• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN PERWALIAN TERHADAP ANAK ASUH

D. Perwalian Terhadap Anak Asuh yang Kedua Orang Tuanya

86

perwalian pada Panti Asuhan terjadi secara langsung dengan adanya penyerahan anak pada pihak Panti Asuhan, tidak memerlukan penetapan dari

85 Wawancara dengan Ibu Iriana, Tanggal 03 November 2016di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution

86 Wawancara dengan Ibu Hendrati, Ibu Iriana dan Bapak Febriansyah Mirza, Tanggal 03 November di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution

putusan hakim seperti ketentuan dalam undang-undang. Dengan terjadinya perwalian secara langsung tanpa ketetapan dari pengadilan bukan berarti terlepas dari proses dan persyaratan administratif. Adapun persyaratan administratif yang harus dipenuhi untuk menjadi anak asuh pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution didasarkan pada Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Panti Asuhan adalah sebagai berikut:

1. Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan adanya akte kelahiran, surat kenal lahir atau surat kelahiran.

2. Surat keterangan tidak mampu dari kepala desa setempat diketahui camat.

3. Surat pernyataan menyetujui anaknya masuk Panti Asuhan yang dibuat oleh orang tua atau wali dan kesediaan menerima anak kembali apabila pelayanan selesai, surat ini diperkuat oleh kepala desa.

4. Surat pernyataan dari anak yang bersangkutan untuk bersedia menaati peraturan yang ada pada Panti Asuhan.

5. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter.

6. Surat keterangan kelakuan baik orang tua atau wali calon anak asuh dari kepolisian.

7. Surat pernyataan dari anak untuk sanggup menerima sanksi apabila tidak menaati peraturan.

8. Surat pernyataan dari orang tua untuk sanggup menerima anak kembali apabila terkena sanksi dan dikembalikan pada orang tua.

9. Umur maksimal pada saat masuk 12 (duabelas) tahun dan pendidikan maksimal kelas V SD.

10. Foto seluruh badan dan pas foto 3x4 masing-masing empat lembar.

Persyaratan tersebut harus dilengkapi pada saat mengajukan permohonan untuk masuk pada Panti Asuhan. Selanjutnya persyaratan tersebut yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak Panti Asuhan untuk memutuskan menerima atau tidak anak tersebut untuk masuk pada Panti Asuhan.

Dari proses tersebut dapat dilihat bahwa dalam kenyataannya perwalian yang ada pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution sangat sederhana dan tidak memerlukan poses yang berbelit-belit. Dalam hal ini proses pengalihan anak terlihat dari adanya surat pernyataan dari orang tua untuk anaknya masuk pada Panti Asuhan, sehingga yang terjadi bukanlah penyerahan anak melainkan hanya peralihan asuh dari orang tua kepada Panti Asuhan. Dalam hal anak asuh yang kedua orang tuanya masih hidup maka perwalian si anak tetap berada di tangan orang tua hanya saja anak tersebut dititipkan untuk dirawat agar tumbuh dan berkembang di dalam pengawasan Panti Asuhan, setelah anak tersebut tamat sekolah maka si anak dapat kembali tinggal bersama orang tua kandungnya.87

1. Penyelenggaraan pendidikan.

Upaya nyata yang dilakukan oleh Panti Asuhan untuk menyelenggarakan kepengurusan atas anak antara lain:

Pendidikan merupakan hak yang utama bagi anak dalam hidupnya, karena itu setiap anak asuh di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution mendapatkan pendidikan formal dengan bersekolah pada sekolah yang ada di Medan.

87 Wawancara dengan Ibu Hendrati, Tanggal 03 November 2016 di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution

2. Penyediaan sarana dan prasarana.

Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution berupa suatu rumah sebagai tempat tinggal untuk para anak asuhnya dan tempat untuk melakukan segala kegiatan sehari-hari.

