• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesanan Cito

Dalam dokumen LAPORAN KF IMB FULL. docx (Halaman 72-86)

TINJAUAN UMUM APOTEK KIMIA FARMA IMAM BONJOL 3.1.Sejarah Apotek

2. Pesanan Cito

Pesanan cito adalah pengadaan perbekalan farmasi yang dapat dilakukan kapan saja karena suatu kebutuhan yang segera. Seperti permintaan obat oleh dokter prakter yang ada di Apotek Kimia Farma Imam Bonjol, maka akan langsung dibuatkan surat pesanan ke PBF langsung tanpa prantara BM. Barang pesanan cito tidak dikirim ke gudang BM melainkan dikirim langsung ke apotek. 3. Dropping Antar Apotek

Pembelian obat dan perbekalan kesehatan dapat dilakukan antar sesama apotek Kimia Farma lainnya. Tujuannya untuk menghindari penolakan pembelian obat ataupun resep yang mempengaruhi omset penjualan. Hal ini dilakukan jika terjadi pembelian obat dan perbekalan kesehatan oleh konsumen tetapi barang tersebut kurang atau tidak tersedia di apotek. Misalnya apotek KF A (yang membutuhkan barang) kemudian menelepon ke apotek KF B untuk mengetahui

ketersediaan obat X. Jika obat tersedia, apotek KF.A mengirimkan Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) sebagai surat pesanan yang berisi nama obat dan jumlah, yang dibutuhkan oleh apotek KF A. Apotek KF A akan mengambil barang langsung ke apotek KF B. Apotek KF B akan memberikan barang dan bukti droping. Penjualan obat X akan masuk ke omset apotek KF A. Dengan adanya bukti droping maka nilai pembelian di apotek pelayanan KF A akan bertambah senilai obat X, sedangkan nilai pembelian apotek KF B akan berkurang senilai obat X.

5. Konsinyasi

Konsinyasi merupakan suatu bentuk hubungan kerjasama antara Apotek Kimia Farma dengan distributor yang telah memiliki ikatan kerja sama dengan Apotek Kimia Farma Pusat. Dalam setiap bulan dilakukan pengecekan dari pihak distributor untuk mengetahui jumlah produk yang telah terjual selama satu bulan. Barang konsinyasi untuk produk yang termasuk dalam produk obat baru, barang promosi, suplemen makanan, dan alat-alat kesehatan. Barang tersebut pembeliannya tidak dibayar dimuka, tetapi pihak Apotek Kimia Farma membuat faktur setelah ada transaksi penjualan, dan mengirimkan uang hasil penjualan kepada BM, dan BM akan membayar ke distributor sesuai dengan harga dari produk yang telah terjual.

c. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam faktur dan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan barang di Apotek KF Imam Bonjol, yaitu ketika barang datang ke apotek, apoteker atau asisten apoteker akan meminta berkas dropingan barang dari pihak BM atau meminta faktur dan bukti surat pesanan dari PBF untuk memeriksa apakah barang yang dipesan sudah sesuai atau tidak.

Adapun langkah-langkah yang harus dikerjaan saat penerimaan barang dari PBF maupun BM, sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Barang dan kelengkapannya

b) Nama Obat, dosis obat dan jumlah barang yang dikirim harus sesuai dengan yang tertera pada berkas dropingan dari BM serta surat pesanan dan faktur dari PBF. Jika barang tidak sesuai dengan SP atau terdapat kerusakan fisik maka dapat dibuat nota pembelian barang/retur dan mengembalikan barang tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk ditukar dengan barang yang sesuai.

c) Tanggal kadaluarsa (expire date).

d) Harga atau diskon sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

2. Jika barang telah sesuai maka faktur ditandatangani dan dibubuhkan stempel apotek. Faktur asli (warna putih) dan salinan faktur (warna biru) diserahkan kepada petugas PBF (sebagai bukti penagihan), sedangkan Salinan faktur (warna kuning) diambil sebagai arsip apotek untuk bukti penerimaan dari PBF.

