• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUSAHAAN FREIGHT FORWARDER DALAM PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

C. Pertanggungjawaban proses pengangkutan (PT Kartika Gloria Bahari)

Setelah dilaksanakan perjanjian pengangkutan oleh PT. Samudra Mandiri Jaya dan PT. Kartika Gloria Bahari, maka untuk selanjutnya PT. Kartika Gloria Bahari bertanggung jawab terhadap barang yang dikirim oleh PT. Samudra Mandiri Jaya mulai saat diterimanya barang hingga saat diserahkannya barang di pelabuhan tujuan. Pada dasarnya PT. Kartika Gloria Bahari selaku pengangkut mempunyai tanggung jawab, seperti :

1). Di Gudang Pengirim

a. Mempersiapkan dengan layak barang yang oleh PT. Samudra Mandiri Jaya diperintahkan untuk dikirim dan menyerahkannya kepada Pengangkut sesuai dengan ketentuan.

b. Bersama Pengangkut mempersiapkan dokumen-dokumen Pengiriman sesuai dengan ketentuan.

c. Meneliti sarana angkutan yang akan dipakai (untuk angkutan laut).

d. Melaporkan pertanggungjawaban secara periodik kepada PT. Samudra Mandiri Jaya selaku Pengirim.

e. Bertanggung jawab atas klaim perbedaan kualitas. 2). Di Gudang Penerima

a. Menerima seluruh barang yang diangkut oleh Pengangkut.

b. Bersama Pengangkut mempersiapkan dokumen-dokumen penerima barang sesuai dengan ketentuan.

c. Melaporkan pertanggungjawaban kepada PT. Samudra Mandiri Jaya Dalam hal ini Pengangkut :

Dewi Meivisa Harahap : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight a. Melaksanakan angkutan sesuai dengan perjanjian.

b. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas keutuhan, keselamatan dan ketepatan waktu dari barang yang diangkutnya.

e. Berhak menolak untuk mengangkut barang yang jenis maupun kualitasnya tidak sesuai dengan Shipping Instruction.

Jadi setelah masing-masing pihak mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing, maka diadakanlah penyerahan dan penerimaan barang di gudang pengirim. Dalam proses pengangkutan material bangunan (semen) ini hal tersebut dibuktikan dengan adanya Berita Acara Penyerahan dan Penerimaan Barang di Gudang Pengirim, dengan perincian :

Dasar Penyerahan : Surat Perintah Angkutan (Shipping Instruction) tanggal 13 Agustus 2007

Jenis/Kualitas Barang : Material Bangunan (Semen) kualitas baik Jumlah : 400 ton = 400.000 kg netto = 402.000 kg. Bruto

Jenis/keadaan Pembungkus : Bag ukuran 15 Kg baik. Tanggal Penyerahan : 30 s/d 31 Agustus 2007

Tujuan : Pelabuhan Sinabang-Simeuleu Aceh

Penerima : PT. Sinar Alam Permai

Keterangan lain-lain : Dimuat dengan MV. Sungai Digul Penimbangan : Ditimbang seratus persen.

Setelah serah terima di gudang pengirim, maka selanjutnya PT. Kartika Gloria Bahari sebagai Pengangkut menyediakan kapal untuk proses pengangkutan. Selanjutnya PT. Kartika Gloria Bahari mengadakan perjanjian pengangkutan laut yaitu penyewaan kapal dengan Pemilik kapal/Operator MV. Sungai Digul dengan kesediaan kapal untuk pemuatan adalah pada tanggal 24 Agustus 2004 atau setelah menunggu kapal tiba. Di dalam perjanjian penyewaan kapal ini juga dimuat klausula mengenai jenis barang yang akan diangkut, yaitu 400 ton = 400.000 kg netto = 402.000 kg. Bruto in bag @ 15 kg dengan pelabuhan muat yaitu Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Bongkar adalah Pelabuhan Sinabang-Simeuleu.

Setelah proses perjanjian penyewaan kapal, maka selanjutnya PT. Kartika Gloria Bahari mengajukan surat permintaan penutupan asuransi kapal dari Pelabuhan muat Belawan dengan tujuan Pelabuhan bongkar di Sinabang- Simeuleu adalah merupakan tanggung jawab PT. Kartika Gloria Bahari.sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Sedangkan biaya asuransi barang dari Pelabuhan muat Belawan dengan tujuan Pelabuhan bongkar di Sinabang- Simeuleu adalah merupakan tanggung jawab PT. Samudra Mandiri Jaya.