Rumah tersebut dilengkapi dengan segala sarana dan prasarana untuk menunjang kebutuhan anak, seperti kamar yang dilengkapi tempat tidur dan lemari pakaian, ruang makan sekaligus sebagai tempat belajar, tempat ibadah, kamar mandi, penerangan listrik, aliran air bersih serta jaringan telepon.

Pemberian pakaian kepada anak-anak tidak terlalu sering dilakukan, tetapi kebutuhan akan pakaian tidak pernah kekurangan dengan adanya donatur yang dengan ikhlas menyumbangkan barang-barang yang layak pakai bahkan baru untuk digunakan oleh anak-naka yang berada di dalam Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution.

3. Pembinaan mental spiritual.

Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution merupakan Panti Asuhan yang dikelola oleh para pengurus yang beragama muslim yang sangat memperhatikan masalah keagamaan. Setiap hari kegiatan rohani selalu diadakan baik yang berupa doa bersama maupun pembinaan rohani setiap pagi dan malam hari, tugas doa setiap hari dilakukan oleh anak-anak secara berganti agar lebih tercipta suasana kekeluargaan. Selain itu juga dengan diadakan sholat berjamaah.

4. Kegiatan bermasyarakat.

Kegiatan anak-anak Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution tidak hanya terbatas pada kegiatan sekolah dan kegiatan di dalam panti namun juga adanya kegiatan dengan anak-anak di lingkungan panti. Hal ini ditunjukkan dengan partisipasi dalam ikut sertanya anak-anak dalam kegiatan seperti kerja bakti. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak yang hidup di Panti Asuhan tetap dapat bermasyarakat dengan baik dan tidak menjadi individualistis, sehingga kelak jika mereka dilepas dalam masyarakat akan mudah dalam bergaul dan bermasyarakat.

Pelayanan dalam Panti Asuhan dimaksudkan untuk membawa anak dari suatu keadaan yang kurang baik bagi perkembangannya agar hidup layak.

Berdasarkan wawancara dengan para pengurus Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution, Panti Asuhan memiliki peranan yang sangat penting dalam kelanjutan kehidupan mereka. Keuntungan yang diterima oleh anak-anak dengan adanya Panti Asuhan antara lain:

1. Anak memperolah tempat tinggal dan dapat merasakan hidup dalam suasana keluarga meskipun tidak bersama orang tua kandung.

2. Anak dapat mendapatkan pendidikan formal melalui sekolah maupun non formal untuk bekal kelanjutan kehidupan mereka.

3. Kehidupan yang lebih terjamin dalam hal sandang pangan maupun kasih sayang dan perhatian serta dalam hal keimanan.

4. Anak terlatih untuk disiplin dan hidup dalam kelompok untuk lebih menghormati keberadaan orang lain di sekitar mereka.

5. Anak terhindar dari segala bentuk kejahatan dan tindakan eksploitasi

terhadap anak di bawah umur.

Dalam pelaksanaan perwalian oleh Panti Asuhan hanya terbatas sampai pada batas anak menjadi dewasa atau oleh Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution dibatasi sampai anak menyelesaikan pendidikan pada bangku SMA. Hal ini bukan berarti kurangnya tanggung jawab dari pihak Panti Asuhan, tetapi setelah anak mencapai batasan usia tertentu atau sudah menyelesaikan pendidikan formalnya maka anak dianggap telah dewasa dan mampu untuk melindungi dirinya sendiri.

Meskipun kekuasaan Panti Asuhan telah berakhir setelah anak dewasa hal ini tidak berarti Panti Asuhan dapat menelantarkan mereka begitu saja. Bagi anak-anak yang masuk Panti Asuhan karena dititipkan orang tuanya akibat dari kesulitan ekonomi, maka setelah dewasa mereka akan dikembalikan kepada orang tua dengan penyerahan seperti pada saat masuk Panti Asuhan. Lain halnya bagi anak yang benar-benar tidak mempunyai orang tua, mereka akan disalurkan pada lapangan kerja yang tersedia berdasar relasi Panti Asuhan dari pihak lain sampai akhirnya mereka mempunyai penghasilan sendiri untuk menghidupi dirinya dan bisa keluar dari Panti Asuhan. Selain itu bagi anak yang dianggap memiliki kemampuan kecerdasan yang lebih dan jika ada pihak yang bersedia membiayai pendidikannya maka anak tersebut dapat tetap tinggal di Panti Asuhan dan meneruskan pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi.88