3. Barang tersebut kemudian di input jumlahnya di komputer, sehingga barang tersebut jumlanya bertambah dan disimpan pada rak atau gondola yang tersedia sesuai dengan namanya.

4. Salinan faktur lalu dimasukkan datanya ke dalam komputer melalui administrasi penerimaan barang yang terintegrasi dalam program sebagai data pembelian dan menambah stok barang. Data yang dimasukkan antara lain nama barang, kemasan, jumlah, harga, dan diskon. Bukan hanya faktur tetapi data dropingan dari apotek KF lainnya perlu dimasukan ke sistem komputer sebagai bukti penerimaan barang dari apotek tersebut dengan mamasukan nomor dropingan.

d. Penyimpanan

Penyimpanan obat/barang di Apotek Kimia Farma Imam Bojol dilakukan menggunakan prinsip FIFO dan FEFO. Tujuan dari sistem FIFO dan FEFO ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya penumpukan barang yang dapat berujung pada kadaluarsanya obat sebelum dapat dijual sehingga dapat merugikan apotek.

Maksud dari FIFO (First In First Out) yaitu penyimpanan barang dimana barang yang datang lebih dulu akan disimpan di depan sehingga akan dikeluarkan

lebih dulu dari yang lainnya, sedangkan barang yang terakhir datang ditaruh dibelakang, demikian seterusnya. Jadi barang yang lebih awal masuk harus dikeluarkan lebih dahulu. Sedangkaan FEFO (First Expired First Out) yaitu penyimpanan barang dimana barang yang mendekati tanggal kadaluarsanya diletakkan di depan sehingga akan dikeluarkan lebih dulu dari yang lainnya, sedangkan barang yang tanggal kadaluarsanya masih lama diletakkan dibelakang, demikian seterusnya. Jadi obat yang tanggal kadaluwarsa nya sudang mendekati expired date mak akan dikeluarkan lebih dahulu. Sistem ini digunakan agar perputaran barang di apotek dapat terpantau dengan baik sehingga meminimalkan banyaknya obat-obat yang mendekati tanggal kadaluarsanya berada di apotek. Karena jika obat telah mencapai masa kadaluwarsanya sebelum dapat dijual maka apotek akan mengalami kerugian.

Sistem penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma Imam Bonjol antara lain :

1. Berdasarkan golongan obat:

a) Narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus dengan dua pintu (lemari dalam lemari) yang menempel pada lantai engan tujuan tidak bisa dipindahkan sehingga tidak mungkin dicuri dan yang dilengkapi dengan dua buah kunci yang dipegang oleh Apoteker Pengelola Apotek.

b) Obat keras dan generik disimpan di rak penyimpanan dan disusun alfabetis dan sesuai dengan bentuk sediaan dan efek farmakologinya. Rak-rak tersebut diberi warna yang berbeda-beda. Warna oranye (orange) untuk obat generik dan obat kolesterol, warna ungu untuk sediaan obat tetes dan salep mata, tetes telinga dan hidung, warna hijua tua untuk obat antasida dan obat mual muntah, warna hjau muda untuk sediaan salep, krim dan jelly (gel), warna Aquamarine untuk vitamin, warna Dogerblue untuk obat diabetes mellitus, warna merah untuk obat kardiovaskular, warna merah muda untuk obat antibiotik dan kontrasepsi oral, warna kuning untuk obat alergi, warna ungu untuk obat syaraf, warna biru muda untuk obat nyeri, warna moccasin untuk sediaan aerosol dan inhaler, warna putih untuk obat-obat dokter praktek.

c) Obat bebas dan obat bebas terbatas atau obat OTC (over the counter) serta obat tradisional disimpan di swalayan. Disimpan secara alfabetis, sesuai efek farmakologinya, dan sesuai bentuk sediaan.

2. Bentuk Sediaan

Obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya yaitu: a) Padat (tablet, kaplet dan kapsul)

b) Cair (Sirup, suspensi, dry syrup, Tetes mata, tetes hidung, tetes telinga )

c) Semi solid (salep, krim, dan gel)

d) Inhaler, aerosol

e) Suppositoria, ovula.

