• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia

B. Persamaan Kedudukan Warga Negara

4. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia

Pada dasarnya, persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat dikelompokkan ke dalam lima bidang kehidupan manusia. Lima bidang kehidupan manusia yang dimaksud adalah bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Penjelasan mengenai persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam lima bidang kehidupan manusia tersebut sebagai berikut.

a. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Politik

Hak warga negara Indonesia di bidang politik yaitu hak yang diakui negara dalam kedudukannya sebagai warga negara yang sederajat. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama di bidang politik.

Hak warga negara Indonesia dalam bidang politik tercermin dalam kegiatan pemerintahan. Misalnya, hak setiap warga negara Indonesia untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum, hak warga negara Indonesia untuk menjadi anggota salah satu partai atau mendiri- kan partai politik. Persamaan hak warga negara Indonesia di bidang politik atau pemerintah- an tersebut ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1).

b. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Hukum

Jaminan persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang hukum telah ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1). Pasal tersebut memberikan makna bahwa setiap warga negara tanpa harus melihat penduduk asli atau bukan, berasal dari golongan terdidik atau rakyat jelata yang buta huruf, golongan menengah ke atas atau kaum papa yang bergumul dengan kemiskinan, harus dilayani secara sama di depan atau dalam hukum.

Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan hukum baik hukum privat maupun publik. Kedua kelompok hukum tersebut dalam pengertian sebagai alat hukum, sudah mencakup segi-segi keperdataan dan kepidanaan. Selain itu juga mencakup cabang-cabang hukum publik lainnya, seperti hukum tata negara, hukum tata pemerintahan, dan hukum

Sumber:www.oxalis.files.wordpress.com

▼Gambar 5.12

Ikut serta dalam pemilihan umum merupakan contoh hak warga negara dalam bidang politik.

c. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Ekonomi

Di bidang ekonomi, negara Indonesia menganut sistem demokrasi ekonomi. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan. Dalam hal ini, perekonomian Indonesia diharapkan tidak jatuh ke tangan orang yang berkuasa, dan mengakibatkan rakyat tertindas.

Persamaan hak-hak warga negara dalam bidang ekonomi ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3). Persamaan hak- hak warga negara dalam bidang ekonomi tersebut seperti berikut. 1) Hak untuk memiliki harta

benda.

2) Hak membuka usaha, seperti berdagang dan menjual jasa. 3) Hak mengadakan perjanjian

dagang.

4) Hak menggunakan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sesuai dengan kebutuhan.

d. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Sosial Budaya

Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang sosial budaya meliputi kesamaan hak warga negara dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan. Dalam bidang pendidikan, setiap warga negara Indonesia mempunyai hak mendapat pendidikan. Dalam hal ini pemerintah dituntut untuk membiayai pendidikan dasar bagi setiap warga negara Indonesia. Kesamaan hak dalam bidang pendidikan ini tercermin dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) hasil amendemen keempat.

Pemerintah mempunyai kewajiban yang lain dalam upaya memenuhi persamaan kedudukan warga negara dalam bidang pendidikan. Kewajiban tersebut adalah mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia. Semua itu demi mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang- undang. Sistem pendidikan nasional saat ini diatur dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003.

Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang budaya tercermin dalam UUD 1945 pasal 32 ayat (1) hasil amendemen keempat. Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasal 32

Sumber:www.mesinwaktuotomatis.files.wordpress.com

▼Gambar 5.13

Menjual jasa angkot merupakan contoh pelaksanaan hak warga negara di bidang ekonomi.

ayat (1), warga negara mempunyai kesamaan hak dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Contoh bentuk persamaan kedudukan di bidang budaya ini adalah adanya persamaan antarwarga negara dalam mengembangkan seni, misalnya berkreasi dalam seni tari, seni lukis, seni musik, seni pahat, dan seni bangunan. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mengembangkan budaya daerah yang menjadi unsur dari kebudayaan nasional.

Dalam bidang keagamaan, setiap warga negara Indonesia di berikan kedudukan yang sama dalam berbagai bentuk seperti berikut. 1) Kebebasan memeluk agama tanpa adanya paksaan dari pihak

mana pun.