88 Wawancara dengan Bapak Febriansyah Mirza, Tanggal 03 November 2016 di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN PERWALIAN DI PANTI ASUHAN ADE IRMA SURYANI NASUTION A. Hak dan Kewajiban Anak Dalam Panti Asuhan Ade Irma Suryani

Nasution

Seperti halnya dalam hubungan antara orang tua dengan anak, dalam terjadinya suatu perwalian ada hubungan timbal balik antara dua pihak dalam hal ini antara penyelenggara Panti Asuhan dan anak asuh yang berada di Panti Asuhan. Pasal 383 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa setiap wali harus menyelenggarakan pemeliharaan dan pendidikan anak sesuai harta kekayaannya dan mewakilinya dalam segala tindak perdata, selain itu Pasal 51 ayat 3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan juga menyatakan bahwa wali wajib mengurus anak di bawah penguasaannya beserta harta bendanya sebaik-baiknya dengan menghormati agama dan kepercayaan anak itu. Selain hubungan antara Panti Asuhan dan anak asuhnya, bagi anak yang dititipkan oleh orang tuanya pada Panti Asuhan karena alasan-alasan tertentu akan menimbulkan hubungan antara pihak orang tua yang menyerahkan anak dan Panti Asuhan.89

a. Hak dari anak asuh:

Oleh karena itu maka timbul hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perwalian pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution yaitu:

1. Mendapatkan kehidupan dan pengurusan yang baik dari Panti

89 Undang-Undang No. 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan

Asuhan.

2. Mendapatkan pendidikan khususnya pendidikan formal atau sekolah.

3. Kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dalam suatu musyawarah dalam Panti Asuhan.

4. Mendapatkan perlakuan yang sama antara anak yang satu dengan yang lain dalam Panti Asuhan.

b. Kewajiban dari Anak asuh:

1. Menghormati para pengasuh.

2. Hidup rukun dengan para penghuni Panti Asuhan yang lain dengan 3. Saling menghargai dan menyayangi.

4. Menaati segala peraturan yang ada dan berlaku pada Panti Asuhan.

5. Melakukan tugas yang menjadi kewajibannya dalam Panti Asuhan.

6. Mengikuti segala kegiatan dalam Panti Asuhan dan masyarakat sekitar.90

B. Hak dan Kewajiban Panti Asuhan Terhadap Anak Asuh

Kekuasaan atas anak merupakan tanggung jawab orang tua. Sehingga dalam hubungan antara orang tua dan anak tersebut muncul adanya kewajiban orang tua terhadap anak. Berdasarkan Pasal 26 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak kewajiban orang tua terhadap anak dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh,

90 Wawancara dengan Ibu Hendrati, Tanggal 03 November 2016 di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution

memelihara, mendidik, dan melindungi anak.

2. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya.

3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.91

Kewajiban para pengurus Panti Asuhan terhadap anak asuh dirasa lebih berat dikarenakan pengurus panti harus mengurus anak-anak dengan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.

a. Hak dari Panti Asuhan

1. Menetapkan peraturan pada anak asuhnya.

2. Memberikan peringatan pada anak asuhnya yang tidak menaati peraturan.

3. Memberikan hukuman pada pelanggar aturan dan bahkan sanksi berupa pengeluaran dari Panti Asuhan apabila tindakan yang dilakukan oleh anak asuhnya dinilai keterlaluan.

b. Kewajiban dari Panti Asuhan.