3. Efek farmakologinya

Berdasarkan efek farmakologinya, penyimpanan obat dibagi menjadi: a) Narkotika

b) Psikotropika c) Antibiotik d) Kardiovaskular e) Diabetes Mellitus f) Sistem saraf pusat g) Hiperurisemia h) Pencernaan i) Anti alergi j) Anti nyeri k) Kontrasepsi

l) Vitamin dan suplemen

4. Berdasarkan sifat fisika-kimia obat, obat-obat yang bersifat termolabil disimpan di lemari es. Contohnya : suppositoria, ovula, insulin dan vaksin. 5. Penyimpanan obat berdasarkan obat dokter, jadi setiap dokter memiliki rak

obat tersendiri.

Selain obat-obatan, apotek Kimia Farma Imam Bonjol juga menyediakan beberapa kosmetika yang penyimpanannya diletakkan di swalayan farmasi.

Begitu pula dengan perbekalan kesehatan seperti alat-alat kesehatan, untuk alat kesehatan seperti alat ukur tekanan darah, glukosa, asam urat ditempatkan di rak khusus dietalase karena barang tersebut mahal dan untuk menghindari pencurian. e. Pemusnahan

Pemusnahan obat-obat rusak dan Expired Date di Apotek KF Imam Bonjol ini dilakukan setiap 3 tahun. Sedangkan untuk pelaporan untuk obat-obat rusak dan kadaluwarsa ke BM tetap dilakukan mengikuti jadwal stok opname yaitu berkala setiap 1 bulan. Obat tersebut akan dimusnahkan dan akan dibuat berita acara pemusnahan dan surat pemberitahuan yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota setempat bahwa akan dilakukan pemusnahan obat-obat rusak dan kadaluarsa serta tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Balai POM dan Manager Bisnis Apotek setempat. Pemusnahan disaksikan oleh masing-masing Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma dan saksi dari perwakilan dari dinas kesehatan kota. Pemusnahannya dilakukan dengan cara dibakar atau ditanam, setelah dilakukan pemusnahan maka dibuat laporan pemusnahan obat-obat rusak dan kadaluwarsa tersebut. Isi berita acara pemusnahan terdiri dari hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan; tempat pemusnahan; nama penanggung jawab fasilitas apotek; nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/sarana tersebut; nama dan jumlah obat yang dimusnahkan; cara pemusnahan; dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek dan saksi. Berita acara tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan arsip Apotek.

f. Pengendalian

Sistem pengendalian di apotek KF Imam Bonjol yaitu melakukan uji petik, yaitu merupakan sutu metode pemantaun barang dengan melakukan penyesuaian jumlah stok fisik dengan jumlah stok yang ada di komputer, biasanya dilakukan setiap hari. Serta melakukan stok opname yang dilakukan setiap 1 bulan sekali. Stok opname merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap persediaan barang sebagai salah satu bentuk pengawasan apotek yang dilakukan untuk mengetahui kesesuain jumlah barang yang tersedia secara fisik dengan jumalah yang ada di sistem komputer.

Tujuannya dari stok opname untuk mengetahui jumlah fisik barang yang ada di rak obat dan kesesuaiannya dengan data komputer, sehingga jika terjadi kehilangan dapat dideteksi lebih awal serta mengatahui adanya kelebihan, kekurangan, kekosongan barang. Mengetahui dan mendata barang-barang yang sudah kadaluarsa atau telah mendekati waktu kadaluarsanya, barang-barang yang telah kadaluarsa dipisahkan dan dibuat laporannya secara tersendiri. Mengetahui barang-barang yang slow moving dan fast moving sebagai acuan untuk perencanaan pengadaan yang lebih baik.

g. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan bertujuan untuk mempermudah pengawasan terhadap persediaan obat dan kebutuhan masing-masing obat, serta mengawasi arus barang agar penyalurannya mengikuti aturan FIFO (first in first out) dan FEFO (first Expired first out) sehingga mengurangi resiko obat-obat kadaluwarsa. Berikut beberapa kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di apotek Kimia Farma Imam Bonjol :

1. Pencatatan Defekta

Pencatatan di buku defekta berisi nama barang yang habis atau hampir habis selama pelayanan atau barang-barang yang stoknya jumlahnya kurang karena barang tersebut diperkirakan akan cepat terjual, sehingga harus segera dipesan agar dapat tersedia secepatnya sebelum stok barang tersebut habis.

