• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Evaluasi Indikator Sosial-Ekonomi dan Kelembagaan

5.2.6 Persepsi, Sikap, dan Partisipasi Masyarakat tentang DPL

Persepsi atau pemahaman berperan dalam cara memperoleh pengetahuan khusus tentang obyek atau suatu kejadian, karena persepsi melibatkan kognisi (pengetahuan) termasuk interpretasi obyek (Hulu 2009). Persepsi masyarakat tentang DPL diketahui dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan

54% 6% 10% 2% 2% 18% 8% Nelayan Tukang Pedagang/pengusaha PNS Pengrajin ABK Jasa

68

terkait tentang DPL dan program-programnya yang diadakan oleh pemerintah dalam hal ini COREMAP II. Berdasarkan metode Likert’s Summeted Rating didapatkan persepsi “sangat paham” akan keberadaan program DPL sebesar 30% dan persepsi “paham” sebesar 70% seperti yang ditampilkan pada Tabel 18. Tabel 18 Persepsi masyarakat terhadap keberadaan program DPL

Kategori Skor Frekuensi %

Sangat Paham 60-75 9 30

Paham 45-59 21 70

Tidak Paham 30-44 0 0

Sangat Tidak Paham 15-29 0 0

Jumlah 30 100

Tabel 17 diatas menunjukkan bahwa persepsi “sangat paham” memberikan arti bahwa sebanyak 9 orang atau 30% dari keseluruhan responden sangat paham tentang keberadaan DPL dan program-programnya. Kemudian persepsi “paham” menunjukkan sebanyak 21 orang atau 70% dari keseluruhan responden paham tentang DPL (Lampiran 13).

Berdasarkan item-item pertanyaan yang diajukan, umumnya responden mengenalkeberadaan Program DPL dilakukan oleh COREMAP. Beberapa hal yang diketahui oleh mereka adalah1) COREMAP bertujuan menjalankan program penyelamatan dan perlindunganterumbu karang, 2) Untuk melindungi terumbu karang agar ikan tetap banyak, 3) Untuk melestarikan terumbu karang agar ikan tidak pergi ketempat lain, 4) Untuk menjaga dan mengrehabilitasikan terumbu karang, dan 5) Untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang.

Responden umumnya juga tahu mengapa pemerintah melarang masyarakat membom ikan atau menggunakan racun sianida. Resiko yang diketahui oleh mereka adalah 1) Risiko terhadap manusia itu sendiri, 2) Hancurnya terumbu karang serta jenis-jenis ikan yang kecil, 3) Penggunaan sianida, merusak serta membunuh plankton-plankton yang ada serta terumbu karang, 4) Bila dibom terumbu karang akan hancur, sehingga ikan-ikan akan pindah jauh cari tempat lain 5) Populasi ikan akan berkurang karena ikan-ikan yang masih kecil juga mati, sehingga ikan akan semakin berkurang, 6) Populasi ikan akan berkurang dan terumbu karang akan hancur, dan 7) Di masa yang akan datang ikan-ikan akan berkurang bahkan habis.

Responden juga merasa bahwa penghasilan mereka bertambah sejak adanya Program COREMAP. Responden juga ditanya tentang persepsi mereka mengenai masa kini dan mendatang mengenai kondisi perairan di desa mereka dan persepsi responden adalah bahwa mereka tidak yakin akan kondisi di masa depan, kemungkinan kondisi akan memburuk di masa mendatang. Tampak bahwa masyarakat khawatir bahwa ada ancaman, meskipun sudah ada upaya untuk membuat lebih baik dalam program-program DPL, namun responden tidak melihat bahwa upaya ini sudah cukup untuk mengatasi ancaman lingkungan. 5.2.6.2 Sikap

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai (Soetrisno 1995 in Hulu 2009). Melalui kuisioner, pertanyaan-pertanyaan diajukan kepada responden untuk mengetahui sikap masyarakat dalam mendukung kegiatan program DPL. Berdasarkan metode Likert’s Summeted Rating didapatkan sikap “sangat positif” sebesar 33.33% dan sikap “positif” sebesar 53.33%, sikap “negatif” sebesar 13.33% dan 0% sikap “sangat negatif” seperti yang ditampilkan pada Tabel 19 berikut ini,

Tabel 19 Sikap masyarakat terhadap keberadaan program DPL

Kategori Skor Frekuensi %

Sikap Sangat Positif 40-50 10 33.33

Sikap Positif 30-39 16 53.33

Sikap Negatif 20-29 4 13.33

Sikap Sangat Negatif 10-19 0 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel diatas tampak bahwa persentase tertinggi sikap tiap responden adalah pada kategori “sikap positif” (53.33%). Kategori ini menunjukkan bahwa terdapat 16 orang atau 53.33% dari keseluruhan responden positif dalam mendukung kegiatan program DPL. Kategori sikap “sangat positif” memberikan arti bahwa sebanyak 10 orang atau 33.33% dari keseluruhan responden sangat positif dalam mendukung keberadaan DPL dan program- programnya. Kemudian kategori sikap “negatif” menunjukkan bahwa terdapat

70

sebanyak 21 orang atau 70% dari keseluruhan responden memilih sikap negatif dalam mendukung keberadaan DPL dan program-programnya (Lampiran 14).