1. Berperan sebagai pengganti orang tua sehingga Panti Asuhan seolah-olah dapat menjadi orang tua kandung yang mempersiapkan anak-anak asuhnya menjadi anak yang mampu mandiri dan bertanggung jawab baik dari segi ekonomi, sosial maupun mental.

2. Memberikan landasan hidup beragama yang menjadikan dasar dalam kehidupan anak-anak asuhnya agar menjadi anak yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

91Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

3. Memberikan pendidikan formal dalam hal ini sekolah untuk membekali kehidupan anak asuhnya kelak.

4. Memberikan bekal ketrampilan dan pendidikan non formal untuk menunjang kehidupan anak asuh di masa mendatang.

5. Memenuhi kebutuhan anak asuh dalam hal kesehatan, sandang, pangan dan tempat tinggal.

6. Memberikan rasa aman dan kasih sayang.

Dengan adanya hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perwalian pada Panti Asuhan maka diharapkan para pihak dapat menjalankan segala sesuatu yang telah menjadi hak dan kewajibannya agar dalam perwalian pada lingkungan Panti Asuhan tercipta suasana yang menyenangkan dan teratur.

C. Permasalahan yang Timbul dalam Panti Asuhan

Pada operasional Panti Asuhan secara teoritis telah ditetapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaannya, seperti tujuan, visi dan misi, rencana kegiatan serta peraturan dalam Panti Asuhan. Tetapi dalam kenyataanya praktek tidak semudah teori yang telah direncanakan, banyak ditemui hambatan dalam pelaksanaan tujuan untuk menjadikan anak dapat bertanggung jawab pada diri sendiri maupun orang lain dalam hidup bermasyarakat.

Timbulnya berbagai permasalahan tersebut diakibatkan anak-anak asuh berasal dari berbagai latar belakang keluarga dan mempunyai sifat masing- masing yang berbeda. Permasalahan-permasalahan yang timbul antara lain:

1. Permasalahan yang berasal dari diri pribadi anak.

Dari sekian banyak anak yang ada dalam Panti Asuhan semuanya berasal

dari keluarga yang berbeda dengan latar belakang masing-masing. Hal ini menimbulkan perbedaaan pada anak baik dalam tingkah laku, sifat maupun kecerdasan otak. Terkadang hal ini menimbulkan keminderan pada anak yang merasa tertinggal dalam hal pendidikan dari teman- temannya, selain itu perbedaan tingkah laku anak sering menimbulkan ketidakcocokan sehingga kadang menimbulkan keributan antara anak yang satu dengan yang lain dalam menghadapi suatu permasalahan.

Berdasarkan wawancara dengan para pengurus Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution pada tanggal 03 November 2016 pukul 11:00 WIB dapat diketahi bahwa pada Panti Asuhan memiliki seorang anak yang memiliki masalah dengan kebiasaan dikarenakan anak tersebut dulunya sudah dibiasakan untuk meminta-minta sehingga kebiasaan ini terbawa ketika si anak berada di lingkungan sekolah, yaitu anak tersebut meminta-minta makanan kepada orang-orang padahal pihak Panti Asuhan telah menyediakan bekal makanan untuk anak tersebut, sehingga pihak sekolah menghubungi pihak panti untuk membicarakan perihal tingkah laku anak tersebut.92

Menyikapi hal tersebut, pengurus Panti Asuhan memberikan nasihat kepada anak tersebut agar tidak mengulangi perbuatannya. Hal ini bukan hanya sebagai hukuman, tetapi untuk membentuk pribadi anak agar menjadi lebih baik dan meninggalkan segala kebiasaan buruk yang sering dilakukan.