2. Pencatatan Stok Barang Menggunakan KIS (Kimia Farma Information System)

Pada umumnya pencatatan stok barang dilakukan dengan mengisi kartu stok yang tersedia pada setiap rak obat, pada saat terjadi penambahan atau pengurangan jumlah obat serta jumlah sisa obat yang tersedia. Tetapi di Apotek Kimia Farma sekarang menggunakan sistem komputer yang disebut KIS (Kimia Farma Information System). Dimana setiap terjadinya transaksi penjualan dan penerimaan barang diinput kedalam komputer, maka secara otomatis setiap item obat stoknya berkurang atau bertambah

3. Pencatatan Penerimaan Barang

Pencatatan penerimaan barang dilakukan jika barang datang dari BM dengan membawa berkas droping selanjutnya dilakukan pendataan barang dengan

cara memasukkan data barang ke sistem komputer atau KIS meliputi nama, jumlah dan harga barang yang diterima. Sedangkan Untuk barang yang dipesan langsung oleh pihak apotek ke PBF seperti obat-obat narkotika dan psikotropika, faktur diterima langsung oleh Apoteker Pengelola Apotek, setelah dilakukan pendataan, kemudian dicetak bukti penerimaan barang tersebut sebanyak 2 rangkap, 1 rangkap dilampirkan bersama faktur sebagai arsip apotek dan 1 rangkap lainnya dilampirkan bersama faktur dan diserahkan ke BM untuk keperluan pembayaran barang tersebut ke PBF yang menyalurkan.

Sedangkan untuk pelaporan narkotika dan psikotropika apotek berkewajiban mengirimkan laporan narkotika dan psikotropika setiap bulan kepada Kementrian Kesehatan melalui sistem online yang disebut SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika) . Dalam laporan tersebut diuraikan mengenai pembelian/pemasukan dan penjualan/pengeluaran narkotika dan psikotropika, yang wajib melaporkannya adalah Apoteker Pengelola Apotek. 4.2. Pengelolaan Resep

a) Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter

Pelayanan obat tanpa resep dokter dilakukan atas permintaan langsung dari pasien. Jika obat tidak ada maka akan diberikan rekomendasi obat yang lain dengan komposisi atau zat aktif yang sama. Obat-obat yang dapat dilayani tanpa resep dokter seperti obat OTC (over the counter) baik obat bebas maupun obat bebas terbatas dan obat keras yang termasuk daftar OWA (Obat Wajib Apotek). Permintaan obat keras tanpa resep dokter yang termasuk daftar OWA disebut UPDS (Untuk Pemakaian Diri Sendiri), dengan mengisi identitas pasien pada sistem komputer. Serta adanya pelayanan swalayan farmasi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional, suplemen, vitamin, susu (bayi, ibu hamil, penderita ginjal), perawatan kulit, perawatan rambut, kosmetik, herbal health care, alat kontrasepsi, dan alat kesehatan.

Prosedur penjualan bebas adalah sebagai berikut :

1. Apoteker atau asisten apoteker akan menanyakan obat atau perbekalan farmasi lainnya yang diperlukan oleh pembeli atau pembeli yang menanyakan obat ke apoteker atau asisten apoteker.

2. Memeriksa ketersediaan barang dan menginformasikan harganya kepada pembeli. Bila pembeli setuju maka pembeli langsung membayar dan petugas akan memasukkan data pembelian ke dalam komputer dan mencetak struk pembayaran untuk diserahkan kepada pemebeli dan untuk arsip

b) Pelayanan Obat Tunai dengan Resep Dokter

Pelayanan obat dengan resep tunai dilakukan terhadap konsumen yang langsung datang ke apotek untuk menebus resep obat dari dokter yang dibayar secara tunai. Proses penyiapan resep dilakukan minimal oleh dua orang untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam penyiapan obat. Alur pelayanan resep tunai sebagai berikut:

1. Penerimaan Resep

a) Pemeriksaan ketersediaan obat

Pemeriksaan ketersediaan obat yaitu dengan memeriksa stok obat di sistem komputer serta memeriksa di rak obat.

b) Skrining Resep

Terdiri dari persyaratan administratif, kesesuaian farmasetika dan pertimbangan klinis. Persyaratan administratif meliputi nama, alamat nomor SIP dan paraf/tanda tangan dokter penulis resep; nama obat, dosis, jumlah dan aturan pakai; nama pasien, umur, alamat, nomor telepon. Kesesuaian farmasetik meliputi, bentuk sediaan; dosis; potensi; stabilitas; inkompatibilitas; cara dan lama pemberian. Pertimbangan klinis meliputi, adanya alergi; efek samping; interaksi; kesesuaian (dosis, durasi, dan jumlah obat). Jika saat skrining resep ada ditemukan masalah oleh apoteker atau asisten apoteker, maka apoteker atau asisten apoteker akan memberikan informasi atau berdiskusi kepada dokter praktek terkait masalah tersebut.

c) Penetapan harga

Penetapah harga yaitu dengan menjumlahkan harga seluruh obat yang ada di dalam resep, dan asisten apoteker akan memberitahukan harga obat

kepada pasien, jika harga obat dianggap pasien terlalu mahal maka pasien dapat membeli obat tersebut setenghnya (sebagian)

d) Pemberian nomor resep

Jika obat tersebut sudah di bayar maka asisten apoteker akan memberikan nomor resep beserta struk harganya, selanjutnya akan diberikan ke bagian peracikan untuk disiapkan obatnya.

f) Pembuatan kwitansi dan salinan resep (copy resep). 2. Penyiapan obat/peracikan, meliputi :

a) Mengambil obat di rak obat atau digondola.

b) Peracikan obat (hitung dosis/penimbangan, pencampuran, pengemasan) c) Penyiapan etiket dengan menulis tanggal, nomor resep, nama paisen, cara

pakai obat dan aturan pakai obat. Kemudian etiket dimakukan kedalam plastik klip atau ditempelkan di kotak obat (Sirup atau dry syrup).

3. Pemeriksaan akhir, meliputi :

a) Pemeriksaan obat dengan nama obat yang ada diresep.

b) Penyesuaian antara etiket dan resep asli dengan melihat nama pasien, cara pakai obat dan aturan pakai obat.

c) Kesesuaian antara salinan resep dengan resep asli d) Kebenaran kwitansi

4. Penyerahan obat dan pemberian informasi, meliputi:

a) Nama obat, kegunaan obat, dosis jumlah dan aturan pakai b) Cara penyimpanan

c) Efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya c) Pelayanan resep Narkotika dan Psikotropika

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi, mengartikan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana

terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika, yaitu sebanyak 3 (tiga) yaitu golongan I, II, dan III. Sedangkan pengertian psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Apotek Kimia Farma Imam bonjol hanya melayani resep narkotika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat di Apotek Kimia Farma Imam bonjol sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Pelayanan obat-obat narkotik berlaku untuk resep dari wilayah setempat atau resep dokter setempat. Pada resep yang mengandung narkotika harus dicantumkan tanggal, nama obat, yang digaris bawah merah, jumlah obat, nama dan alamat praktik dokter serta pasien, dan nomor telepon dokter dan pasien. Resep narkotika dikumpulkan secara terpisah terpisah.

d) Pencatatan Rekap Resep

Perekapan resep dilakukan setiap hari dimana resep dikumpulkan berdasarkan tanggal dikeluarkannya resep. Resep asli dan salinan resep beserta struk harga obat disimpan sebagai arsip. Sedangkan untuk resep yang mengandung narkotika dan psikotropika direkap secara terpisah dan diberi tanda, yang akan digunakan untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan narkotika dan psikotropika. Resep harus dirahasiakan dan disimpan selama 3 tahun. Resep hanya boleh ditunjukkan kepada pasien, dokter yang menulis resep, dokter yang merawat pasien, atau petugas medis lain, dan pihak-pihak lain yang berwenang. e) Pemusnahan Arsip Resep