Dalam hal ini kita tentunya mengetahui mengapa PT. Kartika Gloria Bahari melakukan penutupan asuransi di dalam proses pengangkutan 400 ton material bangunan (semen) ini adalah dalam rangka pengalihan risiko yang berkaitan dengan tanggung jawab pengangkut. Asuransi sendiri sering timbul dengan pengalihan risiko yang harus ditanggung oleh pihak yang berkepentingan terhadap suatu kejadian yang belum pasti kapan terjadinya. Pengalihan risiko ini

Dewi Meivisa Harahap : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight dimaksudkan untuk mengurangi tanggung jawab dan beban dari risiko yang mungkin akan timbul tersebut. Demikian pula halnya dalam perjanjian pengangkutan laut. Pengangkut (PT. Kartika Gloria Bahari) tidak ingin memikul beban atas risiko yang mungkin akan timbul baik terhadap barang-barang yang akan dibawanya, maupun atas kapal dan seluruh peralatan serta awak kapalnya sendiri. Dalam asuransi pengangkutan barang melalui laut, yang menjadi pokok pertangungjawaban adalah segala sesuatu yang mengakibatkan rusaknya barang sehingga menimbulkan kerugian bagi pemiliknya, karena terjadinya suatu bahaya di laut. Dengan demikian dapat kita lihat bahwa latar belakang utama diadakannya perjanjian asuransi dalam perjanjian pengangkutan laut adalah meminimalisir risiko yang timbul atas barang-barang yang diangkut karena bahaya laut.61

2. Bahaya laut yang terjadi karena tindakan manusia

Untuk memungkinkan penutupan kontrak asuransi atas muatan kapal, supaya dapat ditetapkan jenis-jenis risiko terhadap mana asuransi ditutup, perlu diadakan penggolongan atau pengkategorian bahaya-bahaya laut yang sangat beraneka ragam itu.

Secara kategori bahaya-bahaya laut dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :

1. Bahaya laut yang sebenarnya (perils of the sea).

62

Bahaya laut yang sebenarnya yaitu segala macam bahaya yang timbul di laut disebabkan oleh perbuatan alam, misalnya topan, badai, ombak besar dan

.

61

Radiks Purba, Asuransi Angkutan Laut, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 86. 62

lain-lain. Sedangkan bahaya laut yang terjadi karena tindakan manusia, misalnya perampasan atau penyitaan oleh pemerintah sesuatu negara dimana kapal singgah, dan lain-lain.

Penggolongan bahaya-bahaya di laut dalam kedua kategori bahwa tersebut memang sangat penting, karena dari pembatasan tersebut dapat dilakukan pemisahan yang pasti tentang bahaya mana bagi penanggung tidak memikul kewajiban untuk mengganti kerugian. Tegasnya, penanggung dapat menutup asuransi untuk “Perils of the sea” ditambah bahaya lain yang terjadi karena tindakan manusia. Keseluruhan bahaya-bahaya yang mungkin timbul oleh FCD. Sudjatmiko dinamakan dengan istilah “Perils of the sea”.63

Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam pasal 593 KUHD yang menyatakan bahwa obyek yang harus dijamin keselamatannya dalam pengangkutan laut, adalah 64

Asuransi atas muatan kapal merupakan jenis asuansi yang terpenting dalam pengangkutan barang melalui laut. Karena muatanlah kepentingan yang paling besar dalam pelayaran di laut. Muatan kapal oleh pemiliknya dapat diasuransikan untuk risiko kerugian yang terjadi karena Perils of the sea.

:

a. Tubuh kapal (casco) dengan segala peralatan yang diperlukan untuk perjalanan.

Kapal dapat diasuransikan menurut beberapa cara, misalnya diasuransikan seluruhnya terhadap segala risiko yang mungkin terjadi di laut dan asuransi dimaksud itu ditutup suatu jangka waktu tertentu.

Di waktu yang lalu, kapal masih memakai layar dan pada awal perkembangan kapal bermesin dibedakan antara tubuh kapal dengan mesin dan perlengkapan berlayar dari kapal. Asuransi dapat ditetapkan untuk tubuh (casco) saja, atau mesinya atau “hull and machinery. Pada masa sekarang umumya seluruhnya diasuransikan, dalam arti tidak terdapat lagi pemisahan antara tubuh dan mesin kapal.

b. Muatan kapal (cargo)

63

Ibid, hal. 76.

64

Dewi Meivisa Harahap : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Satu dan yang lain tergantung kepada kegiatan pemilik muatan itu untuk mendapatkan perlindungan atas kemungkinan kerugian terhadap muatannya. c. Keuntungan yang dapat diharapkan (calculated atau imaginary profit).

Kalau sebuah kapal tenggelam dan dengan itu muatannya ikut tenggelam, pemilik muatan yang bersangkutan tentunya akan kehilangan keuntungan yang sudah diperhitungkannya seandainya barang-barang itu dengan selamat tiba di pelabuhan tujuan (daerah konsumen).

