perpustakaan yang bersangkutan.

4. Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga perpustakaan yang berstatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga perpustakaan yang berstatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh penyelenggara perpustakaan yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang perpustakaan adalah pustakawan yang telah melaksanakan kegiatan mengelola pelayanan perpustakaan kepada masyarakat dan sekurang-kurangnya memiliki 2 orang pengelola dan telah menyelasaikan pendidikan SMA atau sederajat ditambah dengan pelatihan dibidang perpustakaan.

2.3.2 Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu perpustakaan. Pelayanan yang baik, cepat, tepat dan benar akan memberi kepuasan bagi pengguna sehingga pengguna akan percaya bahwa layanan

perpustakaan dapat memenuhi informasinya. Baik tidaknya suatu perpustakaan dapat diukur dari kemampuannya memberikan informasi yang tepat kepada pengguna.

Soeatminah (1992, 129) menyatakan bahwa “suatu perpustakaan dianggap bermutu apabila dapat memberi layanan yang cepat, tepat dan benar kepada pengguna.”

Sedangkan menurut Eko Handoyo (2012, 47):

Layanan perpustakaan adalah layanan informasi pustaka/sumber informasi yang dilakukan oleh perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka.

Layanan ini merupakan aktivitas perpustakaan dalam memberikan jasa perpustakaan kepada pemustaka. Jenis/divisi layanan pemustaka cukup banyak. Adapun penyelenggaraan semua jenis/divisi layanan tersebut disesuaikan dengan kondisi di setiap perpustakaan dan kebutuhan penmustakanya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan perpustakaan dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perpustakaan apabila memenuhi berbagai kebutuhan informasi penggunanya.

Menurut Sutarno (2008, 82) pembinaan layanan perpustakaan desa, yaitu:

1. Berorientasi kepada pemakai, artinya mengutamakan untuk melayani kepentingan para pemakai.

2. Mudah ditinjau dari segi prosedur, selama ini layanan kepada masyarakat sering kali dianggap sulit, berbelit-belit atau bertele-tele.

3. Murah dilihat dari segi biaya yang diperlukan (gratis), perpustakaan berbeda dengan layanan yang lain, yang kadang terkesan mahal, sedangkan semestinya bebas biaya (gratis).

4. Cepat ditinjau dari sisi waktu, hal ini untuk menghilangkan kesan bahwa layanan masyarakat lambat dan banyak membuang waktu dan tenaga.

5. Tepat jika dilihat pada sasaran yang dituju, kadang-kadang antara yang melayani danyang dilayani tidak ada satu persamaan persepsi, sehingga tidak tepat dan salah sasaran.

6. Menyenangkan dan memuaskan ditinjau dari sisi pemakai. Banyak keluhan yang muncul bahwa masyarakat mengeluhkan system layanan.

Mereka merasa kurang dilayani dengan baik dan tidak puas oleh beberapa factor, seperti lamban, sulit dan menyebalkan.

9. Kerasan/betah bagi pengunjung karena suasana yang menyenangkan, seperti sejuk, nyaman, tenang, aman, bersih, tertib dan bersahabat.

10. Terwujudnya saling pengertian, hubungan/komunikasi yang harmonis dan kerjasama yang baik antara petugas dan pemustaka. Masing-masing pihak tahu dimana posisinya, apa tugas dan kewajibannya.

11. Kondisional (bersih, aman, asri, nyaman, tenang) baik bagi petugas maupun pemustaka.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pembinaan layanan perpustakaan desa perlu dilakukan agar dapat berhubungan langsung dengan masyarkat dan dapat memenuhi kebutuhan informasi mereka, sehingga perpustaakan desa tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat. Layanan perpustakaan juga dapat dilakukan dengan pembinaan bahan pustaka kepada masyarakat yang sudah menjadi anggota perpustakaan dan membaca ditempat. Dalam pengembangannya perlu dilakukan promosi perpustakaan atau penyuluhan kepada masyarakat tentang keberadaan perpustakaan dan jasa layanan yang diberikan oleh perpustakaan desa tersebut.

1. Layanan Sirkulasi

Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation” yang mempunyai arti perputaran, peredaran. Sedangkan dalam ilmu perpustakaan, kata sirkulasi sering dikenal dengan pemanfaatan bahan pustaka. Menurut Bafadal-Ibrahim (2000, 24),

“pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembaliaan bahan pustaka.”

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 97), “Sirkulasi adalah kegiatan

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 97), “Sirkulasi adalah kegiatan

Dokumen terkait