92 Wawancara dengan Ibu Iriana, Tanggal 03 November 2016 di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution

2. Permasalahan dari faktor tenaga pengurus dan pendidik.

Kurangnya tenaga pengurus dalam Panti Asuhan dapat menyebabkan terganggunya kegiatan yang seharusnya berjalan. Apalagi jika dalam suatu Panti Asuhan kurang tepenuhi kebutuhan akan tenaga pendidik maka akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Hal ini biasa terjadi karena kurangnya kesadaran dari masyarakat kita untuk secara sukarela memberikan bantuan dalam pelayanan pada Panti Asuhan, sedangkan untuk memberikan upah pada tenaga bayaran akan menimbulkan masalah baru dalam hal biaya. Pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution yang memiliki anak asuh sebanyak 62 orang anak kepengurusan anak-anak hanya diserahkan pada seorang ibu asrama saja dengan bantuan anak-anak asuh yang sudah cukup dewasa untuk saling mengurus dan membantu masalah makan sehari- hari. Padahal dalam kenyataannya mengurus anak-anak merupakan hal yang tidak mudah, apalagi untuk anak-anak yang masih balita yang membutuhkan perhatian ekstra.

3. Permasalahan yang timbul dari faktor dana.

Dalam menjalankan segala kegiatan di Panti Asuhan, utamanya dalam hal makan, pakaian, pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak asuh dibutuhkan biaya yang besar dan terus menerus. Sumber dana pada Panti Asuhan berasal dari donatur-donatur yang peduli pada mereka sedangkan dari pemerintah maupun Dinas Sosial tidak memberikan dana yang rutin.

Sumbangan yang ada dari pemerintah dirasa terlalu minim jika disesuaikan dengan kondisi saat ini.

Pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution selama empat tahun terakhir ini, pemerintah melalui Dinas Sosial belum ada memberikan dana untuk beberapa anak yang berada di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution. Sedangkan sumbangan yang berasal dari para donatur tidak dapat dipastikan penerimaannya dan dari sumbangan tersebut kebutuhan yang ada belum bisa tercukupi.

4. Permasalahan yang timbul dari faktor perusahaan sosial dan rumah sakit Pendidikan di negara ini sudah menjadi barang mahal, hal ini sangat berpengaruh bagi anak-anak di Panti Asuhan karena berdasarkan hasil wawancara dengan para pengurus panti, dapat dilihat bahwa anak-anak asuh yang bersekolah di biayai oleh pihak Panti Asuhan dimana Panti Asuhan sendiri tidak memiliki sumber dana yang tetap. Pihak sekolah sendiri hanya memberi bantuan operasional sekolah dalam hal buku-buku pelajaran anak.

Dalam hal kesehatan sekalipun tidak ada keringanan yang diberikan pihak rumah sakit maupun pemerintah bagi anak-anak yang berada di Panti Asuhan. Jika anak-anak tersebut sakit dan membutuhkan tenaga medis maka pihak panti harus mengeluarkan biaya sendiri untuk mendapatkan bantuan medis. Saat ini pihak panti berupaya untuk mengurus BPJS kesehatan tapi hal ini masih belum ditanggapi oleh pemerintah, padahal anak-anak tersebut adalah anak pemerintah.

5. Permasalahan dalam hal perwalian.

Perwalian anak yang dilaksanakan pada Panti Asuhan biasanya hanya

bersifat formalitas dan tidak berdasarkan atas undang-undang yang berlaku, hal ini disebabkan perwalian yang berdasar undang-undang dirasa terlalu berbelit-belit dan membutuhkan banyak biaya.

Untuk memenuhi ketentuan undang-undang suatu perwalian harus ditetapkan melalui putusan hakim di pengadilan atau dengan penyerahan tetulis dari orang tua di hadapan notaris maupun dalam surat wasiat. Untuk mendapatkan hal tersebut memerlukan biaya yang tidak disediakan secara khusus dalam suatu Panti Asuhan. Panti Asuhan lebih menekankan pada fungsi sosialnya untuk mengentaskan anak-anak penyandang masalah sosial.

D. Aspek atau Segi Berlangsungnya Perwalian di Panti Asuhan Ade irma Suryani Nasution

Seorang anak yang belum dewasa dalam melakukan pengurusan segala kepentingannya diwakili oleh orang tuanya sebagai pemegang kekuasaan orang tua. Orang tua yang bertanggung jawab atas seluruh kepentingan si anak yang berada di bawah kekuasaannya, termasuk pengurusan atas harta benda anak tersebut.