Pada umumnya masyarakat antusias dalam menjaga keberadaan DPL, hal ini dilihat beberapa anggota LPSTK dan masyarakat ikut dalam survei dan monitoring kondisi terumbu karang, baik di DPL dan diluar DPL. Selain itu ikut membantu petugas dalam melarang segala kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti yang pernah terjadi di sekitar perairan desanya, mereka melarang dan menegur beberapa nelayan luar yang mencoba menangkap ikan di dalam DPL dan melakukan pengeboman diluar DPL. Mungkin atas kesadaran ini yang membuat mereka melarang praktek penangkapan ikan secara destruktif karena mereka tahu bahwa jumlah ikan menurun akhir-akhir ini. Mereka juga umumnya sadar bahwa hasil tangkapan mereka menurun dan pendapatan mereka dari hasil penangkapan ikan juga menurun. Disamping itu responden juga ditanya tentang sikap mereka dan ketaatan kepada peraturan-peraturan terkait ditetapkannya sebagian perairan mereka sebagai daerah terlarang dalam segala aktivitas penangkapan ikan, hasil yang didapatkan semua responden mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.

5.2.6.3 Partisipasi

Partisipasi masyarakat sangat penting dalam menentukan keberhasilan program kegiatan yang dilaksanakan. Pengertian partisipasi yang diharapkan dalam pengelolaan adalah keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat secara aktif baik moril maupun materil sehingga tujuan bersama menyangkut kepentingan umum dan individu dapat memberikan manfaat yang besar. Salah satu bentuk partisipasi dalam penelitian ini adalah bagaimana masyarakat ikut berperan aktif dalam pengelolaan DPL. Kegiatan ini tidak hanya langsung di lapangan tapi bagaimana masyarakat ikut dalam pengembangan dan pengetahuan tentang DPL pada pelatihan-pelatihan atau pertemuan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Terdapat beberapa responden pernah ikut kegiatan pelatihan atau pertemuan seperti 1) Pertemuan tentang penyalahgunaan bahan peledak dan bius/racun sianida, 2) Penyuluhan tentang cara melestarikan terumbu karang, 3) Rapat tentang cara-cara untuk menjaga kelestarian terumbu karang, 4) Penyuluhan

bagaimana menjaga terumbu karang, dan 5) Nonton bersama tentang masalah terumbu karang sehingga masyarakat juga tahu akan pentingnya terumbu karang.

Sikap responden secara keseluruhan didapatkan sikap “sangat berpartisipasi” sebesar 26.67% atau terdapat 8 orang dari keseluruhan responden sangat berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sikap “berpartisipasi” sebesar 63.33%, merupakan sikap yang paling tinggi dan menunjukkan bahwa terdapat 19 orang dari keseluruhan responden berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sikap “tidak berpartisipasi” sebesar 10% atau terdapat 3 orang dari keseluruhan responden tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan 0% untuk sikap “sangat tidak berpartisipasi”, hal ini dapat dilihat pada Lampiran 15 dan Tabel 20.

Tabel 20 Bentuk partisipasi masyarakat terhadap keberadaan program DPL

Kategori Skor Frekuensi %

Sangat Berpartisipasi 60-75 8 26.67

Berpartisipasi 45-59 19 63.33

Tidak Berpartisipasi 30-44 3 10.00

Sangat Tidak Berpartisipasi 15-29 0 0

Jumlah 30 100

Bentuk partisipasi lainnya dapat juga dilihat dari jenis alat tangkap yang digunakan oleh responden, umumnya mereka menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, yaitu pancing. Alat tangkap lainnya yang digunakan adalah jaring insang yang tergolong ramah lingkungan dan bubu. Upaya yang perlu dilakukan dalam jangka pendek adalah bagaimana mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem pantai dan daratan pulau serta menjaga kebersihan pantai dan melindunginya dari abrasi secara ramah lingkungan dengan tidak menggunakan batu karang sebagai penahan ombak. Untuk itu, upaya pembinaan perlu ditingkatkan melalui peningkatan fungsi pusat informasi COREMAP secara maksimal.

Dokumen terkait