• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 11 Bagan alir penelitian

4.4 Fraksinasi dan Bioassay Asap Cair .1 Fraksinasi Asap Cair

4.5.1 Pertumbuhan Tanaman Daun Dewa

4.5.1.1 Pertumbuhan tanaman sebelum pemberian pengendali hama

Pertumbuhan tanaman merupakan salah satu indikator yang menjadi ukuran dampak atau akibat dari pemberian suatu perlakuan. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidupnya dan bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon serta substansi pertumbuhan lainnya dan kondisi lingkungan yang mendukung (Gardner et al. 1991). Data hasil pengukuran pertumbuhan tanaman daun dewa sebelum pemberian pengendali hama disajikan pada Tabel 51.

Berdasarkan data Tabel 51 dapat diketahui bahwa secara umum ditunjukkan pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun dan anakan tanaman daun dewa mengalami peningkatan seiring bertambahnya umur tanaman. Peningkatan tinggi batang tanaman daun dewa yang paling tinggi yaitu sebesar 1,8 cm ditunjukkan oleh perlakuan dengan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan uap H2O pada suhu 800 oC selama 120 menit.

Tabel 51 Pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun dan anakan tanaman daun dewa sebelum pemberian pengendali hama

Tingkat Pertumbuhan pada Hari ke-

Tinggi batang (cm) Jumlah daun (helai) Jumlah anakan (batang) Perlakuan 0 10 20 30 0 10 20 30 0 10 20 30 M0 3,2 3,3 3,5 3,8 5 6 8 9 1 2 2 2 M1 4,1 4,3 4,6 5,2 6 7 8 9 1 1 2 3 M2 3,6 3,7 4,0 4,6 7 8 10 11 1 2 3 4 M3 3,6 3,7 4,2 4,8 7 8 9 11 1 2 3 4 M4 3,7 3,8 4,3 5,1 7 8 10 11 1 2 2 3 M5 4,0 4,1 4,7 5,8 6 7 9 11 1 1 2 3 M6 3,5 3,7 4,2 5,0 8 9 10 12 2 2 5 6 M7 3,7 3,8 4,3 5,1 7 8 10 12 2 2 3 4

Ket.: M0 = 100% tanabu (tanah-abu)(kontrol); M4 = kompos-arang aktivasi panas;

M1 = pupuk kandang; M5 = kompos-arang aktivasi uap H2O;

M2 = kompos; M6 = kompos-arang aktivasi KOH 1M;

M3 = kompos-arang; M7 = kompos-arang aktivasi H3PO4 1M

Hal ini kemungkinan disebabkan penggunaan kompos yang mengandung sejumlah unsur hara yang sangat diperlukan (Tabel 13 dan 14) dan arang aktif hasil aktivasi uap H2O yang mempunyai daya jerap lebih tinggi (Tabel 47) terutama

unsur-unsur hara yang bermanfaat bagi menunjang peningkatan tinggi batang. Pertambahan jumlah daun terbanyak, yaitu 6 helai ditunjukkan oleh perlakuan dengan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan larutan H3PO4

1M. Hal ini kemungkinan selain disebabkan oleh unsur hara yang dikandung oleh komposnya, juga penggunaan arang aktif hasil aktivasi larutan H3PO4 1M yang

mengandung residu fosfor yang sangat dibutuhkan untuk pertambahan jumlah daun. Pertambahan jumlah anakan terbanyak, yaitu 4 batang ditunjukkan oleh perlakuan dengan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan larutan KOH 1M. Hal ini kemungkinan besar juga disebabkan oleh penggunaan arang aktif hasil aktivasi larutan KOH 1M yang mengandung residu kalium sangat berpengaruh dalam menyumbang unsur hara kalium yang melengkapi unsur hara pada kompos yang digunakan.

Dari hasil analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa pengaruh campuran media memberi pengaruh yang sangat nyata baik terhadap pertumbuhan tinggi batang

maupun pertambahan jumlah daun dan anakan tanaman daun dewa (Lampiran 12). Selanjutnya dari hasil uji BNT ditunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi batang yang sangat nyata dipengaruhi oleh penggunaan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan uap H2O (Lampiran 13). Pertambahan jumlah

daun yang sangat nyata dipengaruhi oleh penggunaan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan uap H2O (Lampiran 14).

Pertambahan jumlah anakan yang sangat nyata dipengaruhi oleh penggunaan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan uap H2O

(Lampiran 15). Selanjutnya, berdasarkan lampiran 13 sampai 15, juga diketahui penggunaan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan uap H2O dan fraksi metanol asap cair memberi pengaruh sangat nyata pada

pertumbuhan tanaman daun dewa, baik tinggi batang, jumlah daun, maupun anakannya. Hasil yang didapat pada penelitian ini, ternyata sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Gusmailina et al. (2000) yang mendapatkan peningkatan tinggi batang sangat nyata pada tanaman Eucalyptus urophylla akibat penggunaan media tanam yang diberi arang dan arang aktif dari bambu. Demikian juga halnya dengan hasil penelitian Komarayati et al. (2003) yang mengamati pertumbuhan anakan Pinus merkusii cukup baik pada pemberian arang kompos sebanyak 30%. Keuntungan pemberian arang dan/atau arang aktif antara lain untuk memperbaiki sirkulasi air dan udara di dalam tanah, sehingga dapat merangsang dan memberi habitat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