Keuntungan yang tidak jadi diterima itu dalam dunia perdagangan sudah dapat dianggap sebagai suatu kerugian, dan karena tujuan asuransi adalah menutup kerugian, keuntungan yang diharapkan itupun dapat dipertanggungkan dalam asuransi laut, untuk bahaya dan risiko seperti yang ditanggung dalam asuransi muatan.

Di masa lalu keuntungan yang diharapkan ini dapat dipertanggungkan dalam sebuah polis sebagai suatu pertanggungan yang berdiri sendiri. Tetapi sekarang asuransi seperti itu sudah tidak lazim, risiko kehilangan muatan/keuntungan yang diharapkan yang sudah diperhitungkan diintegrasikan ke dalam asuransi yang ditutup untuk muatan, dimasukkan dalam hitungan besarnya kepentingan risiko.

d. Uang tambang

Dahulu pada saat sistem telekomunikasi belum berkembang seperti sekarang ini dan juga cara pengiriman uang melalui bank-bank belum maju, pemilik kapal atau carrier sering merasa perlu mempertanggungkan uang tambang yang akan diterimanya sebagai hasil pengangkutan yang telah dilakukannya. Uang tambang yang akan diasuransikan itu pada umumnya adalah uang tambang yang akan diterimanya setelah Pengangkut menyerahkan muatan di pelabuhan tujuan, dimana uang tambang tidak dapat ditagih atau akan hilang jika kapalnya tenggelam atau tidak sampai di pelabuhan tujuan.

e. Bahaya perbudakan di laut.

Penutupan asuransi untuk bahaya perbudakan di laut agaknya sudah tidak dilakukan lagi sekarang, walaupun dalam polis-polis asuransi laut masih dijumpai syarat-syarat tentang penggantian kerugian karena praktik perbudakan atas awak kapal yang kapalnya dirampas oleh bajak laut masih dijumpai.

Dalam UU No. 2 tahun 1992 tentang Perusahaan Perasuransian, penutupan kontrak asuransi ditandai dengan pembayaran premi asuransi oleh Tertanggung. Setelah terjadinya penutupan kontrak asuransi, maka perusahaan asuransi berkewajiban menjamin risiko-risiko, sebagai berikut :65

65

1. Pertanggungan tersebut menjamin segala risiko kerugian atau kerusakan pada objek pertanggungan kecuali risiko-risiko yang telah ditetapkan dalam perjanjian asuransi seperti kerugian, kerusakan atau pengeluaran–pengeluaran yang disebabkan oleh karena salah pengurusan yang disengaja oleh tertanggung, kebocoran biasa dalam hal berat atau isi atau keausan biasa karena pemakaian obyek pertanggungan, kerugian, kerusakan, atau pengeluaran-pengeluaran yang disebabkan oleh tidak cukupunya atau tidak memadainya pembungkusan atau penyiapan obyek pertanggungan tersebut di dalam suatu kontainer, kerugian, kerusakan atau pengeluaran-pengeluaran yang disebabkan oleh kerusakan sendiri atau karena sifat alamiah pada obyek pertanggungan dan sebagainya.

2. Pertanggungan tersebut menjamin general average (awar umum) dan salvage charges (biaya penolongan), dihitung dan ditetapkan berdasarkan kontrak pengangkutan dan/atau menurut kebiasaan dan hukum setempat yang dikeluarkan dalam rangka menghindari kerugian karena suatu penyebab kecuali pengecualian yang telah disebutkan di atas.

3. Pertanggungan ini diperluas untuk menjamin bagian tanggung jawab Tertanggung di bawah klausula “Both of Blame Collision” daripada kontrak pengangkutan seperti yang berhubungan dengan kerugian yang dijamin di bawah pertanggungan tersebut. Dalam hal suatu tuntutan diajukan oleh pemilik kapal di bawah klausula Both to Blame Collision tersebut, Tertanggung menyetujui akan memberitahukan hal tersebut kepada

Dewi Meivisa Harahap : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Penanggung yang akan mendapat hak, dengan biaya sendiri, untuk membela Tertanggung dari tuntutan tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa latar belakang utama mengapa diadakan perjanjian asuransi atas barang-barang yang diangkut melalui pengangkutan laut adalah untuk mengalihkan risiko yang timbul selama dalam perjanjian atas muatan yang diangkut. Atau tegasnya pengalihan risiko kerusakan atau susutnya barang-barang yang diangkut pada waktu barang-barang berada dalam tanggung jawab pengangkut, yang diakibatkan oleh Perils of the sea.

D. Proses Tuntutan Ganti Kerugian terhadap Freight Forwarder yang