2) Kebebasan menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya. 3) Kebebasan untuk belajar agama.

e. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan

Pada hakikatnya bahaya yang mengancam negara menjadi ancaman semua warga negara Indonesia. Oleh karena itu, warga negara Indonesia mempunyai persamaan kedudukan dalam bidang pertahanan dan keamanan. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah. Sishankamrata diseleng- garakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegak- kan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam upaya bela negara serta usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia.

Itulah persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berkaitan dengan persamaan kedudukan warga negara, seorang tokoh hukum dari Jerman yang bernama George Jellinek berpendapat bahwa setiap warga negara mempunyai empat status atau kedudukan hukum. Empat status atau kedudukan hukum menurut George Jellinek tersebut sebagai berikut.

1) Status pasif, yaitu status yang mewajibkan warga negara untuk patuh dan tunduk pada negara atau peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2) Status aktif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk ikut serta atau berpartisipasi dalam pemerintahan dan kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi

Versus

Dalam pembicaraan masyarakat seputar penegakan hukum sering terdengar kata versus. Bukan dalam persaingan di depan pengadilan melainkan sebagai kata pembanding kasus-kasus yang menyeruak pada akhir tahun 2009. Di sana ada nama Mbok Minah versus Anggodo Widjojo dan Amir Mahmud versus Jaksa Ester.

Mbok Minah adalah seorang petani miskin dari Banyumas yang memetik tiga butir kakao senilai tiga ribu rupiah dari perkebunan milik PR Rumpun Sari Antan. Oleh karena tindakannya itu, Mbok Minah dihukum satu setengah bulan penjara. Di sisi lain, ada Anggodo Widjojo, seseorang tersangka tindak pidana korupsi hingga kini aparat kepolisian masih kesulitan mencari kesalahannya. Adapun Amir Mahmud adalah nama sopir di BNN. Oleh karena ketahuan membawa satu butir ekstasi, ia dihukum empat tahun penjara. Tidak lama berselang terdengar kisah Jaksa Ester Tanak. Ia seorang jaksa yang menggelapkan 343 butir ekstasi untuk dijual bebas di pasaran. Untuk tindakannya ini ia dihukum satu tahun penjara.

Kedua kisah versus tersebut menguak sedikit gambaran penegakan hukum di negeri Indonesia tercinta ini. Saat berhadapan dengan Mbok Minah dan Amir Mahmud, hukum (baca: pejabat hukum) tampil sangat sakti. Akan tetapi, saat berhadapan dengan kuasa jabatan dan uang atau teman dan handai taulan, penegakan hukum bak mandul dan berjalan seadanya. Ini hanyalah sekilas gambaran bahwa ada yang perlu dibenahi di negeri ini, karena negeri ini menyatakan bahwa setiap warga berkedudukan sama di muka hukum.

Pada kesempatan kali ini Anda diminta untuk membuat sebuah kliping. Lakukan beberapa langkah berikut.

1. Bentuklah sebuah kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri atas 5–8 anggota!

2. Tiap-tiap kelompok membuat sebuah kliping dengan tema persamaan kedudukan bagi warga negara Indonesia.

3. Carilah berita, artikel, atau informasi lainnya yang berkaitan dengan tema! Anda dapat mencarinya dari berbagai sumber, seperti surat kabar, majalah, dan buletin.

4. Tempelkan berita atau informasi yang diperoleh pada lembar kertas folio! Sertakan pula sumbernya!

5. Susunlah kliping dengan jumlah halaman minimal 20 halaman!

6. Cantumkan nama anggota kelompok pada sampul depan halaman kliping! 7. Kumpulkan kliping tersebut kepada Bapak atau Ibu Guru!

3) Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk menuntut tindakan positif dari negara berupa perlindungan atas jiwa, hak milik, dan kemerdekaan.

4) Status negatif, yaitu status yang memberikan jaminan bahwa negara tidak akan campur tangan terhadap hak asasi warga negara untuk mencegah tindakan sewenang-wenang dari negara. (Sumber: Cheppy Haricahyono, 1991: 173–174)

C. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara