BAB II PROSEDUR PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS
B. Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum
Badan Hukum, dalam bahasa Belanda “Rechtspersoon” adalah suatu badan yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak serta kewajiban seperti orang-orang
58CST Kansil dan Christine ST Kansil,Pokok-Pokok Hukum Perseroan Terbatas tahun 1995,
pribadi.59Oleh karena badan hokum adalah subyek, maka ia merupakan badan yang
independen atau mandiri dari pendiri, anggota atau penanam modal badan tersebut. Badan ini dapat melakukan kegiatan bisnis atas nama dirinya sendiri-nya seperti manusia.
Di samping PT juga dikenal badan hukum lain seperti Koperasi dan Yayasan. Namun meskipun demikian PT lebih dipilih sebagai bentuk perusahaan dibandingkan dengan bentuk badan usaha lain. Hal ini terutama disebabkan beberapa alasan : (1) PT merupakan asosiasi modal yang memberikan kemudahan bagi pemegang saham untuk mengalihkan sahamnya kepada orang lain ; (2) PT merupakan badan hukum yang mandiri, tanggungjawab pemegang saham PT hanya terbatas pada nilai saham yang dimiliki dalam PT. Pemegang saham PT pada prinsipnya tidak bertanggungjawab secara pribadi (sampai pada harta pribadi pemegang saham) terhadap perikatan-perikatan yang dilakukan oleh PT.60
Sebagai sebuah badan hukum yang mandiri, PT diatur secara komprehensif oleh Undang-Undang, mulai dari proses pendiriannya, pengurusannya, pengawasannya, pertanggungjawabannya sampai pembubarannya. Oleh karena itu, seluruh pihak yang terkait dalam kegiatan usaha perseroan terbatas haruslah memahami dengan baik ketentuan UUPT dan peraturan terkait lainnya, agar tidak
59
Rochmat Soemitro, Hukum. Perseroan Terbatas, Yayasan Dan Wakaf, (Bandung, PT.Eresco), halaman 1.
60www.hukumonline.com , “Metamorfosis Badan Hukum Indonesia” diakses tanggal 3
dibebani tanggungjawab secara pribadi terhadap kerugian PT atau kerugian pihak ketiga yang melakukan perikatan dengan PT.
Badan hukum merupakan pendukung kewajiban dan hak sama seperti manusia pribadi. Sebagai pedukung hak dan kewajiban dan dapat mengadakan hubungan bisnis dengan pihak lain.
Kedudukan PT sebagai badan hukum semata-mata ditentukan oleh Pengesahan sebagai badan hukum yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (selanjutnya disebut KEMENKUMHAM) dan sejak saat itu PT menjadi subyek hukum yang mampu mendukung hak dan kewajiban dan bertanggung jawab secara mandiri terhadap segala akibat yang timbul atas perbuatan hukum yang telah dilakukan.61
Ini menunjukkan bahwa sebelum suatu PT diakui sebagai badan hukum, maka PT tersebut belum bisa bertindak melakukan perbuatan hukum.Dengan kata lain tidak bisa melakukan kegiatan transaksi seperti melakukan jual-beli, membuat perjanjian dan lain sebagainya Dengan disahkannya, didaftarkan dan mumkannya akta pendirian PT, maka Anggaran Dasar PT tidak saja mengikat bagi para pendiri perusahaan, pemegang saham, pengurus, akan tetapi juga bagi para pihak yang hendak melakukan transaksi dengan PT. Mengingat Anggaran Dasar PT adalah hukum positif bagi PT. Disebut demikian, karena maksud dan tujuan , besarnya modal PT dan hal-hal yang menyangkut tentang PT dijabarkan dalam Anggaran Dasar PT.62
61
Budiarto Agus,Tanggung Jawab Pendirian Perseroan terbatas, (Jakarta, Ghalia, Indonesia, 2002). h.alaman 106.
62Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas , (Bandung : Nuansa
Anggaran Dasar menempati kedudukan yang sangat penting dalam mengatur kegiatan dan kehidupan PT. Kewenangan bertindak Persseroan PT dibatasi oleh Peraturan Perundang-undangan dan Anggaran Dasar, juga dibatasi oleh maksud dan tujuan PT. Maksud dan tujuan PT mempunyai 2 (dua) sisi, pada 1 (satu) sisi merupakan sumber kewenangan bertindak bagi PT, dan di sisi lain menjadi pembatas dari ruang lingkup bertindak dari PT bersangkutan.63
R. Murjiyanto mengatakan kriteria badan hukum itu dapat dilihat dari beberapa hal yaitu bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai badan hukum apabila :
a. dinyatakan secara tegas dalam peraturan atau undang-undang yang mengaturnya ; b. dinyatakan secara tegas didalam akta pendiriannya ;
c. didalam prosedur pendiriannya diperlukan campur tangan pemerintah seperti adanya pengesahan ;
e. didalam praktek kebiasaan diakui sebagai badan hukum ; f. ditegaskan dalam yurisprudensi ;
g. adanya pemisahan harta kekayaan, hak dan kewajiban yang terpisah dari perseroangan.64
Menurut Abdul Muis yang mengutip pendapat Van der Grinten, badan hukum dibedakan atas dua macam yaitu badan hukum yang dianggap telah sempurna, sebagai badan hukum penuh ( Volkomen rechtspersoon ) dan badan hukum yang
63Ais Chatamarrasjid, Penerobosan Cadar Perseroan dan Soal-soal Aktuan Hukum Perusahaan, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2004), halaman 34
64
R. Murjiyanto,Pengantar Hukum Dagang - Aspek-aspek Hukum Perusahaan dan Larangan Praktek Monopoli, , (Yogyakarta : Penerbit Liberty bekerjasama dengan Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Janabadra, 2002), halaman 14
dianggap belum sempurna, sebagai badan hukum tidak penuh ( Onvolkomen rechtspersoon).
a. Badan hukum yang dianggap telah sempurna.
Yang dimaksud badan hukum yang dianggap telah sempurna adalah badan hukum yang dianggap telah mandiri terlepas dari parasekutu yang tergabung dalam badan ini atau dari perseorangan yang merupakan pendukung badan itu, atas dasar pemikiran bahwa setelah harta kekayaan dan perorangan yang bersangkutan dimasukkan dalam badan ini, harta kekayaan itu dianggap sepenuhnya menjadi milik badan itu terlepas dari harta kekayaan para sekutu atau perorangan pendukungnya. Selanjutnya setiap tagihan yang ditujukan kepada badan ini, maka sepenuhnya akan dipertanggung jawabkan terbatas kepada harta kekayaan badan itu, tanpa dapat dipertanggung jawabkan kepada harta kekayaan pribadi para sekutu perorangan yang menjadi pendukungnya. Contoh dari pola ini misalnya Perskutuan terbatas yang menurut Pasal 40 W.v.K persero-persero atau pemegang saham tidak bertanggung jawab lebih dari jumlah saham yang dimilikinya, dapat pula digolongkan dalam pola ini seperti Yayasan, M.A.I, koperasi.
b. Badan hukum yang dianggap belum sempurna.
Yang dimaksud badan hukum yang dianggap belum sempurna adalah badan hukum yang pada dasarnya dianggap telah berdiri sendiri, tetapi belum sepenuhnya kekayaan yang tadinya berasal dari para sekutunya dilepaskan dari perorangannya dari mana harta kekayaan berasal. Jelasnya setelah dimasukkan dalam badan itu,dapat dianggap telah menjadi harta kekayaan dari badan yang bersangkutan, yang akan
dipergunakan untuk mempertanggung jawabkan atas perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan atas badan tersebut. tetapi dalam hal harta kekayaan yang terkumpul dalam badan itu masih belum cukup untuk mempertanggung jawabkan tagihan yang ada, maka kekurangannya masih dapat diambilkan dariharta kekayaan pribadi para sekutunya. Contoh badan hukum yang tidak sempurna adalah Firma.65
Secara umum diterima bahwa suatu badan hukum memiliki karakteristik sebagai berikut : (a) perkumpulan orang (organisasi) (b) dapat melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling) dalam hubungan-hubungan hukum (c) mempunyai harta kekayaan tersendiri yang terpisah dari kekayaan pendirinya (pemiliknya) ; (d) mempunyai pengurus ; (e) mempunyai hak dan kewajiban ; dan dapat digugat atau menggugat dihadapan pengadilan.66 Sebagai subjek hukum, badan hukum memiliki
kepribadia hukum (persoonlijkheid) yaitu suatu kemampuan untuk menjadi subjek pada setiap hubungan hukum. Setiap badan hukum memiliki kecakapan dalam melakukan suatu perbuatan hukum dalam bidang harta kekayaan.67
Bisnis yang dijalankan, kekayaan yang dikuasai, kontrak yang dibuat semua atas badan itu sendiri. Secara teoretik, dikenal beberapa ajaran atau doktrin yang menjadi landasan teoretik keberadaan badan kukum. Ada beberapa konsep terkemuka tentang personalitas badan hukum(legal personality):68
a. Legal Personality as Legal Person
65 Abdul Muis, Hukum Persekutuan & Perseroan , (Medan: Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara,1995), halaman. 17.
66
Chidir Ali,ibid,halaman 33
67Ibid
, halaman. 24
Menurut konsep ini, badan hukum adalah ciptaan atau rekayasa manusia. Kapasitas hukum badan ini didasarkan hokum positip, sehingga negara mengakui dan menjamin personalitas hukum badan tersebut.
b.Corporate Realism
Menurut konsep ini personalitas hukum suatu badan hokum berasal dari suatu kenyataan dan tidak diciptakan oleh proses inkorporasi, yakni pendirian badan hukum yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan.
c.Theory of the Zweckvermogen
Menurut konsep ini suatu badan hukum terdiri atas sejumlah kekayaan yang digunakan untuk tujuan tertentu.
d. Aggregation Theory
Menurut konsep ini , badan hukum ini adalah semata-mata suatu nama bersama, suatu symbol bagi para anggota korporasi. Perseroan Terbatas merupakan badan hukum yang oleh hokum diakui secara tegas sebagai badan hukum, yang cakap melakukan perbuatan hukum atau mengadakan hubungan hukum dengan berbagai pihak layaknya seperti manusia. Badan hukum sendiri pada dasarnya adalah suatu badan yang dapat memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban untuk melakukan perbuatan seperti manusia, memiliki kekayaan sendiri, dan digugat dan menggugat di depan pengadilan.69
Selama perseroan belum memperoleh status badan hukum,semua pendiri, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung
renteng atas perbuatan hukumersebut. Oleh karena itu Direksi perseroan hanya boleh melakukanperbuatan hukum atas nama perseroan yang belum memperolehstatus badan hukum dengan persetujuan semua pendiri, anggotaDireksi dan anggota Dewan Komisaris. Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, tidak dapat diadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dimana keputusan diambil berdasarkan suara setuju mayoritas. Oleh karena itu setiap perubahan akta pendirian perseroan hanya dapat dibuat apabila disetujui oleh semua pendiri dan perubahan tersebut harus dituangkan dalam akta notaris yang ditandatangani oleh semua pendiri atau kuasa mereka yang sah. Sesuai Pasal 7 ayat (4) Undang-undang Perseroan Terbatas, status badan hukum diperoleh sejak akta pendirian disahkan oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Ini berarti secara prinsipnya pemegang saham tidak bertanggungjawab secara pribadi atas seluruh perikatan yang dibuat oleh dan atas nama perseroan dengan pihak ketiga, dan oleh karenanya tidak bertanggungjawab atas setiap kerugian yang diderita oleh perseroan. Para pemegang saham tersebut hanya bertanggungjawab atas penyetoran penuh dari nilai saham yang telah diambil bagian olehnya.