4.5.1.2 Pertumbuhan tanaman setelah pemberian pengendali hama

Pemberian pengendali hama pada penelitian ini dilakukan pada umur tanaman daun dewa berumur 30 hari, karena pada umur tersebut pertumbuhannya sudah kuat dan menunjukkan pertumbuhan yang baik sehingga waktu yang tepat untuk mencegah dan mengendali hama pengganggu. Pemberian pengendali hama yang terlalu cepat dikhawatirkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, sedangkan jika diberikan

pada umur yang relatif tua akan berdampak pada hasil panennya. Pengendali hama yang diberikan pada penelitian ini terdiri atas pestisida nabati fraksi metanol yang berasal dari asap cair hasil pirolisis sampah organik pasar. Sebagai pembanding digunakan pestisida sintetik jenis serbuk merk sidamethin dan air sebagai kontrol. Masing-masing pengendali hama tersebut dibuat larutan dengan konsentrasi 0,5% dan diaplikasikan dengan cara menyemprotkan-nya secara merata pada tanaman. Data hasil pengukuran pertumbuhan tanaman daun dewa setelah pemberian pengendali hama disajikan pada Tabel 52.

Tabel 52 Pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun dan anakan tanaman daun dewa setelah pemberian pengendali hama

Tingkat Pertumbuhan pada Hari ke- Tinggi batang (cm) Jumlah daun (helai) Jumlah anakan (batang) Perlakuan 40 60 80 40 60 80 40 60 80 M0P0 3,7 4,5 5,1 10 13 17 3 5 7 M0P1 5,4 6,9 7,8 11 15 20 2 3 5 M0P2 3,3 3,9 4,4 9 11 13 3 4 5 M1P0 5,1 6,4 7,4 12 16 22 4 8 10 M1P1 6,2 8,0 9,2 11 15 21 4 10 12 M1P2 5,8 7,4 8,5 11 15 21 4 7 9 M2P0 4,7 6,1 7,0 12 16 21 7 10 13 M2P1 5,3 6,8 7,9 12 17 23 6 10 13 M2P2 5,6 7,4 8,7 13 17 23 5 10 13 M3P0 5,4 7,0 8,0 12 16 21 5 11 15 M3P1 5,3 7,1 8,3 13 16 22 5 10 14 M3P2 6,1 8,2 9,5 13 17 26 3 8 12 M4P0 5,7 8,2 9,8 12 16 23 5 15 17 M4P1 6,3 9,1 10,8 14 19 28 3 11 14 M4P2 6,4 8,8 10,2 13 17 26 3 9 14 M5P0 7,0 9,9 11,7 12 19 28 5 14 19 M5P1 7,4 10,9 13,0 17 27 35 15 21 26 M5P2 7,3 10,4 12,3 14 20 34 6 15 18 M6P0 6,1 8,7 10,3 13 17 23 7 21 24 M6P1 6,1 8,7 10,4 14 20 34 11 22 25 M6P2 5,9 8,6 10,1 13 18 31 7 14 19 M7P0 6,2 8,8 10,5 16 21 32 6 14 19 M7P1 5,7 7,7 9,0 13 18 25 5 15 21 M7P2 6,2 8,7 10,4 14 20 30 6 15 20

Ket.: M0 = kontrol (100% tanabu) M6 = kompos-arang aktif hasil aktivasi KOH 1M

M1 = pupuk kandang M7 = kompos-arang aktif hasil aktivasi H3PO4 1M

M2 = kompos

M3 = kompos-arang P0 = kontrol (air)

M4 = kompos-arang aktif hasil aktivasi panas P1 = fraksi metanol (asap cair) M5 = kompos-arang aktif hasil aktivasi uap H2O P2 = sidamethin (pestisida sintetik)

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Lampiran 12) dapat diketahui bahwa penggunaan campuran media memberi pengaruh yang sangat nyata baik terhadap pertumbuhan tinggi batang maupun pertambahan jumlah daun dan anakan tanaman daun dewa. Penggunaan pengendali hama memberi pengaruh sangat nyata terhadap pertambahan jumlah anakan, sedangkan untuk pertambahan jumlah daun hanya berpengaruh nyata. Pada interaksi antara penggunaan campuran media dan pengendali hama memberi pengaruh sangat nyata baik terhadap pertumbuhan tinggi batang maupun terhadap pertambahan jumlah daun dan anakan. Selanjutnya dari hasil uji BNT diketahui bahwa pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun yang sangat nyata dipengaruhi oleh penggunaan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan uap H2O (Lampiran 13 dan 14). Pertambahan jumlah anakan yang sangat nyata dipengaruhi oleh penggunaan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan larutan KOH 1M (Lampiran 15). Pertumbuhan tinggi batang dan pertambahan jumlah daun serta anakan yang sangat nyata dipengaruhi oleh penggunaan fraksi metanol dari asap cair (Lampiran 13 dan 14). Pada interaksi antara penggunaan campuran media tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan uap H2O dan fraksi metanol dari asap cair menunjukkan pengaruh sangat nyata baik terhadap pertumbuhan tinggi batang maupun jumlah daun dan anakan tanaman daun dewa (Lampiran 13, 14, dan 15).

Berdasarkan data Tabel 53 dan hasil analisis sidik ragam serta uji BNT dapat disimpulkan bahwa peranan fraksi metanol dari asap cair baik sebagai faktor tunggal maupun dalam bentuk kombinasinya dengan media campuran tanah-abu-kompos yang diberi arang aktif hasil aktivasi dengan uap H2O sangat nyata pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman daun dewa terutama terhadap pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun dan anakannya. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai senyawa yang terkandung dalam fraksi metanol dari asap cair, yang sebahagian besarnya merupakan golongan fenolik (Tabel 50) yang memacu kerja hormon pertumbuhan seperti auksin, giberelin, dan sitokinin. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang mencukupi sehingga kandungan unsur hara pada sisa campuran media relatif masih banyak (Lampiran 18).