Sebenarnya menurut penulis apabila kita hubungkan dengan tugas dan kewajian seorang wali, maka tidak hanya pengawasan yang dilakukan oleh seorang wali, akan tetapi lebih luas lagi dari itu, yakni mengurus kepentingan si anak yang berada di bawah perwalian itu, misalnya penyelenggaraan pendidikan si anak, kesehatan, maupun hingga si anak akan menikah. Jadi wali dalam hal ini tidak hanya mengawasi saja, akan tetapi aktif berbuat segala sesuatu yang

dianggap perlu untuk memenuhi kepentingan si anak.

Selanjutnya mengenai harta benda si anak, wali bertanggung jawab atas pengurusannya. Pengurusan dalam hal ini adalah menjaga agar barang-barang si anak tetap terelihara, mengurus sedemikian rupa agar tidak musnah atau pun melakukan perbuatan lain yang dianggap perlu, dan pantas demi kepentingan barang itu sendiri atau demi kepentingan si anak.

Perwalian yang diberikan oleh Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution meliputi pribadi dan kepentingan si anak. Dikarenakan sebagian besar anak asuh yang berada di Panti Asuhan berasal dari anak-anak terlantar dan korban kekerasan yang dibawa dari Dinas Sosial, Kantor Komisi Perlindungan Anak maupun dari pihak Kepolisian, yang tidak diketahui asal-usul dan identitas keluarga atau pun orang tua si anak, dan anak tersebut tidak memiliki harta benda baik yang bergerak dan tidak bergerak saat dibawa ke Panti Asuhan maka tidak ada perwalian yang diberikan oleh pihak Panti Asuhan terhadap harta benda si anak.

Perwalian yang diberikan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution terhadap pribadi dan kepentingan si anak berlangsung mulai sejak anak tersebut dibawa ke Panti Asuhan dan dinyatakan didalam surat yang di tanda tangani oleh pihak yang berwenang yang menyatakan bahwa Panti Asuhan adalah wali yang sah bagi anak tersebut dan berakhir ketika si anak mencapai usia dewasa. Dalam hal kedewasaan Panti Asuhan memberikan perwalian terhadap si anak sampai anak tersebut selesai dari pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai perlindungan hukum terhadap perwalian anak pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution di Medan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perwalian anak pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution terjadi setelah si anak masuk pada Panti Asuhan melalui prosedur yang telah ditetapkan. Untuk menjadi anak asuh pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu, apabila persyaratan tersebut dipenuhi maka anak secara langsung berada di bawah perwalian Panti Asuhan. Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution tidak terlalu mengutamakan masalah formal terjadinya perwalian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku karena dinilai terlalu rumit dan membutuhkan biaya yang besar.

2. Hak dan Kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perwalian anak pada Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution muncul sebagai akibat dari tanggung jawab atas perannya masing-masing. Perwalian anak dalam Panti Asuhan melibatkan pihak itu sendiri, orang tua yang menyerahkan anak dan anak yang dititipkan pada Panti Asuhan. Hak dan kewajiban harus dilaksanakan sejalan dan penuh tanggung jawab agar perwalian anak dalam Panti Asuhan dapat berjalan baik demi kesejahteraan anak.

3. Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan perwalian anak pada Panti

Asuhan Ade Irma Suryani Nasution dan solusi untuk mengatasinya adalah:

1) Perbedaaan pada tingkah laku dan sifat anak.

2) Kurangnya tenaga pengurus dalam Panti Asuhan.

3) Sumber dana pada Panti Asuhan masih sangat kurang dalam memenuhi kebutuhan.

4) Perwalian anak yang berdasar undang-undang prosedurnya terlalu

4) Perwalian anak yang berdasar undang-undang prosedurnya terlalu