Pemusnahan arsip resep dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu arsip resep yang telah berumur tiga tahun atau lebih. Sebelum dilakukan pemusnahan arsip resep, harus ada persetujuan dari bagaian BM. Kemudian dibuat berita acara dan surat pemberitahuan yang ditujukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kota setempat bahwa akan dilakukan pemusnahan resep serta tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Balai POM

dan Manager Bisnis Apotek setempat. Pemusnahan dilakukan dengan cara membakar arsip resep, lalu dibuat laporan pemusnahan arsip tersebut.

4.3. Administratif

Kegiatan nonteknis kefarmasian yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma Imam Bonjol adalah berupa pengelolaan administrasi yang meliputi administrasi pelayanan, administrasi umum, administrasi barang dan administrasi personalia (SDM). Administrasi Pelayanan, administrasi ini berupa pengarsipan resep yaitu berupa pencatatan data pasien dan obat yang digunkan pasien terutama untuk pelayanan obat narkotika, psikotropika dan prekursor, pembuatan kwitans dan salinan resep. Pada administrasi keuangan terdapat kegiatan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang

d) Penerimaan Uang dari Penjualan Tunai

Penerimaan uang ini berasal dari penjualan tunai seperti obat dengan resep dokter dan tanpa resep dokter, penjualan alat kesehatan serta barang swalayan farmasi. Hasil penjualan tersebut akan disetorkan ke bagian administrasi keuangan BM Pusat yang ada di Jakarta dengan mentransfer ke bank yang ditunjuk, disertai dengan buku setoran kasir apotek. Penyetoran uang dilakukan setiap hari dan diperiksa kesesuaiannya dengan barang yang terjual melalui Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH), kemudian ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH) adalah laporan yang dibuat pada akhrir transaksi yang dilakukan setiap hari. Laporan tersebut berisi rincian penerimaan uang di apotek yang berasal dari penjualan obat dengan resep dokter atau tanpa resep dokter dan perbekalan kesehatan lainnya yang selanjutnya dilaporkan ke unit Bisnis Manager Samarinda.

e) Penyimpanan Uang

Penyimpanan uang di Apotek KF Imam Bonjol dari hasil penjualan obat dengan resep dokter atau tanpa resep dokter, alat kesehatan dan barang swalayan lainnya, akan disimpan terlebih dahulu dibrangkas yang selanjutnya ketika

pergantian hari uang tersebut akan transfer ke BM pusat yaitu melalui bank yang ditunjuk oleh BM, dalam hal ini yaitu Bank Mandiri.

f) Pengeluaran Uang

Pengeluaran uang di Apotek Kimia Farma imam bonjol meliputi biaya-biaya operasional, seperti pembayaran rekening listrik, air, telepon, TV kabel dan biaya untuk pembelian alat tulis kantor. Pembayaran biaya-biaya operasional dilakukan dengan menggunakan uang kas apotek, kemudian setelah dilakukan pelaporan kepada Bisnis Manager, maka uang tersebut akan diganti kembali sehingga jumlahnya tetap. Sedangkan pengeluaran untuk pembayaran hutang dagang dan gaji karyawan dilakukan oleh Bisnis Manager (BM).

4) Administrasi Barang

Kegiatan meliputi pembuatan dan pengarsipan dokumen pembelian (faktur atau droping), Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA), Surat Pesana (terutama narkotika dan psikotropika) dan laporan stok opname

5) Administrasi Sumber Daya Manusia

Administrasi Sumber Daya Manusia meliputi kegiatan tata tertib pegawai, pengaturan jadwal kerja, absensi, lembur pegawai, kenaikan gaji dan pangkat para karyawan dan lain-lain. Kegiatan administrasi umum dan personalia ini terdapat di Bisnis Manager (BM).

4.4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang ada di Apotek Kimia Farma Imam Bonjol antara

Dalam dokumen LAPORAN KF IMB FULL. docx (Halaman 72-86)

Dokumen terkait